Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Identifikasi Hambatan dalam Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SMPN 1 Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan Welly Sando; Muhammad Dedi; Dami Yanthi; Nino Reza
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.60942

Abstract

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SMPN 1 Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan belum ada kerja sama yang baik dengan pihak-pihak terkait seperti Dinas Kesehatan, Puskesmas, Dinas Pendidikan, dan orang tua siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui identifikasi hambatan dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah (UKS) di SMPN 1 Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan Tahun 2020. Jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan observasional. Waktu penelitian dilakukan pada bulan februari-Agustus di SMPN 1 Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan. Subjek penelitian yaitu Kepala Sekolah, pembina Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Sekolah, pembina Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Puskesmas dan kader Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Analisis data yang digunakan dengan cara mengatur secara sistematis pedoman wawancara, selanjutnya memproses data, data dari observasi diidentifikasi untuk menggambarkan masing-masing variabel, ringkasan akan disajikan dalam bentuk narasi. Hasil penelitian ini menunjukkan pendanaan UKS sudah tersedia dari dana sehat, pembina UKS saling bekerjasama dengan kader UKS dalam menjalankan program UKS, untuk sarana prasarana masih kekurangan tempat tidur dan membutuhkan ruangan UKS yang lebih besar sesuai dengan banyaknya murid. Berdasarkan hasil penelitian kesimpulannya hendaknya lebih meningkatkan jalinan kerjasama dengan puskesmas atau lembaga terkait, dengan orang tua dan masyarakat sekitar agar tujuan untuk meningkatkan masyarakat sekolah yang sehat dapat terwujud. Selain itu sekolah sebaiknya berusaha menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung terlaksanakannya program UKS di sekolah, sperti penambahan tempat tidur dan ruangan diperbesar. Serta pembina UKS hendaknya lebih aktif dalam memberikan pemahaman tentang TRIAS UKS pada siswa, orang tua, dan masyarakat sekitar pelaksanaan UKS dapat berjalan seoptimal mungkin
PERAN BIDAN DALAM PRAKTEK INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI PUSKESMAS WILAYAH KECAMATAN MANDAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR TAHUN 2018 Syukaisih Syukaisih; Alhidayati Alhidayati; Dami Yanthi; Muliati Muliati
Menara Ilmu Vol 14, No 2 (2020): VOL. XIV NO. 2 JULI 2020
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v14i2.2043

Abstract

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses memberikan kesempatan kepada bayi untuk mencari sendiri (tidak dipaksa/disodorkan) sumber makanannya dan menyusu pada ibunya segera setelah bayi dilahirkan selama minimal satu jam.Berdasarkan data cakupan IMD tahun 2017 di kecamatan Mandah yang mendapatkan IMD 41,76% yang tidak mendapatkan IMD 58,23%.Cakupan IMD masih rendah karena target IMD Nasional yaitu 80%.Angka kematian bayi masih relatif tinggi yaitu 35 per 100 kelahiran hidup yang salah satunya disebabkan oleh hipotermi. ManfaatIMD diantaranya adalah untuk menghangatkan bayi dengan suhu yang tepat, bayi mendapatkan kolostrum yang kaya akan antibodi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk diketahuinya peran bidan dalam praktek Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Puskesmas wilayah Kecamatan Mandah Kabupaten Indragiri Hilir. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitikkuantitatif denan desainCross sectional.Teknik sampling pada penelitian ini adalah Nonprobability sampling dengan populasi 33 orang bidan Praktik Mandiri. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner dengan analisa univariat dan bivariate. Dari hasil penelitian diketahui terdapat hubunganpengetahuanp value = 0,047 (POR) 9,455, (CI 95%:1,018-87,797), sikap p value = 0,014 (POR) 10,286 (CI 95% : 1,174-59,992) , pengalaman mendapat pelatihanp value = 0,013 (POR) 9,600 (CI 95%: 1,847-49,884).Dengan kesimpulan sikap negatif beresiko 10 kali tidak melakukan IMD dibanding dengan sikap yang positif. Diharapkan para bidan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mengenai IMD melalui pelatihan, seminar-seminar, buku mengenai IMD, dan sumber informasi lainya serta mensosialisasikan akan pentingnya IMD kepada ibu hamil dan keluarga saat kunjungan ANC. Kata Kunci : Peran Bidan, Praktek Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
ANALISIS KEDISIPLINAN PEGAWAI RAWAT INAP KEBIDANAN DI RSUD PETALA BUMI PROVINSI RIAU: DISCIPLINE ANALYSIS STAFF INPATIENT MIDWIFERY IN PETALA BUMI HOSPITAL RIAU PROVINCE YEAR 2020 Roza ariesta aprinaldi Roza; Welly Sando; Dami Yanthi
Media Kesmas (Public Health Media) Vol. 1 No. 2 (2021): Media Kesmas ( Public Health Media )
Publisher : Progam Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.351 KB) | DOI: 10.25311/kesmas.Vol1.Iss2.3

Abstract

Kedisiplinan pada hakikatnya mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya dan merupakan kesadaran seseorang dalam menaati semua peraturan perusahaan ataupun rumah sakit dan norma-norma yang berlaku. Masih adanya keterlambatan pegawai kebidanan rawat inap rumah sakit dapat di lihat dari absensi 3 bulan terakhir dan kurang diterapkannya peraturan rumah sakit. Tujuan penelitian untuk diperolehnya informasi yang mendalam tentang analisis kedisiplinan pegawai rawat inap kebidanan di RSUD Petala Bumi Provinsi Riau Tahun 2020. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan metode kualitatif untuk menganalisis kedisiplinan pegawai kebidanan di rumah sakit dalam rangka meningkatkan kedisiplinan yang lebih baik lagi. Data dikumpulkan dari hasil wawancara mendalam dan observasi. Dari hasil penelitian terdapat lima variabel yang mempengaruhi kedisiplinan, yaitu keteladanan pimpinan, balas/jasa, pengawasan melekat, sanksi hukum dan ketegasan. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan keteladanan pimpinan secara kualitas dan kuantitas sudah baik, pengawasan melekat selalu diterapkan, sanksi hukum perlu ditingkatkan lagi bagi yang melanggar kedisiplinan, balas jasa/imbalan yang masih kurang dan ketegasan pimpinan sudah cukup bagus untuk pegawai yang melanggar aturan rumah sakit. Sarannya diharapkan bagi pihak rumah sakit menerapkan aturan untuk meningkatkan kedisiplinan yang lebih baik lagi juga mempercepat mengeluarkan hasil pola penyempurnaan jasa baru agar pegawai bisa melihat ada atau tidaknya pemotongan jasa dan pemberian reward kepada pegawai kebidanan yang disiplin tiap bulannya.   Discipline essentially reflects the amount of responsibility a person has for the tasks assigned to him and is a person's awareness in obeying all company or hospital regulations and prevailing norms. The presence of inpatient midwifery staff delays at the hospital can be seen from the attendance for the last 3 months and the lack of application of hospital regulations. The research objective was to obtain in-depth information about the discipline analysis of inpatient midwifery staff at Petala Bumi Hospital, Riau Province in 2020. This research method is qualitative with a qualitative method approach to analyze the discipline of midwifery staff at the hospital in order to improve discipline. Data were collected from in-depth interviews and observations. From the research results, there are five variables that affect discipline, namely exemplary leadership, remuneration / service, inherent supervision, legal sanctions and firmness. Based on this research, it can be concluded that the exemplary leadership in quality and quantity is good, inherent supervision is always applied, legal sanctions need to be increased again for those who violate discipline, remuneration / rewards are still lacking and the firmness of the leadership is good enough for employees who violate hospital rules. The suggestion is expected for the hospital to implement rules to improve discipline that is better and also to accelerate the issuance of new service improvement patterns so that employees can see whether or not there is a cut in services and giving rewards to disciplined midwifery employees each month.
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS HARAPAN RAYA KOTA PEKANBARU: ANALYSIS OF IMPLEMENTATION TUBERCULOSIS PROGRAMS IN HARAPAN RAYA PUBLIC HEALTH CENTER, PEKANBARU Okti Indriyani; Dami Yanthi; Welly Sando
Media Kesmas (Public Health Media) Vol. 1 No. 3 (2021): Jurnal Media Kesmas (Public Health Media)
Publisher : Progam Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.944 KB) | DOI: 10.25311/kesmas.Vol1.Iss3.183

Abstract

Program Tuberkulosis adalah sebuah program oleh pemerintah untuk mengendalikan kejadian tuberkulosis. Tuberkulosis sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat didunia walaupun upaya penanggulangan TB telah dilaksanakan. Di Puskesmas Harapan Raya angka penemuan kasus TB masih jauh dari target Standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan capaian 40,8%. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui capaian pelaksanaan program TB di Puskesmas Harapan Raya pada tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan mengunakan metode wawancara mendalam dan observasi. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Harapan Raya Kota Pekanbaru, waktu penelitian pada bulan Februari 2020 sampai dengan selesai. Informan pada penelitian ini berjumlah 5 orang yang terdiri dari 3 orang informan utama yaitu kepala pukesmas, Penanggung Jawab Program TB Puskesmas, penanggung jawab program TB Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dan 2 orang informan pendukung yaitu: pengelola keuangan puskesmas dan kader TB. Analisis data yang digunakan yaitu triangulasi sumber, metode dan data. Hasil penelitian ini yaitu kurangnya SDM dan dana. Sarana prasarana sudah mencukupi namun tidak untuk media promosi. Kebijakan sudah dilakukan dengan baik. Pelaksanaan program tuberkulosis masih belum ada pengelompokan kerja yang jelas dan kerjasama antara masing-masing lini pada program ini masih kurang sehingga perlu dilakukan perbaikan. Saran yaitu diharapkan penangggung jawab program tuberkulosis dapat lebih meningkatkan kerjasama lagi antar lini untuk menciptakan suatu ekosistem kerja yang dapat mensukseskan program TB tersebut.
ANALISIS KEDISIPLINAN PEGAWAI RAWAT INAP KEBIDANAN DI RSUD PETALA BUMI PROVINSI RIAU TAHUN 2020 Roza Ariesta Aprinaldi Roza Ariesta Aprinaldi; Welly Sando Welly Sando; Dami Yanthi Dami Yanthi
Media Kesmas (Public Health Media) Vol. 1 No. 1 (2021): Media Kesmas ( Public Health Media )
Publisher : Progam Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.96 KB) | DOI: 10.25311/kesmas.Vol1.Iss1.325

Abstract

Kedisiplinan pada hakikatnya mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya dan merupakan kesadaran seseorang dalam menaati semua peraturan perusahaan ataupun rumah sakit dan norma-norma yang berlaku. Masih adanya keterlambatan pegawai kebidanan rawat inap rumah sakit dapat di lihat dari absensi 3 bulan terakhir dan kurang diterapkannya peraturan rumah sakit. Tujuan penelitian untuk diperolehnya informasi yang mendalam tentang analisis kedisiplinan pegawai rawat inap kebidanan di RSUD Petala Bumi Provinsi Riau Tahun 2020. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan metode kualitatif untuk menganalisis kedisiplinan pegawai kebidanan di rumah sakit dalam rangka meningkatkan kedisiplinan yang lebih baik lagi. Data dikumpulkan dari hasil wawancara mendalam dan observasi. Dari hasil penelitian terdapat lima variabel yang mempengaruhi kedisiplinan, yaitu keteladanan pimpinan, balas/jasa, pengawasan melekat, sanksi hukum dan ketegasan. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan keteladanan pimpinan secara kualitas dan kuantitas sudah baik, pengawasan melekat selalu diterapkan, sanksi hukum perlu ditingkatkan lagi bagi yang melanggar kedisiplinan, balas jasa/imbalan yang masih kurang dan ketegasan pimpinan sudah cukup bagus untuk pegawai yang melanggar aturan rumah sakit. Sarannya diharapkan bagi pihak rumah sakit menerapkan aturan untuk meningkatkan kedisiplinan yang lebih baik lagi juga mempercepat mengeluarkan hasil pola penyempurnaan jasa baru agar pegawai bisa melihat ada atau tidaknya pemotongan jasa dan pemberian reward kepada pegawai kebidanan yang disiplin tiap bulannya.
ANALISIS MANAJEMEN PERENCANAAN LOGISTIK OBAT KESEHATAN DI PUSKESMAS KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR: MANAGEMENT ANALYSIS OF HEALTH MEDICINE LOGISTIC PLANNING AT KAMPAR KIRI PUSKESMAS, KAMPAR REGENCY ayu yuliani ayu yuliani; Sherly Vermita Warlenda; Dami Yanthi Dami; M. Dedi Widodo Widodo; Sri Wardhani Wardhani
Media Kesmas (Public Health Media) Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Media Kesmas (Public Health Media)
Publisher : Progam Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.805 KB) | DOI: 10.25311/kesmas.Vol2.Iss1.544

Abstract

Perencanaan adalah tahap terpenting dalam pemenuhan kebutuhan obat-obatan di pelayanan kesehatan. Di Puskesmas Kampar Kiri masih ditemukan terjadi kekosongan dan kelebihan obat untuk beberapa item obat tertentu. Perencanaan kebutuhan obat yang baik di puskesmas terdiri dari tahap pemilihan obat, kompilasi pemakaian obat, perhitungan kebutuhan obat, dan proyeksi kebutuhan obat. Perencanaan obat yang kurang baik akan menyebabkan terjadinya kelebihan dan kekurangan obat. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya analisis manajemen perencanaan logistik obat kesehatan di Puskesmas Kampar Kiri Kabupaten Kampar tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah deskriptif evaluation study dengan metode kualitatif. Subjek penelitian yaitu Kepala Puskesmas, Kepala Instalasi Farmasi, Tim Perencanaan Obat Terpadu (TPOT)), Penanggung Jawab Gudang Obat, dan Asisten apoteker. Waktu Penelitian Juni-Juli 2021. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, penelusuran dokumen dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemilihan obat di Puskesmas Kampar Kiri berdasarkan data dari LPLPO dan rekapan resep obat, obat paling banyak dipakai, pola penyakit. Kompilasi pemakaian obat dapat dilihat dari data LPLPO, laporan obat, stok obat, kertas resep harian dari data ini dapat diketahui berapa jumlah sisa stok, jumlah pemakaian, dan jumlah pengeluaran. Metode perhitungan kebutuhan obat yang digunakan Puskesmas Kampar Kiri adalah metode konsumsi dan metode morbiditas. Proyeksi kebutuhan obat kebutuhan obat belum tepat karena masih terdapat obat yang kosong dan berlebih. Diharapkan agar dapat meningkatkan proses perencanaan kebutuhan obat di Puskesmas dan diharapkan agar dapat mengevaluasi masalah pembagian kerja dalam pemilihan obat, meningkatkan kerja team, seminimal mungkin melengkapi data yang diperlukan untuk kegiatan proyeksi dan membuat laporan obat yang kurang, dengan menetapkan suatu kebijakan atau SOP kerja, sehingga mudah dalam menentukan obat yang tepat jenis dan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.   Planning is the most important stage in meeting the needs of medicines in health services. At the Kampar Kiri Health Center, it was still found that there were vacancies and excess drugs for certain drug items. Good planning for drug needs at the puskesmas consists of drug selection, compilation of drug use, calculation of drug needs, and projection of drug needs. Poor drug planning will lead to excess and shortage of drugs. The purpose of this study is to know the analysis of the logistics planning management of health drugs at the Kampar Kiri Health Center, Kampar Regency in 2020. This type of research is a descriptive evaluation study with a qualitative method. The research subjects were the Head of the Health Center, the Head of the Pharmacy Installation, the Integrated Drug Planning Team (TPOT), the Person in Charge of the Drug Warehouse, and the Pharmacist Assistant. Research Time June-July 2021. Data collection was carried out by in-depth interviews, document searches and observations. The results showed that the selection of drugs at the Kampar Kiri Health Center was based on data from the LPLPO and a recap of drug prescriptions, the most widely used drugs, and disease patterns. Compilation of drug use can be seen from LPLPO data, drug reports, drug stocks, daily prescription papers. The method of calculating drug requirements used by the Kampar Kiri Health Center is the consumption method and the morbidity method. The projection of drug demand for drug needs is not accurate because there are still empty and excess drugs. It is hoped that it will improve the planning process for drug needs at the Puskesmas and it is hoped that it will be able to evaluate the problem of division of labor in drug selection, improve team work, at least complete the data needed for projecting activities and make reports of drugs that are lacking, by establishing a policy or work SOP, so that it is easy to determine the right drug type and amount according to need.
MANAJEMEN PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARYA WANITA KECAMATAN RUMBAI PESISIR: TUBERCULOSIS CASE DISCOVERY MANAGEMENT IN THE WORK AREA OF KARYA WOMEN PUSKESMAS DISTRICT RUMBAI PESISIR nusyrwan chandra nusyrwan chandra; Yanwir Kamal; Dami Yanthi
Media Kesmas (Public Health Media) Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Media Kesmas (Public Health Media)
Publisher : Progam Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/kesmas.Vol2.Iss1.575

Abstract

Tuberkulosis sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat didunia walaupun upaya penanggulangan TB telah dilaksanakan. Dampak dari tidak ditemukannya kasus TB yaitu penularan TB yang semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen penemuan kasus tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Karya Wanita Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan mode deskriptif dilaksanakan di Puskesmas Karya Wanita Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru pada bulan Agustus 2021. Informan dalam penelitian ini yaitu Pengawas Menelan Obat, penderita TB, dokter penanggung jawab TB, pemegang program TB serta kepala puskesmas. Analisis data menggunakan metode triangulasi data. Hasil penelitian ini yaitu ketersediaan sumber daya manusia yang dinilai masih kurang mencukupi yaitu hanya ada 1 orang penanggung jawab program TB, serta 1 orang dokter penanggung jawab TB dan tidak ada analis. Dana sudah mencukupi tapi pelaksanaan belum dapat dilakukan karena tidak ada SDM serta masa pandemi COVID-19 sehingga seluruh kegiatan difokuskan pada COVID-19. Sarana dan prasarana utama sudah lengkap namun kekurangan terdapat pada sarana dan prasarana pendukung seperti media promosi. Promosi kesehatan tidak dilaksanakan selama masa pandemi COVID-19. Saran yaitu diperlukan media yang dapat mempromosikan program TB kepada masyarakat secara menyeluruh agar tepat sasaran dan efektif serta penambahan SDM analis agar manajemen penemuan kasus dapat terus berjalan dengan baik walaupun pada masa pandemi. Tuberculosis is still one of theThis is a public health problem in the world even though efforts to control TB have been implemented. The impact of not finding TB cases is the higher TB transmission. This study aims to determine the management of tuberculosis case finding in the work area of ​​the Karya Wanita Public Health Center, Rumbai Pesisir District, Pekanbaru City in 2021. This study is a qualitative study with a descriptive mode approach carried out at the Karya Wanita Health Center, Rumbai Pesisir District, Pekanbaru City in August.2021. Informants in this study are Swallowing SupervisorsDrugs, TB patients, doctors in charge of TB, TB program holders and heads of puskesmas. Data analysis using data triangulation method. The results of this study are the availability of human resources which are considered insufficient, namely there is only 1 person in charge of the TB program, 1 doctor in charge of TB and no analyst. The funds are sufficient but the implementation cannot be carried out because there are no human resources and during the COVID-19 pandemic so that all activities are focused on COVID-19. The main facilities and infrastructure are complete but there are shortcomings in supporting facilities and infrastructure such as promotional media. Health promotion is not carried out during the COVID-19 pandemic. Suggestions are that media are needed that can promote the TB program to the community as a whole so that it is right on target and effective as well as additional HR analysts so that case finding management can continue to run well even during the pandemic.
PELAKSANAAN KEBIJAKAN KAWASAN TANPA ROKOK DI SMPN 07 PEKANBARU TAHUN 2020 Dami Yanthi; Welly Sando; Hayana Hayana
Ensiklopedia of Journal Vol 3, No 2 (2021): Vol 3 No 2 Edisi 2 Januari 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.808 KB) | DOI: 10.33559/eoj.v3i2.625

Abstract

Kawasan tanpa rokok adalah ruangan atau area yang di nyatakan di larang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan atau mempromosikan produk-produk tembakau. (Permenkes No.188 2011). Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) disekolah bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat, mencegah siswa untuk mulai merokok dan menurunkan angka perokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan kebijakan kawasan tanpa rokok di SMPN 7 Pekanbaru Tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah dengan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, serta pedoman wawancara yang mendalam dan observasi. Informan pada penulisan ini berjumlah 4 orang yang terdiri dari 1 orang informan kunci yaitu Kepala Sekolah, 1 orang informan utama yaitu guru bidang kesiswaan, dan 2 orang informan pendukung yaitu guru konseling dan 1 orang guru bidang kesiswaan. Hasil penelitian yang dilakukan di SPMN 07 Pekanbaru, didapati bahwa di SMPN 07 sudah menerapkan KTR, tapi pelaksanaan nya belum maksimal, dikarenakan masih adanya pelanggaran merokok di area sekolah. Sanksi yang diberikan jika siswa merokok di sekolah juga telah diterapkan oleh SMPN 07. Sosialisasi KTR di SMPN 07 juga telah dilakukan yaitu bekerjasama dengan Puskesmas, Kepolisian dan BNN, namun pelaksanaan sosialisasi ini masih tidak terjadwal. Meskipun kebijakan KTR telah ada namun pelanggaran masih tetap ada, dan disebabkan oleh siswa ataupun staf guru masih kurang kesadaran sehingga masih merokok di lingkungan sekolah. Oleh karena itu perlu adanya pengawasan guru BK dalam meninkatkan kedisplinan terutama dalam pelaksanaan kebijakan KTR ini, melakukan sosialisasi kebijakan KTR dengan rutin dan terjadwal, baik itu secara internal ataupun eksternal. Serta jika ada pelangaran lagi harus ditindaklanjuti dengan penerapan sanksi yang tepat terhadap pelanggaran-pelanggaran KTR tersebut, tidak hanya pada siswa namun juga guru dan pengunjung di lingkungan sekolah.
IMPLEMENTASI PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS ALAI KECAMATAN TEBING TINGGI BARAT KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI TAHUN 2020 Welly Sando; Dami Yanthi; Muhammad Dedi Widodo; Tengku Khairani
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 4 No. 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v4i2.1003

Abstract

Implementation is the implementation of laws in which various actors, organizations, procedures, and techniques work together to carry out policies in an effort to achieve policy objectives or policy programs. Exclusive breastfeeding coverage The Meranti Islands District Health Office experienced the lowest exclusive breastfeeding coverage in 2019, namely Alai Community Health Center, which is 25% where the achievement of the exclusive Breastfeeding Program (ASI) in Meranti Islands Regency in 2019 is 50% and still far from the national target of 80%. This study aims to determine the implementation of the exclusive breastfeeding program at Alai Public Health Center, Tebing Tinggi Barat District, Meranti Islands Regency in 2020. This type of qualitative research uses observational research. When the research was conducted in June-August at the Alai Public Health Center, Tebing Tinggi Barat District, Meranti Islands Regency. The research subjects were the head of the puskesmas (IK1), pregnant women (IU1), PJ KIA (IP1), and posyandu cadres (IP2). Data analysis is used by systematically arranging the interview guidelines, then processing the data, data from observations are identified to describe each variable, a summary will be presented in narrative form. The results of this study indicate that the policies in the exclusive breastfeeding program have been implemented but the coverage of exclusive breastfeeding is still low because many pregnant women do not follow the recommendations that have been given by health workers in counseling such as the benefits of breastfeeding. It can be concluded that health workers in the policy of the exclusive breastfeeding program provide counseling to pregnant women and approach pregnant women in order to achieve an exclusive breastfeeding program. It is recommended that the head of the Alai Community
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB Di Puskesmas Melur Kota Pekanbaru Tahun 2021: Factors Related with Weight Gain in Family Planning Acceptors at Melur Health Center Pekanbaru City 2021 mazdalifa ifa; Jasrida Yunita; M. Dedi Widodo; Dami Yanthi; Agus Alamsyah
Media Kesmas (Public Health Media) Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Media Kesmas (Public Health Media)
Publisher : Progam Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/kesmas.Vol2.Iss1.505

Abstract

ABSTRAKDi Puskesmas Melur Kota Pekanbaru terdapat kasus 10 orang ibu yangmenggunakan kontrasepsi 6 diantaranya mengalami kenaikan berat badan. Tujuan daripenelitian ini ialah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhiKenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB Di Puskesmas Melur Kota Pekanbaru Tahun2021. Penelitian ini berjenis kuantitatif analitik observasional dengan desain StudiPenampang Analitik (Analytic Cross-sectional). Teknik pengambilan sampel dalampenelitian ini menggunakan simple random sampling.Analisis data yang digunakanmenggunakan analisis Univariat dan Bivariat, yaitu menggunakan perhitungan StatistikDeskriptif, Uji Chi-Square, dan Uji Regresi Logistik.Dari hasil penelitian ini diperoleh hasilvariable aktivitas fisik mempunyai nilai P Value 0.015 < 0,05 sehingga ada hubungan yangbermakna antara kenaikan Berat badan dengan aktivitas fisik akseptor KB. Nilai POR hubunganaktivitas fisik akseptor KB yang memiliki aktivitas fisik sedang dengan kenaikan berat badanadalah 3,415 (CI 95% 1,073-10,868). Hal ini berarti akseptor KB dengan aktivitas sedangmemiliki resiko kenaikan berat badan 3,4 kali dibandingkan dengan akseptor KB yangmempunyai aktivitas fisik tinggi.Kata Kunci : Aktivitas Fisik, Kenaikan Berat Badan, AkseptorKBABSTRACTAt the Melur Health Center in Pekanbaru City, there were cases of 10 mothers whoused contraception, 6 of whom experienced weight gain. The purpose of this study is tofind out what factors affect the weight gain of family planning acceptors at the MelurHealth Center Pekanbaru City in 2021. This research is an observational quantitativeanalytic study with an analytical cross-sectional design. The sampling technique in thisstudy used simple random sampling. Logistics Regression. From the results of thisstudy, the results of the physical activity variable had a P Value of 0.015 <0.05 so thatthere was a significant relationship between weight gain and physical activity of familyplanning acceptors. The POR value of the relationship between physical activity offamily planning acceptors who had moderate physical activity with weight gain was3.415 (95% CI 1.073-10.868). This means that family planning acceptors with moderateactivity have a 3.4 times risk of weight gain compared to family planning acceptors whohave high physical activity.Keywords : Physical Activity, KB’s acceptors, Weight Gain,