Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Metode Storytelling Efektif Sebagai Media Edukasi Untuk Meningkatkan Kepatuhan Gosok Gigi Malam Khasanah, Nopi Nur; Satriyo, Panji
Jurnal Endurance Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.272 KB) | DOI: 10.22216/jen.v4i2.4078

Abstract

Dental and oral problems in Indonesia mostly experienced by school age children. One of the most fundamental cause is the lack of parents’ awareness who don’t treat their children to brush their teeth at the right time. Whereas, nnhealthy condition of the dental and oral will result broad impact and affect the condition of the body. Therefore, night toothbrushing is important to prevent the development of bacteria that damage the teeth. The aim of this research was to determine the effectiveness of health education using storytelling method on night toothbrushing in school age children. The methods of this research used pre-experimental quantitative method with one group pretest-posttest design. The data were collected by giving checklist sheet of night toothbrushing habit. The number of sample in this study were 142 respondents selected by stratified sampling and purposive sampling technique. The data was analyzed by Wilcoxon test. The result of data showed that from 142 respondents most characteristic aged 11 years old were 20,4% respondents and the respondents in grade 6 were 22,5% respondents. The study showed that 35,9% respondents didn’t doing night toothbrushing before giving treatment, and 20,4% respondents were did night tootbrushing after intervention. Wilcoxon test showed p-value of  0,000 (p-value <0,05). Researcher conclude that health education with storytelling method was effective to build up the night toothbrushing habit in school age children. Permasalahan gigi dan mulut di Indonesia paling banyak dialami oleh anak usia sekolah. Salah satu penyebab paling mendasar adalah kurangnya kesadaran dari orang tua dalam membiasakan anak untuk menyikat gigi pada waktu yang tepat. Padahal, kondisi gigi dan mulut yang tidak sehat akan berdampak luas dan mempengaruhi kondisi tubuh. Oleh karena itu, gosok gigi malam penting untuk mencegah perkembangan bakteri yang merusak gigi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan dengan metode storytelling terhadap kepatuhan gosok gigi malam pada anak usia sekolah. Metode penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif pre eksperimental dengan rancangan one group pretest-posttest design. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar checklist tindakan gosok gigi malam. Jumlah responden sebanyak 142 siswa yang diambil dengan teknik stratified sampling kemudian dilanjutkan dengan teknik purposive sampling. Data yang diperoleh kemudian diolah secara statistik menggunakan uji  Wilcoxon. Hasil analisa diperoleh bahwa dari 142 siswa sebagian besar memiliki karakteristik usia 11 tahun sebanyak 20,4% dengan tingkat pendidikan sebagian besar kelas 6 yaitu 22.5%. Hasil penelitian menunjukkan 35,9% responden tidak pernah melakukan gosok gigi malam sebelum diberikan pendidikan kesehatan, dan 20,4% responden melakukan gosok gigi malam setelah diberikan pendidikan kesehatan. Hasil Uji Wilcoxon diperoleh nilai p atau p-value 0,000 (p-value <0,05). Peneliti menyimpulkan bahwa edukasi dengan metode storytelling efektif untuk menumbuhkan perilaku gosok gigi malam pada anak.
GAMBARAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SERTA PERILAKU MENGGOSOK GIGI ANAK USIA SEKOLAH Khasanah, Nopi Nur; Susanto, Herry; Rahayu, Weny Feftiana
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 4 (2019): Oktober
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.011 KB)

Abstract

Menjaga kesehatan gigi dan mulut dapat dilakukan dengan cara menggosok gigi yang baik dan benar. Masalah  kesehatan gigi dan mulut paling banyak dialami oleh anak usia 6-12 tahun. Penyebab yang sangat mendasar adalah kurangnya kesadaran diri sendiri dan orang tua dalam membiasakan anak menggosok gigi yang baik dan benar serta tepat waktu. Hal ini dapat mempengaruhi kondisi tubuh ketika kondisi gigi dan mulut tidak bersih. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kesehatan gigi dan mulut serta perilaku menggosok gigi pada anak usia sekolah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi menggunakan SOP gosok gigi. Jumlah responden sebanyak 119 siswa dengan teknik purposive sampling. Data yang diperoleh kemudian diolah secara statistik. Hasil analisis diperoleh bahwa 119 siswa sebagian besar memiliki karakteristik usia 11 tahun dengan tingkat pendidikan sebagian besar kelas 4. Hasil penelitian diperoleh sebanyak 44,5% memiliki pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut tinggi dan sebanyak 55,5% memiliki pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut rendah. Selain itu, sebanyak 26,9% siswa kelas 4, 5 dan 6 SDN Gebangsari 02 Semarang memiliki perilaku sesuai SOP dalam gosok gigi. Namun, 73,1% diketahui memiliki perilaku tidak sesuai SOP dalam gosok gigi. Terdapat 37 responden (31,1%) memiliki pengetahuan kesehatan gigi dan mulut tinggi namun perilaku menggosok gigi tidak sesuai SOP.   Kata kunci: kesehatan gigi dan mulut, anak usia sekolah, perilaku menggosok gigi   THE DESCRIBE DENTAL AND ORAL HEALTH TOWARD BRUSHING TEETH PRACTICE AMONG SCHOOL AGE CHILDREN   ABSTRACT Maintaining healthy teeth and mouth, can be done by brushing teeth properly. The majority dental and oral health problems are experienced by child aged 6-12 years. Those disorders are caused by the lack of self-awareness of the children and their parents in getting children to brush their teeth properly. This can affect the condition of the body when the oral condition is not hygiene. The purpose of this study was to determine the describe dental and oral health toward brushing teeth practice among school age children.This research was quantitative research with a descriptive research design. Data were collected by using questionnaires and observation of  brushing teeth practice. The number of respondents were 119 students selected by purposive sampling technique. Furthermore, the data were processed statistically. The results of the analysis showed that of 119 students, mostl of them aged 11 year as many as 44.5% with the level of education of most of them 4th grade accaunted for 34.5%. The results showed that 44.5% (n = 53) had high knowledge about dental and oral health and as many as 55.5% (n = 66) had knowledge of low oral and dental health. In addition, as many as 26.9% (n = 32) 4th, 5th and 6th grade students of Gebangsari 02 Elementary School Semarang had behavior in accordance with the standard practice in brushing their teeth. However, 73.1% (n = 87) were known to have inappropriate standard practice behavior in brushing teeth. There were 37 respondents (31.1%) having high dental and oral health knowledge but brushing behavior was not in accordance with the SOP.   Keywords: dental and oral health, school-age children, brushing teeth practice
GAME ONLINE BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU AGRESIVITAS PADA REMAJA: SEBUAH STUDI DI GAME CENTER SEMARANG Anggreyani, Rainatha; Khasanah, Nopi Nur; Susanto, Herry
Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel Vol 14, No 1 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel
Publisher : STIK Immanuel Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36051/jiki.v14i1.96

Abstract

Background: Teens of online game users from year to year have increased. The impact of online games on children are depression, anxiety, and social phobia will get worse and academic achievement will decrease. In addition, the addiction to online games can lead to the emergence of aggressive behavior in adolescents. Researcher is interested to examine the correlation between online game addiction with aggressiveness behavior in adolescents in Semarang game center.Methode: The design of this study is quantitative and type of  the research used Cross sectional study. The data were collected by using questionnaires. The number of respondents is 40 people used total sampling technique. The data obtained is processed statistically by using somers'd test.Result: Based on the results obtained from 40 respondents, with the characteristics of respondents 30% aged 18 years. The results showed that 52.5% showed addiction to heavy online games, 32.5% showed a moderate online game addiction and 15% showed an addiction to light online games. A total of 17.5% showed severe aggressiveness, 77.5% showed moderate aggressiveness and 5% showed mild aggressiveness.Conclusion: There is a significant correlation between online game addiction and aggressive behavior in adolescents in Semarang game center (p = 0.042), with weak correlation (r = 0.290)
Pendampingan Kelompok Pendamping Stimulasi Tumbuh Kembang (KP-Stimulan) berbasis Self Help Group di Rumah Sehat Anti Stunting Wuriningsih, Apriliani Yulianti; Sari, Dyah Wiji Puspita; Khasanah, Nopi Nur
Community Empowerment Vol 6 No 4 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.752 KB) | DOI: 10.31603/ce.4427

Abstract

Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis dengan nilai z-score kurang dari-2SD dan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif serta motorik. Secara global, pada tahun 2019 sekitar 144 juta (21,3%) balita mengalami stunting. Tujuan kegiatan Kelompok Pendamping Stimulasi Tumbuh Kembang (KP-Stimulan), yaitu meningkatkan pemahaman, kesadaran, dan keterampilan kader kesehatan dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang. Metode pelaksanaan terdiri dari sosialisasi, peningkatan kompetensi, latihan ketrampilan atau pelaksanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan kemampuan dan ketrampilan kader kesehatan dalam melakukan pendampingan ibu untuk menstimulasi tumbuh kembang Baduta meningkat dari 55% menjadi 88% dan kemampuan untuk melakukan deteksi dini risiko stunting meningkat dari 65% menjadi 92%. Hasil pengontrolan pada klien ibu dengan baduta, yaitu menurunnya risiko stunting pada baduta dari 67% menjadi 85%. KP-Stimulan berbasis Self Help Group menjadi strategi yang tepat untuk memberdayakan masyarakat dalam menstimulasi tumbuh kembang dan pencegahan stunting. KP-Stimulan berbasis Self Help Group dapat dikembangkan dengan tidak hanya berfokus pada pendampingan stimulasi tumbuh kembang, namun juga pendampingan terhadap pemenuhan gizi baik ibu maupun baduta dengan melipatkan peran aktif dari keluarga.
UJI BEDA EFEK GUIDED IMAGERY DAN ETHYL CHLORIDE TERHADAP NYERI SAAT PEMASANGAN INFUS PADA ANAK Astuti, Indra Tri; Khasanah, Nopi Nur
IJNP (Indonesian Journal of Nursing Practices) Vol 1, No 2 (2017): Indonesian Journal of Nursing Practices
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.581 KB) | DOI: 10.18196/ijnp.v1i2.3440

Abstract

AbstrakPemasangan infus merupakan tindakan invasif awal yang seringkali dilakukan di Instalansi Gawat Darurat (IGD) guna memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit. Tindakan tersebut dapat menyebabkan nyeri pada anak. Nyeri yang tidak ditangani dapat mengakibatkan dampak yang serius, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Perawat perlu menggunakan metode yang tepat untuk mengurangi nyeri pada anak saat pemasangan infus guna meminimalkan dampak tersebut. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan antara intervensi guided imagery dan ethyl chloride  terhadap skor nyeri anak saat pemasangan infus. Penelitian ini menggunakan desain penelitian semu (quasi experiment) dengan postest kelompok kontrol nonekuivalen (after only onequivalent control group design). Jumlah total responden 30 anak yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Skor nyeri diukur dengan Wong-Baker face pain rating scale dan dianalisis secara statistik dengan uji post hoc Mann-whitney. Hasil menunjukkan nilai ρ sebesar  0,530 (ρ0,05) artinya tidak terdapat perbedaan skor nyeri yang bermakna antara kedua intervensi. Hal ini menunjukkan bahwa Guided imagery dapat dijadikan alternatif penatalaksanaan nyeri non farmakologi dan non invasif  pada anak saat pemasangan infus di IGD. Abstract The infusion procedures are the first invasive treatment conducted in Emergency Room (ER) to fullfil the need of fluid and electrolyte. Those treatments can cause pain on children. The untreated pain can cause any serious effect, both in short term and long term. Nurses need to use the appropriate  method to decrease the pain on children when infusion is installed to decrease those effects. This study is aimed to analyze the differences of children pain score when having infusion procedures with guided imagery and ethyl chloride intervention. This study used quasi experimental study  with 30 children as  participants by using non equivalent control group design. The group was taken by using consecutive sampling technique. The data was collected by using Wong-Baker face pain rating scale and analyzed by post hoc Mann-Whitney test. The result showed that ρ value were 0,530 (ρ0,05), of which can be concluded that there is no significant difference on the two interventions. Guided imagery could be used as an alternative pain management for non farmachology and non invasive on children when having the  infusion procedures at ER. 
Pendampingan pada Keluarga dengan Anak Berisiko Stunting di Kelurahan Muktiharjo Kidul, Semarang Puspita Sari, Dyah Wiji; Yustini, Maya Dwi; Wuriningsih, Apriliani Yulianti; Kholidah, Kholidah; Khasanah, Nopi Nur; Abdurrouf, Muh.
International Journal of Community Service Learning Vol 5, No 4 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.847 KB) | DOI: 10.23887/ijcsl.v5i4.41523

Abstract

Stunting telah menjadi ancaman permasalahan gizi dunia yang perlu segera ditangani. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah anak balita pendek terbesar dibandingkan dengan negara Malaysia, Thailand, serta Vietnam. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengatasi ancaman tersebut dengan mengajarkan cara mengelola bayi usia di bawah dua tahun yang berisiko menjadi tidak berisiko stunting. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah pendampingan dengan memberikan berbagai intervensi keperawatan pada keluarga dengan anak berisiko stunting. Metode di atas diimplementasikan dalam 3 (tiga) tahapan yaitu (1) sosialisasi, (2) pelaksanaan kegiatan, serta (3) monitoring dan evaluasi. Hasil  pelaksanaan kegiatan ini yaitu pendampingan oleh tenaga kesehatan professional  memberikan peran yang besar pada pencegahan risiko stunting. Kesimpulan dalam kegiatan ini yaitu pendampingan pada keluarga berisiko stunting menjadi strategi yang efektif untuk memberdayakan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesiapan anggota keluarga untuk mencegah resiko stunting. Kegiatan ini merupakan salah satu solusi unggulan yang menyentuh secara langsung masyarakat dalam pencegahan stunting.
Gambaran Interaksi Ibu-Bayi Prematur Di Ruang Perawatan Bayi Risiko Tinggi Nopi Nur Khasanah; Yeni Rutina
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 4 No. 3 (2017): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.946 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v4i3.335

Abstract

Latar belakang:Keterlibatan ibu dalam asuhan perkembangan bayi prematur didukung oleh perawat dengan memfasilitasi serta menilai efektifitas interaksi antara ibu dan bayi.Tujuan penelitian:Menggambarkan karakteristik ibu dan bayi prematur, serta interaksinya.Metode: Rancangan penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dengan melibatkan 30 ibu dan bayi prematur. Instrumen untuk menilai interaksi ibu-bayi yang digunakan adalah Modified Observation of Communication Interaction.Hasil penelitian:Skor minimal interaksi ibu-bayi sebesar 24 dan skor maksimal 28 dengan nilai skor total 40, sedangkan skor rata-rata dari interaksi ibu-bayi adalah 26 dengan standar deviasi 1,017.Kesimpulan:Peningkatan interaksi ibu-bayi prematur perlu dilakukan untuk mendukung asuhan perkembangan di lingkup ruang perawatan bayi risiko tinggi. Kata kunci: interaksi ibu-bayi, perawatan, bayi risiko tinggi
PENDAMPINGAN IBU HAMIL MELALUI PROGRAM ONE STUDENT ONE CLIENT (OSOC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GENUK SEMARANG Apriliani Yulianti Wuriningsih; Sri Wahyuni; Tutik Rahayu; Hernandia Distinarista; Indra Tri Astuti; Nopi Nur Khasanah; Herry Susanto; Kurnia Wijayanti; Iskim Luthfa; Nutrisia Nu’im Haiya; Dyah Wiji Puspitasari
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2017: Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.127 KB)

Abstract

Maternity nursing is part of health services to improve women's health, one of them is high-risk pregnancies. OSOC Program is a program launched by the Central Java Government in an effort to decrease the high Maternal Mortality Rate (MMR) in Central Java based on the continuity of care approach. Direct learning experiences method was used in the community by placing students in each chosen area. Each student will get one client that he / she is managing during the learning experience. All clients in each region has supervisor, thus there was one student one client. There were 40 high risk pregnant women. After accompaniment, there was a significant result. Pregnant women took more than 90% Fe tablets since from the beginning of pregnancy, pregnant women and families prepared with birth planning and prevention of complications program, pregnant women and families who signed the delivery order from 85% up to 100%. Pregnant women who joined the pregnancy class rose from 75% to 100% after being accompanied by students. OSOC program can improve the welfare of mother and fetus. This program can be continued as the continuous basis by enhancing multisectoral further coordination.
Gambaran Tindakan Perawat dalam Pemantauan Status: Nutrisi Anak Sakit Kritis Nopi Nur Khasanah
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2011: PROSEDING SEMINAR NASIONAL KEPERAWATAN PPNI JATENG
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.476 KB)

Abstract

Abstract Latar Belakang Bagi tenaga  kesehatan yang  bekerja di ruang perawatan intensif, sangat penting untuk memenuhi nutrisi pasien, Tanpa masukan nutrisi dari luar tubuh, dalam beberapa waktu kemudian akan terjadi malnutrisi ,protein kalori. Selain menurunkan daya tahan dan mempermudah infeksi, keadaan malnutrisi juga dapat menyebabkan komplikasi lain, seperti luka yang sukar serhbuh, hipoproteinemia, edema anasarka, gangguan motilitas usus, gangguan enzim dan metabolisme, kelemahan otot, dan hal-hal lain yang memperlambat penyembuhan penderita. Malnutrisi sering didapatkan di unit perawatan intensif anak (PICUAIICU) dan, menyebabkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas. Tunjangan nutrisi yang tepat dan akurat. pada anak sakit kritis dapat menurunkan angka'kematian. Hal ini sesuai dengan tujuan dari tunjangan nutrisi, yaitu mengurangi konsekuensi respon berkepanjangan terhadap jejas, yaitu starvation dan infrastruktur, serta nutrisi sebagai.pengatur respon inflamasi. Penentuan status gizi pada anak sakit kritis hendaknya dilakukan berulang - ulang untuk menentukan kecukupan gizi dan untuk menentukan tunjangan nutrisi selanjutnya . Metode - Penelitian kualitatif dengan metode penelitian observasional deskriptif. Populasinya adalah seluruh perawat di ruang PICUAIICU, Semarang. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Laporan Diri (self-report research) dengan menggunakan observasi. Sampel diambil dari populasi secara purposive. Teknik pengambilan,data dengan wawancara dan observasi. Hasil - Hasil pengamatan terhadap perawat sudah melakukan pemantauan status nutrisi anak sesuai prosedur yang ada. Beberapa perawat sudah melakukan penilaian status nutrisi secara subjektif dan objektif, sebagian kecil perawat hanya menunjukkan penilaian secara objektif. Dari hasil wawancara dengan beberapa,perawat, sarana seperti penimbangan berat badan dan alat ukur panjang badan telah tersedia, namun beberapa fungsi penimbangan yang ada pada incubator tidak bisa dipakai oleh petugas kesehatan. Sehingga dalam pemantauan nutrisi perawat melihat keadaan fisiologis pada anak. Diskusi - Berdasarkan teori yang didapat oleh peneliti, penilaian antopometri setiap harinya penting untuk dilakukan karena penilaian tersebut menentukan angka kecukupan nutrisi anak setiap harinya untuk mengetahui status gizi anak atau tumbuh kembang anak. Rekomendasi - Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi profesi keperawatan khususnya teman sejawat di PICUA. IICU mengenai pentingnya menerapkan pemantauan nutrisi untuk mencegah terjadinya kejadian malnutrisi pada pasien kritis, terutama di ruang perawatan intensif. Kata Kunci - Tindakan Perawat, Pemantauan Status Nutrisi, Anak Sakit Kritis
Effects of Cold Compress on the Heguous Point of Meridian Large Intestine on Pain before Giving Immunization in Infants Indra Tri Astuti; Kurnia Wijayanti; Laila Nuraini; Nopi Nur Khasanah; Herry Susanto
Jurnal Ners Vol. 14 No. 3 (2019): Special Issue
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.636 KB) | DOI: 10.20473/jn.v14i3.17184

Abstract

Introduction: In basic immunizations received by infants 90% are given by injection. The immunization given by injection is a source of pain which can cause anxiety and trauma not only in infants but also for their families. Thus, it is necessary to deal with the pain with appropriate management. One non-pharmacological therapy that can be used to reduce pain is by providing cold compresses. The aim of this study was to determine the effects of cold compress on the heguous point of meridian large intestine on pain before giving immunization.Methods: This study used the quasi experimental method of posttest design with control group. This study used the instruments of Face, Legs, Activity, Cry and Consolability (FLACC) Behavioral Pain Assessment Scale to measure the pain. The sample was 42 people taken by consecutive sampling. The research data were analyzed by using the Mann Whitney test. The results obtained a p value equal to 0.023 (<0.05).Results: This indicates that there were significant differences in pain scores between the two groups, meaning that there is a significant effect of giving cold compresses to the pain score before giving immunization.Conclusion: This result explains that cold compresses carried out at the heguous point can be used as an alternative for management for non-pharmacological pain in infants during immunization.