Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

ASSESSMENT OF DAMAGE AND REHABILITATION OF BUILDING STRUCTURES AFTER THE 2018 LOMBOK EARTHQUAKE (CASE STUDY OF TEMPORARY EVACUATION SITE FOR NORTH LOMBOK BANGSAL) Karlengie, Pandu Prafitr Jihan Abdu; Kencanawati, Ni Nyoman; Murtiadi, Suryawan
MEDIA BINA ILMIAH Vol 15, No 6: Januari 2021
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33758/mbi.v15i4.933

Abstract

Bencana Gempa bumi yang terjadi berturut-turut dari Bulan Juli 2018 sampai pada akhir Agustus 2018 tidak hanya menimbulkan korban harta dan korban jiwa, tetapi juga menimbulkan kerusakan Bangunan Gedung di banyak tempat. Salah satu Bangunan Gedung yang mengalami kerusakan adalah Bangunan Gedung Tempat Evakuasi Sementara (TES) Bangsal yang berada di Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara. Pasca Gempa Bumi 7.0 SR pada tanggal 5 Agustus 2018, gedung TES mengalami kerusakan sehingga masyarakat tidak bisa dievakuasi ke gedung tersebut dan memilih untuk evakuasi ke bukit/dataran tinggi karena adanya peringatan dini tsunami dari BMKG. Oleh sebab adanya kerusakan tersebut, diperlukan adanya analisa mengenai penyebab terjadinya kerusakan bangunan akibat gempa bumi. Setelah mendapatkan data-data bangunan Gedung TES Bangsal dilakukan evaluasi kelaikan struktur bangunan dengan melakukan pengamatan secara visual (Visual Check), baik dengan mata telanjang maupun dengan bantuan kamera dan pemeriksaaan kerusakaannya, khususnya retak-retak. Investigasi cacat struktur yang lain dan dilakukan uji sample Hammer Test di beberapa titik kolom bangunan. Hasil dari evaluasi kelaikan bangunan didapat bahwa Gedung TES Bangsal mengalami kerusakan tingkat sedang, dengan adanya kerusakan berupa retak geser di beberapa kolom dan balok (struktural) dan rubuhnya tangga, dinding dan ramp (Non Struktural) di Lantai 1 dan Lantai 2 bangunan. Sehingga bangunan Gedung TES Bangsal tidak perlu di runtuhkan dan di rekomendasikan perbaikan dengan Metode Concrete Jacketing pada kolom bangunan. Berdasarkan hasil analisa struktur kolom bangunan dengan kondisi sebelum dan sesudah di jacketing terjadi peningkatan gaya aksial sebesar 1.23%. Metode perbaikan jacketing kolom dilakukan dengan menambah jumlah tulangan dan sengkang di luar kolom beton dengan menambah tulangan 12 mm, sengkang 8 mm, jarak antar tulangan Sengkang 100 mm dan tebal selimut beton 100 mm.
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PELAYANAN PELABUHAN PENYEBERANGAN LEMBAR DI KABUPATEN LOMBOK BARAT Sari, Yuliani Budi Permata; Hermanto, Hermanto; Murtiadi, Suryawan
MEDIA BINA ILMIAH Vol 15, No 9: April 2021
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33758/mbi.v15i9.1169

Abstract

Pelabuhan Penyeberangan Lembar terletak di Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu pintu masuk ke Pulau Lombok melalui jalur laut selain Pelabuhan Kayangan di Kabupaten Lombok Timur. Pelabuhan ini tepatnya terletak di Desa Labuhan Tereng, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, sekitar 30 km dari Kota Mataram. Pelabuhan Penyeberangan Lembar melayani penyeberangan kapal penumpang (kapal Ferry) dan kapal barang dari wilayah barat dan utara Pulau Lombok, seperti Bali dan Makassar (kapal Pelni). Pelabuhan ini memiliki tiga dermaga, dimana dua dermaga adalah dermaga kapal penumpang dan satu dermaga adalah dermaga kapal barang. Pelabuhan ini dilengkapi loket tiket 24 jam, fasilitas Musholla, ruang tunggu, meeting point penumpang, area parkir dan terdapat area tunggu yang luas untuk kendaraan yang menyeberang. Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Pelabuhan Penyeberangan Lembar ini mulai dari kurang maksimalnya pemanfaatan dermaga, jadwal keberangkatan yang terlalu lama serta sarana dan prasarana pelabuhan, perlu adanya kajian. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan peran PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Lembar dalam membangun kinerja dan kualitas pelayanan yang diukur dengan tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Lembar di Kabupaten Lombok Barat. Hasil penelitian menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP), menunjukkan bahwa kualitas pelayanan memiliki prioritas tertinggi dengan nilai bobot sebesar 0,5994 dan kinerja pelayanan dengan nilai bobot sebesar 0,4006. Kesimpulannya, kualitas pelayanan sangat mempengaruhi terhadap kepuasan pelanggan
PENGELOLAAN RISIKO MANAJEMEN KOSTRUKSI PADA TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG UNTUK MENINGKATKAN KINERJA MUTU LINGKUP KERJA KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI Sukendro, Cahyo; Akmaluddin, Akmaluddin; Murtiadi, Suryawan
MEDIA BINA ILMIAH Vol 15, No 2: September 2020
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33758/mbi.v15i2.914

Abstract

Menghadapi perkembangan dunia konstruksi yang semakin pesat maka pelayanan dalam bidang jasa konsultan mulai mendapat perhatian yang besar. Manajemen dalam suatu proyek konstruksi bukan saja hanya bertujuan agar pelaksanaan pembangunan dapat berjalan lancar atau sesuai dengan rencana tetapi juga bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Penggunaan konsultan manajemen konstruksi yang diterapkan pada proyek-proyek yang dalam pelaksanaan melibatkan beberapa kontraktor dan bahkan lebih dari satu konsultan perencana. Dalam hal ini konsultan manajemen konstruksi bertugas selaku pengendali dan kordinator dalam keseluruhan sistem rekayasa sejak persiapam, perencanaan sampai pelaksanaan konstruksi berakhir, hal ini boleh dikatakan juga bahwa konsultan manajemen konstruksi secara keseluruhan memberi jasa untuk bertanggungjawab atas pengelolaan proyek konstruksi secara keseluruhan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kinerja mutu proyek pada tahap pelaksanaan konstruksi bangunan gedung dan bagaimana cara mengelola risiko-risiko tersebut sehingga dapat meningkatkan kinerja mutu pelaksanaan proyek konstruksi bangunan gedung khususnya lingkup kerja konsultan manajemen konstruksi. Lokasi penelitian berada di provinsi Jakarta, Banten dan Nusa Tenggara Barat dengan metode penelitian menggunakan metode survey
PENGEMBANGAN KRITERIA ANALISIS RISIKO BAGI DEVELOPER PERUMAHAN DI KOTA MATARAM Rajabi Mubarak; Suryawan Murtiadi; Heri Sulistiyono
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 1 No. 1 (2015): Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (935.678 KB) | DOI: 10.29303/jstl.v1i1.9

Abstract

Persaingan antar developer perumahan tidak dapat dihindari, hal ini membutuhkan pertimbangan yang tepat dalam menjalankan usaha untuk memenangkan pasar. Kurangnya informasi dalam pengambilan keputusan akan menimbulkan risiko yang dapat menimbulkan kegagalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel risiko, variasi keseragaman, faktor-faktor yang berpengaruh dan strategi developer perumahan dalam pengelolaan risikonya serta karakteristik responden dalam menentukan faktor risiko. Survei dilakukan di kota Mataram pada awal tahun 2015. Dari hasil kuesioner, data dianalisis dengan analisis faktor, average index, dan analisis cluster. Penelitian dilakukan terhadap 33 variabel awal risiko developer, didapat 21 variabel yang signifikan terhadap peningkatan risiko. Selanjutnya 21 variabel tersebut dikelompokkan menjadi 7 kelompok faktor risiko dengan keseragaman sebesar  60.855%. 7 kelompok faktor risiko tersebut adalah 1.  Ekonomi dan Biaya, 2. Produktivitas dan Strategi Usaha, 3. Lingkungan dan Kemitraan,  4. Perencanaan,  5. Tenaga Kerja dan Dana, 6. Pemerintah dan Sosial, 7. Teknis Penyelenggaraan Proyek. Berdasarkan karakteristik responden, hasil analisis cluster terbentuk  3 cluster responden dalam menentukan faktor risiko,  yaitu: 1) faktor ekonomi dan biaya,  faktor pemerintah dan sosial, faktor teknis penyelenggaraan  proyek, lingkungan dan kemitraan, 2) faktor tenaga kerja dan dana, faktor lingkungan dan kemitraan, faktor perencanaan,  faktor  produktivitas dan strategi usaha,  faktor ekonomi dan biaya, faktor pemerintah dan sosial, 3) faktor perencanaan. Dari analisis nilai frekuensi risiko dan dampak risiko, didapatkan 2 kriteria risiko yaitu kriteria risiko”tinggi” dan kriteria risiko “sedang”. Berbagai keputusan dalam merespon dan penanganan risiko-risiko tersebut dilakukan berdasarkan karakteristik risikonyaKata kunci: risiko, developer, perumahan, frekuensi, dampak
ANALISIS HUBUNGAN KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR DENGAN TINGKAT KEPADATAN PERMUKIMAN DI KOTA MATARAM Laksmy Fortuna; Suryawan Murtiadi; Jauhar Fajrin
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 1 No. 2 (2015): JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jstl.v1i2.51

Abstract

Tingkat kepadatan permukiman di Kota Mataram tidak merata. Tingkat kepadatan yang terjadi pada pusat kota sangat tinggi, ini dilihat dari meningkatnya jumlah bangunan permukiman maupun pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan kualitas infrastruktur karena jumlah permukiman tidak diimbangi dengan peningkatan infrastruktur, sedangkan kawasan permukiman di pinggiran kota yang diharapkan menjadi kota baru banyak yang akhirnya gagal karena kurangnya atau bahkan tidak adanya infrastruktur yang mendukung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi ketersediaan infrastruktur yang ada pada saat ini dan mengetahui hubungan antara ketersediaan infrastruktur dengan tingkat kepadatan permukiman. Metode pengambilan data adalah dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan untuk menganalisis data, menggunakan analisis jalur yang berguna untuk mengetahui hubungan antara ketersediaan infrastruktur dengan tingkat kepadatan permukiman. Hasil identifikasi ketersediaan infrastruktur diketahui bahwa untuk ketersediaan infrastruktur pada saat ini masih tidak memperhatikan  tingkat kepadatan permukiman. Dari hasil analisis data diketahui bahwa a) Ketersediaan infrastruktur jalan memiliki korelasi langsung dengan tingkat kepadatan permukiman; b) Ketersediaan infrastruktur sanitasi/ air limbah tidak memiliki korelasi langsung dengan tingkat kepadatan permukiman; c) Ketersediaan infrastruktur persampahan memiliki korelasi langsung  dengan tingkat kepadatan permukiman; d) Ketersediaan infrastruktur drainase memiliki korelasi langsung dengan tingkat kepadatan permukiman.Kata Kunci : Ketersediaan infrastruktur, kepadatan permukiman, analisisjalur Ketersediaan infrastruktur, kepadatan permukiman, analisisjalur
Jaringan Drainase Kawasan Sesela Kecamatan Gunung Sari Rina Septiana; Hermanto Hermanto; Suryawan Murtiadi
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 6 No. 1 (2020): JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (836.287 KB) | DOI: 10.29303/jstl.v6i1.147

Abstract

Sesela area is one of the areas in Gunung Sari district, West Lombok. In this Sesela area, there are puddles or floods that disturb the community, especially those in the area of Jati Sela Village. The purpose of this study was to determine the high rainfall, and the existing canal are still able to accommodate the flood discharge or not. In this study began with data collection namely primary data collection and secondary data collection. Then conduct data analysis, namely hydrological analysis and hydraulic analysis. Based on the results of hidrological analysis, the amaount of rain R2th was 86,298 mm and R5th was 108,642 mm. Based on the results of calculations with a 5 year return period  (R5th) comparison of the results obtained flood discharge is greatest at Griya Praja Asri canal is equal to 1,872 m³sec⁻¹. While the calculation is based on 11 sections hydraulics existing canals, namely Johar Pelita canal, Griya Praja Asri canal, Pesona Raya 1 canal, Perum Elite Rinjani Asri canal, Pesona Raya 2 canal, Ireng Daye canal, Ireng Lauk 2 canal, Pesona Raya 3 canal, Jati Ireng canal, Ireng Lauk 1 canal, and Pesona Raya 4 canal almost all of them can not accommodate flood discharge, causing water overflow or puddles. To overcome the overflow of water that occurs in the canal, redimensions are carried out so that the canals can function optimally.
Karakteristik Marshall pada Campuran Aspal Dingin dengan Asbuton Akibat Dari Penggunaan Aditif Wetfix-BE I Gede Mardawa; Ervina Ahyudanari; Suryawan Murtiadi
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 6 No. 1 (2020): JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jstl.v6i1.149

Abstract

West Nusa Tenggara Province consists of two main islands namely Lombok and Sumbawa. Regency Roads on Lombok Island, especially rural roads, has been severely damaged due to lack of routine maintenance. The types of damage that occur are cracks, small holes, and even large pools that endanger road users. This study aims to obtain a mixture of new materials in order to obtain an easy and fast repair method without reducing the quality during its intended life. In the meantime, repairing with CAD (cold asphalt mixture) requires curing time of 3x24 hours to achieve standard material quality with Marshall Characteristics according to the 2010 Bina Marga Specifications. This study combines CAD using BP (rejuvenating agent) and Wetfix-BE additive to get optimal results without curing process. The BP used is asphalt mixture, kerosene, and bunker oil stirred in a mixing machine into one unit. The results showed the optimum concentration of this mixture was 0.3% wet-be additive, 4.50% BP in CAD with asbuton proportion of 25%. In the fatigue test with a cyclic loading of 100 kPa, the pavement mixture is able to resist a fully loaded truck of 7731 times. In conclusion, this mixture combination is able to speed up the asphalt binding time by making briquettes according to the 2018 Highways Specifications without going through the long curing process.
ANALISIS RISIKO PRESERVASI JALAN SP. TOHPATI – TAMPAK SIRING – ISTANA PRESIDEN, KABUPATEN GIANYAR, PROVINSI BALI I Gusti Ayu Widyantari; Didi Supriadi Agustawijaya; Suryawan Murtiadi
JURNAL SPEKTRAN Vol 6 No 1 (2018): Vol. 6, No. 1, Januari 2018
Publisher : Master of Civil Engineering Program Study, Faculty of Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.643 KB)

Abstract

Road Preservation Project Sp. Tohpati - Tampak Siring - Presidential Palace, Gianyar Regency is implemented to reduce congestion, to shorten travel time and to smoothen the traffic flow from Denpasar city to Gianyar regency especially to the Presidential Palace. Risks may occur during the construction period of this project. This study aims to identify, analyze, mitigate and allocate risk, so it can be used as a basis for decision-making by related parties to overcome the negative impacts that occur. This research was used qualitative and quantitative methods. Data was collected through a questionnaire survey. Risk was analysieds using quantitative method by identifying the dominant risks. The identified dominant risks obtained were analyzed using the Analitycal Hierarchy Process (AHP) method to rank the dominant risks based on its urgency of treatment. The results showed that 11 (eleven) sources of risk obtained risk acceptability for unacceptable, undesirable, acceptable, and negligible with the percentage of 11.76%, 16.18%, 47.06% and 25.00 respectively %. The results shows that the dominant/major risks covers lack of qualified and competent project workforce resulting in poor job quality, the presence of workers who do not use safety equipment while working, and fatigue due to the large number of work done at night (asphalting work). The rank of priorities based on the greatest weight resulted from AHP analysis includes are project, technical, safety, human, economic and financial risks, and finally political / regulatory risks respectively. Contractor is the party most responsible for the risks that occur.Keywords: Risk, road preservation, SPSS, AHP
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG NEGARA DI KOTA MATARAM B. Hurul Ismi Roziana; Suryawan Murtiadi; Akmaluddin Akmaluddin
TEKNISIA Vol. XX, No. 1, Mei 2015
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

State Buildings are the state assets that have strategic value as a place to process the state administration and serve the public service activities, health and education. Fire in the buildings can cause problems and threats due to a variety of unintended consequences such as loss of life, destruction of buildings, loss of data and other assets that are stored in the buildings. Therefore, the aim of this research is to investigate the relationship between material usage, building designs, detection and fire alarm system, fire extinguishers, fire hydrants and sprinklers, and the reliability of fire protection system of the state buildings in Mataram. A descriptive research method was used in this study. Sixty building sample consisted of 30 simple buildings and 30 non-simple buildings, built from 2009 to 2014, were considered. Samples data obtained were processed using SPSS 18.0 software. The results showed that 91.1% of the fire protection reliability on the state buildings affected by 6 independent variables, namely usage of materials (X1), building design (X2), detection and fire alarm system (X3), fire extinguishers (X4), fire hydrant (X5) and sprinklers (X6). The six independent variables have a significant effect simultaneously showed by F value of 90.339 higher than F table of 2.3966 with a significance value less than 0.05. From the six independent variables only 4 variables have partially significant influence on the fire protection reliability of the state buildings in Mataram that was X1, X2, X3 and X4. This showed by the value of the variables t test were higher than t table of 2.0066 with the significance less than 0.05. Thus, X5 and X6 did not have any partially significant effect on the fire protection reliability of the state buildings in Mataram.
METODE BAYES UNTUK PEMILIHAN PANJANG TIANG PANCANG BETON BERDASARKAN ANALISIS RISIKO PADA JEMBATAN BANYUMULEK LOMBOK BARAT: Bayesian Method for Length Selection of Concrete Pile-Foundation Based on Risk Analysis of Banyumulek Bridge Lombok Barat Budi Waluyo; Heri Sulistiyono; Suryawan Murtiadi
Spektrum Sipil Vol 3 No 2 (2016): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jembatan Banyumulek di jalur bypass Mataram-Bandara Internasional Lombok memiliki panjang 120 meter terbagi menjadi 3 bentang @ 40 meter. Pondasi jembatan terdiri 4 kelompok tiang pancang diameter 50 centimeter dengan masing-masing kelompok terdiri atas 27 tiang sehingga total 108 tiang. Penelitian ini bertujuan menganalisis risiko kontraktor dalam pemilihan panjang tiang saat pelaksanaan akibat terbatasnya data tanah yang hanya berupa empat titik borlog. Data yang dikumpulkan berupa data penyelidikan tanah dan data perencanaan jembatan. Data pelaksanaan pekerjaan sejenis diperlukan sebagai pembanding dalam analisis. Identifikasi risiko kerugian kontraktor dilakukan dengan memperhitungkan kemungkinan pemilihan panjang tiang pada rentang 16 - 20m. Pengukuran dan penilaian probabilitas dilakukan melalui expert judgement hasil wawancara para pakar. Pengambilan keputusan berdasarkan minimum risiko dengan Bayesian Theory untuk probabilitas kondisional meliputi Prior Analysis dan Posterior Analysis. Hasil penelitian menunjukkan perhitungan minimum risiko yang terjadi pada masing-masing panjang tiang 20 m, 19 m, 18 m, 17 m, dan 16 m berturut-turut adalah Rp.115.793, Rp.892.654, Rp.1.268.410, Rp.2.187.331 dan Rp.1.431.105. Risiko minimum terdapat pada pemilihan panjang tiang 20 m sebesar Rp.115.793,- pertiang. Disarankan besarnya risiko kerugian ini diperhitungkan dalam anggaran pelaksanaan. Hasil penelitian membuktikan bahwa metode Bayes dapat digunakan dalam analisis pemilihan panjang tiang dengan minimnya data penyelidikan tanah.