Claim Missing Document
Check
Articles

Inter-Ethnic Communication Barriers in Pontianak City Sinta Paramita; Rose Mita Carissa
Jurnal The Messenger Vol 10, No 1 (2018): January-June
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/themessenger.v10i1.550

Abstract

This study aims to find out how the expectations of each ethnic group in maintaining the issue of inter-ethnic life harmony in the Province of West Kalimantan, especially in Pontianak City which consists of the majority of the ethnics of Dayak, Malay, and Tionghoa. Multi-ethnic life in Pontianak City often creates various conflicts. This study is a qualitative research using descriptive qualitative method. In this study, the reseachers linked several theories of intercultural communication and identified the communication barriers such as Stereotype, Ethnocentrism, etc. This study found that inter-ethnic conflicts can arise due to the absence of opened mind in facing the differences, the lack of mutual tolerance and mutual respect among ethnic groups. In addition, communication barriers also become one of the factors of the arise of such inter-ethnic conflict.
Televisi dan Berita Konflik di TV One Sinta Paramita
Jurnal Pekommas Vol 16, No 2 (2013): Agustus
Publisher : BBPSDMP KOMINFO MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.971 KB) | DOI: 10.30818/jpkm.2013.1160201

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui konstruksi berita konflik Mesuji dan konflik Lampung Selatan yang disiarkan oleh TV One. Metode yang digunakan adalah mengadopsi pemikiran Dahinden dan Entman dalam menjelaskan framing.  Framing Dahinden mengacu kepada kerangka dasar untuk melihat posisi dan pandangan khusus terhadap media dan teks berita.  Sedangkan framing  Entman menjelaskan bahwa dalam membuat kerangka framing yaitu dengan cara dipilih dan memberi diperlakukan tertentu terhadap aspek dari sebuah insiden yang akan diteliti dalam teks berita. Temuan penelitian menunjukkan bahwa wartawan tidak kritis dalam melihat fenomena konflik Mesuji dan Lampung Selatan. Rendahnya kualitas berita akan berpengaruh kepada pemahaman khalayak atas kedua konflik tersebut.
Intercultural Communication to Preserve Harmony Between Religious Group in Jaton Village Minahasa (Komunikasi Lintas Budaya dalam Menjaga Kerukunan antara Umat Beragama di Kampung Jaton Minahasa) Sinta Paramita; Wulan Purnama Sari
Jurnal Pekommas Vol 1, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : BBPSDMP KOMINFO MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30818/jpkm.2016.2010205

Abstract

Indonesia is a multicultural country. This condition makes Indonesia become highly vulnerable to conflicts between ethnic or inter-religious. To avoid conflicts, as a country Indonesia required tolerance to maintain inter-religious harmony in Indonesia. Minahasa, especially Jaton Village is one of the areasin Indonesia, which can maintain its sense of tolerance and harmony. Jaton village is a village full of history and the majority of its citizens are Muslims, but the villagers were able to mingle and interact with the Christian’s citizens. The theories used in this research are the concept of intercultural communication and intercultural conflict by Samovar et all and Littlejohn & Domenici. This research is also used the concept of social interaction by Gillinand Gillin. This research was conducted using qualitative case study methods, with the aim to find out the intercultural communication between the residents in Jaton village, and as the result the harmony can be maintained. Based on this research, researcher find that acculturation is happens between Muslims citizens and Christian citizens as majority. This acculturation indicates that the interaction formed between the two religious groups is an associative interaction patterns, so there is no conflict as it is in other areas.Indonesia merupakan negara yang multikultural. Hal ini menjadikan Indonesia sangat rentan terkena konflik antaretnis atau antaragama. Untuk menghindari konflik tersebut diperlukan toleransi untuk menjaga kerukunan antara umat beragama. Salah satu daerah yang dapat memelihara toleransi dan kerukunan tersebut adalah Minahasa atau lebih tepatnya di Kampung Jaton yang merupakan kampung yang penuh sejarah dan mayoritas warganya beragama Islam, tetapi penduduk desa tersebut mampu berbaur dan berinteraksi dengan baik pada warga Minahasa lainnya yang beragama Kristen. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep komunikasi lintas budaya dan konflik antar budaya oleh Samovar dan Littlejohn & Domenici. Kemudian juga digunakan konsep interaksi sosial dari Gillin dan Gillin. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif studi kasus, dan dengan tujuan untuk mencari komunikasi lintas budaya seperti apa yang terjadi antara penduduk di Kampung Jaton dengan warga mayoritas yang berbeda agama sehingga kerukunan dapat terus terjaga. Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil bahwa terjadi akulturasi antara warga yang beragama Islam dengan yang beragama Kristen. Akulturasi ini menandakan bahwa interaksi yang terbentuk antara kedua kelompok agama merupakan pola interaksi asosiatif, sehingga tidak terjadi konflik seperti yang terdapat pada daerah lain.
Citizen Journalism dalam Menanggulangi Masalah Sosial Wulan Purnama Sari; Sinta Paramita
Jurnal PkM Pengabdian kepada Masyarakat Vol 1, No 02 (2018): Jurnal PkM Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jurnalpkm.v1i02.2487

Abstract

Semakin meningkatnya trend sosial media dan smart phone menimbulkan sebuah trend baru dalam masyarakat, yaitu trend citizen journalism. Kemudahan akses internet dan teknologi menjadikan setiap orang dapat menjadi reporter dimanapun dan kapanpun. Hal ini menimbulkan masalah sosial baru karena dengan adanya segala kemudahan ini, setiap orang menjadi kurang peka dan kurang peduli pada etika dalam melakukan citizen journalism. Seperti foto dan kejadian apa yang layak untuk diunggah di sosial media. Keresehan ini juga muncul dikalangan para tenaga pendidik yang mengkhawatirkan peserta didiknya, yang merupakan generasi muda yang sangat dekat dengan sosial media dan rentan terhadap masalah etika ini. terlebih bagi mitra yang merupakan lembaga pendidikan yang khusus untuk mendidik para calon guru agama. Peserta didik dari STAKN Manado yang juga merupakan calon guru agama dididik untuk mengikuti nilai-nilai yang diajarkan dalam agama sedangkan terkadang nilai tersebut bertentangan dengan situasi dan kondisi masa kini yang menjadikan sulit untuk dipatuhi. Terlebih bagi para generasi muda gereja yang sangat rentan terhadap nilai-nilai dunia yang dianggap modern dan mengikuti zaman ini. Untuk menyelesaikan masalah ini, tim mengusulkan untuk melakukan kegiatan ceramah dan penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran mahasiswa dari STAKN Manado mengenai fungsi dan etika dari citizen journalism.Kata Kunci: Citizen Journalism, Etika, Manado, Nilai Agama, Sosial.
Komunikasi Media Dan Budaya Melahirkan Spectacle Society Sinta Paramita
Jurnal Komunikasi Vol 6, No 1 (2014): Jurnal Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jk.v6i1.26

Abstract

AbstracThe development of communication and information technology spur anyone to access and share Information. Issues of privacy and public interest starts getting eroded and indistinct batasaan between privacy and the public. However, it became interesting for the general public. This article will talk about how the birth of the information communication technology lovers society Spectacle Society. AbstrakPerkembangan teknologi komunikasi dan informasi memacu siapapun untuk mengakses dan melakukan sharing Information. Masalah privasi dan kepentingan publik mulai semakin terkikis dan tidak jelas batasaan antara privasi dan publik. Namun demikian, hal tersebut justru menjadi tontonan yang menarik bagi masyarakat luas. Tulisan ini akan berbicara tentang bagaimana teknologi komunikasi informasi menggiring lahirnya masyarakat penikmat Spectacle Society.  
Retorika Digital dan Social Network Analysis Generasi Milenial Tionghoa melalui Youtube Sinta Paramita; Lydia Irena
Jurnal Komunikasi Vol 12, No 1 (2020): Jurnal Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jk.v12i1.7558

Abstract

The millennial generation of ethnic Chinese is a native digital generation that contributes to technological development. With strong skills and understanding in communicating creative messages through technology, the Chinese millennial generation also contributed to the development of Indonesia's digital culture. Technological developments have resulted in new jobs such as Youtube. Youtuber is someone who creates interesting audio-visual content so that the audience is interested and makes the content as entertainment or certain recommendations. By using the theory of rhetoric put forward by Aristotle, this study will look at the crowds of information flow in one content and see the strength of content as what was created to attract the attention of the audience. By using a quantitative approach through the Social Network Analysis (SNA) method. This study aims to describe the complexity of network communication in content and find out the digital rhetoric of the Chinese millennial generation that is currently developing in creating digital content. The results of the analysis show a high centralized value approaching 1, the results obtained in this study 0.052 indicate there is an account that dominates the information in the content. A density value of 0 indicates that there are no closely related accounts in the content. Reciprocity or reciprocal values 0 indicate that there is no two-way communication. The modularity or community values in the group 0.763 indicate that in the content there is a split network that cones to a certain account. The value of the diameter or the longest distance between network accounts reaches number 4, content with the power of deliberative rhetoric is proven to be able to attract the attention of the audience Generasi milenial etnis Tionghoa adalah generasi native digital yang turut berkontribusi pada perkembangan teknologi. Dengan kecakapan dan pemahaman yang kuat dalam mengkomunikasikan pesan-pesan kreatif melalui teknologi, generasi milenial Tionghoa pun berkontribusi pada pengembangan budaya digital Indonesia. Perkembangan teknologi telah menghasilkan pekerjaan baru salah satunya seperti Youtuber. Youtuber adalah seseorang yang menciptakan konten-konten audio visual yang menarik sehingga khalayak tertarik dan menjadikan konten tersebut sebagai hiburan atau rekomendasi tertentu. Dengan menggunakan teori retorika yang dikemukakan oleh Aristoteles, penelitian ini akan melihat keramaian arus informasi dalam satu konten dan melihat kekuatan konten seperti apa yang diciptakan untuk menarik perhatian khalayak. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode Social Netwok Analysis (SNA). Penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan kompleksitas komunikasi jaringan dalam sebuah konten dan mengetahui retorika digital generasi milenial Tionghoa yang berkembang saat ini dalam membuat konten digital. Hasil analisis menunjukkan Nilai sentralisasi tinggi mendekati 1, hasil yang diperoleh dalam penelitian ini 0.052 menunjukkan terdapat akun yang mendominasi informasi dalam konten tersebut. Nilai density atau kepadatan 0 menunjukkan tidak ada akun yang terhubung secara erat dalam konten tersebut. Nilai reciprocity atau timbal balik 0 menunjukkan tidak ada yang menunjukkan komunikasi dua arah. Nilai modulitas atau komunitas di dalam kelompok 0.763 menunjukkan bahwa di dalam konten tersebut terjadi perpecahan jaringan yang mengerucut kepada akun akun tertentu. Nilai diameter atau jarak terpanjang antara akun jaringan mencapai angka 4, Konten dengan kekuatan retorika deliberative terbukti dapat menarik perhatian khalayak.
PR Crisis Melalui Media Sosial Gladys Carlina; Sinta Paramita
Jurnal Komunikasi Vol 9, No 1 (2017): Jurnal Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jk.v9i1.211

Abstract

The background of this research is communication, new media, PR and PR Crisis. Fourth of this background has a close relationship, starting from communication, human in everyday life would require communication to receive and convey information, human can not be released from human life. The advancement of the times and the development of technology, causing people to communicate easily and the development of this era caused a new challenge for the PR and PR Crisis of a company, they should be able to maintain a positive image of the company in the minds of people. In this study using descriptive qualitative methodology, it contains many writings and drawings compared to the numbers. The purpose of this research is to know the strategy used by Pizza Hut in dealing with the issue of expired food. Penelitin results, social media is very positive impact on Pizza Hut in the recovery of food issues expired. The strategy used by the Pizza Hut Crisis PR is to utilize social media. Visible from the issue of expired food that disappeared in public and Pizza Hut restaurant until now crowded visited.Latar belakang dari penelitian ini yaitu komunikasi, media baru, PR dan PR Krisis. Keempat dari latar belakang ini mempunyai hubungan yang erat, dimulai dari komunikasi, manusia di dalam kehidupan sehari-hari tentunya memerlukan komunikasi untuk menerima dan menyampaikan informasi, manusia tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Majunya perkembangan zaman dan perkembangan teknologi, menyebabkan manusia melakukan komunikasi dengan mudah dan perkembangan zaman ini menyebabkan adanya tantangan baru bagi para PR dan PR Krisis sebuah perusahaan, mereka harus bisa mempertahankan citra positif perusahaan di benak masyarakat. Dalam penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif deksriptif, memuat banyak tulisan dan gambar dibandingkan angka-angka. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh Pizza Hut dalam menangani isu makanan kedaluwarsa. Hasil penelitin,media sosial sangat membawa dampak positif bagi Pizza Hut dalam pemulihan isu makanan kedaluwarsa. Strategi yang digunakan oleh PR Krisis Pizza Hut adalah dengan memanfaatkan media sosial. Terrlihat dari isu makanan kedaluwarsa yang menghilang di public dan restoran Pizza Hut sampai saat ini ramai dikunjungi. 
STUDI BUDAYA NONMATERIAL WARGA JATON Suzy Azeharie; Sinta Paramita; Wulan Purnama Sari
Jurnal ASPIKOM - Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 3, No 6 (2019): Januari 2019
Publisher : Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.143 KB) | DOI: 10.24329/aspikom.v3i6.279

Abstract

Jaton village is situated in the heart of where the majority of the population is Christian. For hundreds of years the residents of Jaton Village lived side by side in harmony with the majority of Minahasa tribes who had different religions. A long historical factor makes Jaton Village unique because residents of Jaton Village are direct descendants of Kyai Modjo, a religious teacher from Prince Diponogoro, who was banished by Dutch colonialists along with 63 of his followers to the Tondano area in 1828. Amid the increasing number of violence committed by one religious group in another religion, this research is aim to see a form of nonmaterial culture in Jaton society. This research will answer the question of what form of non-material cultures includes values, norms and regulations for the people of Jaton Village, and how are the values, norms and beliefs passed on to the next generation. The method used is qualitative with case study approach through observation and in-depth interview. The results showed that the Jaton community still holds an ancestral culture originating from Java. In addition, the norms created are mixed up, so there is no norm that limits behavior or action. However, the most obvious thing to hold firmly is the norm of Islamic teachings which is their belief.
Komunikasi Pemasaran Brand Lokal Kepada Masyarakat Indonesia (Studi Terhadap Beras Sikoki) Evin Cornellin; Sinta Paramita
Prologia Vol 3, No 1 (2019): Prologia
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/pr.v3i1.6217

Abstract

Brand mampu menciptakan komunikasi interaktif dengan konsumen. Semakin kuat suatu brand, semakin kuat pula interaksinya dengan konsumen. Guna memperkenalkan brand ke masyarakat, tak terkecuali brand lokal, khususnya brand beras Sikoki. CV. Padi Mas (produsen beras Sikoki)  selalu membuat terobosan terkait dengan mempopulerkan beras Sikoki yaitu dengan menggunakan strategi, diantaranya adalah strategi komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran merupakan sebuah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, membujuk, mengingatkan pasar sasaran agar produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal terhadap produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Konsep strategi komunikasi pemasaran adalah dengan menentukan segmentasi, target pasar, positioning dan diferensiasi. Hal ini dimaksudkan agar dalam mempromosikan produknya dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Dalam melaksanakan strategi komunikasi pemasaran, perusahaan juga menggunakan bauran promosi yang meliputi promosi penjualan, pemasaran langsung, promosi iklan dan internet marketing.
Corporate Branding Bioskop Dalam Industri Hiburan (Studi Kasus Cinema 21 Group Dengan CGV Cinemas) Cut Putri Chandra; Sinta Paramita
Prologia Vol 2, No 1 (2018): Prologia
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/pr.v2i1.2400

Abstract

Globalisasi mendorong setiap perusahaan untuk terus berjuang mempertahankan eksistensinya. Hiburan sebagai pertunjukan dan keramaian berupa sandiwara, wayang, bioskop, pertunjukan-pertunjukan didalam warung-warung kopi, kabaret, sirkus, pertunjukan bernyanyi, musik, balet, dansa, pesta, pameran, pertunjukan dengan alat musik, pertandingan, olahraga dan permainan. Hiburan telah menjadi gaya hidup manusia yang perlahan berubah menjadi kebutuhan primer. Dengan strategi yang tepat maka hiburan dapat mengalihkan para manusia dari pusat perbelanjaan atau konser musik menuju bioskop yang menghadirkan tontonan-tontonan yang dapat dijadikan refleksi dan dapat membuka imajinasi untuk berfikir kreatif. Bioskop yang dulu hanya menjadi kebutuhan tambahan pada zaman saat ini telah berubah menjadi kebutuhan primer. Ada dua bioskop yang mendominasi yaitu Cinema 21 Group dan CGV Cinemas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara Cinema 21 Group dan CGV Cinemas dalam mengcorporate branding perusahaan mereka dengan menggunakan teori Corporate Brandingyang dapat dikaitkan dengan teori Marketing Mix. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif studi kasus yang menjelaskan hasil penelitian secara mendalam dan hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kekurangan dan kelebihan dari masing-masing perusahaan dan adanya beraneka ragam perbedaan corporate branding dari masing-masing perusahaan sehingga adanya perbedaan pendapat dan pemilihan konsumen kepada kedua perusahaan tersebut.