Lilis Lismaya
Unknown Affiliation

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENERAPAN PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN MELALUI OUTDOOR ACTIVITIES UNTUK MENINGKATKAN MULTIPLE INTELLEGENCIES MAHASISWA Lismaya, Lilis; Widiantie, Rahma
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 9, No 01 (2017)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v9i01.514

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan pembelajaran Morfologi Tumbuhan Melalui Outdoor Activities  terhadap peningkatan Multiple Intellegencies mahasiswa, menganalisis perbedaan hasil antara tes awal dan tes akhir pada pembelajaran Morfologi Tumbuhan Melalui Outdoor Activities terhadap peningkatan Multiple Intellegencies mahasiswa, , mengungkap respon mahasiswa terhadap penerapan pembelajaran Morfologi Tumbuhan Melalui Outdoor Activities terhadap peningkatan Multiple Intellegencies mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah weak experimental atau eksperimen lemah dengan desain penelitian The One-Group Pretest-Posttest Design (Fraenkel, 2007). Dalam penelitian ini hanya menggunakan 1 kelas eksperimen yang diberikan perlakuan untuk menilai pengaruh dari perlakuan tersebut, tanpa dibandingkan dengan kelas control. Instrumen yang digunakan adalah soal Multiple Intellegences. Hasil dari penelitian ini yaitu : 1)Terdapat perbedaan hasil antara tes awal dan tes akhir pada Multiple Intellegencies mahasiswa sebelum dan sesudah pembelajaran morfologi tumbuhan melalui Outdor Activities; 2) Terdapat peningkatan Multiple Intellegencies mahasiswa terutama kecerdasan naturalisnya melalui pembelajaran Outdoor Activities pada pembelajaran morfologi tumbuhan; 3) Respon positif dari mahasiswa terhadap penerapan pembelajaran Outdoor Activites pada mata kuliah morfologi tumbuhan terhadap peningkatan Multiple Intellegencies mahasiswa.  Kata kunci: Morfologi Tumbuhan, Outdoor Activities, Multiple Intellegencies
PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUALBERBASIS MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA KONSEP MONERA DI SMA NEGERI 1 KUNINGAN Lismaya, Lilis
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 3, No 1 (2011)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v3i1.32

Abstract

Telah dilakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Pembelajaran Konstektual Berbasis Masalah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Masa Pelajaran Biologi Konsep Monera di SMA Negeri 1 Kuningan “. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya jenis strategi pembelajaran yang digunakan dalam KBM namun kurang dapat memberdayakan sisiwa. Oleh karena itu, perlu adanya suatu strategi belajar baru yang dapat mendorong sisiwa mengkonstuksi pengetahuan mereka sendiri serta mampu menjadikan sisiwa siap menghadapi masalah-masalah nyata yang ada dalam kehidupan mereka yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran kontekstual berbasis masalah, sehingga diharapkan dengan adanya strategi pembelajaran tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran konstektual berbasis masalah terhadap prestasi belajar siswa kelas X pada konsep monera si SMA Negeri 1 Kuningan. Dalam penelitian ini penulis mengambil populasi seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kuningan semester 1 tahun ajaran 2005-2006 sebanyak 7 kelas dengan jumlah 276 siswa. Sedangkan sampel penelitian yang diambil secara purposive sampling adalah 2 kelas, yaaitu kelas X3 dan X5 dengan masing-masing kelas sebagai kelas eksperimen, dan jumlah masing-masing kelas 40 siswa. Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 80 siswa. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuasi eksperimen dengan satu perlakuan dan jenis penelitian kuantitatif. Data yang diperoleh disanalisis dengan menggunakan uji statistik parametrik ( uji z ), karena data berdistribusi normal. Dari pengolahan data tes akhir melalui uji Z pada tarad signifikansi 1% diperoleh hasil Zhitung=13 dan Zdaftar=2,58 maka ZhitungZdaftar.Begitu pula melalui uji proposi diperoleh hasil Zhitung=10,83 dan Zdaftar=2,58 sehingga ZhitungZdaftar. Dengan demikian H1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari pembelajaran konstektual berbasis masalah terhadap prestasi belajar siswa kelas X pada konsep monera di SMA Negeri 1 Kuningan.        
PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION MELALUI LKS BERBASIS MASALAH TERHADA KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 2 JALAKSANA Saputri, Nurwulan; Suganda, Ondi; Lismaya, Lilis
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 10, No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v10i2.1340

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep ekosistem melalui penerapan model Student Teams Achievment Divisionyang  disertai dengan LKS Berbasis Masalah. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimental dengan desain penelitian yaitu pretest-posttest control group design.Populasi penelitian semua siswa kelas VII SMP Negeri 2 Jalaksana di tahun pelajaran 2015/2016. Pengambilan sampel dengan tekhnik cluster random sampling. Sampel penelitian dari kelas VII C sebagai kelas kontrol dan kelas VII D sebagai kelas eksperimen. Pengumpulan data dengan tes uraian (pretest-posttest), LKS berbasis masalah, lembar observasi guru dan siswa, dan angket respon siswa terhadap proses pembelajaran. Analisis data diambil menggunakan uji t, berdasarkan uji t didapatkan thitung(4,5) ttabel(2,005) dengan taraf signifikan 5% yang artinya Ho ditolak dan H1 dengan nilai gain kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol yaitu 0,48 dalam kriteria sedang dan kelas kontrol 0,22 dalam kriteria rendah, hasil analisis LKS berbasis masalah mencapai persentase 75,3% dalam kriteria baik, lembar observasi guru dan siswa mencapai 89% dan 72,5%, dan hasil analisis angket respon siswa mencapai 87%. Hal diatas menunjukkan bahwa penerapan model Student Teams Achievment Division yang disertai dengan LKS Berbasis Masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi ekosistem.Kata Kunci: Model STAD, LKS Berbasis Masalah, Kemampuan Berpikir Kritis
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN STRATEGI IDEAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI KELENJAR ENDOKRIN Widiantie, Rahma; Lismaya, lilis
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 9, No 01 (2017)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v9i01.515

Abstract

Keterampilan memecahkan masalah merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh mahasiswa untuk menghadapi persaingan dan perkembangan zaman. Mahasiswa mengalami kesulitan dalam proses menyelesaikan permasalahan pembelajaran sehingga dibutuhkan cara atau strategi pemecahan masalah yang tepat untuk meningkatkan keterampilan memecahkan masalah mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peningkatan keterampilan memecahkan masalah mahasiswa melalui strategi IDEAL pembelajaran berbasis masalah.  Metode penelitian yang digunakan adalah weak experiment dengan desain penelitian The One-Group Pretest-Posttest Design. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa semester VI yang menempuh mata kuliah endokrinologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan memecahkan masalah dengan indeks N-Gain 0,3 termasuk kategori sedang dan hasil postesnya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai KKM mata kuliah endokrinologi. Hasil uji t menunjukkan hipotesis diterima, artinya terdapat peningkatan keterampilan memecahkan masalah mahasiswa melalui penerapan strategi IDEAL pembelajaran berbasis masalah . Hasil analisis keterampilan memecahkan masalah berdasarkan rubric penilaian, yaitu rata-rata skor 2,2 dalam kategori baik, artinya mahasiswa mempunyai keterampilan dalam mengidentifikasi masalah, menentukan tujuan memecahkan masalah, mencari banyak alternative solusi, menentukan solusi yang terbaik namun lemah dalam mengevaluasi proses memecahkan masalahnya sesuai dengan tujuan yang ditentukan. Penerapan strategi IDEAL pembelajaran berbasis masalah dapat digunakan sebagai alternatif dalam upaya meningkatkan keterampilan memecahkan masalah mahasiswa karena langkah-langkahnya memudahkan siswa dalam memecahkan masalah pembelajaran.Kata kunci: Keterampilan Pemecahan Masalah, Peningkatan, Pembelajaran Berbasis Masalah, Strategi IDEAL
PENERAPAN PEMBELAJARAN EVERY ONE IS A TEACHER HERE PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN ARGUMENTASI DAN PRESTASI MAHASISWA BIOLOGI (TINGKAT I ) FKIP UNIKU Lismaya, Lilis
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 3, No 1 (2011)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v3i1.31

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya jenis strategi pembelajaran yang digunakan dalam KBM namun kurang dapat membangun karaker mahasiswa FKIP sebagai calon guru, salah satunya dalam kemampuan berargumentasi. Oleh karena itu, perlu adanya suatu strategi belajar yang mampu menumbuhkan kemampuan berargumentasi mahasiswa, sehingga diharapkan dengan penerapan strategi every one is a teacher here ini meningkatkan prestasi mahasiswa khususnya dalam KBM dan menumbuhkan keberanian mereka dalam mengemukaan pendapat mereka. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan strategi every one is a teacher here terhadap peningkatan kemampuan berargumentasi dan prestasi mahasiswa biologi (tingkat 1) FKIP UNIKU. Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah seluruh mahasiswa tingkat 1 biologi FKIP UNIKU tahun ajaran 2011-2012 sebanyak 2 kelas. Sedangkan sampel yang diambil secara purposive sampling adalah 1 kelas ekperimen. Adapun metode yang digunakan adalah kuasi ekperimen dengan desain pre test-post test design dan jenis penelitian kuantitatif. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji statistic parametric (uji Z), karena data berdistribusi normal. Dari pengolahan tes akhir melalui uji Z pada taraf signifikasi 1% diperoleh hasil Z hitung = 9,63 dan Z daftar = 2,58 maka Z hitungZ daftar. Dengan demikian H1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan strategi “Every One is a Teacher  Here” terhadap hasil belajar dan kemampuan berargumentasi mahasiswa Biologi tingkat  I FKIP UNIKU.
PENGGUNAAN LKM BERBASIS MASALAH PADA OUTDOOR ACTIVITIES UNTUK MENINGKATKAN MULTIPLE INTELLIGENCES MAHASISWA Lismaya, Lilis
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 10, No 01 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v10i01.874

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran yang masih dilakukan di dalam kelas saja, mahasiswa merasa terkungkung dalam ruangan kelas demi mancapai tujuan pembelajaran, padahal proses pembelajaran diharapkan menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk   mengembangkan kompetensi   agar menjelajahi   dan   memahami   alam   sekitar secara ilmiah. Adapun tujuan dari penelitian  ini  adalah  untuk  menganalisis  penggunaan  LKM  Berbasis  Masalah pada Outdoor Activities terhadap Multiple Intelligences Mahasiswa. Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah seluruh mahasiswa tingkat 1 biologi FKIP UNIKU tahun ajaran 2016-2017 sebanyak 115 mahasiswa. Sedangkan sampel yang diambil secara purposive sampling adalah 1 kelas ekperimen berjumlah 28 mahasiswa. Adapun metode yang digunakan adalah weak experimental atau eksperimen lemah dengan desain penelitian The One-Group Pretest-Posttest Design. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji t,  diperoleh  hasil  0,000  lebih  kecil  dari  0,05.  Dengan  demikian  H1  diterima, artinya terdapat peningkatan    Multiple Intelligences mahasiswa melalui penggunaan LKM berbasis masalah pada Outdoor Activities.Kata Kunci : LKM Berbasis Masalah, Outdoor Activities, Multiple Intelligences
AKTUALISASI WANITA BERPENDIDIKAN PADA ERA GLOBALISASI DALAM MENJAGA ETIKA DAN MORAL LINGKUNGAN Hindriana, Anna Fitri; Suryani, Yeyen; Lismaya, Lilis
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 02 (2019): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v2i02.2116

Abstract

The development of moral and environtmental ethics must be started early. This is because someone’s success is deeply affected by their characther that has been nurtured since childhood. 0 – 5 years old is the period when the children are capable to do information accomodation processing from their suroundding very quicky, thus the ealy years of children is an opportunity to give them understanding about proper ethics and environtmental moral. The nurture of ethics and environtmental moral is not only the obligation of the teacher but also parents. In accordance with that, the aim of this community service is to 1) give understanding to parents about the necessity of sinergy between parents and pre-school teachers for children’s ethics and environtmental moral development, 2) enhance pre-school teachers’ and parents’ understanding about the principals that need to be applied in developing ethics and evinrontmental moral. The method used in this activity were 1) Training for pre-school teacher and parents on early childhood ethics and moral development, 2) assistance in creating ethics and moral based lesson plan for pre-school teachers. The result that attained is the improvement of pre-school teachers’ and parents’ understanding on ethics and moral and the improvement of ethics and moral based lesson plan quality.Abstrak Indonesia tengah mengalami proses kehilangan, mulai kehilangan aspek fisik, alam hayati, manusia dan budaya. Wanita mampu berperan baik di bidang pendidikan dan domestik sebagai  pendidik pertama dan utama yang harus mengambil langkah-langkah strategis untuk menyelamatkan generasi bangsa. Pengembangan moral dan etika lingkungan harus dimulai sejak dini,  hal ini dikarenakan  keberhasilan dan kesuksesan  seseorang sangat dipengaruhi oleh karakter yang terbangun semenjak kecil, usia 0 sampai 5 tahun yang merupakan  masa dimana anak melakukan proses akomodasi informasi dari lingkungan yang sangat cepat oleh karena itu pada masa-masa awal pertumbuhan merupakan kesempatan diberikannya  pemahaman tentang etika dan moral lingkungan yang baik. Pembentukan moral dan etika lingkungan bukan hanya merupakan tanggung jawab  guru tetapi harus bersinergi dengan orang tua  di rumah. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini untuk : 1) memberikan pemahaman pentingnya sinergi  pengembangan etika dan moral lingkungan pada anak oleh guru PAUD dan orang tua, 2) meningkatkan pemahaman guru PAUD dan orang tua tentang prinsip-pinsip yang harus dikembangkan dalam mengembangkan etika dan moral lingkungan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini; 1) pelatihan kepada orang tua dan guru PAUD tentang progam pengembangan etika dan moral lingkungan  anak usia dini, 2) pendampingan pembuatan rancangan pembelajaran berbasis etika dan moral bagi guru-guru PAUD. Hasil yang dicapai adalah peningkatan pemahaman orang tua dan guru-guru PAUD tentang etika dan moral lingkungan dan peningkatan kualitas rancangan pembelajaran berbasis etika dan moral lingkungan.Kata Kunci : Etika, Moral, Lingkungan, Anak Usia Dini
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PADA KONSEP SPESIASI Lilis Lismaya
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 9, No 01 (2017)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v9i01.518

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada konsep spesiasi.  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen (quasi-experimental research) dengan subjek penelitian mahasiswa prodi pendidikan biologi sebanyak dua kelas terdiri dari 1 kelas eksperimen dengan menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah dan 1 kelas kontrol dengan menggunakan Pembelajaran Pemecahan Masalah. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah The Matching-only Pretest-Posttest Control Group Design . Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Hasil uji t kemampuan berpikir kritis menunjukkan signifikasi 0,000 0,05, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kemampuan berpikir kritis yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sehingga terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap kemampuan berpikir kritis. Indeks gain kemampuan berpikir kritis = 0,463 termasuk kategori sedang. Hampir seluruhnya (75%) tanggapan mahasiswa pada pembelajaran spesiasi melalui pembelajaran berbasis masalah adalah positif.  Kata kunci : Kemampuan berpikir kritis, pembelajaran berbasis masalah, konsep spesiasi.
Pelatihan Pengajaran Bahasa Inggris untuk Guru SMP Gugus Kadugede di SMPN 2 Subang dengan Pendekatan English as Medium of Interaction (EMI) Dadang Solihat; Fahrus Zaman Fadhly; Lilis Lismaya
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6, No 01 (2023): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v6i01.6950

Abstract

The ability of teaching English among English teachers still needs to be improved. The atmosphere of  English class will feel maximal when the teacher as a key factor plays its function and ability as an attractive, energetic, creative teacher and always uses English as a medium of communication in teaching. English as Medium of Interaction (EMI) is an approach in training to improve teacher skills in teaching English to junior high school teachers in the Kadugede Group. Instructor provides training with full of English so that the trainees are moved to respond in English as well. The use of English in the classroom with a percentage of only 60%: 40% will certainly have a significant positive impact in the learning process. Motivating teachers by providing concrete examples that communicating optimally in English classes must continue to be done to get effective and efficient learning outcomes. After completion of teacher training – teachers feel motivated to teach in the classroom using EMI. They felt that during the training, they had received full training in English, so they realized that in English, students were accustomed to listening and were moved and forced to speak English because learning the language was just the matter of habit.  
Pelatihan dan Pengajaran dengan Pendekatan Media Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Guru-Guru SDN Tundagan, Hantara, Kuningan Dadang Solihat; Arrofa Acesta; Fahrus Zaman Fadhly; Lilis Lismaya
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6, No 02 (2023): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v6i02.6949

Abstract

The teaching ability of teachers at SD Negeri 1 Tundagan still needs to be improved. The purpose of this study was to improve the teaching skills of teachers at SDN 1 Tundagan, Tundagan Village, Hantara District, Kuningan Regency. The approach used is Media Information and Communication Technology (ICT). This ICT can motivate elementary school teachers by providing concrete examples that communicating optimally accompanied by the application of information technology media in the classroom must continue to be carried out to get effective and efficient learning outcomes. After completing the training, the teachers were very enlightened and motivated to provide even better teaching by using technological media. One representative from the teacher submitted a request that the training be continued every semester on an ongoing basis.Kemampuan mengajar guru – guru  di Sekolah Dasar Negeri 1 Tundagan   masih perlu ditingkatkan. Tujuan pengabdian ini adalah meningkatkan skill mengajar  para guru di SDN 1 Tundagan Desa Tundagan Kec Hantara Kabupaten Kuningan. Pendekatan yang digunakan adalah Media Tekhnologi Informasi dan Komunikasi (TIK). TIK ini dapat memotivasi guru – guru sekolah dasar dengan memberikan contoh konkrit bahwa berkomunikasi dengan maksimal disertai dengan penerapan media teknologi informasi dalam kelas harus terus dilakukan untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien. Setelah selesai pelatihan guru – guru sangat tercerahkan dan termotivasi untuk menberikan pengajaran yang lebih baik lagi dengan penggunaan media teknologi. Salah satu perwakilan dari guru menyampaikan permohonan agar pelatihan terus dilakukan tiap semester secara berkelanjutan.