Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Analisis Penggunaan Daya Baterai Pada Sistem Monitoring Nirkabel Gelombang Air Laut Fawaz Irfan Mubarok; Rahmat Awaludin Salam
eProceedings of Engineering Vol 8, No 5 (2021): Oktober 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wireless sensor network jaringan yang terdiri dari suatu sensor yang dapat mendeteksi suatu keadaan, hasil yang didapat dari sensor kemudian akan dikirimkan ke penerima. Pemanfaatan wireless sensor netwok dapat digunakan pada untuk memonitoring ketinggian dari gelombang air laut. Pada sistem ini tidak terhubung ke catu daya jala-jala yang mengakibatkan keterbatasan sumber daya (energi) pada sistem tersebut. Pengguna dari sistem tersebut perlu mengetahui daya yang dibutuhkan dan digunakan agar wireless monitoring gelombang air laut ketika di simpan di laut dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Oleh karena itu solusi yang dapat digunakan yakni dengan membuat sistem pengukuran daya baterai pada wireless monitoring gelombang air laut. Hasil pengujian menunjukan error pengukuran tegangan dan arus Sensor INA219 0,6% dan 3,8%. Sensor node mengkonsumsi arus saat pengiriman dan pemrosesan data sebesar 49,44 mA dan 42,5 mA dengan jarak pengiriman 50 dan set Tx power 17. Tx power berpengaruh terhadap konsumsi arus pada sensor node. Kata kunci: Wireles Monitoring, Monitoring Daya, Sensor INA219
Sistem Pemantauan Kualitas Udara Di Kawasan Bandung Metropolitan Berbasis Gsm Muhammad Riadhi Subardi; Indra Chandra; Rahmat Awaludin Salam
eProceedings of Engineering Vol 7, No 3 (2020): Desember 2020
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pencemaran udara yang semakin meningkat merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pemantauan kualitas udara dengan parameter ukur yang terdiri dari konsentrasi karbon dioksida (CO2) dan partikulat (PM2.5), serta dilengkapi dengan parameter meteorologi seperti temperatur (T), kelembapan relatif (RH), intensitas cahaya (I), tekanan (P), curah hujan, dan kecepatan/arah angin (WS/WD). Penelitian ini menggunakan panel surya untuk sumber tegangan cadangan. Terdapat baterai untuk menyimpan sumber energi listrik dan modul charger yang berfungsi untuk mengontrol pengisian daya baterai dari panel surya. Lokasi pengukuran dilakukan di dua lokasi, yaitu Gedung Tokong Nanas (R1) dan Gedung Deli (R2), Universitas Telkom, Bandung, yang dilakukan pada 1 Februari 2019 - 31 Januari 2020. Komunikasi data menggunakan GSM (SIM900A) yang dikirimkan ke cloud database per 2 menit dan disimpan di data logger. Hasil pengukuran di kedua lokasi memiliki perbedaan pada musim kemarau, hujan, dan pancaroba. Rata-rata harian dan per 8 jam masing-masing untuk konsentrasi PM2.5 dan CO2 di R1 dan R2 adalah 44 μg/m3 dan 521 ppm, serta 60 μg/m3 dan 621 ppm di musim hujan. Sedangkan untuk musim kemarau adalah 35 μg/m3 dan491 ppm, serta 60 μg/m3 dan 686 ppm. Pada musim pancaroba, konsentrasi polutan yang terukur yaitu 41 μg/m3 dan 504 ppm, serta 61 μg/m3 dan 672 ppm. Konsentrasi PM2.5 dan CO2 di R2 lebih tinggi daripada di R1 dikarenakan lokasi R2 lebih rendah dari R1 dan dipengaruhi oleh aktivitas antropogenik. Lokasi R1 lebih tinggi konsentrasi pada musim hujan karena planetary boundary layer di musim hujan mengalami penurunan yang mengakibatkan kualitas udara dipengaruhi oleh transportasi jarak jauh dari polutan. Sedangkan untuk lokasi R2, konsentrasi di musim kemarau lebih tinggi terjadi karena aktivitas vegetasi yang lebih aktif di musim kemarau. Kata kunci: Bandung Metropolitan, GSM, kualitas udara, low-cost sensor, musim. Abstract Increased level of air pollution is one of the environmental problems that occur in big cities in Indonesia. This study aims to develop an air quality monitoring system with measuring parameters are carbon dioxide (CO2) and particulate matter (PM2.5), as well as meteorological parameters (temperature (T), relative humidity (RH), light intensity (I), pressure (P), precipitation, and wind speed/direction (WS/WD). The system is equipped by solar panels as a backup voltage source, a battery to store the electrical energy from the solar panel, and a charger module that functions to control battery charging from the solar panel. Location measurements were carried out in 2 locations, namely Tokong Nanas Building (R1) and Deli Building (R2), Universitas Telkom, Bandung, which was conducted on February 1, 2019 - January 31, 2020. Data communication uses GSM (SIM900A) which is sent to the cloud database every 2 minutes and stored in the data logger. The measurement results at the two locations dif ered from the dry, rainy, and transition seasons. The daily and 8-hour average for the concentration of PM2.5 and CO2 in R1 and R2 respectively is 44 μg /m3 and 521 ppm and 60 μg /m3 and 621 ppm in the rainy season, while for the dry season is 35 μg /m3 and 491 ppm, and 60 μg /m3 and 686 ppm. In the transition season, these concentrations are 41 μg /m3 and 504 ppm, and 61 μg /m3 and 672 ppm. The concentrations of PM2.5 and CO2 in R2 are higher than in R1. This is because the location of R2 is lower than R1 and it is influenced by the location of the anthropogenic activity. Location R1 has a higher concentration in the rainy season because the planetary boundary layer in the rainy season has decreased which results in transboundary air pollution mixing with local air pollution. Whereas for the R2 location the concentration in the dry season was higher because the vegetation activity was more active in the dry season. Keywords: air quality, Bandung Metropolitan, GSM, low-cost sensors, seasonal
Studi Awal: Estimasi Ketinggian Muka Air Laut Berdasarkan Data Percepatan Akselerometer Qur’ainni Jannati Putri Azzahra; Rahmat Awaludin Salam; Casmika Saputra
eProceedings of Engineering Vol 8, No 5 (2021): Oktober 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tsunami terjadi karena adanya gempa bumi (tektonik maupun vulkanik) bawah laut yang membentuk gelombang dengan pergerakan acak dan kompleks sehingga tinggi serta periodenya sulit untuk diukur dan dirumuskan. Pada penelitian ini diusulkan untuk melakukan suatu proses penyerupaan dari pemantauan ketinggian muka air laut. Proses pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali dengan pola gelombang regular dan irregular. Pengolahan data menggunakan aplikasi MATLAB, serta pengolahan video menggunakan aplikasi Tracker. Kedua pengolahan data tersebut untuk menghasilkan nilai ketinggian muka air dan kedua nilai tersebut akan dibandingkan. Di mana, dari masing-masing pola gelombang nilai ketinggiannya mendekati dengan kondisi real pengambilan data, yaitu sebesar 0.107 m untuk pola gelombang regular dan 0.087 m untuk pola gelombang irregular. Pola grafik yang disajikan hampir sama namun terdapat perbedaan time frame dan delay yang diakibatkan oleh proses perekaman video dan pengambilan data dimulai dengan tidak bersamaan, diperoleh selisih waktu sebesar 0.032 s. Simpulannya, penelitian ini mengestimasikan nilai ketinggian yang memiliki tujuan sebagai pengukuran ketinggian muka air laut berdasarkan data percepatan akselerometer, serta menjadikan gambaran untuk kondisi real pengukuran ketinggian muka air laut. Sehingga, bisa mendapatkan data yang akurat dan dapat bermanfaat untuk sistem pemantauan perairan di Indonesia dengan proses yang sederhana. Kata kunci: akselerometer, data percepatan, ketinggian muka air, regular, irregular
Rancang Bangun Sistem Penentu Posisi Koordinat (x,y) Menggunakan Sensor Light Dependent Resistor (ldr) Dan Perhitungan Metode Titik Berat Untuk Koil Pemindai Pada Metode Eddy Current Testing (ect) Putri Suci Febriani; Dudi Darmawan; Rahmat Awaludin Salam
eProceedings of Engineering Vol 8, No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Eddy Current Testing (ECT) merupakan salah satu metode dari Non-Destructive Testing (NDT) yang memanfaatkan medan magnet untuk melihat interaksi antara sumber medan magnet dengan objek yang akan diuji. Dalam penerapannya ECT membutuhkan koil untuk digunakan sebagai alat pemindai yang akan memindai cacat atau keretakan pada objek uji. Untuk membantu proses pengujian, dibutuhkan sistem pemindai yang dapat melakukan penginduksian arus pada koil sekaligus dapat mengetahui posisi koordinat penginduksi itu berada sehingga keretakkan/kerusakan pada objek dapat langsung diketahui posisinya. Penelitian ini menggunakan sumber cahaya yang akan ditempatkan satu titik koordinat dengan koil agar koil dan sumber cahaya memiliki titik koordinat yang sama. Untuk mengetahui posisi sumber cahaya tersebut pada penelitian ini juga menggunakan sensor Light Dependent Resistor (LDR). Sensor LDR ini digunakan untuk mendeteksi pergerakan cahaya yang berasal dari sumber cahaya sehingga sensor akan menerima cahaya sesuai dengan cahaya yang diterimanya. Untuk mengetahui posisi koordinat sumbu X dan sumbu Y tersebut, penulis menggunakan perhitungan metode titik berat. Dari percobaan yang telah dilakukan pada 10 titik koordinat didapatkan nilai rata-rata akurasi pada sumbu x adalah 99,6% dan akurasi pada sumbu y adalah 99,7% dengan resolusi pada alat adalah 2,5 cm. Kata Kunci : Eddy Current Testing, Non-Destructive Testing, Light Dependent Resistor, metode titik berat. Abstract Eddy Current Testing (ECT) is one of the methods from Non-Destructive Testing (NDT) which using field magnetic to see the interaction between sources of the magnetic field and the tested object. In Practice, Eddy Current Testing (ECT) requires coil to be used as a scanner for detecting crack or defect on the surface of the object. To do the testing, we need to induct current on the coil to get the position also the coordinate to make sure the defect and cracked area. So, defect objects can be immediately identified on its position.This research use source of the light will be combined in one place with the coil so that the coil and the source of light have the same coordinate points. In this study, for finding the position of the light we need a sensor called LDR (Light Dependent Resistor). This LDR sensor is used to detect the movement of light coming from a light source so that the sensor will receive light according to the light it receives.To find out the position of the coordinates of the X and Y axes, the authors uses the “TITIK BERAT” method. From the experiments that have been tried out at 10 coordinate points, the average value of accuracy on the x-axis is 99.6% and the y-axis accuracy is 99.7% with the resolution at the tool is 2,5 cm. Keywords: Eddy Current Testing, Non-Destructive Testing, Light Dependent Resistors, emphasis method.
Pemantauan Potensi Energi Yang Dihasilkan Sel Surya Polycrystalline Silicon Untuk Pengisian Baterai Lead Acid Di Lingkungan Universitas Telkom Gusti Lucky Lerian; Asep Suhendi; Rahmat Awaludin Salam
eProceedings of Engineering Vol 8, No 2 (2021): April 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pada penelitian kali ini telah dilakukan pemantauan pengaruh besar radiasi matahari yang diterima sel surya untuk mengisi baterai lead acid. Dengan menggunakan mikrokontroler Arduino Mega maka dapat diketahui besar energi yang dihasilkan oleh sel surya dan nilai radiasi matahari. Terdapat 2 metode penyimpanan data yaitu menggunakan SD Card dan platform IoT. Dalam proses pengukuran selama 5 hari didapat nilai efisiensi sel surya Polycrystalline Silicon 20Wp dan 10Wp dengan nilai masing-masing 7,298% dan 8,843%. Pengaruh nilai radiasi matahari yang diterima sel surya pun mempengaruhi lama waktu pengisian baterai. Saat kondisi langit cerah, rata-rata energi harian yang dihasilkan oleh sel surya 20Wp dan 10Wp masing-masing adalah 112,245 VAh dan 67,85 VAh, serta mampu mengisi baterai lead acid 86,4 VA masing-masing selama 9¼ jam dan 12½ jam. Namun pada kondisi langit berawan, sel surya hanya menghasilkan energi harian sebesar 47,62 VAh dan 32,33 VAh, serta mengisi baterai lead acid 86,4 VA lebih lama yaitu 19 jam atau ± 1 hari 7 jam dan 20½ jam atau ± 1 hari 8½ jam. Kata kunci: Mikrokontroler, baterai Lead Acid, IoT. Abstract In this research, monitoring of the influence of solar radiation received by solar cells has been carried out to charge the lead acid battery. By using the Arduino Mega microcontroller, it can be seen the amount of energy produced by solar cells and the value of solar radiation. There are 2 data storage methods, namely using an SD card and an IoT platform. In the measurement process for 5 days, the efficiency values of the 20Wp and 10Wp Polycrystalline Silicon solar cells were obtained with a value of respectively 7.298% and 8.843%. The effect of the value of solar radiation received by solar cells also affects the length of time to charge the battery. When the sky is clear, the average daily energy produced by the 20Wp and 10Wp solar cells is 112.245 VAh and 67.85 VAh, respectively, and is able to charge 86.4 VA lead acid batteries for 9¼ hours and 12½ hours respectively. However, in cloudy skies, solar cells only produce daily energy of 47.62 VAh and 32.33 VAh, and charge 86.4 VA lead acid batteries for longer, namely 19 hours or ± 1 day 7 hours and 20½ hours or ± 1 days 8½ hours. Keywords: Microcontroller, Lead Acid battery, IoT
Analisis Pengaruh Variasi Volume Chamber Terhadap Produksi Listrik Pada Stacked Microbial Fuel Cell Yan Khairul Akbar; M. Ramdlan Kirom; Rahmat Awaludin Salam
eProceedings of Engineering Vol 8, No 5 (2021): Oktober 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permintaan akan energi listrik khususnya di Indonesia terus meningkat. Sementara ketersediaan sumber energi fosil semakin menipis. Energi terbarukan berbasis bioelektrokimia dapat dijadikan sebagai solusi. Microbial Fuel Cell (MFC) adalah salah satu perangkat berbasis bioelektrokimia. Tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui efek va
Implementasi Dan Monitoring Sistem Pendayaan Listrik Mandiri Berbasis IoT Pada Rumah Maggot Dimas Prasetio; Rahmat Awaludin Salam; Faisal Budiman
eProceedings of Engineering Vol 10, No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak — Catu daya panel surya merupakan solusi penyedia listrik bagi tempat yang jauh dari PLN. Tujuan dibuatnya catu daya panel surya yaitu menyediakan sumber listrik, untuk alat controlling dan monitoring rumah budidaya maggot. Adanya penelitian ini dikarenakan kebutuhan listrik pada rumah budidaya maggot yang berada di daerah yang jauh dari akses PLN. Metode penelitian ini yaitu metode kuantitatif, peneliti melakukan pengambilan data langsung pada alat dan melakukan pengolahan data hasil yang diperoleh dan menganalisisnya. Hasil penelitian berupa alat kontrol dan monitoring rumah budidaya maggot dapat beroperasi menggunakan daya dari panel surya. Aplikasi monitoring rumah budidaya maggot dan monitoring daya sudah dilakukan dan menampilkan informasi keadaan suhu dan kelembaban rumah budidaya maggot dan informasi tegangan, arus, dan daya untuk beban rumah budidaya maggot dan baterai. Hasil penelitian menunjukkan tegangan baterai stabil dan dapat disimpulkan keadaan baterai aman untuk pengoperasian alat kontrol dan monitoring rumah maggot. Pada data daya beban dan daya baterai diperoleh data yang baik, dimana daya pada baterai selalu lebih tinggi daripada daya beban, hasil menunjukkan kebutuhan listrik rumah maggot terpenuhi. Untuk penggunaan daya tertinggi setiap harinya sebesar 10 W dan penggunaan daya terendah setiap harinya sebesar 2 W, dan asumsi rata-rata jumlah energi selama satu hari sebesar 525 Wh. Kata kunci — internet of things, panel surya, sensor arus, sensor tegangan.
Analisis Potensi Kebakaran Hutan Menggunakan Data Titik Panas Dan Iklim Untuk Pemasangan Alat Kualitas Udara Di Provinsi Riau Elpi Sandra Yunvi; Indra Chandra; Rahmat Awaludin Salam
eProceedings of Engineering Vol 8, No 2 (2021): April 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Riau merupakan salah satu daerah di pulau Sumatera yang memiliki lahan gambut terluas berkisar 55,76% dari total luas di Sumatera. Hal ini menyebabkan Riau rentan terhadap kebakaran hutan dan lahan akibat proses alami ataupun penyalahgunaan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis suatu daerah untuk pemasangan alat kualitas udara berbasis low-cost sensor di Provinsi Riau dengan memanfaatkan data cuaca dan sebaran titik panas (hotspot). Data yang digunakan yaitu kebakaran hutan pada tahun 2015 dan 2019 yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan Malaysia Dapartment of Environment (DOE) melalui Air Quality Historical Data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif yaitu dengan meneliti berbagai kejadian, serta mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data. Dari proses tersebut, cuaca berpengaruh terhadap kebakaran hutan dan lahan serta sebaran titik panas (hotspot). Kebakaran hutan yang terjadi menyebabkan polusi lintas batas yang meningkatkan konsentrasi PM10 dan terjadi degradasi kualitas udara, sebagai contoh di Malaysia. Polutan dari kebakaran hutan berupa fresh (gas rumah kaca (CO2, CH4, N2O) dan black carbon) dan aged (senyawa fotokimia (CO, NMVOC, NOx)) combutions. Adapun parameter ukur yang dapat digunakan yaitu temperatur, kelembapan, arah dan kecepatan angin, Particulate Metter, sensor gas, dan sensor api. Dari hasil analisis didapatkan beberapa daerah yang direkomendasikan yaitu Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Siak, Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Indragiri Hilir, dan Kabupaten Indragiri Hulu. Kata kunci : Cuaca, hotspot, kebakaran hutan, PM10. Abstract Riau is one of the areas on the island of Sumatra, which has the largest peatlands, around 55.76% of the total area in Sumatra. This leaves Riau vulnerable to forest and land fires due to natural processes or land misuse. This study aims to analyze an area for the installation of air quality devices based on low-cost sensors in Riau Province by utilizing weather data and the distribution of hotspots. The data used are forest fires in 2015 and 2019 which were obtained from the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (BMKG), the Ministry of Environment and Forestry (KLHK), and the Malaysia Department of Environment (DOE) through Air Quality Historical Data. The method used in this research is descriptive by examining various events, as well as collecting, processing, and analyzing data. From this process, the weather affects forest and land fires and the distribution of hotspots. Forest fires that occur cause transboundary pollution which increases PM10 concentrations and degrades air quality, for example in Malaysia. Pollutants from forest fires are fresh (greenhouse gases (CO2, CH4, N2O) and black carbon) and aged (photochemical compounds (CO, NMVOC, NOx)) combutions. The measuring parameters that can be used are temperature, humidity, wind direction and speed, particulate meter, gas sensor, and fire sensor. From the analysis, it was found that several recommended areas were Bengkalis Regency, Rokan Hilir Regency, Pelalawan Regency, Siak Regency, Meranti Islands Regency, Indragiri Hilir Regency, and Indragiri Hulu Regency. Keywords: Forest fire, hotspot, PM10, weather
Aplikasi Ultrasonik Dalam Penentuan Kontur Lapisan Subur Tanah Thresia Margaretha; Dudi Darmawan; Rahmat Awaludin Salam
eProceedings of Engineering Vol 8, No 5 (2021): Oktober 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ultrasonic testing merupakan salah satu metode NDT (Non-Destructive Testing) yang memanfaatkan gelombang ultrasonik untuk mendeteksi ketebalan suatu objek yang akan diuji. Metode ultrasonic testing ini dapat digunakan untuk penentuan kontur lapisan subur tanah dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik melalui transduser ke atas permukaan objek uji. Respon gelombang pantul yang terlihat pada osiloskop kemudian dianalisis untuk melihat waktu tempuh yang dibutuhkan gelombang pada saat ditransmisikan sampai diterima kembali. Dalam penelitian ini digunakan transduser AT200 dengan frekuensi kerja sebesar 200 kHz. Sebelum melakukan eksperimen pengukuran, terlebih dahulu dilakukan karakterisasi objek uji untuk menentukan kecepatan rambat gelombang pada setiap objek diuji. Berdasarkan nilai waktu tempuh dan kecepatan rambat gelombang dapat ditentukan ketebalan lapisan subur tanah yang berfungsi sebagai data dalam pembuatan kontur lapisan subur tanah. Untuk menampilkan kontur lapisan subur tanah secara tiga dimensi, sumbu x dan sumbu y akan diasumsikan sebagai koordinat titik pengukuran dan sumbu z diasumsikan sebagai ketebala tanah humus. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan nilai pengukuran ketebalan lapisan tanah yang terdeteksi mempunyai rata-rata tingkat kesalahan sebesar 1,009% pada tanah humus dan 0,878% pada tanah laterit. Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa metode ultrasonic testing dapat diaplikasikan sebagai penentuan kontur lapisan subur tanah. Kata kunci: kontur lapisan subur tanah, NDT(Non-Destructive Testing), ultrasonic testing.
Rancang Bangun Alat Pemantau Postur Leher Untuk Terapi Leher Pengguna Gawai Endang Rosdiana; Rahmat Awaludin Salam; Fikri Firmansyah
eProceedings of Engineering Vol 8, No 5 (2021): Oktober 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

k Penelitian ini terkait rancang bangun alat pemantau postur leher untuk terapi pengguna gawai. Penggunaan gawai dengan posisi postur leher yang tidak baik dapat menyebabkan penyakit text neck. Text neck adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan rasa sakit berkelanjutan pada leher akibat cara melihat gawai dengan posisi leher ditekuk ke bawah untuk frekuensi yang terlalu sering dan waktu yang terlalu lama. Modul sensor yang digunakan dalam Penelitian ini adalah MPU6050. MPU6050 terdiri atas sensor giroskop dan sensor akselerometer yang mengukur parameter sudut derajat postur leher. MPU6050 ini diletakkan di bagian C7 leher belakang pengguna gawai. Titik awal MPU6050 adalah saat postur leher tegak, dan akan bertambah sudut derajat apabila leher menekuk ke bawah. Digunakan aktuator koin getar dan lampu led yang akan menyala apabila sudut postur leher melebihi threshold 15 0 selama 1 menit. Pengujian alat dilakukan dengan membandingkan nilai dengan kalibrator goniometer. Saat diujikan pada modul uji coba alat menghasilkan grafik kalibrasi yang liniear, namun saat diujikan pada salah satu naracoba alat mengalami error pengukuran dibawah sudut postur leher 300 . Penelitian ini dilakukan pada 6 naracoba yang berbeda-beda dan dilakukan dalam 3 sesi, yaitu 25 menit sesi pengujian, 5 menit sesi istirahat dan 15 menit sesi pengujian kembali. Hasil respon grafik pengujian dipengaruhi oleh waktu sesi pengujian sesaat memasuki detik 1500 dan biodata naracoba yaitu perbedaan umur dan kebiasaan bermain gawai. Hasil data survey menujukan 83,3% naracoba juga menjawab alat menigkatkan kewaspadaan postur leher. Hal ini dipengaruhi penggunaan 2 aktuator yaitu koin getar dan lampu led dalam memberi peringatan. 100% naracoba juga menjawab alat nyaman dan mudah digunakan selama pengujian. Hal ini hasil dari desain alat dimana menggunakan tas lengan sebagai tempat modul elektronik dan korset leher sebagai tempat MPU6050. Kata Kunci: Text neck,akselerometer,giroskop,MPU6050,goniometer.
Co-Authors Abdurrachman, Arief Ahmad Marjan Ahmad Qurthobi Andre Suwardana Adiwidya Annisa Zahwatul Ummi Arief Abdurrachman Asep Suhendi Barus, Robbi Adam Aldino Casmika Saputra Deni Ali Marwan Gajah Dewi Novianti Dimas Prasetio Dini Rizqi Amalia Dudi Darmawan Elfi Yuliza Elisabeth Dian Atmajati Elpi Sandra Yunvi Endang Rosdiana Faisal Budiman Fatah Sulaiman Fathir Akmal Fawaz Irfan Mubarok Fikri Firmansyah Fikri Muhammad Farhan Furqan Vaicdan Gusti Lucky Lerian Hanif Akbar Dawam Abdullah Hertiana Bethaningtyas Indah Cikal Al Gyfary Okthaviany Indra Chandra Indra Wahyu Fathonah Irvin Judah Lalintia Isriyanti Affifah, Isriyanti Lulu Millatina Rachmawati Lutfi Ikbal Majid Majid, Lutfi Ikbal Mario Gilang Permadi Maulana Fauzan Athalla Halinda Melina Melina Michelle Kurniawan Muhamad Haryanto Muhamad Ramdlan Kirom Muhammad Beno Afryan Muhammad Fajri Hadi Syahputra Muhammad Farisqi Aziz Muhammad Riadhi Subardi Mukhammad Kirom Nabil Ananta Hasmul Nolla Kusumawardani Nur Putri Megalia Sopian Nur Rawdotul Jannah Octo Emerald Siregar Prichel Adisatya Kampong Putri Naila Alyana Hidayat Putri Suci Febriani Qur’ainni Jannati Putri Azzahra R Anom Nurrachman Rahmat Firman Septiyanto, Rahmat Firman Restianim, Vivien Reza Fauzi Iskandar Reza Mochamad Aziz Riska Ekawita Sherly Liana Putri Sopaheluwakan Alesandro Ardiles Suhartanto Nugroho Sya’bani, Ashari Syamsul Hidayat Tania Christiana Alexandra Thresia Margaretha Vaicdan, Furqan Valentina Adimurti Kusumaningtyas Vivian Lee Yan Khairul Akbar