Kusumasari Kartika Hima Darmayanti
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

BULLYING DI SEKOLAH : PENGERTIAN, DAMPAK, PEMBAGIAN DAN CARA MENANGGULANGINYA Hima Darmayanti, Kusumasari Kartika; Kurniawati, Farida; Biondi Situmorang, Dominikus David
PEDAGOGIA Vol 17, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/pdgia.v17i1.13980

Abstract

AbstrakKasus bullying banyak terjadi di Indonesia yang mana melibatkan siswa sekolah. Hal itu menghambat proses belajar siswa sekolah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengertian, dampak, pembagian dan cara menanggulangi bullying. Penelitian menggunakan pendekatan studi literature mengenai teori dasar, dampak, pembagian dan cara menanggulangi bullying. Definisi bullying mengacu pada Olweus (1999), yang mendefinisikan bullying sebagai masalah psikososial dengan menghina dan merendahkan orang lain secara berulang-ulang dengan dampak negatif terhadap pelaku dan korban bullying di mana pelaku mempunyai kekuatan yang lebih dibandingkan korban. Sejalan dengan kemajuan teknologi, bullying tidak hanya terjadi secara face-to-face, namun juga terjadi pada platform media sosial. Beberapa praktisi pendidikan bisa menanggulangi dampak bullying dan meminimalisir angka bullying dengan beberapa program intervensi terhadap siswa sekolah dengan melibatkan orang tua, teman sebaya, pendidik, konselor sekolah, administrator sekolah, dan warga sekolah. AbstractBullying cases occur a lot in Indonesia, which involves school students. That hinders their learning process. The research aims to determine the understanding, impact, distribution and ways of overcoming bullying. The study uses a literature study approach on the basic theory, impact, division and ways to overcome bullying. The definition of bullying refers to Olweus (1999), which defines abuse as a psychosocial problem by repeatedly humiliating and demeaning others with negative impacts on abusers and victims of abuse where the perpetrator has more power than the victim. In line with technological advances, bullying does not only occur face-to-face, but also occurs on social media platforms. Some education practitioners can overcome the effects of bullying and minimize the number of bullying with several intervention programs for school students by involving parents, peers, educators, school counselors, school administrators, and school residents.
Perbandingaan Kebahagiaan Berdasarkan pada Perbedaan Gender dan Status Pernikahan Darmayanti, Kusumasari Kartika Hima; Insan, Imammul; Winata, Efan Yudha; Prasetyo, Dimas Teguh; Sakti, Pratiwi; Rosandi, Fitra Hasri
Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 19, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial
Publisher : Babes Litbang Yankessos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31105/jpks.v19i3.2125

Abstract

Status pernikahan dan perbedaan gender sering dikaitkan dengan kebahagiaan. Penelitian psikologi diharapkan dapat menjadi jawaban atas perdebatan terkait kebahagiaan, perbedaan gender, dan status pernikahan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan gender dan status pernikahan seseorang dengan kebahagiaan. Sebuah pendekatan kuantitatif dengan metode survei dilakukan pada 201 sivitas akademika di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Hasil analisis korelasi menunjukan bahwa gender tidak menjadi variabel yang berhubungan dengan kebahagiaan. Jenis pekerjaan berkaitan secara signifikan dengan kebahagiaan seseorang (r = 0,15; p < 0,05), status pernikahan secara positif berkorelasi dengan kebahagiaan (r = 0,21; p < 0,01). Penelitian ini menemukan bahwa perbedaan gender secara statistik tidak signifikan memengaruhi kebahagiaan dengan F(1, 197) = 0,28; p = 0,60, tetapi status pernikahan memprediksi kebahagiaan dengan F(1, 197) = 8,45; p = 0,00, yang mana kebahagiaan pada orang yang belum menikah (4,26 ± 0,78) secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan yang telah menikah (4,87 ± 0,78) dengan (t19,09 = -3,07; p = 0,01). Selain itu, tidak terdapat signifikansi interaksi antara perbedaan gender dan status pernikahan pada kebahagiaan dengan F(1, 197) = 0,58; p = 0,45. Seseorang yang telah menikah memiliki kecenderungan kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang belum menikah. Hasil studi ini tidak dapat menjadi rujukan utama dan informasi yang berisi mekanisme sebab-akibat. Studi selanjutnya memerlukan keterlibatan dan dinamika faktor psikologis lain sebagai variabel yang dapat memprediksi status pernikahan dan kebahagiaan seseorang. 
Studi Deskriptif Kesehatan Mental Akademisi di Kabupaten Sumbawa Darmayanti, Kusumasari Kartika Hima; Prasetyo, Dimas Teguh; Winata, Efan Yudha; Rosandi, Fitra Hasri; Sakti, Pratiwi
Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 19, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial
Publisher : Babes Litbang Yankessos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31105/jpks.v19i2.2106

Abstract

Bertepatan dengan hari kesehatan mental dunia, terdapat kasus bunuh diri yang mana korban merupakan mahasiswa. Sebelumnya, terdapat kasus bunuh diri yang dilakukan oleh seorang dosen dari universitas terkemuka di Indonesia. Di Sumbawa sendiri, terdapat beberapa kasus bunuh diri per tahun 2016. Di sisi lain, akademisi merupakan salah satu agent yang berpengaruh di tengah masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesehatan mental akademisi. Sebanyak 202 akademisi di Kabupaten Sumbawa mengisi data aspek demografis, kuesioner ide bunuh diri, kebahagiaan, dan depresi. Kemudian, data yang telah diperoleh dianalisis secara deskriptif dan korelasi menggunakan SPSS versi 23.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa akademisi di Kabupaten Sumbawa mempunyai intensitas yang rendah terhadap ide bunuh diri. Mereka juga masuk pada kategori bahagia. Untuk depresi, skor rata-rata mengindikasikan bahwa mereka mengalami gangguan mood ringan. Sebagian besar akademisi sehat secara mental, namun ada beberapa akademisi yang mengalami depresi (sedang, berat, dan ekstrem). Penelitian ini berimplikasi terhadap pemangku kebijakan dan beberapa praktisi kesehatan mental untuk mengadakan intervensi dan program psikoterapi yang fokus pada aspek antisipasi depresi pada individu guna menekan angka depresi di kalangan akademisi. 
Striving for the brighter future: An experience of high school students as earthquake victims Rose Mini Agoes Salim; Kusumasari Kartika Hima Darmayanti
International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE) Vol 9, No 4: December 2020
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijere.v9i4.20709

Abstract

High school students’ experienced negative emotions caused by the earthquake that strucked Sigi District, Central Sulawesi, Indonesia. In addition to overcoming negative emotions, they were faced with deciding on a career decision. For this reason, this research aimed to determine the effect of Future Time Perspective (FTP) on Career Decision Self-Efficacy (CDSE) of 141 students from six high schools. Simple regression indicated that FTP positively affected the CDSE of high school students. Moreover, using multivariate regression analysis on FTP and five dimensions of CDSE, we found that FTP contributes positively and significantly to the five dimensions of CDSE. Therefore, the research implied that FTP based intervention program is able to promote CDSE.
AFTER EARTHQUAKE IN SIGI: CAN SOCIAL SUPPORT AFFECT CAREER DECISION SELF-EFFICACY? Rose Mini Agoes Salim; Kusumasari Kartika Hima Darmayanti
Jurnal Cakrawala Pendidikan Vol 40, No 1 (2021): Cakrawala Pendidikan (February 2021)
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v40i1.31364

Abstract

An earthquake struck Central Sulawesi Province, Indonesia in 2019, and Sigi Regency was one of the most affected areas. Based on a psychological perspective, studies were significant to understand how earthquakes impacted Post-Traumatic Stress Disorder. This study aimed to examine the effect of social support on CDSE (Career Decision Self-Efficacy). As many as 141 high school students as the earthquake victims in Sigi filled out the Career Decision-Making Self-Efficacy Scale Short-Form (CDMSES-SF) and Adolescent Social Support Scale (ASSS). The data were analyzed using the multiple regression approach in IBM SPSS Software Version 23.00. The findings showed that teachers’ social support successfully enhanced CDSE. Also, CDSE was significantly affected by social support received from peers. On the other hand, this study confirmed that there was no significant effect of parents’ social support on CDSE. The results contributed to the career counseling program for high school students by taking into account teachers’ and peers’ social support.
STRATEGI COPING: SISTEMATIK REVIU PADA KORBAN FACE-TO-FACE BULLYING DAN CYBERBULLYING Kusumasari Kartika Hima Darmayanti; Farida Kurniawati
Jurnal Psikologi Integratif Vol 8, No 1 (2020): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v8i1.1938

Abstract

Angka korban bullying di Indonesia mengalami kenaikan. Korban mempunyai reaksi emosi yang berbeda, yang mana tergantung pada strategi coping yang digunakan. Penelitian ini merupakan penelitian sistematik reviu pada strategi coping korban face-to-face bullying dan cyberbullying dari pelajar sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan mahasiswa. Untuk melakukan sistematik reviu, 35 penelitian disaring dari tujuh database elektronik, meliputi: Taylor & Francis Online, Sage Journal, Science Direct, Springer Link, ProQuest, cyberpsychology.eu, dan Wiley Online Library. Pada sistematik reviu ini, terdapat 15 penelitian yang tersisa yang dikategorikan berdasarkan tingkat pendidikan dan strategi coping pada korban face-to-face bullying, face-to-face bullying dan cyberbullying, dan cyberbullying. Secara umum, strategi coping yang digunakan yakni problem-focused coping dan emotion-focused coping. Perbedaan terdapat pada penerapan problem-focused coping; bagaimana korban menghindari pelaku bullying, apakah dalam konteks interaksi langsung atau menggunaka media elektronik. Penelitian selanjutnya hendaknya fokus pada pemilahan strategi coping yang adaptif sehingga para praktisi bisa menerapkan intervensi strategi copingguna meningkatkan kesehatan mental.
Confirmatory Factor Analysis of the Academic Self-Efficacy Scale: An Indonesian Version Kusumasari Kartika Hima Darmayanti; Erlina Anggraini; Efan Yudha Winata; M. Fariz Fadillah Mardianto
JP3I (Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia) Vol 10, No 2 (2021): JP3I
Publisher : Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jp3i.v10i2.19777

Abstract

Several studies regarding academic self-efficacy are developed in which a valid and reliable measurement is needed. One of the well-known instruments used to measure college students' academic self-efficacy is The Academic Self-Efficacy Scale (TASES). It was designed by Sagone and Caroli (2014), comprising four dimensions, i.e., self-engagement, self-oriented decision-making, others-oriented problem-solving, and interpersonal climate. This instrument contained 30 items at first, but two items were removed after testing the factor analysis, and 28 items remained. This study examined the validity of the adaptation of TASES into the Indonesian version. This scale was adapted into the Indonesian version using confirmatory factor analysis (CFA), involving 166 Indonesian college students studying at universities in Indonesia and abroad. The CFA results showed that the items which were distributed in 4 dimensions in this scale are found to fit except three items of interpersonal climate dimension. Therefore those three items have been eliminated. In addition, the coefficient of Cronbach's Alpha of TASES Indonesian version is highly reliable. Ultimately, the TASES Indonesian version consisting of 25-item within four dimensions has shown to be a reliable and valid measurement for academic self-efficacy in the Indonesian context.
WHAT WILL YOU DO AFTER GRADUATED FROM UNIVERSITY? INCREASING CAREER DECISION SELF-EFFICACY THROUGH CAREER COUNSELING Kusumasari Kartika Hima Darmayanti; Dimas Teguh Prasetyo; Efan Yudha Winata; Pratiwi Sakti
JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan) Vol 7 No 01 (2020): JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan)
Publisher : Family Welfare Education Study Program, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.559 KB) | DOI: 10.21009/JKKP.071.03

Abstract

One of the biggest challenges that have to be faced by students of university is deciding on a specific career after graduating from university. The aims of this study are for knowing what students needed (study 1) and for testing whether career counseling can increase CDSE students of the university (study 2). In study 1, we use qualitative and quantitative approaches. On the other side, study 2 uses Quasi-Experimental within-subject pre and post-tests designed to monitor the role of career counseling on students. Study 2 involves (N=15) students CDMSES-SF is adopted in Bahasa and Culture. Using the Wilcoxon test on SPSS 24, we intend to know the significance of changes in students' CDSE. The results from study 1 are what needed on career counseling is materials concerning on grooming and writing curriculum (54.8% of 31 students), planning for facing the environment where they work (51.6% of 31 students), and tips and strategies to obtain a scholarship for the master program (54.8% of 31 students). Then, results of study 2 indicate there is a significant change of gathering occupational information (Z=–2.194; p<.05) and making plans for the future (Z=–2.204; p<.05) after career counseling. From this research, future career counseling concerns gathering occupational information and making plans for the future. Keywords: career counseling, CDSE, graduation, university students Apa yang Akan Anda Lakukan Setelah Lulus dari Universitas? Meningkatkan Career Decision Self-Efficacy Melalui Konseling Karier Abstrak Salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh mahasiswa adalah membuat keputusan tentang karier tertentu setelah lulus dari universitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang dibutuhkan siswa (studi 1) dan untuk menguji apakah konseling karier dapat meningkatkan siswa CDSE dari universitas (studi 2). Dalam studi 1, kami menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Di sisi lain, Studi 2 menggunakan Kuasi-Eksperimental dengan pra dan pasca tes subjek yang dirancang untuk memantau peran konseling karier pada siswa. Studi 2 melibatkan (N=15) siswa CDMSES-SF diadopsi dalam Bahasa dan Budaya. Menggunakan uji Wilcoxon pada SPSS 24, kami bermaksud untuk mengetahui pentingnya perubahan pada CDSE siswa. Hasil dari studi 1 adalah apa yang diperlukan pada konseling karier adalah materi mengenai kurikulum perawatan dan menulis (54,8% dari 31 siswa), perencanaan untuk menghadapi lingkungan tempat mereka bekerja (51,6% dari 31 siswa), dan tips serta strategi untuk memperoleh beasiswa untuk program master (54,8% dari 31 siswa). Kemudian, hasil penelitian 2 menunjukkan ada perubahan yang signifikan dalam mengumpulkan informasi pekerjaan (Z=–2,194; p<0,05) dan membuat rencana untuk masa depan (Z=–2,204; p<0,05) setelah konseling karier. Dari penelitian ini, konseling karier masa depan berkaitan dengan gathering occupational information and making plans for the future. Kata kunci: CDSE, konseling karier, mahasiswa, wisuda
Level Depresi dan Dampaknya terhadap Ide Bunuh Diri pada Mahasiswa di Pulau Sumbawa Kusumasari Kartika Hima Darmayanti; Erlina Anggraini; Efan Yudha Winata; Siti Dini Fakhriya; Diana Putri Arini; Veronica Kristiyani; Inda Purwasih; Sarah Afifah
JURNAL PSIKOLOGI Vol 18, No 1 (2022): Jurnal Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v18i1.15792

Abstract

Sejak 2018, terdapat beberapa kasus bunuh diri dari kalangan mahasiswa di Pulau Sumbawa. Depresi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ide bunuh diri. Penelitian ini menguji perbedaan ide bunuh diri berdasarkan pada perbedaan level depresi mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan online survei pada mahasiswa S1 (n = 163). Analisis statistik menggunakan Anova One-Way, dan hasilnya mengindikasikan bahwa terdapat 5 level depresi mengacu pada BDI-II, yaitu: Normal, gangguan mood ringan, batas depresi klinis, depresi sedang, dan depresi berat. Uji Anova One-Way menemukan signifikansi perbedaan tingkat ide bunuh diri berdasarkan pada kategori depresi pada mahasiswa. Kategori depresi berat mempunyai kontribusi tertinggi terhadap ide bunuh diri, sedangkan kategori normal mempunyai pengaruh terendah terhadap ide bunuh diri. Bagi psikolog dan psikiater, temuan penelitian berimplikasi agar memberikan intervensi dan treatment yang berbeda untuk mengatasi ide bunuh diri pada mahasiswa berdasarkan pada level depresi.
CHARACTERISTICS AND INTERVENTIONS TO IMPROVE SKILLS OF CHILDREN WITH HEARING IMPAIRMENT Kusumasari Kartika Hima Darmayanti
BUANA GENDER : Jurnal Studi Gender dan Anak Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : UIN Raden Mas Said Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2859.552 KB) | DOI: 10.22515/bg.v6i2.4051

Abstract

This study aims to explain the characteristics, etiologies, identifications, impacts, interventions, and some factors that contribute to individuals and students with hearing impairment. By using qualitative approach from data obtained from books and journal articles, it is found that there are four characteristics of individuals with hearing impairment. Hearing impairment often occurs due to genetic and non-genetic factors, and appears when the babies are in the period of language development (prelingual deafness). For facilitating individuals with hearing impairment, there are two methods; they are methods of communication and education. Three studies were found to be associated with hearing impairment. This is a basic step of literature review that relates to hearing impairment, further studies can focus on the factors contributing to hearing impairment based on educational or social context.