Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

INTERAKSI ANTAGONIS SIPROFLOKSASIN DENGAN FRAKSI ETIL ASETAT DAN FRAKSI AIR UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP Escherichia coli Fatma Kartika Aryanti Mursid; Zainul Fadli; Reza Hakim
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.934 KB)

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Escherichia coli adalah salah satu flora normal yang dapat berubah menjadi patogen yang dapat menyebabkan penyakit infeksi. Dilaporkan bahwa E. coli mengalami resistensi terhadap siprofloksasin dengan kasus tertinggi di Italia sebesar 40,5%. Penggunaan kombinasi antibiotik dan tanaman herbal dapat digunakan sebagai metode penanganan resistensi. Namun, belum tersedia data yang cukup tentang interaksi kombinasi siprofloksasin dengan fraksi n-Heksana, etil asetat, dan air umbi Allium sativum L. terhadap E. coli.Metode: Penelitian eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan kombinasi siprofloksasin dengan fraksi-fraksi dari ekstrak etanol umbi Allium sativum L. terhadap E. coli. Pengujian dilakukan menggunakan metode Kirby-Bauer Disk Difussion Susceptibility Test dan hasil interaksinya dianalisa berdasarkan metode Ameri-Ziaei Double Antibiotic Synergism Test (AZDAST). Hasil analisa diuji dengan Kruskall WallisHasil: Fraksi n-Heksana, etil asetat, dan air tunggal maupun ganda tidak mampu menghambat E. coli. Zona hambat kombinasi siprofloksasin dengan fraksi n-Heksana 24,92±1,88 mm dan tidak didapatkan perbedaan signifikan dengan siprofloksasin tunggal ataupun ganda. Zona hambat kombinasi siprofloksasin dengan fraksi etil asetat dan fraksi air masing-masing 25,40±0,52 mm dan 24,33±1,15 mm. Zona hambat tersebut lebih kecil dibandingkan dengan siprofloksasin tunggal ataupun ganda serta didapatkan perbedaan yang signifikan.Kesimpulan: Interaksi kombinasi siprofloksasin dengan fraksi n-Heksana bersifat not distinguishable, sedangkan dengan fraksi etil asetat dan air bersifat antagonis.Kata kunci: Siprofloksasin, Escherichia coli, Kombinasi antibiotik dan fraksi Allium sativum L., Daya hambat
AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI EKSTRAK ETIL ASETAT Alpinia purpurata DAN Zingiber officinale DENGAN METODE MASERASI KINETIK DIBANDING AMOKSISILIN DAN ASAM NALIDIKSAT Fatimah Zahra; Zainul Fadli; Ike Widyaningrum
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.304 KB)

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Lengkuas merah (Alpinia purpurata) dan jahe merah (Zingiber officinale) merupakan tanaman yang banyak ditemukan di Indonesia, tanaman tersebut mengandung komponen kimia seperti alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan fenol yang memberi efek farmakologi seperti antioksidan, antiinflamasi, dan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak Alpinia purpurata dan Zingiber officinale terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang dibandingkan dengan antibiotik amoksisilin dan asam nalidiksat. Metode: Ekstraksi menggunakan metode maserasi kinetik dan didispersikan dengan perhitungan konsentrasi 2000 ppm lalu dilakukan uji identifikasi skrining fitokimia. Uji zone of inhibition (ZOI) kombinasi ekstrak etil asetat jahe merah (Zingiber officinale) dan lengkuas merah (Alpinia purpurata) menggunakan metode difusi cakram dengan perbandingan konsentrasi 0:100, 25:75, 50:50, 75:25 dan 100.0 terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.Hasil: Pada perbandingan 75:25 kombinasi ekstrak etil asetat jahe merah (Zingiber officinale) dan lengkuas merah (Alpinia purpurata) mendapat hasil rerata zona inhibisi tertinggi yaitu 11,9±2,2 mm pada Escherichia coli yang tidak berbeda signifikan dengan asam nalidiksat yaitu 13,3±0,7 mm dan 8,2±0,7 pada Staphylococcus aureus yang berbeda signifikan dengan ZOI pembanding yaitu 38,4±6,3 mm pada amoksisilin. Kesimpulan: Lengkuas merah (Alpinia Purpurata) dan jahe merah (Zingiber officinale) baik secara tunggal maupun kombinasi mempunyai potensi antibiotikan yang sama dengan asam nalidiksat terhadap bakteri Escherichia coli. Kata Kunci: Alpinia purpurata, Zingiber officinale, Asam nalidiksat, Amoksisilin, Staphylococcus aureus, Escherichia coli
Pengaruh Metode Ekstraksi (Dekoktasi, Infudasi, dan Microwave) Terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Rumput Laut Gracilaria verrucosa Fandaratsani Tsaqif Ibrahim; Zainul Fadli; Yoni Rina Bintari
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.988 KB)

Abstract

Latar Belakang: Gracilaria verruccosa yang berasal dari perairan laut Ngemboh Gersik diduga memiliki aktivitas antioksidan. Namun, kadar antioksidan akan berbeda bergantung dari metode ekstraksi. Ekstraksi G. verrucosa dilakukan dengan berbagai variasi metode. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui metode yang paling efektif dalam memperoleh antioksidan dari G verruccosa.Metode: Penelitian eksperimental di laboratorium menggunakan G. verrucosa yang dilakukan secara in vitro. Ekstraksi G. verrucosa dilakukan dengan metode dekoktasi, infudasi, dan microwave. Uji senyawa aktif menggunakan metode fitokimia. Uji aktivitas antioksidan ekstrak G. verrucosa dengan metode 1,1-difenil-2-pikrilhidradrazil (DPPH) yang diukur dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang 517 nm. Uji struktur senyawa aktif dilakukan dengan menggunakan gas chomatography mass (GC-MS). Data dianalisis menggunakan one way anova dengan least signifikan difference (LSD) hasil dinyatakan bermakna bila p<0.05.Hasil: Hasil ekstraksi dekoktasi memiliki nilai rendemen tertinggi 60%. Uji fitokimia didapatkan senyawa metabolit sekunder meliputi flavonoid, alkaloid dan terpenoid. Uji one way anova didapatkan (p<0.05) terdapat perbedaan yang signifikan. Uji aktivitas antioksidan didapatkan Nilai IC50 metode dekoktasi 8,29 ppm, infudasi 21,62 ppm, microwave 10,402 ppm. Uji GC-MS ekstrak G. verrucosa dengan pelarut air terdeteksi adanya senyawa bezenedyccarboxylic acid, Octadeceonic Acid, Hexadeceonic Acid.Kesimpulan: Metode Ekstraksi dekoktasi menghasilkan aktivitas antioksidan tertinggi dibanding dengan metode infudasi dan microwave. Ekstrak G. verrucosa memiliki aktivitas penangkapan radikal DPPH dan uji GC-MS ekstrak G. verrucosa dengan metode dekoktasi menunjukkan adanya senyawa aktif berupa asam bezenedyccarboxylic.Kata kunci: Gracilaria verrucosa, Fitokimia, DPPH, Antioksidan, GC-MS.
STUDI IN SILICO AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI SENYAWA BIOAKTIF Tetraselmis chuii MELALUI PENGHAMBATAN PROTEIN DEFORMYLASE Muhammad Askar Arroisy Zawa; Muhammad Zainul Fadli; Yoni Rina Bintari
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.099 KB)

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Meningkatnya resistensi bakteri terhadap antibiotik memerlukan upaya penemuan obat baru atau target baru. Salah satu target adalah enzim protein deformylase (PDf) yang berperan peran penting dlam sintesis protein. Penelitian ini melakukan skrinning secara insilico pada senyawa aktif Tetraselmis chuii terhadap PDf pada bakteri gram negative dan gram positif. Metode: Penambatan senyawa aktif T. chuii terhadap PDf pada bakteri gram negative (Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia coli) dan bakteri gram positif (Staphylococcus aureus dan Enterococcus faecalis) yang di evaluasi secara In silico menggunakan docking server dengan actinonin sebagai kontrol secara berurutan. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa aktif 2,6,10-trimethyl dan Phytol-1 dalam T. chuii memiliki potensi dalam menghambat PDf pada bakteri. Pada senyawa 2,6,10-trimethyl mempunya energi ikatan bebas ∆G E. coli -7.13 kcal/mol; ∆G P. aeruginosa -7.48; ∆G E. faecalis -7.13; ∆G S. aureus -6.8), sedangkan pada phytol 1 yaitu ∆G E. coli -6.88; ∆G P. aeruginosa -7.3; ∆G E. faecalis -7.03; ∆G S. aureus -6.51. Ikatan yang terjadi antara actinonin dengan senyawa aktif T. Chuii terjadi pada jenis asam amino yang sama pada semua bakteri. Kesimpulan: Senyawa aktif T. chuii yang diduga memiki kemampuan sebagai PDf-inhibitor yaitu - 2,6,10- trimethyl dan Phytol-1, sehingga pada kedua senyawa tersebut diduga memiliki kemampuan antibakteri secara Broad-spectrum Kata Kunci: Antibakteri, Tetraselmis chuii, protein deformylase , In silico
Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Metanol Rimpang Jahe Merah dan Lengkuas Merah Juliana Ayu Nugraha; Ike Widyaningrum; Muhammad Zainul Fadli
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.243 KB)

Abstract

Pendahuluan: Kurangnya pemanfaatan terhadap aktivitas senyawa pada tanaman yang tumbuh di Indonesia sehingga dilakukan kombinasi antibakteri untuk meningkatkan aktivitas dari salah satu senyawa tunggalnya serta untuk mengoptimalkan fungsi obat.Metode: Penelitian ini merupakan Laboratory research yang bertujuan untuk membandingkan ekstrak kombinasi herbal pada Alpinia purpurata dan Zingiber officinale dengan amoksisilin dan asam nalidiksat dengan menggunakan metode maserasi kinetik dengan perbandingan konsentrasi ekstrak herbal (25%:75%, 50%:50%, 75%:25%), kemudian diuji ZOI nya terhadap bakteri Eschericia coli dan Staphylococcus aureus dengan metode difusi cakram dimana hasilnya nanti dibandingkan dengan amoksisilin dan asam nalidiksat.Hasil: Ekstrak kombinasi metanol jahe merah dan lengkuas merah konsentrasi 1000 ppm terhadap bakteri Escherichia coli dengan perbandingan jahe dan lengkuas (25%:75%) didapatkan hasil 7,13±0,75 mm, (50%:50%) 7,36±0,56 mm, dan (75%:25%) 7,06±0,85 mm. Ekstrak kombinasi metanol jahe merah dan lengkuas merah konsentrasi 1000 ppm terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan perbandingan jahe dan lengkuas (25%:75%) didapatkan hasil 7,4±0,3 mm, (50%:50%) hasilnya 7,26±1,45 mm, dan (75%:25%) hasilnya 7,93±1,06 mm dimana tidak ada perbedaan yang signifikan bila dibandingkan antara kombinasi herbal dan berbeda signifikan bila dibandingkan dengan amoksisilin yaitu 43,43±1,19 mm dan asam nalidiksat sebesar 13,8±2,12 mm. Kesimpulan: Kombinasi ekstrak metanol lengkuas merah ( Alpinia purpuratata) dan jahe merah (Zingiber officinale) dengan konsentrasi 1000 ppm memiliki daya hambat sedang dan tidak menunjukkan perbedaan bermakna terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.Kata kunci: Kombinasi herbal; jahe merah; lengkuas merah; Eschericia coli; Staphylococcus aureus
EFEK PAPARAN JAMU TAPAK LIMAN (Elephantopus scaber L.) PADA EFEKTIVITAS KLORAMFENIKOL TERHADAP Staphylococcus aureus Nina Oktavia; Zainul Fadli; Rio Risandiansyah
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.602 KB)

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Tanaman tapak liman (Elephantopus scaber L.) diketahui memiliki aktifitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Kombinasi ekstrak  tapak liman dengan kloramfenikol didapatkan hasil antagonis dan not distinguisable. Namun, belum diketahui apakah hasil yang sama akan didapatkan bila menggunakan jamu yang terjual secara bebas dan dapat dikonsumsi langsung oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengetahui interaksi kombinasi jamu tapak liman dengan kloramfenikol terhadap Staphylococcus aureus. Metode: Dilakukan pengujian fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa aktif jamu tapak liman. Untuk mengetahui daya hambat dilakukan pengukuran zone of inhibition antara kombinasi tapak liman dan kloramfenikol, dengan konsentrasi jamu tapak liman sesuai dengan dosis tinggi dan dosis rendah dari dosis yang dianjurkan. Dilakukan pengukuran zona bening untuk mengetahui daya hambat antibiotik menggunakan jangka sorong. Interaksi antibiotik dengan jamu tapak liman diinterpretasikan menggunakan metode Ameri-Ziaei Double Antibiotic Synergsm Test (AZDAST) dan berdasarkan data statistik (p<0.05).Hasil: Kombinasi jamu tapak liman konsentrasi 166,67 ppm dengan antibiotik kloramfenikol dosis 30 µg menghasilkan ZOI 14,78 ± 0,61 mm lebih besar dibandingkan konsentrasi 83,33 ppm yang menghasilkan ZOI 14,20 ± 0,14 mm. Interaksi kombinasi jamu tapak liman pada konsentrasi 166,67 ppm dan 83,33 ppm dengan antibiotik kloramfenikol dosis 30 µg tidak dapat dibedakan (not distinguishable).Kesimpulan: Interaksi kombinasi jamu tapak liman konsentrasi 166,67 ppm dan 83,33 ppm dengan antibiotik kloramfenikol 30µg tidak dapat dibedakan (not distinguishable). Kata Kunci: Elephantopus scaber L., Kloramfenikol, Kombinasi Herbal dan Antibiotik, Zone of inhibition.
INTERAKSI ANTAGONIS SIPROFLOKSASIN DENGAN FRAKSI ETIL ASETAT DAN FRAKSI AIR UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP Escherichia coli Fatma Kartika Aryanti Mursid; Zainul Fadli; Reza Hakim
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Escherichia coli adalah salah satu flora normal yang dapat berubah menjadi patogen yang dapat menyebabkan penyakit infeksi. Dilaporkan bahwa E. coli mengalami resistensi terhadap siprofloksasin dengan kasus tertinggi di Italia sebesar 40,5%. Penggunaan kombinasi antibiotik dan tanaman herbal dapat digunakan sebagai metode penanganan resistensi. Namun, belum tersedia data yang cukup tentang interaksi kombinasi siprofloksasin dengan fraksi n-Heksana, etil asetat, dan air umbi Allium sativum L. terhadap E. coli.Metode: Penelitian eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan kombinasi siprofloksasin dengan fraksi-fraksi dari ekstrak etanol umbi Allium sativum L. terhadap E. coli. Pengujian dilakukan menggunakan metode Kirby-Bauer Disk Difussion Susceptibility Test dan hasil interaksinya dianalisa berdasarkan metode Ameri-Ziaei Double Antibiotic Synergism Test (AZDAST). Hasil analisa diuji dengan Kruskall WallisHasil: Fraksi n-Heksana, etil asetat, dan air tunggal maupun ganda tidak mampu menghambat E. coli. Zona hambat kombinasi siprofloksasin dengan fraksi n-Heksana 24,92±1,88 mm dan tidak didapatkan perbedaan signifikan dengan siprofloksasin tunggal ataupun ganda. Zona hambat kombinasi siprofloksasin dengan fraksi etil asetat dan fraksi air masing-masing 25,40±0,52 mm dan 24,33±1,15 mm. Zona hambat tersebut lebih kecil dibandingkan dengan siprofloksasin tunggal ataupun ganda serta didapatkan perbedaan yang signifikan.Kesimpulan: Interaksi kombinasi siprofloksasin dengan fraksi n-Heksana bersifat not distinguishable, sedangkan dengan fraksi etil asetat dan air bersifat antagonis.Kata kunci: Siprofloksasin, Escherichia coli, Kombinasi antibiotik dan fraksi Allium sativum L., Daya hambat
PEMBERIAN POLYVINYLPYRROLIDONE DAN OMEGA 3 DAPAT MEMPERBAIKI SKOR SPEED MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNISMA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN Catherine Regina Widyasari; Ariani Ratri Dewi; Muhammad Zainul Fadli
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Selain memiliki dampak positif dalam proses pembelajaran, gadget juga berdampak negatif pada kesehatan mata seperti sindroma mata kering (dry eye syndrome).Pemberian kombinasi polyvinylpyrrolidone dengan suplemen omega 3 diharapkan dapat mengurangi gejala mata kering. Selain itu, perbedaan jenis kelamin diketahui berpengaruh terhadap patogenesis sindroma mata kering. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh jenis kelamin dan pemberian polyvinylpyrrolidone dan omega 3 terhadap hasil skor Standardized Patient Evaluation of Eye Dryness (SPEED) mahasiswa FK UNISMAMetode: Penelitian dengan studi Cross-sectional. Responden penelitian dipilih berdasarkan kriteria inklusi yang kemudian dilakukan pengisian kuesioner SPEED sebelum dan sesudah pemberian polyvinylpyrrolidone dan omega 3. Data dianalisis dengan uji Mann-Whitney, Wilcoxon test, dan Independent T-test dengan tingkat signifikansi p <0.05.Hasil dan Pembahasan: Pemberian polyvinylpyrrolidone dan omega 3 menurunkan skor SPEED 9,63±2,39 menjadi 2,50±2,28 (p<0.05). Jenis kelamin tidak mempengaruhi skor SPEED yakni sebesar 2,14±2,26 pada laki-laki dan 2,78±2,38 pada perempuan (p>0,05). Pemberian polyvinylpyrrolidone dan omega 3 mengurangi hiperosmolaritas air mata dan menghentikan proses inflamasi sehingga gejala dry eye syndrome berkurang. Perbedaan homonal pada laki-laki dan perempuan tidak mempengaruhi gejala dry eye syndrome.Kesimpulan: Pemberian polyvinylpyrrolidone dan omega 3 menurunkan skor SPEED mahasiswa S1 FK UNISMA pada masa pembelajaran dalam jaringan. Namun, perbedaan jenis kelamin tidak mempengaruhi skor SPEEDKata Kunci : Polyvinylpyrrolidone, Omega 3, Jenis Kelamin, Skor SPEED
EFEK PAPARAN JAMU TAPAK LIMAN (Elephantopus scaber L.) PADA EFEKTIVITAS KLORAMFENIKOL TERHADAP Staphylococcus aureus Nina Oktavia; Zainul Fadli; Rio Risandiansyah
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Tanaman tapak liman (Elephantopus scaber L.) diketahui memiliki aktifitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Kombinasi ekstrak  tapak liman dengan kloramfenikol didapatkan hasil antagonis dan not distinguisable. Namun, belum diketahui apakah hasil yang sama akan didapatkan bila menggunakan jamu yang terjual secara bebas dan dapat dikonsumsi langsung oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengetahui interaksi kombinasi jamu tapak liman dengan kloramfenikol terhadap Staphylococcus aureus. Metode: Dilakukan pengujian fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa aktif jamu tapak liman. Untuk mengetahui daya hambat dilakukan pengukuran zone of inhibition antara kombinasi tapak liman dan kloramfenikol, dengan konsentrasi jamu tapak liman sesuai dengan dosis tinggi dan dosis rendah dari dosis yang dianjurkan. Dilakukan pengukuran zona bening untuk mengetahui daya hambat antibiotik menggunakan jangka sorong. Interaksi antibiotik dengan jamu tapak liman diinterpretasikan menggunakan metode Ameri-Ziaei Double Antibiotic Synergsm Test (AZDAST) dan berdasarkan data statistik (p<0.05).Hasil: Kombinasi jamu tapak liman konsentrasi 166,67 ppm dengan antibiotik kloramfenikol dosis 30 µg menghasilkan ZOI 14,78 ± 0,61 mm lebih besar dibandingkan konsentrasi 83,33 ppm yang menghasilkan ZOI 14,20 ± 0,14 mm. Interaksi kombinasi jamu tapak liman pada konsentrasi 166,67 ppm dan 83,33 ppm dengan antibiotik kloramfenikol dosis 30 µg tidak dapat dibedakan (not distinguishable).Kesimpulan: Interaksi kombinasi jamu tapak liman konsentrasi 166,67 ppm dan 83,33 ppm dengan antibiotik kloramfenikol 30µg tidak dapat dibedakan (not distinguishable). Kata Kunci: Elephantopus scaber L., Kloramfenikol, Kombinasi Herbal dan Antibiotik, Zone of inhibition.
PENGARUH INTENSITAS MEMBACA AL-QUR’AN TERHADAP STABILITAS EMOSI DAN KECENDERUNGAN STRES Ma’rifatul Asiah; Amelia Daeng Aziz; Muhammad Zainul Fadli
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang : Peningkatan angka kematian akibat kasus terkonfirmasi Covid-19 menyebabkan munculnya masalah psikologis seperti ketidakstabilan emosi dan kecenderungan stres. Di tengah polemik Covid-19 pengasuh pondok pesantren kembali menetapkan para santri di dalam lingkungan pesantren dan mengikuti kegiatan rutin pondok pesantren bersama-sama. Penelitian terdahulu telah banyak membahas manfaat Al-Qur’an terhadap kesehatan mental. Dalam penelitian ini berusaha menghubungkan apakah terdapat pengaruh rutinitas santri yaitu intensitas membaca Al-Qur’an dengan kualitas kesehatan mental di tengah polemik Covid-19.Metode : Desain penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional untuk melihat pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa angket untuk mengukur intensitas membaca Al-Qur’an, kuisioner WWQ mengukur kecenderungan stres dan tes kraepelin mengukur stabilitas emosi. Analisa data hasil menggunakan metode regresi logistik dengan sig t < 0,05 dianggap signifikan, uji indepedensi T dan uji ANOVA.Hasil : Sebesar (90,8%) membaca Al-Qur’an  ≥2x/hari, (93%) santri membaca Al-Qur’an selama 15-30 menit dan (60,5%) santri cukup faham makna ayat Al-Qur’an.  Signifikansi frekuensi membaca Al-Qur’an  ≥  0,05 (0,930; 0,225) dan tidak berpengaruh terhadap stabilitas emosi dan kecenderungan stres. Signifikansi durasi membaca Al-Qur’an ≥  0,05 (0,683; 0,574) dan tidak berpengaruh terhadap stabilitas emosi dan kecenderungan stres. Signifikansi durasi membaca Al-Qur’an ≥  0,05 (0,082; 0,731) dan tidak berpengaruh terhadap stabilitas emosi dan kecenderungan stres.Simpulan : Intensitas membaca Al-Qur’an tidak berpengaruh terhadap stabilitas emosi dan kecenderungan stres karena signifikansi frekuensi, durasi dan pemahaman membaca Al-Qur’an ≥ 0,05.Kata Kunci : Membaca Al-Qur’an, stabilitas emosi, kecenderungan stres, dampak Covid-19.