Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Aktivitas Penggunaan Insektisida Komersil oleh Masyarakat di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue di Provinsi Sulawesi Barat Malonda Maksud; Hasrida Mustafa; Risti Risti; Nelfita Nelfita; Murni Murni; Jastal Jastal
Jurnal Vektor Penyakit Vol 13 No 1 (2019): Edisi Juni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.186 KB) | DOI: 10.22435/vektorp.v13i1.964

Abstract

Abstract Commercial insecticides in Asia are used to control insects including mosquitoes, which are about 28-89% in endemic areas of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). West Sulawesi Province is one of the dengue endemic areas in Indonesia. The study is a part of multicenter research “Map of Aedes aegypti Mosquito susceptibility Against Insecticides in Indonesia in 2015”. This study aims to the describe the use of commercial insecticides in three endemic districts of West Sulawesi using a cross-sectional design. Data obtained through interviews and observations conducted in July-August 2015 at least 100 homes which were randomly selected in each RW/RT. Data were analyzed descriptively to describe the use of insecticides, types of formulations, types of active ingredients, and the duration of use. The study found that 85% of respondents used commercial insecticides. Most of the respondents chose to use mosquitoes coil (83.5%), the most active ingredients found were D-allethrin (43.8%) and Dimefluthrin (30.4). Most respondents (45.8%) have been using commercial insecticides for more than five years and more dominant to apply at night (79.1%). The government needs to control the use of insecticides in the community so that there is no DHF vector resistance to insecticides used in DHF control programs. Abstrak Insektisida komersil di Asia digunakan untuk mengendalikan serangga termasuk nyamuk, yang sekitar 28-89% berada di daerah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD). Provinsi Sulawesi Barat merupakan salah satu daerah endemis DBD di Indonesia. Studi ini merupakan bagian dari penelitian multicenter “Peta Kerentanan Nyamuk Aedes aegypti di Indonesia Tahun 2015”. Studi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan insektisida komersil di Sulawesi Barat dengan menggunakan desain potong lintang yang dilakukan di tiga kabupaten endemis DBD. Pengambilan data berupa wawancara dan pengamatan yang dilakukan bulan Juli-Agustus 2015 pada minimal 100 rumah yang dipilih secara acak pada masing-masing RW/RT endemis DBD. Data dianalisa secara deskriptif untuk menggambarkan penggunaan insektisida, jenis formulasi, jenis bahan aktif, dan lama penggunaan. Hasil studi menemukan sebanyak 85% responden menggunakan insektisida komersil. Sebagian besar responden memilih menggunakan jenis insektisida bakar (koil) (83,5%), bahan aktif yang paling banyak ditemukan adalah D-allethrin(43,8%) dan Dimefluthrin (30,4). Sebagian besar responden (45,8%) sudah lebih dari lima tahun menggunakan insektisida komersil dan lebih dominan mengaplikasikannya pada malam hari (79,1%). Pemerintah perlu mengontrol penggunaan insektisida di masyarakat, agar tidak terjadi resistensi vektor DBD terhadap insektisida program.
Survei Keong Air Tawar dalam Rangka Identifikasi Potensi Keong Perantara Schistosomiasis di Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan Anis Nurwidayati; Junus Widjaja; Malonda Maksud; N Nelfita; Muchlis Syahnuddin
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2018: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.411 KB)

Abstract

Schistosomiasis merupakan penyakit parasit paling mematikan kedua setelah malaria. Schistosomiasis di Indonesia disebabkan oleh cacing trematoda Schistosoma japonicum. Cacing ini membutuhkan keong perantara untuk melangsungkan siklus hidupnya, yaitu Oncomelania hupensis lindoensis. Wilayah endemis schistosomiasis selama ini dikeahui hanya ditemukan di wilayah Sulawesi Tengah, akan tetapi perlu dilakukan survei keong perantara schistosomiasis di daerah lain yang berbatasan langsung dengan daerah endemis schistosomiasis. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan survei keong air tawar dalam rangka identifikasi keong perantara schistosomiasis di wilayah Kecamatan Rampi Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Survei keong dilakukan pada Bulan November 2017. Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil survei keong air tawar yang dilakukan di wilayah yang berbatasan dengan daerah endemis schistosomiasis. Hasil survei ditemukan empat jenis keong, yaitu Sulawesidrobia bonnei, Sulawesidrobia sp., Melanoides sp., dan Helicorbis sp. berdasarkan hasil survei dpaat disimpulkan bahwa tidak ditemukan keong perantara schistosomiasis, O.hupensis lindoensis di wilayah Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.
Gambaran Indeks Entomologi Vektor Demam Berdarah Dengue Kabupaten Mamuju Utara Sulawesi Barat M Murni; Malonda Maksud; R Risti; N Nelfita; Hasrida Mustafa
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.367 KB)

Abstract

Demam berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Provinsi Sulawesi Barat merupakan salah satu daerah endemis DBD. Kasus DBD di Sulawesi Barat berjumlah 52 kasus dengan Incidence Rate (IR) sebesar 7,78 per 100.000 penduduk. Studi ini merupakan bagian dari penelitian multicenter “Peta Kerentanan nyamuk Aedes aegypti di Indonesia Tahun 2015”. Studi ini bertujuan mengetahui gambaran indeks entomologi di Kabupaten Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat dengan desain potong lintang. Survei jentik dilakukan dengan metode single larva. Hasil studi menunjukkan HI 37,3%, CI 11,6%, BI 52,33, dan ABJ 62,7 %. Analisis resiko penularan dengue berdasarkan index jentik dengan nilai Densitiy figure HI> 1, CI >1; BI > 5. Hasil ini menjelaskan kepadatan jentik per rumah (house index) dan kepadatan jentik per kontainer (container index) berdasarkan Density Figure (DF) tergolong sedang. Angka bebas jentik (ABJ) hanya mencapai 62,7% masih di bawah standar program nasional yaitu kurang dari 95%.
Keragaman Tikus di Daerah Endemis Schistosomiasis di Kecamatan Lore Barat, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah Malonda Maksud; Hayani Anastasia; S Samarang; Intan Tolistiawaty; Ade Kurniawan
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.232 KB)

Abstract

Schistosomiasis merupakan penyakit endemik di Sulawesi Tengah dan masih merupakan masalah kesehatan. Keberadaan hewan reservoir seperti tikus, menjadi salah satu kendala dalam mengendaliakan schsitososmiasis yang dilakukan sejak tahun 1974. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis tikus yang ada di sekitar fokus keong Oncomelania hupensis lindoensis di Kecamatan Lore Barat, Kabupaten Poso. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain pontong lintang. Penangkapan tikus dilakukan dengan menggunakan 100 perangkap per desa yang disebar di seluruh fokus keong perantara schistosomiasis. Perangkap yang digunakan adalah perangkap mati (snap trap) yang dipasang pada sore hari mulai pukul 16.00 dan diambil keesokan harinya antara pukul 06.00 – 09.00 yang dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Hasil penelitian menemukan sebanyak 84 ekor tikus yang teridiri atas 10 spesies yang terdistribusi dalam lima genus. Spesies yang paling banyak ditemukan adalah Rattus tanezumi (32 ekor), Bunomys fratorum (22 ekor), dan yang paling sedikit Mus musculus (1 ekor). Indeks keragaman Shannon-Wiener menunjukkan bahwa tingkat keragaman tikus di Kecamatan Lore Barat tergolong sedang (1,6).
Efektivitas Anti Nyamuk Bakar berbagai Merk terhadap Aedes Aegypty Hasrida Mustafa; Malonda Maksud; R Risti; Anis Nur Widayati; M Murni
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.623 KB)

Abstract

Anti nyamuk bakar yang beredar memiliki varian merk dan bahan aktif yang bervariasi. Pada umumnya masyarakat memilih anti nyamuk bakar karena harga murah, mudah diperoleh dan mudah digunakan meskipun efektivitasnya terhadap nyamuk belum teruji. Tujuan kegiatan adalah untuk menguji efektivitas daya bunuh obat nyamuk bakar beberapa merk yang ada di pasaran. Uji ini merupakan uji eksperimen dengan metode glass chamber menggunakan 20 ekor nyamuk per pengujian per bahan aktif. Anti nyamuk bakar yang diuji berasal dari tiga merk yang berbeda dengan kandungan bahan aktif yang berbeda antara lain merk A dengan kandungan Metofluthrin 0,0097 %, merk B dengan kandungan Metofluthrin 0,05 % dan merk C dengan kandungan D-alethrin 0,30%. Berdasarkan hasil uji diperoleh anti nyamuk merk B dengan kandungan bahan aktif Metofluthrin 0,05 % memiliki daya bunuh anti nyamuk yang lebih cepat dibandingkan dua merk lainnya (Nilai KnockdownTime /KT50 yang diperoleh adalah 3,05 menit dannilai KT90 adalah 8,42 menit). Nilai slope bahan aktif Metofluthrin 0,05 %yang diperoleh sebesar 3,73 yang berarti bahwa rata-rata setiap paparan satu menit terdapat tiga ekor nyamuk yang mengalami knockdown/ mati. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa obat nyamuk dengan kandungan Metofluthrin 0,05% lebih efektif membunuh nyamuk Ae.aegypti.
Gambaran Indeks Entomologi Vektor Demam Berdarah Dengue Kabupaten Mamuju Utara Sulawesi Barat M Murni; Malonda Maksud; R Risti; N Nelfita; Hasrida Mustafa
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.747 KB)

Abstract

Demam berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Provinsi Sulawesi Barat merupakan salah satu daerah endemis DBD. Kasus DBD di Sulawesi Barat berjumlah 52 kasus dengan Incidence Rate (IR) sebesar 7,78 per 100.000 penduduk. Studi ini merupakan bagian dari penelitian multicenter “Peta Kerentanan nyamuk Aedes aegypti di Indonesia Tahun 2015”. Studi ini bertujuan mengetahui gambaran indeks entomologi di Kabupaten Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat dengan desain potong lintang. Survei jentik dilakukan dengan metode single larva. Hasil studi menunjukkan HI 37,3%, CI 11,6%, BI 52,33, dan ABJ 62,7 %. Analisis resiko penularan dengueberdasarkan index jentik dengan nilai Densitiy figure HI> 1, CI >1; BI > 5. Hasil ini menjelaskan kepadatan jentik per rumah (house index) dan kepadatan jentik per kontainer (container index) berdasarkan Density Figure (DF) tergolong sedang. Angka bebas jentik (ABJ) hanya mencapai 62,7% masih di bawah standar program nasional yaitu kurang dari 95%.