Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Survei Keong Air Tawar dalam Rangka Identifikasi Potensi Keong Perantara Schistosomiasis di Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan Anis Nurwidayati; Junus Widjaja; Malonda Maksud; N Nelfita; Muchlis Syahnuddin
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2018: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.411 KB)

Abstract

Schistosomiasis merupakan penyakit parasit paling mematikan kedua setelah malaria. Schistosomiasis di Indonesia disebabkan oleh cacing trematoda Schistosoma japonicum. Cacing ini membutuhkan keong perantara untuk melangsungkan siklus hidupnya, yaitu Oncomelania hupensis lindoensis. Wilayah endemis schistosomiasis selama ini dikeahui hanya ditemukan di wilayah Sulawesi Tengah, akan tetapi perlu dilakukan survei keong perantara schistosomiasis di daerah lain yang berbatasan langsung dengan daerah endemis schistosomiasis. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan survei keong air tawar dalam rangka identifikasi keong perantara schistosomiasis di wilayah Kecamatan Rampi Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Survei keong dilakukan pada Bulan November 2017. Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil survei keong air tawar yang dilakukan di wilayah yang berbatasan dengan daerah endemis schistosomiasis. Hasil survei ditemukan empat jenis keong, yaitu Sulawesidrobia bonnei, Sulawesidrobia sp., Melanoides sp., dan Helicorbis sp. berdasarkan hasil survei dpaat disimpulkan bahwa tidak ditemukan keong perantara schistosomiasis, O.hupensis lindoensis di wilayah Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.
Infeksi Soil Transmitted Helminths di Dataran Tinggi Bada, Kecamatan Lore Barat, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah Tahun 2018 Anis Nur Widayati; Yuyun Srikandi; R Risti; N Nelfita; Intan Tolistiawaty; Hayani Anastasia
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (817.067 KB)

Abstract

Infeksi kecacingan atau Soil Transmitted Helminths masih menjadi masalah kesehatan di negara tropis dan sub tropis, salah satunya di Indonesia. Penyakit kecacingan di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya yang masih sangat tinggi yaitu antara 45-65%. Infeksi STH disebabkan oleh tiga jenis cacing, yaitu cacing gelang, cacing tambang, dan cacing cambuk. Infeksi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak usia sekolah. Tujuan penelitian untuk menentukan tingkat infeksi STH pada penduduk di empat desa di Kecamatan Lore Barat, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Desain yang digunakan adalah potong lintang. Survei dilakukan pada bulan Maret – November tahun 2018. Dilakukan pengumpulan tinja penduduk dan selanjutnya diperiksa dengan metode Kato-Kat’z. Hasil penelitian menunjukkan infeksi STH disebabkan cacing tambang dan cacing gelang sebesar 16,92% dan 1,74%. Infeksi gabungan juga ditemukan yaitu cacing gelang dengan cacing tambang, sebesar 1,49%. Infeksi ditemukan pada penduduk dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 51% dan pada perempuan sebesar 49%. Hal tersebut terkait dengan pekerjaan masyarakat yang sebagian besar adalah petani. Berdasarkan hasil survei dapat disimpulkan bahwa infeksi STH di Dataran Tinggi Bada masih tinggi. Perlu dilakukan upaya pengobatan serta penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat.
Gambaran Indeks Entomologi Vektor Demam Berdarah Dengue Kabupaten Mamuju Utara Sulawesi Barat M Murni; Malonda Maksud; R Risti; N Nelfita; Hasrida Mustafa
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.367 KB)

Abstract

Demam berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Provinsi Sulawesi Barat merupakan salah satu daerah endemis DBD. Kasus DBD di Sulawesi Barat berjumlah 52 kasus dengan Incidence Rate (IR) sebesar 7,78 per 100.000 penduduk. Studi ini merupakan bagian dari penelitian multicenter “Peta Kerentanan nyamuk Aedes aegypti di Indonesia Tahun 2015”. Studi ini bertujuan mengetahui gambaran indeks entomologi di Kabupaten Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat dengan desain potong lintang. Survei jentik dilakukan dengan metode single larva. Hasil studi menunjukkan HI 37,3%, CI 11,6%, BI 52,33, dan ABJ 62,7 %. Analisis resiko penularan dengue berdasarkan index jentik dengan nilai Densitiy figure HI> 1, CI >1; BI > 5. Hasil ini menjelaskan kepadatan jentik per rumah (house index) dan kepadatan jentik per kontainer (container index) berdasarkan Density Figure (DF) tergolong sedang. Angka bebas jentik (ABJ) hanya mencapai 62,7% masih di bawah standar program nasional yaitu kurang dari 95%.
Gambaran Indeks Entomologi Vektor Demam Berdarah Dengue Kabupaten Mamuju Utara Sulawesi Barat M Murni; Malonda Maksud; R Risti; N Nelfita; Hasrida Mustafa
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.747 KB)

Abstract

Demam berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Provinsi Sulawesi Barat merupakan salah satu daerah endemis DBD. Kasus DBD di Sulawesi Barat berjumlah 52 kasus dengan Incidence Rate (IR) sebesar 7,78 per 100.000 penduduk. Studi ini merupakan bagian dari penelitian multicenter “Peta Kerentanan nyamuk Aedes aegypti di Indonesia Tahun 2015”. Studi ini bertujuan mengetahui gambaran indeks entomologi di Kabupaten Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat dengan desain potong lintang. Survei jentik dilakukan dengan metode single larva. Hasil studi menunjukkan HI 37,3%, CI 11,6%, BI 52,33, dan ABJ 62,7 %. Analisis resiko penularan dengueberdasarkan index jentik dengan nilai Densitiy figure HI> 1, CI >1; BI > 5. Hasil ini menjelaskan kepadatan jentik per rumah (house index) dan kepadatan jentik per kontainer (container index) berdasarkan Density Figure (DF) tergolong sedang. Angka bebas jentik (ABJ) hanya mencapai 62,7% masih di bawah standar program nasional yaitu kurang dari 95%.
Infeksi Soil Transmitted Helminths di Dataran Tinggi Bada, Kecamatan Lore Barat, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah Tahun 2018 Anis Nur Widayati; Yuyun Srikandi; R Risti; N Nelfita; Intan Tolistiawaty; Hayani Anastasia
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.247 KB)

Abstract

Infeksi kecacingan atau Soil Transmitted Helminths masih menjadi masalah kesehatan di negara tropis dan sub tropis, salah satunya di Indonesia. Penyakit kecacingan di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya yang masih sangat tinggi yaitu antara 45-65%. Infeksi STH disebabkan oleh tiga jenis cacing, yaitu cacing gelang, cacing tambang, dan cacing cambuk. Infeksi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak usia sekolah. Tujuan penelitian untuk menentukan tingkat infeksi STH pada penduduk di empat desa di Kecamatan Lore Barat, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Desain yang digunakan adalah potong lintang. Survei dilakukan pada bulan Maret – November tahun 2018. Dilakukan pengumpulan tinja penduduk dan selanjutnya diperiksa dengan metode Kato-Kat’z. Hasil penelitian menunjukkan infeksi STH disebabkan cacing tambang dan cacing gelang sebesar 16,92% dan 1,74%. Infeksi gabungan juga ditemukan yaitu cacing gelang dengan cacing tambang, sebesar 1,49%. Infeksi ditemukan pada penduduk dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 51% dan pada perempuan sebesar 49%. Hal tersebut terkait dengan pekerjaan masyarakat yang sebagian besar adalah petani. Berdasarkan hasil survei dapat disimpulkan bahwa infeksi STH di Dataran Tinggi Bada masih tinggi. Perlu dilakukan upaya pengobatan serta penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat.