Ni Made Ari Wilani
Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI BALI MANDARA A.A. Gede Krisna Pramana; Ni Made Ari Wilani
Jurnal Psikologi Udayana Vol 5 No 01 (2018)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.167 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2018.v05.i01.p17

Abstract

SMA Negeri Bali Mandara merupakan sekolah dengan sistem asrama yang dirancang untuk menyediakan pendidikan berkualitas tinggi bagi generasi muda. Sekolah berasrama merupakan model sekolah yang memiliki tuntutan yang lebih tinggi jika dibanding sekolah reguler karena memiliki standar yang ketat dalam hal pendidikan dan disiplin. Motivasi belajar sangat diperlukan untuk dapat mendasari dan mengarahkan aktivitas belajar agar tercapai prestasi yang baik di sekolah berasrama. Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Dukungan sosial sangat diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan semangat atau motivasi belajar agar dapat sukses di sekolah berasrama. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dukungan sosial dengan motivasi belajar. Subjek pada penelitian ini berjumlah 262 siswa SMA Negeri Bali Mandara. Alat ukur penelitian yang digunakan adalah skala dukungan sosial dan skala motivasi belajar. Hasil uji korelasi Product Moment menunjukan nilai 0,719 (p<0,05) dan R^2=0,517, sehingga dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial memiliki hubungan dengan motivasi belajar dan 51,7% variasi dalam motivasi belajar ditentukan oleh variabel dukungan sosial. Hubungan dukungan sosial dengan motivasi belajar juga positif dan searah, artinya semakin tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi juga motivasi belajar. Kata Kunci : dukungan sosial, motivasi belajar, siswa SMA Negeri Bali Mandara
PERAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DAN KONSEP DIRI TERHADAP PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA SMP KELAS VII DI KECAMATAN TABANAN Putu Indah Sukasari; Ni Made Ari Wilani
Jurnal Psikologi Udayana Vol 4 No 02 (2017)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.711 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2017.v04.i02.p08

Abstract

Penyesuaian diri di sekolah adalah kemampuan individu dalam menghadapi perubahan pada lingkungan sekolah yang baru dan di dalamnya terdapat usaha untuk mencapai hubungan harmonis antara tuntutan lingkungan sekolah yang baru dengan tuntutan yang berasal dari dalam diri individu. Penyesuaian diri di sekolah dipengaruhi oleh faktor lingkungan teman sebaya dan konsep diri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran dukungan sosial teman sebaya dan konsep diri terhadap penyesuaian diri di sekolah pada siswa SMP kelas VII di Kecamatan Tabanan. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP kelas VII di Kecamatan Tabanan yang diwakili oleh SMP Negeri 1 Tabanan sebanyak 308 subjek. Metode pengambilan data menggunakan skala dukungan sosial teman sebaya, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri di sekolah. Teknik pengambilan sampel menggunakan two stage cluster sampling. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan F=77,030; dengan signifikansi 0,000 (p<0,05) hal ini berarti bahwa dukungan sosial teman sebaya dan konsep diri secara bersama-sama berperan terhadap penyesuaian diri di sekolah. Koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,336 artinya sumbangan efektif dukungan sosial teman sebaya dan konsep diri terhadap penyesuaian diri di sekolah sebesar 33,6% sedangkan sisanya sebesar 66,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata kunci: dukungan sosial teman sebaya, konsep diri, penyesuaian diri di sekolah, siswa SMP kelas VII
Hubungan antara citra tubuh dengan kecenderungan body dysmorphic disorder (BDD) pada remaja akhir laki-laki di Denpasar Anak Agung Istri Galuh Ganeswari; Ni Made Ari Wilani
Jurnal Psikologi Udayana Vol 6 No 01 (2019)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.796 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2019.v06.i01.p07

Abstract

Masa remaja juga merupakan suatu tahap dalam perkembangan individu mengalami perubahan-perubahan yang sangat pesat diantaranya perubahan fisik. Hal ini yang mendasari remaja cenderung lebih banyak memperhatikan penampilan fisik. Pada masa sekarang bentuk tubuh remaja akhir laki-laki adalah bentuk tubuh atletis dan proporsional dengan bentuk tubuh kurus dengan otot. Tak jarang hal tersebut menimbulkan ketidakpuasan pada tubuh remaja akhir laki-laki, ketidakpuasan ini jika terjadi secara terus menerus maka dapat menyebabkan munculnya kecenderungan Body Dysmorphic Disorder. Individu dengan Body Dysmorphic Disorder (BDD) biasanya melebih-lebihkan daya tarik dari kecantikan wajah dan merendahkan penampilan sendiri. Salah satu faktor yang menyebabkan adalah citra tubuh, citra tubuh merupakan pemikiran seseorang tentang bagaimana penilaian dari orang lain terhadap bentuk tubuhnya. Adanya distorsi dan citra tubuh yang negatif yang menyebabkan munculnya ketidakpuasan tubuh pada remaja akhir laki-laki. Berdasarkan pemaparan tersebut tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara citra tubuh dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder (BDD) pada remaja akhir laki-laki di Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan subjek sejumlah 208 remaja akhir laki-laki dengan rentang usia 17-22 tahun yang merupakan mahasiswa di Denpasar yang dipilih dengan menggunakan teknik probability sampling yaitu cluster area. Instrumen penelitian terdapat dua, yaitu skala citra tubuh (r= 0,912) dan skala kecenderungan Body Dysmorphic Disorder (BDD) (0,909). Metode analisis menggunakan korelasi product moment dengan hasil signifikansi sebesar 0,007 (p<0,05), sehingga kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara citra tubuh dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder (BDD) pada remaja akhir laki-laki di Denpasar. Kata kunci: Kecenderungan Body Dysmorphic Disorder (BDD), citra tubuh, remaja akhir laki-laki.
Peran kecerdasan emosional dan motivasi berprestasi terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2018 Ni Putu Padmadita Nanda Pratiwi; Ni Made Ari Wilani
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.419 KB)

Abstract

Penyesuaian diri adalah respon mental dan perilaku mahasiswa baru untuk mengatasi dan menyelaraskan kebutuhan, harapan, serta tuntutan yang berasal dari diri sendiri serta dari lingkungan sekitar melalui upaya-upaya tertentu. Penyesuaian diri memfasilitasi mahasiswa baru untuk membentuk dan mempertahankan hubungan yang baik dengan dirinya sendiri serta lingkungannya, terutama di lingkungan perguruan tinggi. Penyesuaian diri dipengaruhi oleh kecerdasan emosional dan motivasi berprestasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk mengetahui peran kecerdasan emosional dan motivasi berprestasi terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 226 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2018. Alat ukur penelitian ini adalah skala penyesuaian diri, skala kecerdasan emosional, dan skala motivasi berprestasi. Teknik analisis data penelitian ini adalah regresi berganda. Hasil uji regresi berganda menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,805, nilai koefisien determinasi sebesar 0,648, dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) dengan koefisien terstandarisasi pada variabel kecerdasan emosional sebesar 0,425 dan motivasi berprestasi sebesar 0,437. Hasil penelitian menunjukkan kecerdasan emosional dan motivasi berprestasi berperan terhadap peningkatan penyesuaian diri mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2018. Kata kunci: Kecerdasan emosional, mahasiswa baru, motivasi berprestasi, penyesuaian diri
Gambaran resiliensi mahasiswa psikologi penyintas perundungan kelompok sebaya Sutya Niki Darmaja; Ni Made Ari Wilani
Jurnal Psikologi Udayana Vol 8 No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JPU.2021.v08.i02.p01

Abstract

Bully is common case in every educational stage, including on college that involve college students. Bullying on college can take place when there is a chance. Bullying can decrease the wellbeing of the college student who is being survived by bullying. Bullying can occur on any college student in any department. A case describing the bullying’s experience on psychology student that pointed out the survivor able to rise up from bullying experience and reach positive achievements. That case indicates the role of resilience. By that case, this study focused on exploring the resilience on bullying survivor. Psychology student were selected to obtain how survivor’s knowledge about psychology contribute to the develop resilience, and the ‘Psychology Student’ itself were a unique subject for this study. The subject criterions are an active psychology student, already pass minimum four semester, haven’t take an academic leave on the first second year lectures, and bullied for more than six months. This study using theoretical coding Strauss and Corbin to analyze the data. The result on this study is an overview of resilience on bullying survivor including the bullying experience, coping, adaptation, reaching out, and the role of psychology knowledge on survivor. This study is expected increasing knowledge about resilience on bullying survivor to other researcher, the survivor itself, and other parties that will make use of this study’s result in the positive way.
Peran kecerdasan emosi terhadap kepuasan pernikahan pada remaja yang menikah muda di Bali Ni Luh Ari Pradnyadewi Asak; Ni Made Ari Wilani
Jurnal Psikologi Udayana Vol 6 No 02 (2019)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.023 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2019.v06.i02.p13

Abstract

Dalam 10 tahun terakhir, menikah dilakukan pada usia yang lebih muda yakni remaja. Berdasarkan hasil survei sosial dan ekonomi nasional tahun 2012, Bali menempati peringkat 19 dalam prevalensi pernikahan remaja. Selain banyaknya pernikahan, data lainnya menunjukkan bahwa terdapat banyak kasus perceraian yang dilakukan oleh pasangan remaja. Kasus perceraian meningkat 10 persen setiap tahunnya di Bali, tepatnya di Kota Denpasar. Perceraian disebabkan oleh ketidakcocokan yang menjadi indikasi ketidakpuasan pada pernikahan. Salah satu aspek yang memengaruhi kepuasan pernikahan adalah kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi merupakan hal yang harus dimiliki untuk menjaga kelangsungan pernikahan, terutama di usia muda. Berdasarkan pemaparan tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kecerdasan emosi terhadap kepuasan pernikahan pada remaja yang menikah muda di Bali. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan subjek sejumlah 66 remaja usia 16-22 tahun yang telah menikah dan berdomisili di Bali. Subjek dipilih dengan menggunakan teknik probability sampling yaitu cluster area. Daerah yang digunakan dalam penelitian ini yakni Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Bangli, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Tabanan. Instrumen penelitian ini menggunakkan dua skala, yaitu skala Kecerdasan Emosi dan skala Kepuasan Pernikahan. Metode analisis menggunakan regresi linear sederhana dengan hasil (t =7,334; p = 0,000), sehingga dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi dapat meramalkan kepuasan pernikahan pada remaja yang menikah muda di Bali. Nilai R sebesar 0,676 dan R square sebesar 0,457 yang berarti varian kecerdasan emosi dapat menjelaskan sebesar 45,7% taraf varian kepuasan pernikahan. Kata kunci: Kecerdasan emosi, kepuasan pernikahan, pernikahan muda.
Peran kecerdasan emosional terhadap kecemasan menghadapi ujian pada mahasiswa tahun pertama Program Studi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Hagelin Putri Agus; Ni Made Ari Wilani
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.476 KB)

Abstract

Mahasiswa tahun pertama sangat membutuhkan bantuan selama periode awal di perguruan tinggi. Masalah dan konflik yang dihadapi di tahun pertama adalah penyesuaian akademik seperti, perubahan gaya belajar dari sekolah menengah atas ke perguruan tinggi, tugas-tugas perkuliahan, dan target pencapaian nilai. Mahasiswa kedokteran rentan mengalami kecemasan, karena sistem belajar pada program studi pendidikan dokter yang kompleks dan padat. Adanya tuntutan akademik, harapan keluarga dan masyarakat juga turut meningkatkan beban psikologis mahasiswa yang dapat berakibat pada kecemasan. Dalam hal ini salah satu rangsangan yang membangkitkan kecemasan adalah situasi saat ujian. Kecemasan menghadapi ujian adalah suatu keadaan atau perasaan yang tidak menyenangkan yang mengakibatkan mahasiswa mengalami perasaan khawatir dan takut, karena memikirkan penilaian dari hasil belajarnya selama pendidikan. Banyak faktor yang dapat memengaruhi kecemasan mahasiswa tahun pertama saat menghadapi ujian salah satunya adalah kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional merupakan kecakapan emosi untuk mengendalikan diri sendiri, daya tahan ketika menghadapi rintangan, mengendalikan impuls, mengatur suasana hati serta mengelola kecemasan agar tidak mengganggu kemampuan berpikir serta mampu berempati dan berharap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dengan kecemasan pada mahasiswa tahun pertama yang akan menghadapi ujian. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa tahun pertama di Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2017 yang berjumlah 100 orang. Hasil uji regresi linear sederhana mendapatkan hasil nilai R2 mendapatkan nilai sebesar 0,097 yang artinya kecerdasan emosional memberikan sumbangan sebesar 9,7%, sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain di luar variabel kecerdasan emosional. Kata kunci: Kecemasan menghadapi ujian, kecerdasan emosional, mahasiswa tahun pertama
PERBEDAAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA PEREMPUAN BALI YANG MENIKAH SESAMA WANGSA DAN BERBEDA WANGSA I Gusti Ayu Maya Vratasti; Ni Made Ari Wilani
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.313 KB)

Abstract

Subjective wellbeing is a thorough assessment of the individual's life that involves cognitive and affective aspects. The cognitive aspect is reflected in the assessment of life satisfaction and affective aspect is reflected from the positive and negative affects felt by the individual, the happiness of individual is when positives affect more dominant than the negatives affect. Marriage is one of the most powerful predictors of subjective wellbeing . In the collective culture, happiness can be caused by social acceptance of their marital status. Wangsa is a social stratification system in Balinese society that divides people into specific groups based on lineage. Wangsa system affects the process and marriage system in Bali which resulted in the emergence of same and different wangsa marriages. Same wangsa marriage will be easier to obtain the consent of the parents marriage more than different wangsa marriage, as well as their social consequences that must be faced by a woman who married different wangsa. In modern times the implementation of wangsa system have been improper, and some rules related to different wangsa married have been more flexible compared to the ancient times. This study aimed to see the condition of subjective wellbeing in Balinese women who married the same and different wangsa. This study used quantitative methods. The sampling technique in this study was three-stage cluster random sampling. Total sample of 60 people, consisting of 30 Balinese women who married the same wangsa and 30 Balinese women married the different wangsa. Measure tool used was subjective wellbeing scale. Data analysis method used was independent sample t-test. The study stated that there was no difference of subjective wellbeing in Balinese women who married the same and different wangsa. Keyword: subjective wellbeing , balinese women, same wangsa married, defferent wangsa married.
Pengaruh citra tubuh terhadap penyesuaian diri pada remaja awal di SMPN 1 Denpasar Ni Komang Anggun Sasmitha Iswari; Ni Made Ari Wilani
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.836 KB)

Abstract

Pada masa remaja awal, hubungan sosial menjadi semakin dominan. Remaja akan melakukan segala kegiatan yang dapat mendongkrak eksistensinya dalam penyesuaian diri untuk bisa masuk ke dalam lingkungan sosial. Selama proses penyesuaian diri, sangat mungkin remaja mengalami konflik yang dapat menghambat perkembangan sosialnya. Konflik seperti stres dapat dialami remaja saat transisi dari Sekolah Dasar memasuki Sekolah Menengah Pertama karena berbagai perubahan-perubahan yang dialami, salah satunya yaitu pubertas. Aspek psikologis dari pubertas, yaitu perhatian remaja terhadap tubuhnya. Salah satu faktor yang memengaruhi penyesuaian diri yang menjelaskan cara remaja memandang diri sendiri, adalah citra tubuh. Citra tubuh bisa memengaruhi hubungan individu yang bersifat publik maupun paling intim dalam kehidupan sehari-hari. Ketidakpuasan terhadap citra tubuh dapat menyebabkan remaja merasa kurang percaya diri, bahkan kurang bahagia. Fenomena ini muncul di SMPN 1 Denpasar berdasarkan hasil studi pendahuluan. Berdasarkan pemaparan tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh citra tubuh terhadap penyesuaian diri pada remaja awal di SMPN 1 Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan subjek berjumlah 191 remaja usia 12-15 tahun di SMPN 1 Denpasar. Subjek dipilih dengan menggunakan teknik probability sampling yaitu simple random sampling dengan metode undian. Instrumen penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala Citra Tubuh dan skala Penyesuaian Diri. Metode analisis menggunakan regresi linier sederhana dengan hasil (t = 12,721; p = 0,000), sehingga dapat disimpulkan bahwa citra tubuh memiliki hubungan yang fungsional atau hubungan sebab akibat dengan penyesuaian diri pada remaja awal di SMPN 1 Denpasar. Nilai R sebesar 0,261 dan R square sebesar 0,068. Kata kunci: Citra tubuh, penyesuaian diri, remaja awal
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENYESUAIAN PERNIKAHAN PADA PRIA DEWASA AWAL DI DENPASAR Putu Yunita Trisna Dewi; Ni Made Ari Wilani
Jurnal Psikologi Udayana Vol 3 No 2 (2016)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.772 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2016.v03.i02.p11

Abstract

Getting married and starting a new family are one of the developing tasks in the early adulthood. In the first 2 years of marriage, couples need to do a marital adjustment. One of the factors that support the successful of marital adjustment is the ability to express feelings to your partner. Men find it difficult to express their feelings for their traditional views about gender roles in society oriented men and Denpasar most people still follow this view. The traditional view emphasizes men as breadwinners, a figure that is strong, not easy to complain and suppress his feelings. The ability to express emotions have a strong relationship with the marital adjustment so that it takes emotional intelligence in the marriage relationship. The aim of this study is to find out the relation between emotional intelligence and marital adjustment among early adulthood men in Denpasar.This study is a quantitative correlation study. The amount of the subject in the study is 66 young adult men with the criteria of the age limit is 20 – 40 years old, have been married with the age of marriage is not more than 2 years. The technique of collecting data used was purposive sampling. The measuring instrument used in the study was emotional intelligence scale with the reliability 0,885 and the scale of marital adjustment with the reliability 0,882. The result after examining the hypotheses by using the method of correlation data analysis by Spearman shows that the significance level is 0,008 (sig<0,05). The value is showing that there is a significant correlation between emotional intelligence and marital adjustment among early adulthood men. The correlation coefficient between emotional intelligence and marital adjustment is 0,323 that means 32,3% variations in marital adjustment are determined by emotional intelligence, meanwhile the other 67,7% are determined by other variables which are not analyzed in this study.Keywords : Emotional Intelligence, Marital Adjustment, Early Adulthood Men