Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam

Strengthening Character Education Through Islamic Religious Education: Analysis of Character Education Models Naniek Krishnawati; Juntika Nurihsan; Dasim Budimansyah; Encep Syarief Nurdin
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 03 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i03.4624

Abstract

This study aims to look at the role of Islamic religious education in strengthening character education. The research method used in this research is descriptive qualitative with data collection techniques through interviews, observation, and group discussion forums. This research was conducted in three junior high schools in Bandung, Indonesia. The research findings show that strengthening character education is carried out using three models, namely strengthening class-based character education, strengthening school-based character education, and strengthening community-based character education. From the results of the analysis, strengthening class-based character education has been well implemented in the three schools. The stages carried out in strengthening class-based character education are the integration of strengthening character education in literacy programs, strengthening through classroom management, strengthening through learning methods, strengthening character through literacy movements, and strengthening character through classroom guidance. All of these stages have been carried out optimally in the three schools. Furthermore, strengthening school-based character education is carried out by instilling noble character values that are integrated into the culture or school rules. Strengthening school-based character education is carried out in the good category. Finally, strengthening community-based character education can be said to have not been optimally carried out properly. Strengthening community-based character education is carried out by means of school collaboration with parents, communities, and important actors in society. Strengthening community-based character is carried out in various activities such as inviting ustad to fill in religious activities, study tour activities, and practice in the community.
KONSEP PENDIDIKAN HOLISTIK DALAM PERSPEKTIF ISLAM Naniek Krishnawati; Juntika Nurihsan; Dasim Budimansyah; Encep Syarief Nurdin
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 3, No 05 (2014): Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam - Januari 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.814 KB) | DOI: 10.30868/ei.v3i05.42

Abstract

Di era global ini manusia dituntut serba cepat, agar mampu survive dalam kehidupan yang penuh kecepatan ini. Lambat launĀ  manusia terprogram dengan rasa persaingan yang tinggi, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Manusia seakan berlomba dengan waktu, tidak memberi ruang pada kekalahan dan kegagalan. Manusia menjadi serakah untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan, yang diukur dari sesuatu kasat mata, materi, maupun status sosial. Contohnya, kasus bunuh diri di kalangan pelajar yang tidak siap dengan kekalahan. Perilaku curang, termasuk mulai dari menyontek hingga menjiplak di kalangan akademisi, merupakan dampak modernisasi yang memandang tinggi sebuah keberhasilan, tanpa menyertakan unsur religius yang memungkinkan segala sesuatu dapat terjadi sebagaimana yang dikehendaki atau tidak.Dampak modernisasi dan paradigma dikotomis,membuat manusia mengedepankan aspek kognitif daripada afektif dan psikomotorik. Mempercayai apa yang dapat terindrai, semata-mata oleh akal serta panca indera dan menolak sesuatu yang tak terinderai. Dampak dikotomis, menjadikan manusia sebagai central, manusia tidak membutuhkan Tuhan dalam meraih kesuksesaan.Terjadinya pemilahan-pemilahan antara ilmu umum dan ilmu agama inilah, yang membawa umat Islam kepada keterbelakangan dan kemunduran peradaban. Karena ilmu-ilmu umum dianggap sebagai sesuatu yang berada di luar Islam dan berasal dari non-Islam atau the other, bahkan seringkali dipertentangkan antara agama dan ilmu (dalam hal ini sains).Agama dianggap tidak ada kaitannya dengan ilmu, begitu juga ilmu dianggap tidak memerdulikan agama. Begitulah gambaran praktik kependidikan dan aktivitas keilmuan di tanah air sekarang ini, dengan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dan dirasakan oleh masyarakat. Di sisi lain, generasi muslim yang menempuh pendidikan di luar sistem pendidikan Islam hanya mendapatkan porsi kecil dalam hal pendidikan Islam, atau bahkan sama sekali tidak mendapatkan ilmu-ilmu keislaman.