p-Index From 2019 - 2024
1.554
P-Index
This Author published in this journals
All Journal SPASIAL
Raymond Ch Tarore, Raymond Ch
Unknown Affiliation

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

EVALUASI PERKEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN SEKITAR BANTARAN DAS DAYANAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT Paputungan, Nining G.; Warouw, Fela; Tarore, Raymond Ch
SPASIAL Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Kotamobagu barat merupakan pusat kotanya Kota Kotamobagu sehingga itu pertumbuhan penduduk di Kecamatan Kotamobagu Barat lebih tinggi dari pada wilayah kecamatan lain yang ada di Kotamobagu. Kondisi ini memicu perkembangan penggunaan lahan terutama pada kawasan sekitar bantaran DAS Dayanan yang terdapat pada Kecamatan Kotamobagu Barat ,Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik penggunaan lahan eksisiting di kawasan sekitar bantaran DAS Dayanan Kecamatan Kotamobagu Barat dan mengevaluasi kondisi perkembangan penggunaan lahan pada kawasan sekitar Bantaran DAS Dayanan Kecamatan Kotamobagu Barat dari tahun 2006,2010 dan 2015. Metode  penelitian  kualitatif Analisis deskriptif dan overlay peta untuk mengidentifikasi perubahan penggunaan  lahan dan perkembangan perubahanlahan. Hasil studi yang menunjukan bahwa kawasan sekitar bantaran DAS Dayanan Kecamatan Kotamobagu Barat dari kondisi eksisting terdiri dari penggunaan lahan  permukiman, perkebunan, ladang/tegalan, sawah dan tanah kosong  dan  hasil evaluasi perkembangan penggunaan lahan tahun 2006, 2010 dan 2015 pekembangan penggunaan lahan pada lokasi penelitian hampir setiap tahunnya mengalami perubahan fungsi lahan dimana seperti sebelumnya lahan tersebut dijadikan sebagai  kawasan lindung karena memiliki alasan faktor tertentu seperti lahan tersebut merupaka bantaran sungai tapi kini berubah menjadi kawasan budidaya.Kata Kunci: Evaluasi, Perkembangan, Penggunaan Lahan, Bantaran DAS Dayanan
KAJIAN DAYA DUKUNG PASAR TRADISIONAL KABUPATEN HALMAHERA UTARA Hatim, Muhammad Fadly; Tarore, Raymond Ch; Takumansang, Esli
SPASIAL Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan pasar modern yang pesat sangat berdampak terhadap keberadaan pasar tradisional.Pasar modern dikelola secara profesional dengan fasilitas yang serba lengkap hampir semua produk yang dijual di pasar tradisional dapat ditemukan di pasar modern. Berdasarkan data pasar yang ada diketahui bahwa pasar dengan skala pelayanan kecamatan berjumlah 15 buah, pasar dengan skala pelayanan desa berjumlah 9 buah hampir semua pasar dalam kondisi rusak. Hal ini berdampak pada kemacetan lalu lintas disekitarnya, ketidaknyamanan konsumen dan operasi dari para pedagang, rawan kebakaran dan menjadi elemen buruk dari pasar tradisional dikabupaten Halmahera Utara dan wilayahnya termasuk mendorong kekumuhan disekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan lokasi dan kebutuhan pasar tradsional wilayah kabupaten Halmahera Utara, dan mengembangkan rencana strategi pasar tradisional diwilayah kabupaten Halamahera utara dengan menggunakan metode analisis spasial. Metode yang digunakan dalam penilitian ini menggunakan metode deskriptif kualititatif dengan ananlisis overlay. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ditemukan bahwa terdapat 15 pasar tradisional dikabupaten halmahera utara. Dari 15 unit  pasar ini, ada 6 pasar yang  tidak aktif yaitu pasar salimuli, pasar soakonora, pasar gorua, pasar paca, pasar makeling, pasar toliwang dan  9 pasar sisanya masih aktif. Dalam 15 pasar ini kelengkapan sarana,prasarana dan utilitasny secara rata-rata hanya memenuhi 28% dari persyaratan yang ada. Berdasarkan hasil pembahasan diatas Pasar –pasar yang direlokasi adalah  Pasar toligoda, pasar Yasing Gamsungi, pasar Gorua, pasar  Gura, dan pasar Inpres. Sebelum direlokasi, daerah permukiman yang terlayani pasar adalah  sebesar 90,20% dari total  luas daerah permukiman di Kabupaten Halmahera Utara kemudian berubah menjadi 95,05%.                                               Kata Kunci : Daya Dukung, Pasar Tradisional, saranan,prasarana dan Utilitas Radius pelayanan
MORFOLOGI RUANG PUSAT KOTA TERNATE Sinaga, Putri Mulianti Pradani; Mastutie, Faizah; Tarore, Raymond Ch
SPASIAL Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Ternate adalah sebuah Kota yang berada di bawah kaki gunung api Gamalama pada sebuah Pulau Ternate di Provinsi Maluku Utara, Indonesia. Pada lokasi penelitian yang diteliti ini terletak di Pusat Kota Ternate yang merupakan pusat pertumbuhan yang berada pada Kelurahan Soasio, Makasar Timur, Gamalama, Mujahirin. Perkembangan dan peningkatan jumlah penduduk pada Pusat Kota yang mengakibatkan desakan dan kebutuhan terhadap lahan semakin meningkat, sehingga pertumbuhan di Pusat Kota Ternate tiap tahunnya mengalami peningkatan yang di tandai dengan semakin banyaknya penggunaan lahan yang ada. Peningkatan akan kebutuhan ruang tersebut menyebabkan terjadinya perkembangan Kota, agar perkembangan pada Pusat Kota Ternate lebih efektif dan efisien dalam pembangunan kedepannya maka perlu diketahui bentuk perkembangan Kota Ternate berdasarkan Morfologi Ruang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Morfologi Pusat Kota ternate dan tinjauan faktor-faktor dan komponen-komponen yang mempengaruhi bentuk kota, dan menemukan pola perkembangan berdasarkan morfologi pusat kota Ternate. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara analisis deskriptif dengan menjawab tujuan pertama, dan analisis overlay dibantu dengan Software Arcgis untuk menjawab tujuan kedua. Hasil studi, faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk morfologi pusat kota Ternate yaitu, sejarah, bentang alam atau geografis, trasnportasi dan regulasi, kemudian untuk komponen-komponennya yaitu penggunaan lahan, penggunaan lahan, pola jaringan jalan, bentuk dan tipe bangunan. Dengan menganalisis faktor-faktor dan kompoen-komponen dengan itu ditemukan ekpresi keruangan morfologi Kota Ternate yaitu berbentuk pita. Dilihat dari ekpres keruangan Morfologi Pusat Kota Ternate, maka pola perkembangan Kota Ternate mengarah ke pola linier yang mengikuti Gunung Gamalama dengan kombinasi pola radial.Kata Kunci :  Morfologi, Ruang, Pusat Kota
IDENTIFIKASI PENGGUNAAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN BANJIR BANDANG KOTA MANADO Cie, Christian Setianata; Tarore, Raymond Ch; Karongkong, Hendriek
SPASIAL Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado yang merupakan Ibukota Provinsi Sulawesi Utara.Kota Manado termasuk kota besar dengan jumlah penduduk yang megalami peningkatan setiap tahunnya sehingga membawa dampak pada peningkatan kebutuhan penggunaan lahan, hal ini akan berdampak pada penurunan kualitas lingkungan dan bencana alam. Salah satunya adalah bencana banjir bandang yang pernah melanda Kota Manado.Pada tahun 2014, banjir bandang paling terparah pernah melanda Kota Manado.Sembilan dari sebelas kecamatan di Kota Manado terdampak banjir bandang yang tingginya mencapai ±5 meter. Dalam penelitian ini metode analisis data yang dipakai unutk menunjang penelitian ini adalah menggunakan metode overlay dengan software Sistem Informasi Geografi (SIG). Peneliti menggunakan Pedoman PU 2012 tentang Manajemen Penanggulangan Banjir Bandang untuk mengetahui daerah rawan banjir bandang di Kota Manado sehiingga dapat diketahui bahwa 1177 hektar dari luas Kota Manado merupakan daerah rawan banjir bandang selanjutnya menganalisis penggunaan lahan pada daerah rawan banjir bandang menggunakan citra satelit Kota Manado dengan cara membandingkan dan membuat batasan perbedaan kenampakan objek pada citra satelit menggunakan aplikasi berbasis SIG sehingga dapat diketahui berbagai macam jenis penggunaan lahan yang ada pada daerah rawan banjir bandang di Kota Manado Kata Kunci: Penggunaan Lahan, Banjir Bandang, Kota Manado
POLA PERKEMBANGAN KECAMATAN WANEA BERDASARKAN MORFOLOGI RUANG Patrik, Lalu Renaldo; Tarore, Raymond Ch; Takumansang, Esli D
SPASIAL Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan suatu kota pada umumnya berbeda-beda hal ini dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut pada setiap wilayah kota. Faktor-faktor tersebut antara lain: kondisi geografis, topografi wilayah, jumlah penduduk, kondisi sosial ekonomi penduduk dan peran pemerintah. Morfologi perkotaan adalah penataan atau formasi keadaan kota yang sebagai objek dan sistem yang dapat diselidiki secara struktural, fungsional, dan visual. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan mengetahui pola perkembangan lahan berdasarkan morfologi ruang di Kecamatan Wanea, dan untuk mengetahui perkembangan  penggunaan lahan Kecamatan Wanea dari kajian faktor-faktor internal dan eksternal. Dalam penelitian ini, morfologi kota didasarkan pada aspek pola penggunaan lahan, pola-pola jalan dan tipe atau karakteristik bangunan. Untuk menganalisis suatu pola morfologi kota dapat dilakukan dengan dua analisis perancangan kota yaitu, analisis overlay dan analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perkembangan fisik ruang Kecamatan Wanea tidak banyak mengalami perubahan di mana luas lahan yang mengalami perubahan sebanyak 149,91 Ha atau 19,09% dari luas Kecamatan Wanea, sedangkan luas lahan yang tidak mengalami perubahan sebanyak 635,34 Ha atau 80, 91%. Perkembangan Kecamatan Wanea secara umum sangat dipengaruhi sebanyak 65% oleh situasi dan kondisi internal, namun beberapa unsur eksternal yang menonjol juga dapat mempengaruhi sebanyak 35% perkembangan Kecamatan Wanea.Kata Kunci: Pola penggunaan lahan, Pola-pola jalan, Tipe atau karakteristik bangunan
ANALISIS PEMANFAATAN RUANG TERBANGUN DI KAWASAN PESISIR LOKASI STUDI KASUS: SEPANJANG PESISIR KOTA MANADO Tilaar, Sonny; Tarore, Raymond Ch
SPASIAL Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado memiliki potensi yang besar dalam bidang pesisir dan kelautan. Pemanfaatan ruang terbangun yang terjadi saat ini di kawasan pesisir Kota Manado membawa pengaruh besar bukan hanya pada bertumbuhnya perekonomian Kota Manado, peningkatan aktivitas masyarakat di kawasan pesisir, tapi juga membawa pengaruh terhadap lingkungan alam dan kelangsungan ekosistem kawasan pesisir. Penelitian ini dilakukan di sepanjang kawasan pesisir Kota Manado, dengan meliputi 5 (lima) kecamatan dan 21 (dua puluh satu) kelurahan yang termasuk dalam kawasan pesisir Kota Manado. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik dan kondisi fisik (alami dan buatan), dan sosial ekonomi pemanfaatan ruang terbangun kawasan pesisir Kota Manado, serta menganalisis kesesuaian antara kondisi eksisting pemanfaatan ruang terbangun kawasan pesisir Kota Manado dengan arahan perencanaan yang ada dalam RTRW Kota Manado 2010-2030. Adapun penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui survey lapangan (wawancara dan dokumentasi), dan survey ke instansi terkait (permintaan data). Analisis dilakukan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa adanya ketidaksesuaian pemanfaatan ruang terbangun di kawasan pesisir Kota Manado antara arahan dalam RTRW Kota Manado 2010-2030 dengan kondisi eksisting di wilayah penelitian, antara lain: Permukiman di kawasan sempadan Pantai Malalayang, permukiman di kawasan sempadan Sungai Malalayang, Sario, dan Bailang, alih fungsi lahan perkebunan/pertanian menjadi lahan permukiman dan perdagangan/jasa, pertokoan dan Hotel yang dibangun membelakangi pantai di area reklamasi B on B (Boulevard on Bussiness), tumbuhnya permukiman kumuh di kawasan pesisir Kelurahan Bahu, Sindulang I, dan Sindulang II. Kata Kunci : Pemanfaatan ruang terbangun, Kawasan pesisir, RTRW
SISTEM DISTRIBUSI KEBUTUHAN AIR BERSIH DI PULAU – PULAU KECIL Pattinama, Arentz R. V.; Tarore, Raymond Ch
SPASIAL Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan akan air minum di pulau kecil sangat penting untuk dikaji mengingat pulau kecil juga memiliki kekurangan, salah satunya adalah keterbatasan air minum. Melihat itu semua Maka pentingnya sistem distribusi air minum yang baik agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu dilakukan penelitan yang bertujuan : 1. mengkaji eksisting distrik sorong kepulauan dengan analisis spasial. 2. mengkaji jenis sistem  distibusi air minum di distrik sorong kepulauan  berdasarkan standar  penyediaan air minum (SPAM).  3. Memproyeksikan  kebutuhan Air minum Distrik Sorong Kepulauan selama 10 tahun (2016 – 2026). Metode yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dengan  kajian spasial mencakup kajian geografis, pola penggunaan lahan, kajian sumber air dengan Geography Information System (GIS), kajian mengenai sistem penyediaan air minum meliputi sistem jaringan non perpipaan (SPAM) sedangkan proyeksi kebutuhan air mmeliputi kebutuhan air di sektor domestik dan non domestik berdasarkan DPU Dirjen Cipta Karya (1996). Hasil Penelitian dapat mengetahui sebaran kelerengan terlandai dan tercuram, topogafi terendah dan tertinggi, pola pemanfaatan lahan yang tergunakan, dan titik sumber air, kemudian sistem distribusi air minum belum memenuhi syarat standar dari peraturan pemerintah republik indonesia nomor 122 tahun 2015 tentang sistem penyediaan air minum - jaringan non perpipaan (SPAM), serta proyeksi kebutuhan air lebih menonjol pada pulau doom karena faktor populasi. Oleh karena itu perlu dibuatkan sistem regulasi untuk mengontrol kebutuhan konsumsi air tanah agar tidak merusak ekosistem dan pemeliharaan sumber air minum baik secara kualitas ataupun kuantitas di distrik sorong kepulauan.Kata Kunci:  penggunaan lahan,  Sistem distribusi air , Proyeksi kebutuhan air minum
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN INDUSTRI DI KELURAHAN GIRIAN BAWAH, KECAMATAN GIRIAN, KOTA BITUNG Seridity, Mieke Nicoline; Tarore, Raymond Ch; Karongkong, Hendriek
SPASIAL Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lahan merupakan sumber daya yang terbatas dan tidak dapat diperbaharui, sedangkan jumlah manusia yang membutuhkan lahan untuk aktivitasnya terus meningkat dari waktu ke waktu. Terkonsentrasinya aktivitas manusia untuk berbagai kegiatan pada suatu kawasan dikarenakan sebagian besar kehidupan manusia tergantung pada lahan yang dapat dipakai sebagai sumber penghidupan. Salah satunya dengan penmanfaatan lahan sebagai kawasan industri. Pembangunan industri didaerah perkotaan menimbulkan permasalahan baru bagi daerah perkotaan terutama untuk penggunaan lahan yakni terjadinya perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan. Oleh karena itu untuk mengantisipasi terjadinya penyimpangan penggunaan lahan kedepannya maka perlu diidentifkasi kondisi eksisting penggunaan lahan dan menganalisis kesesuaian lahan industri yang ada di Kelurahan Girian Bawah.  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode analisis data yang digunakan adalah teknik analisis Overlay dengan memanfaatkan software ArcGis. Dari hasil analisis diperoleh 3 proses analisis overlay yakni 1). Analisis kesesuaian ahan industri berdasarkan Kondisi Eksisting dan Rencana Pola Ruang RTRW Kelurahan Girian Bawah diperoleh bahwa letak bangunan industri besar yang masih dalam peruntukan kawasan budidaya khususnya kawasan industri; 2). Analisis Kesesuaian Lahan Industri Berdasarkan Permenperin No. 35 Tahun 2010 diperoleh lahan sebesar 66 Ha dikatakan sesuai sebagai kawasan industri sedangkan sebesar 8 Ha dikatakan tidak sesuai sebagai kawasan industri; 3) Analisis Kesesuaian Lahan Industri berdasarkan kondisi eksisting, Rencana Pola Ruang RTRW, serta Permenperin No.35 tahun 2010 diperoleh bahwa sebesar 26 Ha dikatakan sessuai sebagai kawasan industri dan 48 Ha dikatakan tidak sesuai sebagai kawasan industri. Dengan hasil akhir bahwa Kelurahan Girian Bawah disimpulkan sesuai sebagai kawasan industri. Kata Kunci : Penggunaan Lahan, Kawasan Industri, Sistem Informasi Geografis (SIG), Kelurahan Girian Bawah.
KOMPARASI STRUKTUR RUANG KOTA TOMOHON DAN KOTA KOTAMOBAGU BERDASARKAN DISTRIBUSI DAN PROFIL DENSITAS P, Norlyvia Jaya Toding; Rogi, Octavianus H.A; Tarore, Raymond Ch
SPASIAL Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Struktur ruang merupakan bagian dari organisasi keruangan sebuah kota dan mencirikan penggunaan lahan tertentu di kota. Faktor-faktor pembentuk pola dan struktur keruangan suatu kota bervariasi dari waktu ke waktu, terutama kota-kota di Indonesia terkait dengan perkembangan sejarahnya.Struktur ruang perkotaan  menurut Alain Bertaud dapat didefinisikan dan dibandingkan dengan menggunakan 3 indikator,yaitu  distribusi densitas, profil densitas dan pola perjalanan sehari-hari. Kota Tomohon dan Kota Kotamobagu adalah kota yang terletak di Sulawesi Utara dengan latar belakang sejarah perkembangan kota yang hampir sama. Meskipun sejarah perkembangan kotanya hampir sama akan tetapi memiki karakteristik wilayah yang berbeda. Karena adanya karakteristik yang berbeda diduga ada perbedaan pola struktur ruang yang terjadi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan membandingkan struktur ruang Kota Tomohon dan Kota Kotamobagu terkait indikator distribusi dan profil densitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoden analisis deskriptif untuk mengolah dan menafsirkan data yang diperoleh dan metode analisis komparatif untuk melihat perbandingan yang ada. Berdasarkan hasil studi, 1Hasil analisis distribusi densitas dan profil densitas,struktur ruang Kota Tomohon cenderung Polisentris sedangkan Kota Kotamobagu cenderung Monosentris.2 Kota Kotamobagu distribusi densitasnya berpusat pada satu zona dan saling menghimpit satu sama lain sehingga membentuk pola struktur ruang yang kompak sementara kota Tomohon distribusi densitasnya membentuk pola clustered/ berkelompok-kelompok dan menyebar/acak. Berdasarkan profil densitas,pengaruh  jarak menuju pusat kota tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepadatan penduduk di kedua kota.Kata Kunci : Struktur Ruang, Distribusi Kepadatan, Profil Kepadatan, Kota Tomohon, Kota Kotamobagu
EVALUASI KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU DALAM MEWUJUDKAN KOTA HIJAU (P2KH) Monoarfa, Richard Vennesanki; Moniaga, Ingerid; Tarore, Raymond Ch
SPASIAL Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbagai upaya dilakukan pemerintah guna meningkatkan jumlah RTH perkotaan agar tercipta keseimbangan lingkungan yang berkelanjutan dan  meningkatkan kualitas lingkungan hidup di perkotaan salah satunya yaitu Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH). Kota Kotamobagu sejak tahun 2013 merupakan salah satu kota yang termasuk dalam program P2KH. Beberapa program telah di jalankan guna untuk menambah jumlah ruang terbuka hijau yang ada di Kota Kotamobagu. Namun,  beberapa program yang di jalankan terkesan tidak  terealisasi dan  terkelola dengan baik.  Oleh karena itu, Tujuan penelitian ini adalah perlu dievaluasi apa-apa saja ruang terbuka hijau yang ada di Kota Kotamobagu, serta sejauh apa Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) dalam hal ini atribut Green open space dan atribut Green community di Kota Kotamobagu berjalan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, SIG, dan AHP dibantu dengan software ArcGIS 9.2 dan Expert choice. Berdasarkan hasil penelitian RTH di Kota Kotamobagu terdiri dari RTH Publik  dan RTH Private dengan luasan keseluruhan 4664 hektar atau 67,92% dari luas wilayah Kota Kotamobagu. Sedangkan Untuk Program (P2KH) telah di jalankan dengan baik oleh pemerintah kota, atribut Green open space telah menjalankan 5 program dan atribut Green community telah menjalankan 3 program namun pengelolaan masih menjadi masalah utama. Kata Kunci     : Ruang terbuka hijau, Program Pengembangan Kota Hijau