Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

KARAKTERISTIK MUTU MIKROBIOLOGIS IKAN PINEKUHE KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE [Microbiological Quality Characteristics Of Fish Pinekuhe From Sangihe Regency] Palawe, Jaka F.P.; Suwetja, I Ketut; Mandey, Lucia C.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Pascasarjana Unsrat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pinekuhe fish is one of the smoked fish products in Sangihe regency Pinekuhe made ​​from fish Decapterus spp. This study aims to determine the microbiological quality characteristics of fish Pinekuhe. That is Total Plate Count (TPC), Escherichia coli, Salmonella, and Total Fungi. Microbiological test results TPC(Total Plate Count) showed that the fish pinekuhe quality that are above the maximum value of SNI, TPC Maximum 1.0 x 105 colonies/gra . The test showed salmonella and Escherichia coli in accordance with SNI. While for the fungi (mold) analyst, contamination found in fish Pinekuhe. Analysis of variance TPC (Total Plate Count) shows that there is a real difference where the District Manganitu and District Tahuna have higher levels of contamination, that is 1.633 x 105 and 1.567 x 105 when compared of District North Tabukan and District Middle Tabukan, that is 1.367 x 105 and 1.3 x 105. Meanwhile, analysis of variance Escherichia coli and total fungi did not show significant differences.   Keywords : Pinekuhe, smoked fish, Sangihe Regency.
KOMPOSISI N-PROTEIN DAN ASAM AMINO PRODUK FERMENTASI TRADISIONAL INA SUA DARI MALUKU TENGAH Nara, Selfia; Ijong, Frans G.; Suwetja, I Ketut; Onibala, Hens
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Pascasarjana Unsrat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ina sua is a traditional salted fish originated from Centre Molluca (Teon, Nila, Serua) in which is processed by fermentation during a certain time. The research on the compotition of nutrion as well as amino acid of this product is still rare done. There for the current research is to analyze the compotition of N-protein and amino acid of ina sua during fermentation process. The results show that ina sua has 16 types of amino acids consisting of 9 amino acids esential and the rest were 7 amino acids non esential. The highest content of amino acids were glutamate acids (3,384%) and the lowest one was histidin (0,527%), while the content of N-protein were ecresed during fermentation process up to 12 weeks.
STUDI TEKNIK PENANGANAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO-L) HIDUP DALAM WADAH TANPA AIR Pade, Satria Wati; Suwetja, I Ketut; Mentang, Feny
JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan mas merupakan salah satu sumber protein hewani yang digemari oleh masyarakat.Berbagai upaya telah dilakukan pada usaha budidaya ikan mas untuk peningkatan produktivitasnya, diantaranya adalah pemasaran ikan. Pemasaran ikan biasanya dilakukan dalam keadaan ikan hidup. Pemasaran atau pengangkutan ikan dalam keadaan hidup merupakan salah satu mata rantai dalam usaha perikanan. Pada dasarnya, ada dua metode transportasi ikan hidup, yaitu sistem basah atau dengan menggunakan air sebagai media dan sistem kering atau menggunakan media tanpa air. Sistem basah dianggap tidak praktis dan tidak efisien karena memiliki banyak kelemahan baik dalam volume maupun biaya sehingga diperlukan cara yang lebih praktis dan efisien yaitu penanganan sistem kering. Pada transportasi ikan hidup dengan sistem kering perlu dilakukan proses penanganan atau pemingsanan terlebih dahulu. Metode pemingsanan ikan dapat dilakukan dengan cara menggunakan zat anestesi atau dapat juga menggunakan penurunan suhu. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh tingkat mortalitas terendah dengan metode pemingsanan, penyimpanan dan penyadaran kembali yang standar.Metodologi yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 perlakuan yaitu perlakuan metode pemingsanan yang terdiri atas 2 taraf (pemingsanan dengan suhu ±8°C, pemingsanan dengan suhu  ±8°C + minyak cengkeh konsentrasi 0,02%) dan perlakuan lama penyimpanan yang terdiri atas 5 taraf (0, 2, 4, 6, 8 jam) dengan menganalisis keragamannya menggunakan perhitungan annova dan teknik laboratorium. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 2 kali. Variabel yang diamati meliputi waktu kecepatan pingsan, kondisi fisiologis saat proses pemingsanan, waktu penyadaran kembali dan tingkat mortalitas ikan.Hasil penelitian menunjukkan waktu dan suhu pemingsanan yang optimum dengan penyimpanan terlama 6 jam didapat waktu 11,03 menit dengan suhu 8°C dengan media penyimpanan yang tepat digunakan adalah media sekam padi. Waktu penyadaran yang optimal dengan penyimpanan terlama 6 jam didapat waktu 11,27 menit pada suhu 8°C. Berdasarkan metode pemingsanan, penyimpanan dan penyadaran kembali, tingkat mortalitas terendah yaitu 45,85% didapat dengan menggunakan metode pemingsanan menggunakan suhu 8°C dengan penyimpanan terlama 6 jam._____________________________________________________________________________
Karakteristik Fisika Kimia Karaginan Rumput Laut Jenis Kappaphycus alvarezii Pada Umur Panen Yang Berbeda di Perairan Desa Tihengo Kabupaten Gorontalo Utara Harun, Maya; Montolalu, Roike Iwan; Suwetja, I Ketut
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.1.1.2013.4139

Abstract

Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan di kabupaten Gorontalo Utara. Salah satu jenis rumput laut yang dibudidayakan di Kabupaten Gorontalo Utara adalah Kappaphycus alvarezii. K. Alvarezii memiliki nilai ekonomis penting karena menghasilkan karaginan. Karaginan banyak digunakan sebagai bahan tambahan industri farmasi, bahan tambahan kosmetik, pengatur keseimbangan, bahan pengental, pembentuk gel dan pengemulsi. Mutu karaginan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis rumput laut, tingkat pertumbuhan dan umur panen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisik kimia rumput laut K. alvarezii, membandingkan kandungan karaginan rumput laut K. alvarezii dari berbagai umur panen, menentukan umur panen rumput laut yang tepat dalam hubungannya dengan karakteristik karaginan yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah perlakuan umur panen 30 hari ke atas, dengan parameter kandungan rendemen tertinggi diperoleh pada hari ke 40 (30,63%), kadar air terendah diperoleh pada hari ke 30 (17,72%), kadar abu terendah diperoleh pada hari ke 40 (14,62%), nilai viskositas tertinggi diperoleh pada hari ke 30 (85 cP) dan kekuatan gel tertinggi diperoleh pada hari ke 50 (80,31 g/cm2). Berdasarkan hasil parameter tersebut, maka rumput laut K. alvarezii yang ada di perairan Desa Tihengo dapat dipanen sejak umur 30 hari.
Kajian Mutu Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Segar di Pasar Bahu Manado Manggaprouw, Agustina E; Montolalu, Roike Iwan; Suwetja, I Ketut
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.2.2.2014.6855

Abstract

Penelitian ini bertujuan mempelajari tingkat kesegaran ikan Tongkol yang dijual di pasar Bahu. Perlakuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Waktu pengambilan sampel yang terdiri atas: jam 06.00–07.00, 11.00–12.00 dan 16.00–17.00, serta pedagang yang terdiri atas: pedagang 1, pedagang 2 dan pedagang 3. Ulangan dalam penelitian ini adalah 3 kali pengambilan sampel yaitu hari pertama, hari kedua, dan hari ketiga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, data dianalisis menggunakan Microsoft excel sebagai rerata 3 variabel independen dengan standar deviasi (SD). Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata TVB-N ikan Tongkol (Euthynnus affinis) yang terendah adalah (11,2 mg N/100 gr sampel) pada pengambilan ikan Tongkol jam 06.00–07.00 sedangkan nilai rerata (14 mg-N/100g sampel). Nilai rerata terendah pada pengambilan ikan Tongkol pada jam 12.00–13.00 adalah (11,2 mg N/100 gr sampel) sedangkan nilai rerata TVB-N yang tertinggi adalah (14 mg-N/100g sampel). Nilai rerata TVB-N yang terendah pada jam 16.00–17.00 (22,4 mg N/100 gr sampel) sedangkan nilai rerata yang tertinggi adalah (28 mg N/100 gr sampel). Nilai rerata pH pada jam 06.00–07.00, nilai rerata terendah pada pedagang 2 dan 3 nilainya sama 5,4 sedangkan nilai tertinggi ditemukan pada pedagang 1 adalah 5,43. Nilai rerata pH terendah pada pengambilan ikan tongkol pada jam 12.00–13.00 ditemukan pada pedagang 2 dan 3 nilainya sama 5,46 sedangkan nilai tertinggi ditemukan pada pedagang 1 adalah 5,53. Nilai rata-rata pH terendah pada pengambilan ikan tongkol pada jam 16.00–17.00 ditemukan pada pedagang 1 adalah 5,53 sedangkan nilai tertinggi ditemukan pada pedagang 2 dan 3 nilainya sama 5,56. Nilai organoleptik yaitu mata, insang, lendir permukaan badan, daging (warna dan kenampakan) dan tekstur terdapat korelasi positif yaitu nilai tertinggi pada ketiga pedagang terdapat pada pengambilan sampel pagi hari, selanjutnya menurun pada pengambilan sampel siang hari dan sore hari, walaupun demikian nilai organoleptik ini masih masuk kategori ikan bermutu segar dan agak segar yaitu >6. Kata kunci: Ikan Tongkol (Euthynnus affinis), kajian mutu, pH, TVB-N, organoleptik.
Studi Tentang Oksidasi Lipida Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L) Asap yang Diolah dan Dipasarkan Manado Rasjid, Ahmad R.; Mentang, Feny; Suwetja, I Ketut
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.2.1.2014.5357

Abstract

Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L.) tergolong sumberdaya perikanan pelagis penting dan merupakan salah satu  komoditi ekspor non-migas di Sulawesi Utara. Pengolahan ikan cakalang di Sulawesi Utara dilakukan dengan metode pengasapan dan dikenal dengan sebutan “cakalang fufu”. Salah satu masalah yang dihadapi pada penurunan mutu ikan adalah terjadinya oksidasi lipida yang menyebabkan ikan berbau busuk/tengik, proses ketengikan karena proses oksidasi oleh oksigen udara terhadap lemak tidak jenuh yang mengakibatkan pemecahan senyawa tersebut atau menyebabkan terjadinya ketengikan. Oksidasi lemak merupakan fenomena yang umum dan sering memberikan perubahan kimia yang berdampak pada penurunan kualitas nutrisi, flavor dan perubahan tekstur produk. Perubahan kimia tersebut bertanggung jawab terhadap terjadinya ketengikan flavor dan aroma. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui oksidasi lipida pada ikan cakalang asap dari tempat pengolahan dan dipasarkan di Kota Manado. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dimana data hasil penelitian dengan dua kali ulangan untuk menentukan rata-rata dari tiap pengamatan, ditambah standar deviasi dan disajikan dalam bentuk tabel. dengan parameter uji angka TBA, Kadar Air dan Kadar Abu. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: ikan cakalang (Katsuwonus pelamis. L) fufu sebagai sampel, sedangkan untuk bahan kimia yang digunakan adalah aquades, asam asetat glacial (CH3COOH), HCL (asam klorida) 4 N, pereaksi TBA (2- asam tiobarbiturat).
MUTU IKAN ROA (Hemirhamphus sp) ASAP YANG DIJUAL DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO SULAWESI UTARA Dotulong, Verly; Patty, Chlara Noni; Suwetja, I Ketut
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.3.2018.21386

Abstract

Di kota Manado, ikan roa termasuk salah satu jenis ikan yang diolah dengan cara pengasapan. Cara pengolahan ini dapat memberi aroma dengan citarasa yang khas pada ikan yang diolah karena adanya senyawa kimia dari hasil pembakaran bahan bakar alami. Baik pasar swalayan maupun pasar tradisional merupakan tempat penjualan ikan roa asap, dimana pasar Bersehati adalah salah satu pasar tradisional di kota Manado yang menjadi tempat penjualan ikan roa asap. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui mutu ikan roa asap melalui uji kadar air, pH, TVB-N, TPC dan organoleptik selama penyimpanan suhu kamar 0, 7, 14 dan 21 hari dengan menggunakan metode eksploratif deskriptif. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: nilai kadar air tertinggi adalah 13,38%, Nilai pH tertinggi adalah 6,9, nilai TVB-N tertinggi adalah 59, 64 mg N/100 g sampel, Nilai TPC tertinggi adalah 7,76 x 104 CFU/g, Nilai organoleptik kenampakan terendah adalah 5,3 , Nilai organoleptik bau terendah adalah 6,4, nilai organoleptik rasa terendah adalah 6,1, dan nilai tekstur terendah adalah 6,7. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sampai hari penyimpanan ke-21pada suhu kamar mutu ikan roa masih tergolong baik, kecuali untuk nilai kenampakan adalah 5,3, hal kemungkinan disebabkan karena warna ikan roa asap agak hitam karena asap yang agak banyak pada waktu pengasapan.
KAJIAN MUTU IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis L) SEGAR DI PASAR BERSEHATI MANADO Daud, Nashadin; Suwetja, I Ketut; Montolalu, Lita ADY
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.2.2.2014.6850

Abstract

Sampel penelitian ini diambil mengikuti proses penanganan ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L) di pasar Bersehati kota Manado. Sebelum dipajang untuk dijual, ikan diberi perlakuan pendinginan dengan cara penambahan es untuk melihat dampak proses terhadap mutu ikan sampai ke konsumen. Untuk itu kami melakukan penelitian tentang kajian mutu ikan Cakalang di Pasar Bersehati kota Manado. Mengkaji mutu ikan Cakalang segar yang dijual di pasar Bersehati kota Manado menggunakan perlakuan yaitu pada jam 06.00–07.00, jam 11.00–12.00 dan jam 16.00–17.00, dan pedagang yang terdiri dari pedagang 1, pedagang 2 dan pedagang 3. Ulangan dalam penelitian ini adalah 3 kali pengambilan sampel yaitu hari pertama, kedua dan ketiga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan dianalisis menggunakan Microsoft excel untuk mendapatkan nilai rata-rata.Hasil Penelitian adalah sebagai berikut: nilai rata-rata pH ikan Cakalang segar di pasar Bersehati sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada jam 06.00–07.00 adalah 5,37. Nilai rata-rata pH sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada pengambilan ikan Cakalang jam 12.00–13.00 adalah 5,46 dan nilai rata-rata pH sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada jam 16.00–17.00 adalah 5,43. Data ini menunjukkan bahwa pengambilan sampel jam 06.00–07.00, 11.00–12.00, dan 16.00–17.00 mendapatkan nilai yang cukup rendah. Ini berarti dari nilai pH, ikan sampel masih layak dikonsumsi. Nilai rata-rata TVB-N ikan Cakalang sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada jam 06.00–07.00 adalah 10,82 mg-N/100g. Nilai rata-rata TVB-N sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada pengambilan ikan Cakalang jam 12.00–13.00 adalah 13,25 mg-N/100g dan nilai rata-rata TVB-N sampel untuk pedagang 1, 2 dan 3 pada jam 16.00–17.00 adalah 21.81 mg-N/100g. Data ini menunjukkan bahwa pengambilan sampel jam 06.00–07.00, 11.00–12.00 dan 16.00–17.00 mendapatkan nilai yang cukup rendah, lebih rendah dari nilai ambang batas TVB-N untuk ikan segar yaitu 30 mg N/100g sampel. Ini berarti dari nilai TVB-N, ikan sampel masih layak dikonsumsi. Nilai organoleptik yaitu mata, insang, lendir permukaan badan, daging (warna dan permukaan), dan tekstur terdapat korelasi positif yaitu nilai pada ketiga pedagang terdapat pada pengambilan sampel jam 06.00–07.00, selanjutnya menurun pada pengambilan sampel jam 11.00–12.00 dan 16.00–17.00, walaupun demikian nilai organoleptik masih masuk kategori ikan bermutu segar dan agak segar.Kata kunci: Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L), kajian mutu, pH, TVB-N, organoleptik.
PENENTUAN MUTU IKAN TANDIPANG (Dussumieria acuta C.V) ASAP KERING SELAMA PENYIMPANAN SUHU KAMAR Kaparang, Rita; Harikedua, Silvana Dinaintang; Suwetja, I Ketut
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.1.1.2013.4138

Abstract

Ikan japuh (Dussumieria acuta C.V) dikenal dengan nama lokal tandipang merupakan salah satu jenis ikan yang dihasilkan dari proses pengeringan yang dikombinasikan dengan pengasapan. Produk ini memberikan citarasa tersendiri yang lezat, gurih dengan aroma yang khas disebabkan oleh proses pengasapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan mutu ikan tandipang asap kering selama penyimpanan. Hasil yang di dapat bahwa nilai kadar air tertinggi adalah 15,70 % pada ikan tandipang asap kering yang disimpan 40 hari. Sedangkan nilai kadar air terendah adalah 15,20 % pada ikan tandipang asap kering tanpa penyimpanan. Untuk nilai pH tertinggi adalah 6,63 pada ikan tandipang asap kering yang disimpan 40 hari dan nilai pH terendah adalah 6,06 pada ikan tandipang asap kering tanpa penyimpanan. Nilai TVB yang tertinggi adalah 96,60 mg N/100 gr sampel pada ikan tandipang asap kering yang disimpan selama 40 hari dan nilai TVB-N terendah adalah 64,80 mg N/100 gr sampel pada ikan tandipang asap kering tanpa penyimpanan. Nilai uji hedonik nilai tertinggi adalah 7,17 pada ikan tandipang asap kering tanpa penyimpanan, sedangkan nilai terendah adalah 6,47  pada ikan tandipang asap kering penyimpanan selama 40 hari. Proses pengasapan dan pengeringan dapat mempertahankan mutu ikan tandipang asap kering sampai pada penyimpanan selama 40 hari dengan kadar air, pH dan TVB yang rendah serta tingkat kesukaan panelis terhadap produk masih disukai panelis selama penyimpanan 40 hari.
MUTU IKAN ROA (Hemirhamphus sp.) ASAP YANG ADA DI PASAR TRADISIONAL DI KOTA MANADO YANG DISIMPAN PADA SUHU RUANG Patty, Chlara Noni; Dotulong, Verly; Suwetja, I Ketut
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.3.2.2015.10354

Abstract

Fish is a source of food that is needed by humans because it contains a lot of protein. Protein and water contained in fish is quite high, so the fish including perishable commodities. Therefore, it is necessary to inhibit the process of decay by means of preservation and processing. Fumigation is one of the ways of fish processing that works to preserve and provide aroma with a distinctive flavor. Curing fish intended to have lasting power and gives a distinctive aroma. Roa fish or halfbeak (Hemiramphus sp.) Smoke (traditional name is Galavea) is one of the processed fish products consumed by the people who processed traditionally done by generations in North Sulawesi. Roa smoked fish processing business is done today is done with a simple technique using wood as fuel. This study aims to determine the quality of fish roa Fumes that are sold in traditional markets in the city of Manado through a test moisture content, Total Volatile Base Nitrogen (TVB-N), Total Plate Count (TPC), pH and Organoleptik during 0, 7, 14 and 21 days of storage at room temperature. The method used is descriptive exploratory method which collects data fact that has been available in the field through the records and observations in detail and then systematically analyzed data based on quantitative and qualitative data. The parameters used in this study is a test moisture content, pH, TVB-N, TPC and Appearance. With the results obtained from the analysis of the highest water content (14.4), the lowest (12.1); The highest pH test (6.75), the lowest (5.87); TVB-N test the highest (63), the lowest (41.58); The highest TPC test (39.5×103), the lowest (13×102); organoleptic highest appearance (7.4), the lowest (5.3); The highest odor organoleptic (7.9), the lowest (6.5); organoleptic taste of the highest (7.9), the lowest (6.9); organoleptic texture highest (7.5), the lowest (7.1). Keyword: Fish halfbeak (Hemiramphus sp.), Quality of Fish, Water content, pH, TVB-N, TPC, Appearance.   Ikan merupakan salah satu sumber makanan yang sangat dibutuhkan oleh manusia karena banyak mengandung protein. Kandungan protein dan air yang terdapat pada ikan cukup tinggi, sehingga ikan termasuk komoditi yang mudah busuk. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menghambat proses pembusukan dengan cara pengawetan dan pengolahan. Pengasapan adalah salah satu cara pengolahan ikan yang berfungsi untuk mengawetkan serta memberi aroma dengan cita rasa yang khas. Pengasapan ikan ditujukan untuk mendapatkan daya awet dan memberi aroma yang khas. Ikan Roa atau Julung-julung (Hemirhamphus sp.) asap (nama tradisionalnya adalah Galavea) adalah salah satu produk ikan olahan yang dikonsumsi oleh masyarakat yang diolah secara tradisional yang dilakukan secara turun-temurun di Sulawesi Utara. Usaha pengolahan ikan roa asap yang dilakukan saat ini masih dilakukan dengan teknik yang sederhana dengan menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu ikan roa asap yang di jual di pasar tradisional di kota Manado melalui uji Kadar air, Total Volatile Base Nitrogen (TVB-N), Total Plate Count (TPC), pH dan Organoleptik selama 0 hari, 7 hari, 14 hari dan 21 hari penyimpanan pada suhu ruang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksploratif deskriptif yaitu mengumpulkan data fakta yang telah tersedia dilapangan melalui pancatatan dan pengamatan secara terperinci dan sitematik kemudian dilakukan analisa data berdasarkan data kualitatif dan data kuantitatif. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Kadar air, pH, TVB-N, TPC dan Organoleptik. Dengan hasil yang diperoleh dari analisa kadar air tertinggi (14,4), terendah (12,1); uji pH tertinggi (6,0), terendah (5,87); uji TVB-N tertinggi (60.9), terendah (43,26); uji TPC tertinggi (39,5×103), terendah (13×102); organoleptik kenampakan tertinggi (7,4), terendah (5,3); organoleptik bau tertinggi (7,9), terendah (6,5); organoleptik rasa tertinggi (7,6), terendah (6,9); organoleptik tekstur tertinggi (7,5), terendah (7,1). Kata Kunci: Ikan Julung-julung (Hemirhamphus sp.), Kadar Air, pH, TVB-N, TPC, Organoleptik.