Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Edukasi Kebijakan Organisasi Adaptif di Era VUCA pada Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah Leuwiliang Bogor Abdul Rahman; Mulkan Habibi; Ali Noer Zaman; Hamka Hamka; Muhammad Sahrul
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 12, No 3 (2021): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v12i3.7133

Abstract

Eskalasi revolusi industri 4.0 semakin menjadi tantangan berat bagi suatu organisasi. Saat ini dunia juga terus dihadapkan pada volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas (VUCA) yang secara praktis juga semakin meningkat, terlebih di tengah-tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini. Oleh karena itu setiap organisasi dituntut untuk dapat adaptif, khususnya dalam membuat kebijakan dan menatakelola organisasi. Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PC IPM) Leuwiliang Bogor merupakan sub organisasi Muhammadiyah yang juga tidak luput dari tantangan tersebut. Namun demikian, kegiatan operasional mereka yang terefleksi dalam 4 gerakan yakni: student earth generation, campaign inklusi, pelajar sehat, dan studentpreneur menjadi terhambat karena efek pandemi Covid-19. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kapabilitas peserta dalam menghasilkan kebijakan dan menatakelola organisasi. Metode yang digunakan ialah edukasi atau peningkatan pemahaman terhadap 50 peserta mengenai dimensi atensi kebijakan, strategi tata kelola organisasi adaptif, dan pentingnya membangun mindset adaptif. Sementara itu, pengambilan data untuk evaluasi dilakukan melalui kuesioner sebagai bentuk feedback atas materi yang telah disampaikan. Berdasarkan kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan, diperoleh implikasi signifikansi pemahaman terhadap aspek kebijakan, strategi tata kelolanya, dan mindset untuk adaptif. Hal itu diperkuat dari beberapa hasil sebagai berikut: Pertama, materi edukasi yang diberikan berimplikasi positif pada peningkatan pengetahuan dan kapabilitas operasional peserta. Hal ini dibuktikan dari banyaknya peserta yang menjawab materi sesuai untuk meningkatkan pengetahuan yakni sebesar 90% (45 dari 50 peserta) dan yang menjawab materi sesuai untuk meningkatkan kapabilitas operasional peserta yakni 86% (43 dari 50 peserta). Kedua, pelaksanaan kegiatan memuaskan karena 42 dari 50 peserta (84%) menyatakan puas.
Strengthening Pancasila in Religious Life: Pioneering a New Form of Relations between Islam and Pancasila Ma'mun Murod; Ali Noer Zaman; Djoni Gunanto; Usni Usni
Journal of Government and Civil Society Vol 6, No 2 (2022): Journal of Government and Civil Society (October)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jgcs.v6i2.5910

Abstract

This article has the main discussion on the relationship between Islam and Pancasila. This article aims to find out more about the opinions of Islamic mass organizations leaders about the relationship between Islam and Pancasila. In addition, this article aims to map the views and thoughts of religious leaders about Pancasila in religious life. This article uses explorative interpretive quantitative and qualitative methods. Quantitative data was collected by surveying 40 Muhammadiyah figures, 40 NU figures, and 20 other Islamic mass organizations. The survey was conducted randomly on the figures of Islamic organizations with a random selection of respondents at the national and provincial levels. This survey uses purposed random sampling. This study describes and explains a phenomenon that occurs by using an interpretive understanding approach to reality or the object of research. Through this study it was found that as many as 21% of respondents strongly agree and 79% agree that Pancasila is the basis of the state. Although support for Pancasila as the state ideology is very high, in the related survey there are inconsistencies, namely as many as 33% still crave the presence of the Jakarta Charter in the constitution, while 67% reject related matters. In general, this article argues that the relationship between Islam and Pancasila today is better than before because the majority of Muslims have accepted Pancasila as the basis of the state constitution. it was found that as many as 21% of respondents strongly agree and 79% agree that Pancasila is the basis of the state. Artikel ini memiliki pembahasan utama tentang hubungan antara Islam dan Pancasila. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh tentang pendapat para tokoh ormas Islam tentang hubungan Islam dan Pancasila. Selain itu, artikel ini bertujuan untuk memetakan pandangan dan pemikiran para pemuka agama tentang Pancasila dalam kehidupan beragama. Artikel ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif interpretatif eksploratif. Data kuantitatif dikumpulkan dengan mensurvei 40 tokoh Muhammadiyah, 40 tokoh NU, dan 20 tokoh ormas Islam lainnya. Survei dilakukan secara acak terhadap tokoh-tokoh ormas Islam dengan pemilihan responden secara acak di tingkat nasional dan provinsi. Survei ini menggunakan purposed random sampling. Penelitian ini mendeskripsikan dan menjelaskan suatu fenomena yang terjadi dengan menggunakan pendekatan pemahaman interpretative terhadap realitas atau objek penelitian. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa sebanyak 21% responden sangat setuju dan 79% setuju bahwa Pancasila adalah dasar negara. Meski dukungan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara sangat tinggi, dalam survei terkait terdapat inkonsistensi, yakni sebanyak 33% masih mendambakan kehadiran Piagam Jakarta dalam konstitusi, sedangkan 67% menolak hal terkait. Secara umum, artikel ini berpendapat bahwa hubungan Islam dan Pancasila saat ini lebih baik dari sebelumnya karena mayoritas umat Islam telah menerima Pancasila sebagai dasar konstitusi negara. Ditemukan bahwa sebanyak 21% responden sangat setuju dan 79% setuju bahwa Pancasila adalah dasar negara.
MUHAMMADIYAH DAN ADVOKASI PERLINDUNGAN LINGKUNGAN Ali Noer Zaman; Ma'mun Murod; Nurul Fitralaila Tanjung
KAIS Kajian Ilmu Sosial Vol 2, No 2 (2021): KAIS : Kajian Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.194 KB) | DOI: 10.24853/kais.2.2.183-200

Abstract

Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, yang posisi sosial dan politiknya tidak dapat diabaikan oleh pengamat manapun. Di samping memiliki program pengembangan sekolah-sekolah Islam modern, pusat rehabilitasi sosial dan klinik kesehatan, ia juga menaruh perhatian ke masalah lain termasuk perlindungan lingkungan, perubahan iklim, dan deforestasi. Secara teologis, ajaran Muhammadiyah tentang lingkungan didasarkan pada Al-Quran dan sunnah Nabi. Penelitian ini mencoba untuk menggambarkan peran organisasi Islam ini dalam advokasi perlindungan lingkungan dengan membahas landasan teologisnya dan praktiknya melalui program kelembagaan. Analisis kelompok kepentingan digunakan untuk menyoroti perilaku sosial dan politik organisasi ini mengenai masalah lingkungan. Data dikumpulkan dari kepustakaan dan sumber digital
TREND-TREND DALAM RISET PEMIKIRAN POLITIK ISLAM DI INDONESIA Ali Noer Zaman; Ma'mun Murod; Usni Usni; Dian Ariyani Surya; Rahma Weni Siregar
KAIS Kajian Ilmu Sosial Vol 3, No 1 (2022): KAIS : Kajian Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.766 KB) | DOI: 10.24853/kais.3.1.17-24

Abstract

Riset tentang pemikiran politik Islam merupakan bahasan yang sangat menarik bagi para sarjana studi politik di dunia Islam. Hal tersebut tak lepas dari pandangan kaum Muslim bahwa Islam dan politik merupakan sesuatu yang tak bisa dilepaskan, sebuah keyakinan yang berakar pada pribadi Nabi Muhammad sebagai panutan umat Islam yang memiliki peran ganda sebagai seorang rasul yang menarima wahyu dari Allah dan pemimpin politik yang berpusat di Madinah. Riset ini bertujuan untuk memetakan kecenderungan atau trend-trend dalam studi pemikiran politik Islam di Indonesia, yang berguna untuk melihat aspek-aspek yang terlalu mendapatkan porsi tinggi dan mana aspek yang tidak terlalu diperhatikan. Selain itu, riset ini juga bertujuan untuk menjawab pertanyaan implikasi trend pemikiran politik. Data diperoleh dengan memanfaatkan software Publish Or Perish dan dipetakan dengan software Vosviewer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa studi tentang pemikiran politik Islam di Indonesia telah berkembang dengan sangat pesat, dimulai sejak tahun 1954. Namun demikian karya-karya utama di bidang ini masih didominasi oleh karya dari penulis luar negeri yang tertarik dengan perkembangan politik Islam di Indonesia. Para penulis juga masih belum banyak melakukan kerjasama dalam penelitian, sehingga kebanyakan karya masih bersifat individual. Hal ini wajar mengingat karya-karya yang terindeks di google scholar kebanyakan berupa buku.
Meningkatkan Partisipasi Perempuan dalam Politik di Indonesia: Ceramah dan Diskusi di Majelis Ta’lim Nurkhozin Al-Jaelani, Tangerang Selatan Ali Noer Zaman; Endang Sulastri; Hilaly Basya; Usni Usni; Muhammad Kosasih; Putri Ade Fitriani; Muhammad Eggy; Marlina Sintyawati
Jurnal Pengabdian Masyarakat (ABDIRA) Vol 3, No 3 (2023): Abdira, Juli
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdira.v3i3.325

Abstract

Women's participation in politics in Indonesia is a problem that is still being faced by the country and Indonesian community. Even though women have been involved in various problem solving-activities, when viewed from the 2019 election, the number of women’s representative has only reached around 20%, and failed to fulfil 30% quota as stipulated in the law. Various problems hindered the sufficient presence of women in politics including the electoral system in Indonesia, the policies and political will of political parties, and the patriarchal culture that still dominates. To increase awareness of the importance of women's participation in politics, it is necessary to conduct political education. One way is through discussions held at the Nurkhozin Al-Jaelani Ta'lim Assembly, South Tangerang, Banten Province which succeeded in sparking public awareness about the need for women to play a role in politics as evidenced by their responses during the discussion of the issue.
KERJASAMA INDONESIA DENGAN UNI EROPA DI BIDANG LINGKUNGAN DAN PERUBAHAN IKLIM (2020-2022) Muhamad Farhan Azwinanto; Ali Noer Zaman
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 1 No. 5 (2023): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : CV SWA ANUGERAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/tjis.v1i5.227

Abstract

Skripsi ini menganalisa bentuk kerjasama yang terjalin antara Indonesia dan Uni eropa melalui isu lingkungan dan perubahan iklim dunia. Keterlibatan hubungan kerjasama Indonesia dan Uni Eropa telah terjalin sejak lama. Kerjasama antara Indonesia dan Uni Eropa dalam perubahan iklim meningkat sejak Perjanjian Paris. Dalam hal perubahan iklim dan lingkungan ini bertujuan untuk lebih memajukan hubungan antara Indonesia dan Uni Eropa yang memiliki hubungan diplomatik melalui Partership Cooperation Agreement (PCA). Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab dan menjelaskan bahwa adanya kerjasama Indonesia dan Uni Eropa dalam menangani isu lingkungan dan perubahan iklim yang semakin mengancam. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Indonesia dan Uni Eropa dari tahun ke tahun selalu meningkatkan kerjasamanya. Walaupun beberapa perencanaan dan upaya-upaya program penanganan lingkungan dan perubahan iklim masih berupa kesepakatan dari kedua negara, karena menyesuaikan dengan target Indonesia yang telah disampaikan Intended Nationally Determined Contribution (INDC) dengan target penurunan emisi pada tahun 2030 dengan upaya sendiri dan dengan bantuan internasional. Salah satu kepentingan Indonesia adalah untuk melakukan perubahan yang lebih baik melalui lingkungan yang bertujuan unutuk meningkatkan ekonomi, melalui program Blue Economy dan Energi Terbarukan. Serta semua negara, terutama negara maju, diharapkan berkontribusi lebih dalam aksi mitigasi dan adaptasi, melalui mobilisasi pendanaan dan dukungan.