Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : MAHESA : Malahayati Health Student Journal

Gambaran Tingkat Kontrol Asma pada Pasien Asma di Poli Paru Rumah Sakit Umum Daerah Bendan Kota Pekalongan Edwin Donny Yahya; Dian Kartikasari
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 2 (2023): Volume 3 Nomor 2 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.802 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v3i2.9468

Abstract

ABSTRACT Asthma is a heterogeneous disease, usually characterized by chronic airway inflammation. Asthma is defined by a history of respiratory symptoms such as wheezing, shortness of breath, chest tightness, and cough that vary over time. The more frequent asthma attacks occur, the more fatal and will inevitably affect daily activities, such as school attendance, work, and other physical activities. Asthma is difficult to cure but can be controlled using the Asthma Control Test (ACT) questionnaire to determine the level of asthma control and maintain asthma in a well-controlled condition so that it does not affect daily activities.  This study aims to determine the level of asthma control in asthmatic patients at the Pulmonary Polyclinic, Bendan Regional General Hospital, Pekalongan City. This research is a quantitative research with a descriptive research design, survey approach. For data collection using total sampling technique. The results of this study found that the description of the level of asthma control in asthma patients at the Pulmonary Polyclinic of Bendan Regional General Hospital Pekalongan City was largely uncontrolled. In this study, the results obtained were controlled 5 (11.4%), partially controlled 10 (22.7%), uncontrolled 29 (65.9%). The results of this study indicate that the level of asthma control in acid patients at the Pulmonary Polyclinic of Bendan Regional General Hospital, Pekalongan City is not controlled. Keywords : Asthma Patients, Level Of Asthma Control ABSTRAK Asma merupakan suatu penyakit heterogen, biasanya ditandai dengan peradangan saluran napas kronis. Asma didefinisikan oleh riwayat gejala pernafasan seperti mengi, sesak nafas, sesak dada, dan batuk yang bervariasi dari waktu ke waktu. Semakin sering serangan asma terjadi semakin fatal dan pasti akan mempengaruhi aktivitas sehari-hari, seperti kehadiran sekolah, pekerjaan, dan aktivitas fisik lainya. Asma sulit disembuhkan tetapi dapat dikontrol menggunakan kuesioner Asthma Control Test (ACT) untuk mengetahui tingkat kontrol asma dan mempertahankan asma dengan kondisi terkontrol dengan baik agar tidak mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kontrol asma pada pasien asma di Poli Paru Rumah Sakit Umum Daerah Bendan Kota Pekalongan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif, pendekatan Survey. Untuk pengumpulan data menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa gambaran tingkat kontrol asma pada pasien asma di Poli Paru Rumah Sakit Umum Daerah Bendan Kota Pekalongan sebagian besar tidak terkontrol. Dalam penelitian ini diperoleh hasil sebanyak terkontrol 5 (11,4%), terkontrol sebagian 10 (22,7%), tidak terkontrol 29 (65,9%). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kontrol asma pada pasien asam di Poli Paru Rumah Sakit Umum Daerah Bendan Kota Pekalongan adalah tidak terkontrol. Kata Kunci: Pasien Asma, Tingkat Kontrol Asma 
Penerapan Terapi Foot Massage untuk Menurunkan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Ruang Sulaiman 4 RS Roemani Muhammadiyah Semarang Lailia Fitriana Putri; Dian Kartikasari; Noor Faizah
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 12 (2023): Volume 3 Nomor 12 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i12.11618

Abstract

ABSTRACT Hypertension is a condition in which a person experiences an increase in blood pressure above normal as indicated by the systolic number (top) and diastolic number (bottom) on a blood pressure check using a blood pressure measuring device, either in the form of a mercury cuff (Sphygomanometer) or other digital devices. , non-pharmacological therapy to reduce hypertension, namely foot massage can improve the smooth return of blood to the heart, dilate blood vessels, stimulate parasympathetic activity, and ultimately produce a relaxation response that lowers blood pressure making blood flow back to the heart smooth. Able to provide comprehensive nursing care to hypertensive patients with the application of foot massage. This study accessed the PubMed, MEDLINE, PsycINFO databases, and extensive searches on Googlescholar for articles in Indonesian. The search was carried out by combining keywords: “hypersensitivity,” “foot massage” “blood pressure” . Participants in this study were patients with hypertension. The results of this study indicate that foot massage therapy has positive results in reducing blood pressure with an average reduction in systolic pressure of 3.6 MmHg and a diastolic pressure of 5.3 MmHg from the blood pressure before foot massage therapy of 190/115 MmHg after the intervention of foot massage therapy on day 3 of 158/94 MmHg. This study is expected to be a reference for the hospital to improve foot massage therapy activities. Further research with better methodologies and theoretical frameworks is needed to seek more specific treatments/actions. Keywords: Foot massage, Hypertension, Blood pressure.  ABSTRAK Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka diastolic (bagian bawah) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (Sphygomanometer) ataupun alat digital lainnya, terapi non farmakologis untuk menurunkan hipertensi yaitu foot massage dapat meningkatkan kelancaran kembalinya darah ke jantung, melebarkan pembuluh darah, merangsang aktivitas parasimpatis, dan pada akhirnya menghasilkan respon relaksasi yang menurunkan tekanan darah membuat aliran darah balik menuju jantung menjadi lancar. Mampu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien hipertensi dengan penerapan foot massage. Penelitian ini mengakses database PubMed, MEDLINE, PsycINFO, dan pencarian luas pada googlescholar untuk artikel berbahasa Indonesia. Pencarian dilakukan dengan mengkombinasi kata kunci: “hipersensi,” “foot massage” “tekanan darah” . Partisipan pada studi ini adalah pasien dengan hipertensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi foot massage mempunyai hasil yang positif terhadap penurunan tekanan darah dengan hasil rata rata angka penurunan tekanan sistolik yaitu 3,6 MmHg dan tekanan diastolik sebesar 5,3 MmHg dari angka tekanan darah sebelum dilakukan terapi foot massage 190/115 MmHg setelah dilakukan intervensi terapi foot massage pada hari ke 3 sebesar 158/94 MmHg. Studi ini diharapkan dapat menjadi referensi pihak rumah sakit untuk meningkatkan kegiatan terapi foot massage. Penelitian lanjutan dengan metodologi dan kerangka teori yang lebih baik diperlukan untuk mencari terapi/tindakan yang lebih spesifik. Kata Kunci: Foot Massage, Hipertensi, Tekanan Darah.
Penerapan Inhalasi Uap Sederhana dan Batuk Efektif untuk Penurunan Respirasi Rate Pada Tn.I dengan Bronkopneumonia di Ruang Ismail 2 RS Roemani Muhammadiyah Semarang Syinta Rahmawati; Dian Kartikasari; Eny Purwati
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 12 (2023): Volume 3 Nomor 12 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i12.11619

Abstract

ABSTRACT Bronchopneumonia is an inflammatory process in the lung parenchyma which results in increased secretion production, thus making the airways inefficient and the patient will experience shortness of breath. Simple steam inhalation therapy and effective coughing is one of the therapies that can be used to reduce shortness of breath in patients with bronchopneumonia. This study aims to determine the effect of applying effective coughing and vapor inhalation to reducing the respiration rate in Mr. I with bronchopneumonia in the Ismail Room 2 Roemani Muhammadiyah Hospital Semarang. The method used in this scientific work is a case study. Case studies conducted by means of nursing care methods in patients with bronchopneumonia. intervention of simple steam inhalation and effective coughing was carried out for 3 meetings with 15 minutes of therapy each meeting. The number of respondents in this study was 1 respondent, namely Mr.I. With research tools/instruments using observation sheets. The evaluation results for 3 days, intervention by giving simple steam inhalation therapy and effective coughing had an effect on reducing the respiration rate in bronchopneumonia patients with shortness of breath. Before the intervention RR: 24 x/minute, SPO2: 98% with NOC 5 lpm, and after 3 interventions the RR becomes 20 x/minute and SPO2 98% without nasal canul. The application of simple vapor inhalation and coughing can effectively reduce respiration rate and is effective for removing secretions in patients with bronchopneumonia. Keywords: Bronchopneumonia, Simple Vapor Inhalation, Effective Cough  ABSTRAK Bronkopneumonia adalah proses peradangan pada parenkim paru yang mengakibatkan produksi sekret meningkat, sehingga menjadikan saluran udara yang tidak efisien dan pasien akan mengalami sesak napas. Terapi inhalasi uap sederhana dan batuk efektif adalah salah satu terapi yang dapat digunakan untuk menurunkan sesak napas pada pasien bronkopneumonia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan inhalasi uap dan batuk efektif terhadap penurunan respirasi rate pada Tn.I dengan bronkopneumonia di Ruang Ismail 2 RS Roemani Muhammadiyah Semarang. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah studi kasus. Studi kasus yang dilakukan dengan cara metode asuhan keperawatan pada pasien dengan bronkopneumonia. intervensi inhalasi uap sederhana dan batuk efektif dilakukan selama 3 kali pertemuan dengan pemberian terapu 15 menit setiap pertemuannya. Jumlah responden pada penelitian ini yaitu 1 responden yaitu Tn.I. Dengan alat/instrument penelitian menggunakan lembar observasi. Hasil evaluasi selama 3 hari, intervensi dengan pemberikan terapi inhalasi uap sederhana dan batuk efektif terdapat pengaruh dalam penurunan respirasi rate pada pasien bronkopneumonia dengan sesak napas. Sebelum dilakukan intervensi RR : 24 x/ menit, SPO2 : 98% dengan NOC 5 lpm, dan setelah dilakukan intervensi 3 kali pertemuan RR menjadi 20 x/menit dan SPO2 98% tanpa alat bantu napas. Penerapan inhalasi uap sederhana dan batuk efektif dapat menurunkan respirasi rate dan efektif untuk pengeluaran sekret pada pasien dengan bronkopneumonia. Kata Kunci: Bronkopneumonia, Inhalasi Uap Sederhana, Batuk Efektif
Hubungan penerapan Teknik Brand Daroff Pada Pasien dengan Vertigo di Ruang Sulaiman 4 Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang Tesa Natasya; Dian Kartikasari; Noor Faizah
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 12 (2023): Volume 3 Nomor 12 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i12.11620

Abstract

ABSTRACT Vertigo is a symptom or feeling in which the environment around seems to be moving or spinning and usually accompanied by nausea and loss of balance. The Brandt-Daroff's non-pharmacological management is a form of physical therapy to treat vestibular disorders such as vertigo. The purpose of this therapy is to help vertigo sufferers adapt to the balance disorder. It has the effect of increasing blood to the brain so that it can improve the function of the body's balance organs and maximize the work of the sensory system. This study aims to determine the influence of the Brand Daroff technique on pain in vertigo with patients. This research was a case study in a patient with vertigo at Sulaiman Ward at Roemani Muhammadiyah Hospital, Semarang. The intervention given in this study was the Brandt-Daroff exercise to reduce pain. In this study, the results showed that there was a positive effect of Brandt Daroff exercise in reducing pain in a vertigo patient. The pain scale on the first day was 7, 6 on the second day, 5 on the third day, and 3 on the fourth day. There was a positive effect of Bandt-Daroff exercise to reduce pain in vertigo patients. It is expected the hospital can implement this non-pharmacological therapy as a nursing care for vertigo patients. Keywords: Brand Daroff, Vertigo, Pain  ABSTRAK Vertigo adalah suatu gejala atau perasaan dimana seseorang atau benda disekitar seolah-olah bergerak atau berputar, biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Penatalaksanaan non farmakologi Brand Daroff salah satu bentuk terapi fisik untuk mengatasi gangguan vestibular seperti vertigo. Tujuan latihan Brand Daroff untuk mengadaptasikan pasien terhadap gangguan keseimbangan pada penderita vertigo. Latihan brand daroff memberikan efek peningkatan darah ke otak sehingga dapat memperbaiki fungsi alat keseimbangan tubuh dan memaksimalkan kerja dari sistem sensori. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian teknik Brand Daroff terhadap nyeri pada pasien vertigo. Desain penelitian ini menggunakan studi kasus pada pasien dengan vertigo di ruang Sulaiman 4 RS Roemani Muhammadiyah Semarang. Intervensi yang digunakan pada penelitian ini teknik brand daroff untuk menurunkan nyeri. Pada penelitian ini dapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh pada terapi brand  daroff dalam menurukan nyeri pada pasien vertigo. Dimana skala nyeri pada hari pertama 7, hari kedua 6, pada hari ketiga 5 dan pada hari keempat menjadi 3. Terdapat pengaruh pemberian brand daroff untuk menurunkan nyeri pada pasien vertigo. Diharapkan pihak lahan praktik atau rumah sakit dapat mengimplementasikan terapi non-farmakologis teknik brand daroff dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien vertigo Kata Kunci: Brand Daroff, Vertigo, Nyeri
Penerapan Terapi Inhalasi Uap Sederhana dan Fisioterapi Dada untuk Menurunkan Frekuensi Nafas pada Pasien dengan Bronkhopneumonia di Ruang Ismail II RS Roemani Muhammadiyah Semarang Yayuk Dwi Astuti; Dian Kartikasari; Eny Purwati
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 12 (2023): Volume 3 Nomor 12 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i12.11617

Abstract

ABSTRACT Bronchopneumonia is inflammation of the small bronchial walls accompanied by atelectasis in their branching areas. Another term used to describe pneumonia where consolidation is widely distributed around the bronchi and does not have a lobar pattern. This condition begins with inflammation of the lung tissue or alveoli, usually preceded by an upper respiratory tract infection for several days. Non- pharmacological therapies to clear the airway and reduce respiratory frequency include simple steam inhalation and chest physiotherapy. This study aims to determine whether there is an influence of simple steam inhalation and chest physiotherapy on reducing respiratory frequency in patients with bronchopneumonia in Ismail II Ward, Roemani Muhammadiyah Hospital Semarang. The study accesses databases and conducts a comprehensive search on Google Scholar for articles in Indonesian language. The search is done by combining keywords: "Bronchopneumonia," "Respiratory frequency," "Simple steam inhalation," "Chest physiotherapy."The participants in this study are patients with bronchopneumonia. The results indicate that the implementation of simple steam inhalation and chest physiotherapy has a positive effect on reducing respiratory frequency and can help thin secretions, facilitating their clearance in patients with bronchopneumonia. The study is expected to serve as a reference for the hospital in providing excellent and comprehensive nursing care to patients diagnosed with Bronchopneumonia by implementing simple steam inhalation and chest physiotherapy. Keywords: Chest Physiotherapy, Respiratory Rate, Steam Inhalation, Bronchopneumonia  ABSTRAK Bronkopneumonia adalah radang dinding bronkus kecil disertai atelektasis daerah percabangannya, istilah lain yang dipakai untuk menggambarkan suatu bentuk pneumonia dimana daerah konsolidasi terdistribusi luas disekitar bronkus dan bukan bercorak lobaris yang terjadi bermula dari adanya peradangan paru yang terjadi pada jaringan paru atau alveoli yang biasannya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa hari. Terapi non farmakologis untuk membebaskan jalan nafas dan menurunkan frekuensi nafas yaitu dengan inhalasi uap dan fisioterapi dada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh inhalasi uap sederhana dan fisioterapi dada terhadap penurunan frekuensi nafas pada pasien dengan bronchopneumonia di Ruang Ismail II RS Roemani Muhammadiyah Semarang. Penelitian ini mengakses database dan pencarian luas pada google scholar untuk artikel berbahasa Indonesia. Pencarian dilakukan dengan mengkombinasi kata kunci:”Bronkhopneumonia,”Frekuensi nafas, Inhalasi uap sederhana, Fisioterapi Dada.”. partisipan dalam penelitian ini adalah pasien dengan bronkhopneumonia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan inhalasi uap sederhana dan fisioterapi dada mempunyai hasil yang positif terhadap penurunan frekuensi nafas dan dapat mengencerkan secret sehingga secret dapat keluar pada pasien bronchopneumonia. Studi ini diharapkan dapat menjadi referensi pihak rumah sakit untuk memberikan asuhan keperawatan yang prima dan komprehensif pada pasien dengan diagnosa medis Bronkopneumonia dengan penerapan inhalasi uap sederhana dan fisioterapi dada. Kata Kunci: Fisioterapi Dada, Frekuensi Nafas, Inhalasi Uap, Bronkhopneumonia