Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Formulasi Hand Sanitizer dari Ekstrak Biji Pangi (Pangium edule Reinw) Rohana, Rohana; Stevani, Hendra; Dewi, Ratnasari
Media Farmasi XXX Vol 15, No 2 (2019): MEDIA FARMASI
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.285 KB) | DOI: 10.32382/mf.v15i2.1133

Abstract

Pangi seeds contain flavonoids and are proven to have an antibacterial effect, though they are still used in a traditional way within the community. There is a need for it to be developed into a formula that is more practical and durable, such as Hand sanitizer. The purpose of this research is to formulate the preparation of Hand sanitizer from Pangi Seed Extract (Pangium edule Reinw). The seeds were extracted by maceration using distilled water and made into Hand sanitizer gel using TEA, Glycerin, Nipagin, and Aquades. The variations in the concentration of carbohydrate and sodium CMC base were 0.25%: 2%; 0.5%: 3%; 0.75%: 4%. The results showed that all three preparations before and after storage were homogeneous, pale yellow, and odorless. Besides, the viscosity of the gel ranges from 242471-4151 cP, but changes after storage. However, gel pH ranges from 5-6 and does not change after storage. In all the three preparations, no synergy occurred, and their spreadability ranged from 5cm to 7.5cm, undergoing changes after storage. This study concludes that the Pangi Seed extract might be formulated into a gel preparation with a Carbopol: Sodium CMC base concentration of 0.5%: 3% and meets all quality requirements.Keywords: Pangi Seed, Gel, Carbopol, Na. CMC, Hand sanitizer.Biji Pangi mengandung flavonoid serta terbukti memiliki efek antibakteri, namun penggunaannya oleh masyarakat masih secara tradisional sehingga perlu dikembangkan menjadi formula yang lebih praktis digunakan, dan lebih tahan lama seperti Hand sanitizer. Tujuan penelitian untuk memformulasikan sediaan Hand sanitizer dari ekstrak Biji Pangi (Pangium edule Reinw). Biji Pangi diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut akuades dan dibuat menjadi gel Hand sanitizer menggunakan TEA, Gliserin, Nipagin, Akuades serta variasi konsentrasi basis Karbopol dan Natrium CMC yaitu 0,25%:2% ; 0,5%:3% ; 0,75%:4%. Hasil penelitian menunjukkan ketiga sediaan sebelum dan setelah penyimpanan homogen, berwarna kuning pucat, dan tidak berbau. Kekentalan gel berkisar`2471-4151 cP, tapi mengalami perubahan setelah penyimpanan. pH gel berkisar 5-6, tidak berubah setelah penyimpanan. Tidak terjadi sineresi pada ketiga sediaan. Daya sebar ketiga sediaan berkisar 5cm-7,5cm, mengalami perubahan setelah penyimpanan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak Biji Pangi dapat diformulasikan menjadi sediaan gel dengan konsentrasi basis Karbopol: Natrium CMC yaitu 0,5% : 3% dan memenuhi semua persyaratan mutu.Kata Kunci : Biji Pangi, Gel, Karbopol, Na. CMC, Hand sanitizer.
GAMBARAN POLA PENGOBATAN DIABETES MELITUS PADA PASIEN GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT TK. II PELAMONIA MAKASSAR Fajar, Desi Reski; Stevani, Hendra; Kamaruddin, Kamaruddin
Media Farmasi XXX Vol 16, No 1 (2020): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.896 KB) | DOI: 10.32382/mf.v16i1.1475

Abstract

Pola pengobatan DM pada pasien geriatri memerlukan perhatian khusus karena berbagai masalah yang disebabkan oleh faktor fisiologis seperti penurunan masa otot, cairan tubuh, faktor farmakokinetik, farmakodinamik dan penurunan daya tahan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  gambaran pola pengobatan DM pada pasien geriatri di instalasi rawat inap Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar pada bulan Januari ? Maret tahun 2019. Metode penelitian ini adalah purposive sampling dan diperoleh total sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi yaitu 15 rekam medik pasien. kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien yang terdiagnosa DM dengan usia ? 60 tahun dan pasien yang mendapat pengobatan obat antidiabetik dan insulin. Dari data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan membandingkan pedoman pengobatan DM American Diabetes Association (ADA tahun 2018) dan pustaka yang sesuai. Hasil penelitian mengatakan bahwa obat diabetes yang paling banyak digunakan untuk terapi tunggal adalah metformin 500 mg sebanyak 7 kasus (46,67). Banyaknya obat yang diresepkan untuk pasien geriatri akan menimbulkan banyak masalah termasuk polifarmasi.Kata kunci: diabetes mellitus, geriatri, Rumah Sakit TK. II Pelamonia, pola pengobatan
PEMBERDAYAAN SANTRI PONDOK PESANTREN AL MUBARAK SUDIANG DALAM PEMBUDIDAYAAN DAN PEMANFAATAN TANAMAN OBAT Ratnasari Dewi; Mudyawati Kamaruddin; Rafidah Rafidah; Hendra Stevani; Muli Sukmawaty; Ivonne Siswanty
Community Development Journal Vol 6 No 1 (2022): Community Development Journal
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.484 KB) | DOI: 10.33086/cdj.v6i1.2490

Abstract

Based on interviews with a partner, the following community partner issues were lack of medicinal plants gardens around the Al Mubarak Sudiang Islamic boarding school, lack of knowledge and introduction to the types of plants with medicinal properties, and lack of knowledge about the health benefits of medicinal plants. Using traditional medicinal plants is the community's active participation in solving health problems. The community service partner were students in Al Mubarak boarding school. The solution to overcome the partner's problems was empowerment with a participatory learning approach emphasizing learning through consultation, training, coaching, and demonstration/simulation of medicinal plant cultivation and utilization. Then, the authors evaluated program implementation and sustainability before and after activities. The evaluation showed increased achievement levels in all success indicators. Thus, this community service had significant benefits for all participants. In conclusion, the empowerment of students in Al Mubarak Sudiang Islamic Boarding School can increase their knowledge in medicinal plants cultivation and utilization, skills in medicinal plants cultivation, and medicinal plants utilization. The local government should support and participate in the sustainability of this community service through small industries producing healthy drinks from medicinal plants.
PENYULUHAN PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL KEPADA LANSIA PUSKESMAS PALANRO KABUPATEN BARRU Hendra Stevani; Mispari Mispari; Hesty Setiawati; Ratnasari Dewi
Jurnal Pengabdian Kefarmasian Vol 1, No 1 (2020): Jurnal Pengabdian Kefarmasian
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.822 KB) | DOI: 10.32382/jpk.v1i1.1487

Abstract

Lansia merupakan salah satu kelompok masyarakat yang rentan terhadap penyakit, dan memiliki fungsi fisiologis yang berbeda dari manusia muda sehingga pola pengobatannya pun menjadi lebih hati-hati.  Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyakit dominan pada lansia di Puskesmas Palanro, meningkatkan pengetahuan masyarakat lansia dalam pengolahan tanaman mulai dari pengambilan hingga menghasilkan obat tradisional yang siap digunakan serta menyediakan Modul Pemilihan dan penggunaan obat tradisional yang mudah digunakan oleh masyarakat.  Kegiatan ini dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas Palanro Kabupaten Barru mulai bulan Agustus hingga Oktober 2016. Kegiatan ini dilaksanakan bersama petugas di puskesmas (PKM) Palanro dan diikuti oleh 54 orang lansia.  Inti dari kegiatan ini adalah pemberian penyuluhan, pemberian tanaman obat dan modul pengolahan tanaman obat untuk lansia.  Hasil dari kegiatan ini menunjukan peningkatan kemampuan swamedikasi obat tradisional pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Palanro untuk mengobati Diabetes Melitus, Hipertensi dan asam Urat,Kata Kunci: Lansia, Obat Tradisional, Penyuluhan, Puskesmas Palanro.
Pemanfaatan Pati Singkong Tergelatinasi Sebagai Pengikat Tablet Asetosal Yang Dibuat Dengan Metode Kempa Langsung Hesty Setiawati; Ariyani Buang; Rusli Rusli; Hendra Stevani; Ratnasari Dewi
Media Farmasi XXX Vol 16, No 2 (2020): MEDIA FARMASI
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v16i2.1819

Abstract

Direct compression is the simplest and most efficient method of making tablets, but not all additives adopt this method. This research aims to analyze the ability of gelatinized cassava starch (Manihot utillissima) as an additive for the manufacture of tablets by direct compression using the acetosal active ingredient with a concentration of 100 mg. Furthermore, the cassava starch made from tubers (Manihot utillissima) is gelatinized by heating and then used as an additive in the manufacturing of acetosal tablets by direct compression. The results showed that the gelatinized cassava starch (Manihot utillissima) powder had good flow and compressibility properties and the acetosal acetosal tablets produced had good physical properties and solubility, therefore it was concluded that it is used as an additional ingredients in manufacturing acetosal tablets with direct compression methodKeywords : Gelatinized Cassava Starch (Manihot utillissima), Direct Compression, AsetosalKempa Langsung merupakan metode pembuatan tablet yang paling sederhana dan efisien, namun tidak semua bahan tambahan tablet dapat digunakan dalam metode kempa langsung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan pati singkong (Manihot utillissima) yang tergelatinasi sebagai bahan tambahan dalam pembuatan tablet secara kempa langsung dengan menggunakan bahan aktif asetosal dengan konsentrasi 100 mg. Pati singkong dari umbi singkong (Manihot utillissima) dibuat tergelatinasi dengan pemanasan lalu digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan tablet asetosal dengan metode kempa langsung. Hasil penelitian menunjukan serbuk pati singkong (Manihot utillissima) tergelatinasi memilki sifat Alir dan kompresibilitas yang baik dan tablet Asetosal asetosal yang dihasilkan memilki sifat fisik dan kelarutan yang baik, sehingga dapat disimpulkan Pati Singkong tergelatinasi dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan tablet Asetosal dengan meode kempa langsungKata kunci : Pati Singkong (Manihot utillissima) tergelatinasi, Kempa Langsung, Asetosal 
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Jambu Putih (Syzygium malaccense (L.) Merr. & L.M. Perry) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli dan Streptococcus mutans Hesty Setiawati; Nurfitriana Hasyim; Jumain Jumain; Hendra Stevani
Media Farmasi XXX Vol 17, No 2 (2021): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v17i2.2482

Abstract

White guava leaves (Syzygium malaccense (L.) Merr. & L.M. Perry) contain flavonoids, saponins and tannins which are used as antibacterial. This study aims to determine the antibacterial activity of guava leaf extract on the growth of Escherichia coli and Streptococcus mutans. The scope of this research is in the field of microbiology, where the research was carried out in the Microbiology Laboratory of the Department of Pharmacy, Polytechnic of the Ministry of Health, Makassar. Guava leaves are macerated with 96% ethanol. Testing the antibacterial activity of guava leaf extract using the agar diffusion method. This study used white guava leaf extract with a concentration of 2%, 4%, and 6%, positive control (ciprofloxacin) and negative control (Na. CMC) which then measured the inhibition zone diameter in Escherichia coli and Streptococcus mutans. The results obtained by Escherichia coli at a concentration of 2% were 12.3 mm, the concentration of 4% was 14.3 mm, the concentration of 6% was 18.67 mm, while the positive control was 23 mm and the negative control did not show any zone of resistance. Meanwhile, the results obtained by Streptococcus mutans at a concentration of 2% were 8.67 mm, a concentration of 4% was 11.67 mm, a concentration of 6% was 16.3 mm, while the positive control was 31 mm and in the negative control there was no visible zone of resistance. For ANOVA calculations using Graphad prism, P value(<0.0001) indicates significant with an F caunt of 307,7Keywords: White guava leaves (Syzygium malaccense (L.) Merr. & L.M. Perry), antibacterial activity, Escherichia coli, Streptococcus mutans.Daun jambu putih (Syzygium malaccense (L.) Merr. & L.M. Perry) memiliki kandungan flavonoid, saponin dan tanin yang digunakan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri ekstrak daun jambu putih terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan Streptococcus mutans. Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang mikrobiologi yang dimana penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar. Daun jambu putih dimaserasi dengan etanol 96%. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak daun jambu putih menggunakan metode difusi agar. Penelitian ini menggunakan ekstrak daun jambu putih dengan konsentrasi 2%, 4%, dan 6%, kontrol positif (ciprofloxacin) dan kontrol negatif (Na. CMC) yang kemudian dilakukan pengukuran diameter zona hambat pada Escherichia coli dan Streptococcus mutans. Hasil yang diperoleh Escherichia coli pada konsentrasi 2% adalah 12,3 mm, konsentrasi 4% adalah 14,3 mm, konsentrasi 6% adalah 18,67 mm, sedangkan pada kontrol positif adalah 23 mm dan kontrol negatif tidak terlihat adanya zona hambatan. Sedangkan hasil yang diperoleh Streptococcus mutans pada konsentrasi 2% adalah 8,67 mm, konsentrasi 4% adalah 11,67 mm, konsentrasi 6% adalah 16,3 mm, sedangkan pada kontrol positif adalah 31 mm dan kontrol negatif tidak terlihat adanya zona hambatan, untuk perhitungan anova menggunakan Graphad prism P value (< 0,0001) menyatakan signifikan dengan nilai F hitung 307,7Kata kunci : Daun jambu putih (Syzygium malaccense (L.) Merr. & L.M. Perry), aktivitas antibakteri, Escherichia coli, Streptococcus mutans.
AKTIVITAS PERASAN BIJI PINANG (Areca catechu L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans Ikke Nurjannah; Hendra Stevani; Ratnasari Dewi
Media Farmasi XXX Vol 14, No 2 (2018): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1146.311 KB) | DOI: 10.32382/mf.v14i2.613

Abstract

Perasan biji pinang telah lama digunakan oleh masyarakat secara empiris untuk mencegah karies gigi tetapi belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan hal tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas dari perasan Biji Pinang (Areca catechu L.) terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans dengan mengukur diameter zona hambat. Perasan Biji Pinang dibuat dengan juicer dan diuji secara difusi cakram dengan menggunakan medium Nutrient Agar. Hasil pengujian diperoleh diameter rata-rata daya hambat yaitu perasan Biji Pinang 100% 18 mm, kontrol positif 13 mm dan kontrol negatif tidak memiliki daya hambat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perasan Biji Pinang memiliki aktivitas lebih besar terhadap Streptococcus mutans  dibanding Kontrol positif dan kontrol negatif. ( p<0,05 )
FORMULASI DAN STABILITAS SEDIAAN BODY SCRUB BEDDA LOTONG DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN Fahmi Ali; Hendra Stevani; Dwi Rachmawaty
Media Farmasi XXX Vol 15, No 1 (2019): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.792 KB) | DOI: 10.32382/mf.v15i1.852

Abstract

ABSTRAKBedda lotong merupakan produk alami dari suku bugis dengan bahan dasar beras putih, temulawak dan jeruk nipis yang terbukti secara preklinik berkhasiat sebagai antioksidan, namun dalam penggunaannya masih secara empiris sehingga tidak efisien dan tidak tahan lama. Penelitian ini bertujuan untuk menformulasikan sediaan body scrub bedda lotong dan untuk mengetahui stabilitas dan mutu fisik sediaan tersebut. body scrub bedda lotong diformulasikan dengan variasi konsentrasi trietanolamin 2%, 3%, dan 4%, pengujian mutu fisik dilakukan sebelum dan sesudah pengujian stabilitas dipercepat yang meliputi pengamatan organoleptis, uji homogenitas, pengukuran pH dan pengukuran daya sebar. Hasil penelitian menunjukkan bedda lotong dapat diformulasikan ke dalam bentuk sediaan cream body scrub dengan variasi konsentrasi trietanolamin dan memiliki stabilitas dan mutu fisik yang memenuhi syarat. Pada konsentrasi trietanolamin 3% sediaan body scrub bedda lotong memiliki konsistensi yang paling baik.Kata kunci : Body Scrub, Bedda Lotong, mutu fisik
FORMULASI DAN STABILITAS SEDIAAN ROLL ON AROMATERAPI JAHE (Zingiber officinale) DENGAN VARIASI KONSENTRASI BUTIL HIDROKSI TOLUEN St. Rahmah Syam; Arisanty Arisanty; Hendra Stevani; Ratnasari Dewi; Hesty Setiawati
Media Farmasi XXX Vol 17, No 1 (2021): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v17i1.2137

Abstract

Formulation And Roll On Stability In Ginger Aromatherapy (Zingiber Officinale) With Various Concentrations Of Butyl Hydroxy TolueneAromatherapy roll on preparations are used to improve the well-being of the body, mind and spirit. Meanwhile, ginger oil is used to prevent motion sickness and as an anti-vomiting agent. Therefore, this research aims to formulate roll on aromatherapy preparations from ginger oil and to determine the stability and physical quality of these preparations. Aromatherapy was formulated using ginger oil, menthol, camphor, sunflower oil, and Butyl Hydroxy Toluene (BHT) with various concentrations of 0.05, 0.1, 0.2%, and without BHT. Furthermore, physical quality evaluation was carried out before and after the accelerated stability test which includes organoleptic and peroxide numbers tests. The organoleptic test showed that the preparation was pale yellow, smelled like ginger, warm to the skin, and was homogeneous. Meanwhile, the peroxide number test showed an increase in the peroxide number after the accelerated stability test, but met the specified standards. The lowest peroxide value was found in the preparation with a concentration of 0.2% butyl hydroxy toluene, namely 6.6724 meq / kg and 7.4505 meq / kg before and after accelerated stability test respectively. The results showed that ginger essential oil can be formulated into roll on aromatherapy preparations with varying concentrations of butyl hydroxy toluene and has physical quality stability that meets the requirements.Keywords     : Ginger Oil, Aromatherapy, Physical Quality, Variations of Butyl Hydroxy TolueneSediaan roll on aromaterapi digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan tubuh, pikiran, dan jiwa. Minyak jahe digunakan untuk mencegah motion sickness dan sebagai anti muntah. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan roll on aromaterapi dari minyak jahe dan untuk mengetahui stabilitas dan mutu fisik sediaan tersebut. Aromaterapi diformulasikan dengan bahan minyak jahe, mentol, kamfer, sunflower oil, dan Butil Hidroksi Toluen (BHT) dengan variasi konsentrasi 0,05%, 0,1%,0,2%, dan tanpa BHT. Evaluasi mutu fisik dilakukan sebelum dan setelah uji stabilitas dipercepat yang meliputi pengujian organoleptis dan pengujian bilangan peroksida.Pengujian organoleptis sebelum dan setelah uji stabilitas dipercepat menunjukkan sediaan berwarna kuning pucat, berbau khas jahe, terasa hangat pada kulit, dan homogen.Pengujian bilangan peroksida menunjukkan peningkatan bilangan peroksida setelah uji stabilitas dipercepat, tetapi masih memenuhi standar yang ditentukan. Sediaan dengan nilai bilangan peroksida terendah adalah sediaan dengan konsentrasi 0,2% butil hidroksi toluen yaitu 6,6724 meq/kg sebelum uji stabilitas dipercepat dan 7,4505 meq/kg setelah uji stabilitas dipercepat.Hasil penelitian menunjukkan minyak atsiri jahe dapat diformulasikan menjadi sediaan roll onaromaterapi dengan variasi konsentrasi butyl hidroksi toluen dan memiliki stabilitas mutu fisik yang memenuhi syarat.Kata kunci : Minyak Jahe, Aromaterapi, Mutu Fisik, Variasi Butil Hidroksi Toluen
Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Masker Gel Ekstrak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C) Nurhayana Nurhayana; Hendra Stevani; Hesty Setiawati; Ratna Sari Dewi
Media Farmasi XXX Vol 18, No 1 (2022): MEDIA FARMASI
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v18i1.2747

Abstract

Formulation And Physical Stability Test For The Preparation Of Orange Leaf Extract Gel Mask (Citrus hystrix D.C)Phonolic content of Kaffir lime leaf (Citrus hystrix DC). efficacious as an antioxidant but its use is still traditional so it needs to be developed into pharmaceutical products such as gel masks. The purpose of this study was to formulate kaffir lime leaf extract (Citrus hystrix DC) in the form of a gel mask and to test its physical stability. Kaffir lime leaf (Citrus hystrix DC) were macerated using 96% ethanol solvent and then formulated in 3 concentrations with variations in PVA concentrations of 5%, 10% and 15%. Physical tests were carried out before and after accelerated storage which included organoleptic tests, homogeneity, pH, dispersion and drying time of the preparation as well as viscosity. Based on the results of the study, the average pH of the formula 5%, 10% and 15% before the accelerated test was 5.17, 5.67, and 6.17 and after the accelerated test was 6, 6.17, and 6.33. The results of the research average dispersion formula 5% 10% 15% before the accelerated test by 8.1 cm 6.7 cm and 5.1 cm then after the accelerated test 8.3 cm 7.1 cm and 5, respectively, 3 cm. The results of the average drying time for the formula 5% 10% 15% before the accelerated test were 9 minutes 55 seconds, 17 minutes 13 seconds and 22 minutes 7 seconds, then after the accelerated test was 9 minutes 22 seconds, 16 minutes4 seconds and 20 minutes 33 seconds. The results of the average viscosity formula 5% 10% 15% before the accelerated test were 18000 cps, 37500 cps, 40000 cps and after the accelerated test were 14000 cps, 36000 cps, 38000 cps, so it can be concluded that the Leaf Extract Kaffir lime (Citrus hystrix DC) can be formulated as a gel mask preparation and gel mask that meets the requirements and is stable in storage, namely in formulation 3 with a PVA concentration of 15%.Key words : Kaffir lime leaf extract gel mask, physical stabilityKandungan fenolik Daun Jeruk purut (Citrus hystrix DC). berkhasiat  sebagai antioksidan namun penggunaannya masih secara tradisional sehingga perlu dikembangkan menjadi produk kefarmasian seperti masker gel. Tujuan dari penelitian ini  untuk memformulasikan ekstrak daun jeruk purut (Citrus hystrix DC) dalam bentuk Masker Gel dan menguji stabilitas fisiknya. Daun Jeruk Purut dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96% lalu diformulasikan dalam 3 konsentrasi dengan variasi pada konsentrasi PVA yaitu 5%, 10% dan 15%. Pengujian fisik dilakukan sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat yang meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar dan waktu sediaan mengering serta viskositas. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil rata-rata pH formula 5%, 10% dan 15% sebelum uji dipercepat yaitu 5,17, 5,67, dan 6,17 dan setelah uji dipercepat sebesar 6, 6,17, dan 6,33. Hasil rata-rata penelitian daya sebar formula 5% 10% 15% sebelum uji dipercepat sebesar 8,1 cm 6,7 cm dan  5,1 cm lalu setelah uji dipercepat berturut-turut sebesar 8,3 cm 7,1 cm dan 5,3 cm. Hasil rata-rata waktu sediaan mengering formula 5% 10% 15% sebelum uji dipercepat berturut-turut sebesar 9 menit 55 detik, 17 menit 13 detik dan 22 menit 7 detik lalu setelah uji dipercepat berturut-turut sebesar 9 menit 22 detik, 16 menit4 detik dan 20 menit 33 detik. Hasil rata-rata viskositas formula 5% 10% 15% sebelum uji dipercepat berturut-turut sebesar 18000 cps, 37500 cps, 40000 cps dan setelah uji dipercepat berturut-turut sebesar 14000 cps, 36000 cps, 38000 cps, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ekstrak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix DC) dapat diformulasikan sebagai sediaan masker gel serta masker gel yang memenuhi syarat dan stabil dalam penyimpanan yaitu pada formulasi 3 dengan konsentrasi PVA 15%.  Kata kunci : Masker Gel Ekstrak Daun Jeruk Purut, Stabilitas Fisik