Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Deteksi dan Pemetaan Distribusi Fusarium oxysporum f. sp. Cubense pada Daerah Potensial Pengembangan Agribisnis Pisang di In do ne sia Nasir, Nasril; Jumjunidang, -; Riska, -
Jurnal Hortikultura Vol 15, No 1 (2005): Maret 2005
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fusarium oxysporum f. sp. cubense (Foc) adalah patogen pal ing berbahaya pada tanaman pisang didunia. Di In do ne sia, sekitar 8 juta rumpun tanaman pisang tradisional dan lebih dari 5000 ha perkebunan komersialhancur oleh patogen ini, selama kurun waktu 1995/1996-2000/2001. Patogen ini telah menyebabkan kerugianekonomis yang sangat besar. Walaupun tingkat kehancuran oleh Foc telah mencapai tingkat yang cukup tinggi,namun belum ditemukan cara pengendalian yang pal ing tepat, baik secara ekonomis maupun efektivitasbahan/metoda yang diaplikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi dan memetakan keberadaan Foc, agardalam pengembangan pisang dalam skala agribisnis, kerugian yang sangat besar akibat serangan patogen ini dapatdihindari secara dini. Penelitian dilakukan sejak bulan Juli 2001 sampai dengan Desember 2002. Pemetaan dilakukandi lokasi yang sudah dipublikasikan sebagai lokasi potensial untuk pengembangan agribisnis pisang di In do ne sia, danatau pada lokasi-lokasi yang ditargetkan oleh pemerintah daerah setempat sebagai lokasi pengembangan pisang.Lokasi yang dipilih adalah Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Barat dan Lampung. Deteksi dilakukan dengan mengambilsampel tanaman pisang terserang Foc pada lokasi-lokasi tersebut. Isolat dikarakterisasi secara VOT di LaboratoriumPenyakit, Balai Penelitian Tanaman Buah, Solok. Dari 67 isolat yang dikoleksi berasal dari 28 jenis pisang, 60 diantaranya adalah Foc ras 4. Pengembangan agribisnis pisang di lokasi terinfeksi oleh ras 4 tidak direkomendasikan,bila tidak menggunakan varietas tahan atau menggunakan metoda pengendalian Foc ras 4 yang sudah terujikemangkusannya.De tec tion and map ping of Fusarium oxysporum f. sp.cubense on the potential area for banana agribusiness development in Indonesia. Fusarium oxysporum f. sp.cubense (Foc) is the most dan ger ous patho gen on ba nana in the world. In In do ne sia, about 8 mil lion mats of ba nana tra -di tional plan ta tion and more than 5 000 hect ares of com mer cial plan ta tion have de stroyed by this patho gen in theperiode of 1995/1996–2000/2001. The patho gen has caused enor mous eco nomic dam age in the coun try. Al thoughdev as ta tion caused by the patho gen has reached the data men tioned above, there was no ap pro pri ate method to con trolthe patho gen to date, whether in term of the eco nomic value or the ef fec tive ness ways in com bat ing the patho gen. Thepur pose of this study was to de tect and to map the ex ist ing of Foc so that ba nana ag ri busi ness de vel op ment pro gram inIn do ne sia can be avoided from the dev as ta tion caused by the patho gen. Mappings were con ducted on the se lected lo -ca tions which have been pub lished as the po ten tial area for ba nana ag ri busi ness de vel op ment in some parts ofSumatera. Or at the ar eas which are tar geted by lo cal gov ern ment to be used for ba nana es tate pro gram. Stud ies wereheld in the Prov inces of Riau, Jambi, West Su ma tra and Lampung. De tec tion was car ried out by col lect ing sam ple ofdis eased plants at the lo ca tions which were clar i fied above. Iso lates were char ac ter ized by VOT tech nique at the plantpa thol ogy lab o ra tory of the Re search In sti tute for Fruits, Solok. From 67 iso lates col lected which de rived from 28 ba -nana cultivars, 60 of them were race 4 of Foc. Based on this study, to de velop ba nana ag ri busi ness pro gram in the ar easwhich have been or be ing in fected by Foc race 4 is not rec om mended, un less re sis tant cultivars availabe or im ple men -ta tion of a method which has been suc cess fully tested to con trol Foc race 4.
Teknik Pengujian In Vitro Ketahanan Pisang terhadap Penyakit Layu Fusarium Menggunakan Filtrat Toksin dari Kultur Fusarium oxysporum f. sp. cubense Jumjunidang, -; Nasir, Nasril; Riska, -; Handayani, H
Jurnal Hortikultura Vol 15, No 2 (2005): Juni 2005
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejauh ini informasi mengenai uji ketahanan pisang terhadap patogen layu fusarium menggunakan filtrat toksin patogennya masih terbatas. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2002 sampai dengan Maret 2003 di laboratorium kultur jaringan, laboratorium penyakit, dan Rumahkasa Balai Penelitian Tanaman Buah, Solok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan teknik pengujian dini tingkat in vitro dengan media yang mengandung filtrat toksin dari kultur Fusarium oxysporum f. sp. cubense (Foc) serta mendapatkan tanaman pisang tahan Foc. Rancangan yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima perlakuan dan lima ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 10 botol, masing-masing berisi satu plantlet. Untuk perlakuan toksin asam fusarat murni, setiap ulangan terdiri dari 2 botol. Perlakuan tersebut adalah konsentrasi 0, 10, 20, 40, dan 60% filtrat toksin asam fusarat dari kultur cendawan Foc dan konsentrasi 0; 0,05; 0,1; 0,2; dan 0,4 μM asam fusarat murni yang berperan sebagai pembanding. Pembuatan perlakuan dilakukan dengan menambahkan filtrat toksin dari kultur Foc dan toksin murni sesuai konsentrasi di atas ke dalam media tumbuh. Filtrat toksin asam fusarat dari kultur Foc pada konsentrasi 60 dan 40% dapat digunakan sebagai media dalam pengujian ketahanan pisang tingkat in vitro. Semakin tinggi konsentrasi filtrat toksin dari kultur Foc dan asam fusarat murni yang ditambahkan, semakin cepat masa inkubasi atau munculnya gejala penyakit. Terjadi fenomena recovery dari tanaman sakit akibat perlakuan toksin murni asam fusarat dan filtrat toksin dari kultur Foc. Filtrat toksin dari kultur Foc berpeluang digunakan sebagai media pengujian dini ketahanan pisang terhadap layu fusarium. In vitro screening techniques for resistance of Musa to fusarium wilt disease by using filtrate toxin from Fusarium oxysporum f. sp. cubense culture. So far, study on the in vitro screening techniques for banana resistant to fusarium wilt disease by using filtrate toxin of its pathogen, was limited. The experiment was conducted at tissue culture laboratory, plant pathology laboratory and screenhouse of Indonesian Fruit Research Institute, Solok from June 2002 to March 2003. The objective of this study was to find out in vitro techniques for selecting of Musa to wilt disease by using filtrate toxin from Fusarium oxysporum f. sp. cubense (Foc) culture and to find out resistant plant. The experiment was arranged in a randomized completely design with five treatments (concentration of filtrate toxin 0; 10; 20; 40; and 60%) and five replications, each replications consist of ten bottle of plantlets. The consentration of fusaric acid used as comparison were 0; 0.05; 0.1; 0.2; and 0.4 μM. The results showed that concentration of filtrate toxin fusarium culture at 60 and 40% could be used as a selection medium for in vitro screening techniques for Musa resistance to Foc. The higher concentration of filtrate toxin of Foc culture and fusaric acid, the faster disease incubation periode appeared. There was recovery of attacked plant due to fusaric acid and filtrate toxin of culture Foc treatment. This filtrate can be used as an early testing medium for resistance to fusarium wilt of banana.
Deteksi dan Pemetaan Distribusi Fusarium oxysporum f. sp. Cubense pada Daerah Potensial Pengembangan Agribisnis Pisang di In do ne sia Nasir, Nasril; Jumjunidang, -; Riska, -
Jurnal Hortikultura Vol 15, No 1 (2005): Maret 2005
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fusarium oxysporum f. sp. cubense (Foc) adalah patogen pal ing berbahaya pada tanaman pisang didunia. Di In do ne sia, sekitar 8 juta rumpun tanaman pisang tradisional dan lebih dari 5000 ha perkebunan komersialhancur oleh patogen ini, selama kurun waktu 1995/1996-2000/2001. Patogen ini telah menyebabkan kerugianekonomis yang sangat besar. Walaupun tingkat kehancuran oleh Foc telah mencapai tingkat yang cukup tinggi,namun belum ditemukan cara pengendalian yang pal ing tepat, baik secara ekonomis maupun efektivitasbahan/metoda yang diaplikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi dan memetakan keberadaan Foc, agardalam pengembangan pisang dalam skala agribisnis, kerugian yang sangat besar akibat serangan patogen ini dapatdihindari secara dini. Penelitian dilakukan sejak bulan Juli 2001 sampai dengan Desember 2002. Pemetaan dilakukandi lokasi yang sudah dipublikasikan sebagai lokasi potensial untuk pengembangan agribisnis pisang di In do ne sia, danatau pada lokasi-lokasi yang ditargetkan oleh pemerintah daerah setempat sebagai lokasi pengembangan pisang.Lokasi yang dipilih adalah Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Barat dan Lampung. Deteksi dilakukan dengan mengambilsampel tanaman pisang terserang Foc pada lokasi-lokasi tersebut. Isolat dikarakterisasi secara VOT di LaboratoriumPenyakit, Balai Penelitian Tanaman Buah, Solok. Dari 67 isolat yang dikoleksi berasal dari 28 jenis pisang, 60 diantaranya adalah Foc ras 4. Pengembangan agribisnis pisang di lokasi terinfeksi oleh ras 4 tidak direkomendasikan,bila tidak menggunakan varietas tahan atau menggunakan metoda pengendalian Foc ras 4 yang sudah terujikemangkusannya. De tec tion and map ping of Fusarium oxysporum f. sp.cubense on the potential area for banana agribusiness development in Indonesia. Fusarium oxysporum f. sp.cubense (Foc) is the most dan ger ous patho gen on ba nana in the world. In In do ne sia, about 8 mil lion mats of ba nana tra -di tional plan ta tion and more than 5 000 hect ares of com mer cial plan ta tion have de stroyed by this patho gen in theperiode of 1995/1996–2000/2001. The patho gen has caused enor mous eco nomic dam age in the coun try. Al thoughdev as ta tion caused by the patho gen has reached the data men tioned above, there was no ap pro pri ate method to con trolthe patho gen to date, whether in term of the eco nomic value or the ef fec tive ness ways in com bat ing the patho gen. Thepur pose of this study was to de tect and to map the ex ist ing of Foc so that ba nana ag ri busi ness de vel op ment pro gram inIn do ne sia can be avoided from the dev as ta tion caused by the patho gen. Mappings were con ducted on the se lected lo -ca tions which have been pub lished as the po ten tial area for ba nana ag ri busi ness de vel op ment in some parts ofSumatera. Or at the ar eas which are tar geted by lo cal gov ern ment to be used for ba nana es tate pro gram. Stud ies wereheld in the Prov inces of Riau, Jambi, West Su ma tra and Lampung. De tec tion was car ried out by col lect ing sam ple ofdis eased plants at the lo ca tions which were clar i fied above. Iso lates were char ac ter ized by VOT tech nique at the plantpa thol ogy lab o ra tory of the Re search In sti tute for Fruits, Solok. From 67 iso lates col lected which de rived from 28 ba -nana cultivars, 60 of them were race 4 of Foc. Based on this study, to de velop ba nana ag ri busi ness pro gram in the ar easwhich have been or be ing in fected by Foc race 4 is not rec om mended, un less re sis tant cultivars availabe or im ple men -ta tion of a method which has been suc cess fully tested to con trol Foc race 4.
Distribusi Penyakit Layu Fusarium dan Layu Bakteri Ralstonia pada Lokasi Sumber Bibit dan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu Pisang di Sumatera Barat Nasir, Nasril; Jumjunidang, -; Riska, -
Jurnal Hortikultura Vol 15, No 3 (2005): September 2005
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sumatera Barat merupakan provinsi paling parah yang diserang oleh dua patogen layu pisang, Fusarium oxysporum cubense dan Ralstonia solanacearum. Diperkirakan lebih dari 60% areal pertanaman pisang tradisional di Sumatera Barat sudah rusak oleh kedua patogen ini. Penelitian ini bertujuan mendapatkan lokasi tanaman pisang yang bebas dari serangan kedua patogen tersebut, digunakan sebagai sumber bibit pisang. Di samping itu, penelitian juga bertujuan menentukan lokasi Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) sebagai lokasi pendidikan lapang bagi petani. Seleksi lokasi sumber bibit dilakukan secara survei selama bulan Juli 2002, sedangkan untuk lokasi SLPHT didasarkan pada pertimbangan endemis serangan kedua patogen ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari seleksi lahan, ditemukan hanya dua lokasi yang dapat direkomendasikan sebagai lahan sumber bibit pisang, yaitu Desa Surian Randah dan Baruah Gunung di Kabupaten Limapuluh Kota. Di kedua lokasi tersebut, serangan patogen penyakit layu kurang dari 10%. Sedangkan lokasi SLPHT dipersiapkan masing-masing di Baso, Kabupaten Agam dan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar.Distribution of fusarium and ralstonia wilt diseases at the source of planting material sites of banana and field integrated pest management course in West Sumatera. West Sumatera is the most severe province attacked by two wilt pathogens, Fusarium oxysporum cubense and Ralstonia solanacearum. It was assumed that more than 60% of traditional banana cultivation has been destroyed by both of the phatogens. This study was aimed to select the plantation free from both wilt diseases, to be used for source of planting material for banana. The study was also purposed to locate the Field Integrated Pest Management Course (FIPMC), as a field course for growers. Selection on the location for source of planting material site for banana was conducted through survey during the month of July 2002, while for FIPMC was based on the endemic of both of the pathogens. This study found that only two villages could be recommended for the source of planting material site for banana, those were Surian Randah and Baruah Gunung in Distric of Limapuluh Kota. At both of the villages, the attack of wilt diseases was less than 10%. While the area for FIPMC were decided in Baso Kabupaten Agam and Salimpaung Kabupaten Tanah Datar.
Distribusi Penyakit Layu Fusarium dan Layu Bakteri Ralstonia pada Lokasi Sumber Bibit dan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu Pisang di Sumatera Barat Nasir, Nasril; Jumjunidang, -; Riska, -
Jurnal Hortikultura Vol 15, No 3 (2005): September 2005
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v15n3.2005.p%p

Abstract

Sumatera Barat merupakan provinsi paling parah yang diserang oleh dua patogen layu pisang, Fusarium oxysporum cubense dan Ralstonia solanacearum. Diperkirakan lebih dari 60% areal pertanaman pisang tradisional di Sumatera Barat sudah rusak oleh kedua patogen ini. Penelitian ini bertujuan mendapatkan lokasi tanaman pisang yang bebas dari serangan kedua patogen tersebut, digunakan sebagai sumber bibit pisang. Di samping itu, penelitian juga bertujuan menentukan lokasi Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) sebagai lokasi pendidikan lapang bagi petani. Seleksi lokasi sumber bibit dilakukan secara survei selama bulan Juli 2002, sedangkan untuk lokasi SLPHT didasarkan pada pertimbangan endemis serangan kedua patogen ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari seleksi lahan, ditemukan hanya dua lokasi yang dapat direkomendasikan sebagai lahan sumber bibit pisang, yaitu Desa Surian Randah dan Baruah Gunung di Kabupaten Limapuluh Kota. Di kedua lokasi tersebut, serangan patogen penyakit layu kurang dari 10%. Sedangkan lokasi SLPHT dipersiapkan masing-masing di Baso, Kabupaten Agam dan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar.Distribution of fusarium and ralstonia wilt diseases at the source of planting material sites of banana and field integrated pest management course in West Sumatera. West Sumatera is the most severe province attacked by two wilt pathogens, Fusarium oxysporum cubense and Ralstonia solanacearum. It was assumed that more than 60% of traditional banana cultivation has been destroyed by both of the phatogens. This study was aimed to select the plantation free from both wilt diseases, to be used for source of planting material for banana. The study was also purposed to locate the Field Integrated Pest Management Course (FIPMC), as a field course for growers. Selection on the location for source of planting material site for banana was conducted through survey during the month of July 2002, while for FIPMC was based on the endemic of both of the pathogens. This study found that only two villages could be recommended for the source of planting material site for banana, those were Surian Randah and Baruah Gunung in Distric of Limapuluh Kota. At both of the villages, the attack of wilt diseases was less than 10%. While the area for FIPMC were decided in Baso Kabupaten Agam and Salimpaung Kabupaten Tanah Datar.
PENGARUH KONSENTRASI THIDIAZURON (TDZ) DAN ARANG AKTIF PADA SUB KULTUR TUNAS PISANG KEPOK HIJAU (MUSA PARADISIACA L.) Sari, Detty Intan; Suwirmen, Suwirmen; Nasir, Nasril
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 4, No 3 (2015): Volume 4 Number 3 (December 2015)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.008 KB)

Abstract

Penelitian mengenai  ?Pengaruh Beberapa Konsentrasi Thidiazuron (TDZ) dan Arang Aktif pada Sub Kultur Tunas Pisang Kepok Hijau (Musa paradisiaca L.)? telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2014 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Kultur Jaringan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Thidiazuron, arang aktif dan kombinasi keduanya terhadap pertumbuhan sub kultur tunas pisang kepok secara in vitro. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari dua faktor, faktor pertama adalah pemberian TDZ terdiri dari tiga taraf (0,00; 0,04; 0,09 mg/l) dan faktor kedua adalah pemberian arang aktif yang terdiri dari empat taraf (0,00; 1,00; 2,00; 3,00 g/l) sehingga terdapat 12 kombinasi perlakuan dan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan beberapa konsentrasi TDZ berpengaruh secara signifikan pada jumlah tunas, tidak pada persentase hidup eksplan, tinggi tunas, jumlah akar dan panjang akar. Penambahan beberapa konsentrasi arang aktif memberikan pengaruh yang signifikan pada jumlah dan panjang akar,tidak pada persentase jumlah eksplan, jumlah tunas dan tinggi tunas. Adapun interaksi antara beberapa konsentrasi TDZ dan arang aktif berpengaruh pada parameter panjang akar dengan kombinasi terbaik adalah pada perlakuan 0,04 mg/l TDZ dan 1,00 g/l arang aktif yaitu 6,03 cm
Senyawa Phenolik Akar Pisang CV. Kepok (Musa acuminata) yang Diinduksi dengan Fungi Mikoriza Arbuskular Indigenus PU10-Glomus sp 1 terhadap Penyakit Darah Bakteri Suswati, Suswati; Habazar, Trimurti; Husin, Eti Farda; Nasir, Nasril; Putra, Dedi Prima; Taylor, Peter
Jurnal Natur Indonesia Vol 13, No 3 (2011)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.413 KB) | DOI: 10.31258/jnat.13.3.207-213

Abstract

Cooking banana (Musa acuminata) cv. Kepok is the most susceptible to Blood disease bacterium (BDB) infection.From previous study revealed the best isolate indigenous Arbuscular Mycorrhiza Fungi-Pasar Usang 10 (PU10-Glomus sp 1) could induce cv.Kepok resistance to BDB in green house and field experiment. The AMF could changethe phenolic compound in root plant. This objectives were to measure the root phenolic compound and bioassayto BDB. The 50 grams fresh inoculant PU10-Glomus sp 1 were applicated to banana root plants 60 days old with 6levels time course: 12; 24; 36; 48; 72; 92 hours and control (without PU10-Glomus sp 1). The root methanolicextraction followed to Echeverri et al., (2002) methode with vacuum concentration of the filtrate and partitioninginto ethyl acetate revealed the presence of an antibacterial compound as detected by TLC (Thin LayerChromatography), assay phenolic contained by Spectrofotometer UV-Vis 1700. PharmaSpec. Shimadzu andbioassay using BDB. Nine antibacterial compounds rose from root banana seedling colonized by PU10-Glomus sp1 in 12 hours after applicated (haa) ; 24; 36 and 48 haa. They were with Rf values of 0.16; 0.17; 0.19; 0.26; 0.32; 0.37;0.71; 0.80 and 0.83 on silica plates run in hexane:ethyl acetate (1:2 v/v) and control contained only 0.05 and 0.28.These compounds produced fluorescens which was bright yellow green spots and purple and have antimicbrobialproperties to BDB.
Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Indigenus pada Bibit Jahe untuk Pengendalian Penyakit Layu Ralstonia solanacearum ras 4) Suharti, Netty; Habazar, Trimurti; Nasir, Nasril; Dachryanus, Dachryanus; Jamsari, Jamsari
Jurnal Natur Indonesia Vol 14, No 1 (2011)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.568 KB) | DOI: 10.31258/jnat.14.1.61-67

Abstract

Bacterial wilt disease caused by Ralstonia solanacearum race 4 is one of factors inhibiting ginger production. The study on ArbuscularMychorrizae Fungus (AMF) in greenhouse was found could reduce of bacteria wilt disease. Experiment design of research was randomizedblock design using 8 isolates. The results showed that inoculation of Arbuscular Mychorrhizae Fungus isolated from healthy gingerrhizosphere as biological diseases control agents could reduces disease severity. Four isolate could reduced disease severity up to 100% andsupport plant growth and production. As the result the seedling formation increased by 50–150%, plant height 36.92–87.56%, the numberof leaf 61.94–162.22% and ginger yield 190.62–400% respectively, compared to the control.
Deteksi dan Pemetaan Distribusi Fusarium oxysporum f. sp. Cubense pada Daerah Potensial Pengembangan Agribisnis Pisang di In do ne sia Nasir, Nasril; Jumjunidang, -; Riska, -
Jurnal Hortikultura Vol 15, No 1 (2005): Maret 2005
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v15n1.2005.p%p

Abstract

Fusarium oxysporum f. sp. cubense (Foc) adalah patogen pal ing berbahaya pada tanaman pisang didunia. Di In do ne sia, sekitar 8 juta rumpun tanaman pisang tradisional dan lebih dari 5000 ha perkebunan komersialhancur oleh patogen ini, selama kurun waktu 1995/1996-2000/2001. Patogen ini telah menyebabkan kerugianekonomis yang sangat besar. Walaupun tingkat kehancuran oleh Foc telah mencapai tingkat yang cukup tinggi,namun belum ditemukan cara pengendalian yang pal ing tepat, baik secara ekonomis maupun efektivitasbahan/metoda yang diaplikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi dan memetakan keberadaan Foc, agardalam pengembangan pisang dalam skala agribisnis, kerugian yang sangat besar akibat serangan patogen ini dapatdihindari secara dini. Penelitian dilakukan sejak bulan Juli 2001 sampai dengan Desember 2002. Pemetaan dilakukandi lokasi yang sudah dipublikasikan sebagai lokasi potensial untuk pengembangan agribisnis pisang di In do ne sia, danatau pada lokasi-lokasi yang ditargetkan oleh pemerintah daerah setempat sebagai lokasi pengembangan pisang.Lokasi yang dipilih adalah Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Barat dan Lampung. Deteksi dilakukan dengan mengambilsampel tanaman pisang terserang Foc pada lokasi-lokasi tersebut. Isolat dikarakterisasi secara VOT di LaboratoriumPenyakit, Balai Penelitian Tanaman Buah, Solok. Dari 67 isolat yang dikoleksi berasal dari 28 jenis pisang, 60 diantaranya adalah Foc ras 4. Pengembangan agribisnis pisang di lokasi terinfeksi oleh ras 4 tidak direkomendasikan,bila tidak menggunakan varietas tahan atau menggunakan metoda pengendalian Foc ras 4 yang sudah terujikemangkusannya. De tec tion and map ping of Fusarium oxysporum f. sp.cubense on the potential area for banana agribusiness development in Indonesia. Fusarium oxysporum f. sp.cubense (Foc) is the most dan ger ous patho gen on ba nana in the world. In In do ne sia, about 8 mil lion mats of ba nana tra -di tional plan ta tion and more than 5 000 hect ares of com mer cial plan ta tion have de stroyed by this patho gen in theperiode of 1995/1996–2000/2001. The patho gen has caused enor mous eco nomic dam age in the coun try. Al thoughdev as ta tion caused by the patho gen has reached the data men tioned above, there was no ap pro pri ate method to con trolthe patho gen to date, whether in term of the eco nomic value or the ef fec tive ness ways in com bat ing the patho gen. Thepur pose of this study was to de tect and to map the ex ist ing of Foc so that ba nana ag ri busi ness de vel op ment pro gram inIn do ne sia can be avoided from the dev as ta tion caused by the patho gen. Mappings were con ducted on the se lected lo -ca tions which have been pub lished as the po ten tial area for ba nana ag ri busi ness de vel op ment in some parts ofSumatera. Or at the ar eas which are tar geted by lo cal gov ern ment to be used for ba nana es tate pro gram. Stud ies wereheld in the Prov inces of Riau, Jambi, West Su ma tra and Lampung. De tec tion was car ried out by col lect ing sam ple ofdis eased plants at the lo ca tions which were clar i fied above. Iso lates were char ac ter ized by VOT tech nique at the plantpa thol ogy lab o ra tory of the Re search In sti tute for Fruits, Solok. From 67 iso lates col lected which de rived from 28 ba -nana cultivars, 60 of them were race 4 of Foc. Based on this study, to de velop ba nana ag ri busi ness pro gram in the ar easwhich have been or be ing in fected by Foc race 4 is not rec om mended, un less re sis tant cultivars availabe or im ple men -ta tion of a method which has been suc cess fully tested to con trol Foc race 4.