Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Retorika: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Teks Sole Oha Tradisi Budaya Guyub Kultur Lembata Flores NTT Veronika Genua
Retorika: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 1 No. 1 (2020): Juni
Publisher : Program Studi Pendidika Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.188 KB)

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengangkat dan mendeskripsikan budaya tradisi adat istiadat guyub tutur Lembata. Salah satu tradisi yang masih ada hingga saat ini yakni teks sole oha’ solis adat’ yang tetap bertahan hingga saat ini. Tradisi sole oha hanya dilantunkan oleh orang-orang tertentu dalam meramu kata-kata menjadikan sebuah syair yang indah baik untuk mengisahkan tentang seseorang, keluarga tertentu, maupun tradisi dan kebiasaan guyub tutur dalam wilayah setempat. Permasalahan yang diangkat, yakni bagimanakah bentuk teks sole oha pada guyub tutur Lembata; dan bagaimanakah makna teks sole oha tradisi guyub tutur Lembata. Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk dan makna teks sole oha pada guyub tutur Lembata Flores. Teori yang digunkan dalam tulisan ini yakni linguistik kebudayaan untuk mengkaji hubungan kovariatif antara bahasa dan budaya. Metode yang digunakan yakni deskriptif kualitatif menggambarkan dan mendeskripsikan teks sole oha dan maka yang terkandung di dalamnya untuk dapat menggugah hati setiap orang yang menyimaknya. Hasil yang ditemukan terdapat bentuk fonologi yakni segmental dan suprasegmental dan morfologi dengan kategori nomima, repetisi serta makna religius, makna sosial, makna budaya, dan makna estetika
Sepa Api dalam Ritual Katodo Ngagha pada Etnik Pautola Keo Tengah Flores: Sebuah Kajian Semiotik Kristina Maria B Tao; Veronika Genua
Retorika: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 2 No. 1 (2021): Volume 2 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Program Studi Pendidika Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.105 KB)

Abstract

This study aims to describe the Sepa Api symbol in the Katodo Ngagha Traditional Ritual of the Patola ethnic, Keo Tengah, Flores. Sepa Api semiotics describes the symbols and meanings contained in Sepa Api. The problems in this study are (1) What are the shapes of the sepa fire symbols in the Katodo Ngagha ritual for the Patola, Central Keo, Flores ethnics (2) How are the fire sepa symbols in the Katodo Ngagha ritual for the Patola, Central Keo, Flores ethnicities. 1) To find and describe the fire sepa in the Katodo Ngagha ritual for the Patola ethnic, Keo Tengah, Flores (2) to find and describe the meaning of the fire sepa in the Katodo Ngagha ritual for the Patola ethnic, Keo Tengah, Flores. The approach used in this study is a qualitative descriptive approach. The data were collected using the proficient method, the listening method, and the recording method while the techniques used were interview techniques, note-taking techniques, and documentation techniques. The theory used in this study is the theory of Semiotics. The results of the analysis show that there is a form of the fire sepa symbol in the Katodo Ngagha Ritual of the Patola ethnic, Keo Tengah, Flores which has seven (7) forms and four (4) meanings. Seven (7) semiotic forms of sepa api, namely: (1) sepa api, (2) kae yeast and dambu bhala, (3) poji tolo, (4) lipe, (5) wonda, (6) topo, (7) nggo and longing. The meanings of the symbols or symbols on the fire sepa are: (1) religious meanings, (2) social meanings, (3) power meanings, (4) entertainment meanings.
Tradisi Kearifan Lokal dalam Ritual Utan Belai Tahunan Etnik Lewohala Kecamatan Ile Ape Lembata Flores NTT Veronika Genua; Yosef Amasuba
Retorika: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 2 No. 1 (2021): Volume 2 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Program Studi Pendidika Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.491 KB)

Abstract

Tradisi Torok dalam Ritual Kaer Ulu Wae Etnik Golo Mangung Manggarai Timur Flores Perspektif Linguistik Kebudayaan Veronika Genua; Rosalia Yolan
Retorika: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Program Studi Pendidika Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.443 KB) | DOI: 10.37478/rjpbsi.v3i1.1862

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan  tradisi torok dalam ritual kaer ulu wae etnik Golo Mangung Manggarai Timur Flores perspektif   linguistik kebudayaan . Tradisi torok dalam ritual kaer ulu wae merupakan ritual syukuran adat yang dibuat untuk mori jari dedek “ Tuhan Pencipta” yang telah menjaga, dan melindungi etnik Golo Mangung . Rumusan masalah yang diangkat dalam tulisan ini adalah (1) bagaimanakah bentuk tradisi torok dalam ritual kaer ulu wae etnik Golo Mangung Manggarai Timur Flores (2)  bagaimanakah  makna tradisi torok dalam ritual kaer ulu wae etnik Golo Mangung Manggarai Timur Flores. Tujuan dari tulisan tersebut adalau untuk   (1) menemukan dan mendekripsikan tradisi torok dalam ritual kaer ulu wae etnik Golo Mangung Manggarai Timur Flores, (2)   menemukan dan mendekripsikan makna tradisi torok dalam ritual kaer ulu wae etnik Golo Mangung Manggarai Timur Flores.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode pengamatan tidak terlibat. Dalam arti peneliti tidak ikut berbicara tetapi hanya dengar dan menyimak torok dalam ritual kaer ulu wae. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yakni pendekatan kualitatif, data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data lisan dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yakni tu’a adat dan para tokoh masyarakat, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yakni teknik   wawancara, teknik catat, teknik rekam, dan teknik dokumentasi, sedangkan teknik yang digunakan dalam analisis data yakni reduksi data, pemamparan data, dan verifikasi. Penulis mendeskripsikan secara sistematis dan akurat tentang tradisi torok dalam ritual kaer ulu wae pada etnik Golo Mangung, Manggarai Timur. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Linguistik Kebudayaan yang menggambarkan tentang hubungan erat antara bahasa, budaya dan masyarakat.  Hasil kajian menunjukkan bahwa bentuk tradisi torok dalam ritual kaer ulu wae   etnik Golo Mangung, dengan bentuk     ciri fonologi yakni estetika bunyi, dan  morfologi  terdiri dari  unsur nomina, verba dan pronomina. Makna yang terkandung dalam tradisi torok dalam   ritual kaer ulu wae   terdiri dari (1) Makna Religius (2) Makna Permohonan (3) Makna Persahabatan
Deiksis Waktu Etnik Compang Manggarai Flores NTT: Kajian Pragmatik Veronika Genua; Elisa Saiman
Retorika: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 2 (2022): Desember
Publisher : Program Studi Pendidika Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.774 KB)

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan deiksis waktu etnik Compang Manggarai Flores NTT Kajian Pragmatik. Permasalahan yang diangkat yakni bagaimanakah deiksis waktu etnik Compang Manggarai Flores NTT Kajian Pragmatik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yakni data dikumpulkan berupa kata-kata tanpa menggunakan angka. Menggunakan metode observasi, yakni peneliti mengumpul data dengan mengamati langsung di lapangan. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori pragmatik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat deiksis waktu etnik Compang dalam etnik Compang Manggarai Flores NTT. Deiksis waktu ialah pengungkapan kepada titik atau jarak waktu dipandang dari suatu ujaran terjadi, atau pada saat seorang penutur berujar. Deiksis waktu etnik Compang Manggarai ‘waktu sekarang’ yakni: gho’o dan loho gho’o. Deiksis waktu etnik Compang Manggarai ‘waktu lampau’ yakni; minggu olo dan rebaong. Deiksis waktu etnik Compang Manggarai ‘waktu yang akan datang’ yakni: diang, dan sehua.