Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati)

Identification Of Fe Content In Cilok Kelor Leaf As An Effort To Increase The Hemoglobin Of Adolescent Women Yopi Suryatim Pratiwi; Dian Soekmawaty Riezqy Ariendh
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 8, No 1 (2022): Vol. 8 No. 1, Januari 2022
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v8i1.5574

Abstract

 Latar belakang: Anemia merupakan masalah gizi yang paling umum dialami oleh seluruh dunia, termasuk Indonesia. Angka kejadian anemia pada remaja puteri semakin meningkat dari tahun 2013 yaitu sebanyak 37,1% menjadi 48,9% pada tahun 2018. Remaja perempuan lebih berisiko mengalami anemia karena keadaan stress, terlambat makan, dan kehilangan sejumlah besar zat besi selama menstruasi. Daun kelor merupakan salah satu tanaman yang dipercaya dapat meningkatkan hemoglobin. Pemanfaatan sumber daya lokal seperti daun kelor dengan melakukan substitusi tepung daun kelor dalam pembatan cilok dapat meningkatkan nilai gizi cilok, sehingga cilok yang dihasilkan dapat di klaim sebagai cilok sumber zat besi.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan Fe pada cilok daun kelor sebagai upaya meningkatkan hemoglobin remaja puteri.Metode: Metode dalam penelitian ini yaitu melakukan uji laboratorium pada cilok daun kelor dengan cara meneteskan 3 tetes kalium tiosianida atau ammonium tiosianat 2 N ke dalam 5 tetes larutan sampel, jika terbentuk warna merah darah didapatkan hasil reaksi positif.Hasil: Hasil penelitian didapatkan cilok daun kelor mengandung Fe yang ditandai dengan hasil uji laboratorium terbentuknya larutan berwarna merah darah pada sampel cilok daun kelor. Simpulan: Penggunaan tanaman lokal seperti daun kelor dengan inovasi dalam bentuk cilok dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan HB.Saran: Peneliti selanjutnya disarankan dapat melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian cilok daun kelor pada remaja puteri untuk mengatasi masalah anemia pada remaja. Kata Kunci: Anemia,Cilok Daun Kelor, Hemoglobin ABSTRACT Background: Anemia is the most common nutritional problem experienced by the whole world, including Indonesia. The incidence of anemia in young women has increased from 2013 which was 37.1% to 48.9% in 2018. Adolescent girls are more at risk of developing anemia due to stress, eating late, and losing large amounts of iron during menstruation. Moringa oleifera is one of the plants that are believed to increase hemoglobin. Utilization of local resources such as Moringa oleifera and increasing the nutritional value of cilok, substitute Moringa oleifera flour in the manufacture of cilok so that the resulting cilok can be claimed as a source of iron.Purpose : To know identify the Fe content in Moringa oleifera cilok as an effort to increase the hemoglobin of adolescent girls.Method: The method in this study is to carry out laboratory tests on cilok Moringa oleifera by dripping 3 drops of potassium thiocyanide or ammonium thiocyanate 2 N into 5 drops of sample solution, if blood red color is formed ,a positive reaction results.Results: The results showed that Moringa oleifera cilok contained Fe which was indicated by the results of laboratory tests for the formation of a blood-red solution in the Moringa oleifera cilok sample.Conclusion: The use of local plants such as Moringa oleifera with innovation in the form of cilok can be used as an alternative to increase HB.Suggestion: Further researchers are advised to conduct research on the effect of giving cilok Moringa leaves to adolescent girls to overcome the problem of anemia. Keywords: Anemia, Cilok Moringo Oleifera, Hemoglobin
PEMANFAATAN TANAMAN LOKAL SEBAGAI PELANCAR ASI (GALAKTOGOGUE) Sri Handayani; Yopi Suryatim Pratiwi; Nurul Fatmawati
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 3 (2021): Vol.7 No.3 Juli 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i3.4451

Abstract

Background: Poor nutritional status is the cause of pneumonia and diarrhea in infants and toddlers. This incidence can be reduced through exclusive breastfeeding. The achievement of exclusive breastfeeding in Indonesia is still far from the national target, one of which is caused by the lack of breast milk production. In Indonesia, there are many plants that can promote breast milk, including katuk leaves, moringa leaves, young papaya fruit, wake-up, and fenugreek. The use of local plants as a breast milk facilitator must be supported by comprehensive information regarding the dosage form, dosage and duration of use, empirical benefits, and possible side effects.Objective: The aim of the study was to describe the use of local plants as breast milk carriers (galactogogue). Method: The method in this research is quantitative. This research was conducted in Terong Tawah Village, Labuapi District, West Lombok Regency in April 2021. The sample in this study were all mothers who had babies aged 0-2 years, as many as 123 people. The instrument in this study used a questionnaire made on google form. The research was conducted by sending a questionnaire via WhatsApp message. The data obtained were analyzed by univariate. Results: The results showed that the plants used to facilitate breastfeeding by the community were katuk leaves, moringa leaves, turi leaves, and spinach. These plants are processed by clear vegetable.Conclusion: Plants used by the community are scientifically proven to increase breast milk production. Further research needs to be done, one of which is about processing clear vegetables.Suggestion there is a need for further research on how to process clear vegetables so that they have the maximum effect. Keywords: Breast milk, Galaktogogue, Clear Vegetable, Plants. ABSTRAK Latar belakang: Status gizi kurang merupakan penyebab kejadian pneumonia dan diare pada bayi dan Balita.  Kejadian ini dapat diturunkan melalui pemberian ASI eksklusif. Capaian ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dari target nasional, salah satunya disebabkan oleh produksi ASI kurang. Di Indonesia terdapat banyak tanaman yang dapat melancarkan ASI, diantaranya daun katuk, daun kelor, buah papaya muda, bangun-bangun, dan klabet. Penggunaan tanaman lokal sebagai pelancar ASI harus didukung informasi yang komprehensif terkait bentuk sediaan, dosis, lama penggunaan, manfaat empiris, dan kemungkinan efek samping.Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran pemanfaatan tanaman lokal sebagai pelancar ASI (galaktogogue).Metode: Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Terong Tawah, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat pada bulan April  2021. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 0-2 tahun, yaitu sebanyak 123 orang. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang dibuat pada google form. Penelitian dilakukan dengan mengirimkan kuesioner melalui pesan whatsApp. Data  yang diperoleh dianalisis secara univariat .Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tanaman yang dimanfaatkan untuk memperlancar ASI oleh masyarakat adalah daun katuk, daun kelor, daun turi,dan bayam.  Tanaman tersebut diolah dengan cara disayur bening.Kesimpulan: Tanaman yang digunakan masyarakat terbukti dapat memperlancar ASI.Saran perlu adanya penelitian lanjutan, salah satunya tentang cara pengolahan sayur bening sehingga menimbulkan efek maksimal. Kata Kunci: ASI, Galaktogogue, Sayur Bening,Tanaman.
Identification Of Alkaloids And Steroids In Moringa Oleifera Leaves As A Breastfeeding Yopi Suryatim Pratiwi; Sri Handayani; Nurul Fatmawati
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 9, No 1 (2023): Volume 9 No.1 Januari 2023
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v9i1.8510

Abstract

Latar belakang: Angka kematian merupakan salah satu indikator kesehatan yang penting dan mencerminkan derajat kesehatan di suatu wilayah. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi Angka kematian bayi sebagian besar disebabkan oleh faktor nutrisi. Beberapa penyakit yang timbul akibat malnutrisi antara lain pneumonia, diare, dan perinatal. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif mampu menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi. Alasan yang paling sering ditemukan pada ibu menyusui yang menghentikan pemberian ASI yaitu karena produksi ASI yang kurang. Pemanfaatan tanaman/sayuran yang berfungsi sebagai  galaktogogue dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan  produksi  ASI. Daun kelor merupakan salah satu tanaman yang sering digunakan masyarakat untuk meningkatkan produksi ASI.Tujuan: Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi kandungan alkaloid dan steroid pada daun kelor sebagai upaya untuk melancarkan produksi ASI.Metode: Metode dalam penelitian ini yaitu melakukan uji laboratorium  pada daun kelor segar berwarna hijau muda sampai hijau agak tua sebanyak 100 gram. Skrining alkaloid menggunakan pereaksi Mayer dan Dragendorff, sedangkan steroid dengan pereaksi asam asetat, anhidrat, dan H2SO4 pekat.Hasil: Hasil penelitian didapatkan daun kelor (Moringa oleifera) menunjukkan terdapat kandungan senyawa alkaloid dan steroid.Simpulan: Pemanfaatan daun kelor merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah produksi ASI yang kurang, selain murah dan mudah didapatkan.Saran: Peneliti selanjutnya disarankan dapat melakukan penelitian terkait inovasi pengembangan pengolahan daun kelor terhadap kelancaran ASI yang langsung diaplikasikan pada ibu-ibu menyusui untuk mencegah kegagalan pemberian ASI eksklusif karena produksi ASI kurang. Kata Kunci: Daun kelor, Alkaloid dan Steroid ABSTRACT Background: The mortality rate is an important health indicator and reflects the degree of health in an area. The Infant Mortality Rate (IMR) in Indonesia is still high. The infant mortality rate is largely due to nutritional factors. A number ofdiseaseSymptoms that arise due to malnutrition include pneumonia, diarrhea, and perinatal. Exclusive breastfeeding can reduce infant morbidity and mortality. The most common reason found in breastfeeding mothers who stop breastfeeding is due to insufficient milk production. Utilization of plants/vegetables that function as galactogogue can be used as an alternative to increase milk production. Moringa leaves are one of the plants that people often use to increase milk production.Purpose:The purpose of this study was to identify the alkaloid and steroid content in Moringa leaves as an effort to expedite milk production.Method: The method in this study namelyu did a laboratory test on fresh colored moringa leavesgreenyoung to slightly dark green as much as 100 grams. Alkaloid screening used Mayer's and Dragendorff's reagents, while steroids used acetic acid, anhydrous and concentrated H2SO4 reagents.Results: The results showed that the leaves of Moringa (Moringa oleifera) showed the presence of alkaloid and steroid compounds.Conclusion:Utilization of Moringa leaves is an alternative that can be used to overcome the problem of insufficient milk production, besides being cheap and easy to obtain.Suggestions:Further researchers are advised to conduct research related to the innovation of developing moringa leaf processing for the smoothness of breast milk which is directly applied to breastfeeding mothers to prevent failure of exclusive breastfeeding due to insufficient milk production. Keywords: Moringa leaves, Alkaloids and Steroids