p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Borobudur
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Identifikasi Biodeteriogen Sebagai Langkah Awal Konservasi Benda Cagar Budaya Moh Habibi
Borobudur Vol. 10 No. 2 (2016): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v10i2.151

Abstract

Indonesia mempunyai Benda Cagar Budaya (BCB) yang berlimpah. BCB tersebut dapat mengalami degradasi disebabkan mikroorganisme. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai teknik molecular yang digunakan untuk deteksi biodeteriogen pada benda cagar budaya. Teknik Molekuler yang dapat digunakan adalah Fingerprinting, meliputi DGGE (Denaturing Temperature Gradient Gel Electrophoresis), SSCP (Single Strand Conformation Polymorphism), ARDRA (Amplified Ribosomal DNA Restriction Analysis), dan Clone Library. Teknik ini mempunyai beberapa kelebihan, seperti tingkat presisi yang tinggi, lebih cepat digunakan, dapat digunakan untuk mengetahui peran biodeteriogen pada lingkungan.
Konservasi Cagar Budaya dengan Asap Cair Moh Habibi; Dian Eka Puspitasari; Arif Gunawan; Heri Yulianto; Wahyudi Wahyudi
Borobudur Vol. 11 No. 1 (2017): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v11i1.169

Abstract

Jamur dan rayap adalah organisme yang menyebabkan pelapukan pada cagar budaya kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektitas asap cair untuk bahan konservasi cagar budaya kayu. Pengujian yang dilakukan meliputi antijamur dan antirayap. Bahan baku asap cair yang digunakan dari tempurung kelapa. Konsentrasi asap cair yang digunakan untuk antijamur dan antirayap adalah 0%; 7,5%; 15%; 30%; 50%; 100% (v/v). Hasil penelitian menunjukkan bahwa asap cair mampu menghambat pertumbuhan jamur dan memiliki daya tolak untuk rayap. Konsentrasi 30% menunjukkan hasil terbaik sebagai antijamur, sedangkan konsentrasi 50% merupakan konsentrasi terbaik asap cair untuk antirayap. Semakin tinggi konsentrasi asap cair menunjukkan semakin tinggi efektivitasnya. Kandungan kimiawi fenol dan asam yang berfungsi sebagai antijamur dan antirayap.
KONSERVASI CAGAR BUDAYA KAYU DENGAN ASAP CAIR (UJI LAPANGAN) Moh Habibi; Winda Diah Puspita Rini; Rifqi Kurniadi Suryanto; Wahyudi Wahyudi
Borobudur Vol. 12 No. 1 (2018): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v12i1.182

Abstract

Dalam penelitian ini dievaluasi efektivitas asap cair untuk pengawetan kayu pada skala lapangan (graveyard test). Variabel bebas pada kajian ini meliputi konsentrasi asap cair (0%, 10%, 20%, 30%, 50%, 100%, Termicon),jenis kayu (Jati & Nangka), dan teknik aplikasi (oles & semprot). Variabel terikat yang diamati adalah berat kayu uji dan kualitas mutu kayu (tingkat kerusakan kayu akibat serangan rayap). Pengujian skala lapangan dilakukan dengan mengubur sampel kayu selama dua bulan. Hasil kajian menujukkan bahwa hanya konsentrasi asap cair yang berpengaruh nyata terhadap ketahanan kayu uji dari rayap tanah. Konsentrasi 100% memberikan pengaruh berbeda nyata dibandingkan dengan konsentrasi yang lain serta memberikan kualitas mutu kayu yang terbaik.
Penggunaan Menthol untuk Bahan Konsolidan Cagar Budaya Arang Moh Habibi; Dimas Arif Primanda Aji; Rifqi Kurniadi Suryanto; Riyanto Prasetiya Lambang; Arif Gunawan
Borobudur Vol. 13 No. 1 (2019): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v13i1.216

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan menthol sebagai bahan konsolidasi sementara cagar budaya pada temuan ekskavasi yang rapuh. Pengujian yang dilakukan meliputi karakteristik morfologi menthol, penetrasi kering dan basah menthol pada ketiga jenis sampel (Arang, Bata, Batu), durabilitas konsolidasi sementara menthol pada sampel, dan kuat tekan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses solidifikasi menthol dimulai pada bagian tepi dan membentuk bentukan seperti jarum (whisker). Penetrasi menthol pada sampel sangat dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran partikel sampel serta kandungan air yang terdapat pada sampel. Untuk pengujian durabilitas, pengaruh suhu sangat besar terhadap durabilitas konsolidasi menthol. Semakin tinggi suhu lingkungan, maka semakin cepat pula proses sublimasi menthol. Hasil uji kuat tekan sangat dipengaruhi oleh ukuran partikel sampel, semakin kecil ukuran partikel sampel yang terkonsolidasi menthol, maka semakin tinggi pula nilai kuat tekan yang dihasilkan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa menthol dapat digunakan sebagai bahan konsolidan sementara cagar budaya arang. This study aims to determine the effectiveness of the use of menthol as temporary consolidant for fragile heritage findings on the excavation site. Test includes morphological characteristic of menthol, dray and wet penetration of menthol to three type of sample (charcoal, stone, and brick), durability, and compressive strength. The results show that the menthol solidification process starts at the edges and forms a shape like whiskers. Menthol penetration is strongly influenced by the shape and size of the sample and also water content in the samples. For durability testing, the effect of temperature is very significant on the durability of menthol consolidation. The higher the temperature, the faster the menthol sublimation process will be. Whereas for compressive strength is highly influenced by particle size of the consolidated sample, the smaller consolidated sample the higher compressive strength produced. From this study it can be concluded that menthol can be used as a temporary consolidant material for the fragile heritage findings.
Identifikasi Penyebab Kerusakan Biologis Gambar Cadas Gua Prasejarah Maros, Sulawesi Selatan Moh Habibi; Ariyanti Oetari; R. Cecep Eka Permana
Borobudur Vol. 14 No. 1 (2020): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v14i1.229

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroorganisme (kapang dan bakteri) yang terdapat pada gambar cadas dan berpotensi sebagai biodeteriogen gambar cadas. Metode penelitian meliputi pengambilan sampel dan identifikasi molekuler. Identifikasi molekuler mengunakan primer 9F (5’-GAG TTT GAT CIT IGC TCAG-3’) dan 1510R (5’-GGT TAC CTT GTT ACG ACTT-3’) untuk bakteri, ITS1F (5’-CTT GGT CAT TTA GAG GAA GTAA-3’) dan ITS4R (5’-TCC TCC GCT TAT TGA TAT GC-3’) untuk kapang. Siklus PCR yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 35 siklus, meliputi Denaturasi (95oC selama 15 detik), annealing, dan elongation (72oC selama 10 detik). Berdasarkan hasil identifikasi molekuler di peroleh tiga belas jenis mikroorganisme yang terdiri dari empat jenis Bakteri dan sembilan jenis Kapang.