Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Komunikasi Tim dan Cloud Platform (dengan Slack dan Asana) pada Siswa SMAN 2 Tambun Utara Wa Ode Sitti Nurhaliza; Titis Nurwulan Suciati; Hizkia Yosias Polimpung; Nurul Fauziah; Ratna Puspita
Jurnal Karya untuk Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): Jurnal Karya untuk Masyarakat
Publisher : STIKS Tarakanita

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.728 KB) | DOI: 10.36914/jkum.v2i1.411

Abstract

Komunikasi dalam ruang virtual terjadi tidak hanya dalam konteks interpersonal tetapi semakin berkembang dalam lingkup kelompok. Kehadiran platform komunikasi berbasis kolaborasi/Team Communication Platform (TCP) seperti Slack dan Asana- menggabungkan berbagai fitur di media sosial seperti platform jejaring sosial dan pesan singkat dirasa penting untuk mencapai komunikasi yang efektif dan efisien. Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang manajemen komunikasi kelompok kecil yang efektif pada siswa; dan pemahaman tentang pemanfaatan manajemen cloud platform sebagai media komunikasi kelompok pada siswa SMA Negeri 2. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2019 sasaran kegiatan berjumlah 70 siswa-siswi di SMA Negeri 2 Tambun Utara. Media pelatihan yang digunakan Power point, Handphone, Slack dan Asana. Pelatihan dilaksanakan alam benuk cerama, diskusi dan prakti sampai pelajar mampu mengoperasikan berbagai cloud platform (Salck dan Asana). Hasil pelatihan menunjukkan para siswa dapat memanfaatkan dan mengoperasikan berbagai platform (Slack dan Asana) untuk mengelolah komunikasi kelompok siswa khusunya menciptakan komunikasi efektif dalam tim diruang virtual. Dengan demikian, para siswa setelah mengikut kegiatan ini mampu secara mandiri mengoperasikan berbagai platform (Slack dan Asana) terutama dalam menyelesaikan tugas sekolah berbasis kelompok. Selain itu, untuk meningkatkan kreatifitas siswa-siswa di era teknologi informasi dan komunikasi yang semakin hari semakin maju dan berkembang, kegiatan pelatihan serupa perlu sering dilakukan guna membiasakan siswa dalam memanfaatkan teknologi khususnya dalam membangun komunikasi tim diantara siswa.
MAKNA PROFESI PEMBATIK PADA KELOMPOK SERACI BATIK BETAWI DI KABUPATEN BEKASI Nurul Fauziah; Wa Ode Sitti Nurhaliza
Expose: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 2, No 2 (2019): EXPOSE Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : President University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.683 KB) | DOI: 10.33021/exp.v2i2.594

Abstract

Penelitian ini fokus pada Kelompok Seraci Batik Betawi secara aktif memproduksi batik betawi dengan berbagai corak dan motif khas budaya Betawi. Mereka yang memilih profesi pembatik memiliki tingkat ketekunan dan kejelihan yang tinggi disebabkan dalam membatik dibutuhkan kesabaran serta ketelitian. Penelitian ini membahas 10 orang pembatik tradisional di kelompok Seraci Batik Betawi. Melalui penelitian ini diharapkan memahami dan mendeskripsikan latarbelakang orang-orang yang memilih menekuni profesi pembatik. Penelitian ini menggunakan pendekatan Fenomenologi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan pengamatan partisipatif berdasarkan perpektif tindakan sosial.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua motif yang melatbelakangi sesorang menjadi pembatik. Pertama, motif sebab yaitu pengalaman komunikasi dialami pada masa lalu sebagai kegemaran menggambar, aktualisasi diri, kegiatan tambahan dan adanya dukungan dari keluarga. Kedua, motif tujuan yaitu adanya keinginan untuk melestarikan batik betawi, mempromosikan budaya betawi, menunjukkan kemampuan, merasa bangga terhadap diri sendiri dan menambah penghasilan. 
KELELAHAN MEDIA SOSIAL SELAMA PANDEMI COVID-19 DI KALANGAN SOCIAL MEDIA OFFICER: PEMICU, KONSEKUENSI, DAN KEBIJAKAN Syahrul Hidayanto; Wa Ode Sitti Nurhaliza
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi Vol 7, No 4 (2022): Edisi Oktober
Publisher : Laboratorium Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Ha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52423/jikuho.v7i4.26292

Abstract

Harus diakui, media sosial berperan penting di masa pandemi COVID-19 karena melalui platform ini, banyak orang bertukar cerita tentang pengalaman pribadi dan berbagi sudut pandang ketika harus meminimalkan aktivitas di luar rumah. Meski sebagian orang menganggap mengakses media sosial di masa pandemi COVID-19 membuat mereka tetap waras, tak sedikit juga yang mengalami kelelahan mengakses media sosial, salah satunya adalah Social Media Officer (SMO). Pengguna media sosial yang mengalami kelelahan media sosial biasanya mengalami kelelahan mental setelah partisipasi dan interaksi yang berlebihan di berbagai platform media sosial. Dalam hal ini, pekerja digital berada dalam dilema. Di satu sisi ia perlu menjaga kesehatan mentalnya, tetapi di sisi lain, media sosial adalah lingkungan kerja dan sumber mata pencaharian utama mereka. Penelitian ini penting dan sangat relevan bagi akademisi, praktisi media, dan pengguna media sosial pada umumnya. Pendekatan penelitian yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah ini secara mendalam adalah kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara semi terstruktur dengan lima SMO yang memiliki pengalaman bekerja lebih dari tiga tahun. Temuan penelitian menguraikan pemicu dan konsekuensi dari kelelahan media sosial selama pandemi COVID-19 di antara SMO. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa information overload, self-disclosure, privacy concern, fear of missing out, compulsive use, dan social comparison adalah pemicu terkuat dari kelelahan media sosial dan bahwa kelelahan media sosial berkontribusi terhadap penurunan kinerja di kalangan SMO. Penelitian ini juga menawarkan saran bagi SMO untuk meningkatkan pengalaman kerja mereka. Kata-kata Kunci: Kelelahan media sosial; social media officer; Covid-19; media sosial; kesehatan mental
Pendampingan Penguatan Literasi Digital di Lingkup Yayasan Rumah Komunitas Kreatif Kota Bekasi Wa Ode Sitti Nurhaliza; Wichitra Yasya
Jurnal Karya untuk Masyarakat (JKuM) Vol 4, No 1 (2023): Jurnal Karya untuk Masyarakat
Publisher : STARKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36914/jkum.v4i1.866

Abstract

Pemberdayaan masyarakat ini memiliki tujuan untuk membantu permasalahan komunitas mengenai program literasi di Yayasan Rumah Komunitas Kreatif kota Bekasi. Yayasan Rumah Komunitas Kreatif (YRKK) merupakan organisasi yang bergerak di bidang pemberdayaan dan penguatan pembelajaran literasi, numerasi dan budaya; keterampilan dan kreativitas; Science-Technology-Engineering-Art-Mathematics (STEAM), bengkel alam dan toy library; serta pendidikan anak usia dini, parenting dan pendidikan karakter. Hasil menunjukkan bahwa guru-guru di sekolah kurang memiliki literasi digital dan keterampilan mengelola pembelajaran berbasis digital. Anak didik mengalami kesulitan belajar literasi karena adanya hambatan pandemi Covid-19. Program ini menemukan beberapa permasalah di antaranya adalah (1) guru-guru di sekolah mitra binaan kurang memiliki literasi digital dan keterampilan mengelola pembelajaran berbasis digital. (2) Anak didik mengalami kesulitan belajar literasi dengan adanya pandemi Covid-19. Kegiatan pemeberdayaan masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pendampingan dalam merancang program pengembangan literasi yang inovatif dan berkelanjutan bagi mitra. Metode pelaksanaannya yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Manfaat literasi digital bagi anak didik PAUD/TK adalah mampu mengaplikasikan penggunaan pembelajaran berbasis teknologi melalui aplikasi Sekolah ENUMA. Selain itu, pengembangan pendidikan berbasis teknologi tersebut memerlukan literasi digital sebagai pemenuhan dasar pendidikan anak sehingga guru jadi lebih mudah mengatur skema pembelajaran mandiri (berbasis digital) untuk meningkatkan perkembangan anak. ABSTRACT This community empowerment has the aim of helping community problems regarding the literacy program at the Yayasan Rumah Komunitas Kreatif in Bekasi city (YRKK). YRKK is an organization engaged in empowering and strengthening literacy, numeracy, and cultural learning; skill and creativity; Science-Technology-Engineering-Art-Mathematics (STEAM), nature workshop and toy library; as well as early childhood education, parenting, and character education. The results show that school teachers need more digital literacy and skills in managing digital-based learning. Students experience difficulties in learning literacy due to the obstacles of the Covid-19 pandemic. This program found several problems, including (1) teachers in fostered partner schools need more digital literacy and skills in managing digital-based learning. (2) Students experience difficulties learning literacy due to the Covid-19 pandemic. This community empowerment activity aims to assist in designing innovative and sustainable literacy development programs for partners. The implementation method is the preparation, implementation, and evaluation stages. The benefits of digital literacy for PAUD (early childhood education)/TK (kindergarten) students are being able to apply technology-based learning through the Sekolah ENUMA application. In addition, the development of technology-based education requires digital literacy as an essential fulfillment of children's education so that it becomes easier for teachers to manage independent (digital-based) learning schemes to improve children's development.
KOMUNIKASI PARTISIPATIF MASYARAKAT BAJO MOLA RAYA DALAM PENGEMBANGAN DESA DI KABUPATEN WAKATOBI Wa Ode Sitti Nurhaliza; Syahrul Hidayanto; La Tarifu; Qurrota Ayuningtyas; Cici Rahma Fauziah
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi Vol. 8 No. 3 (2023): EDISI JULI
Publisher : Laboratorium Ilmu Komunikasi Fisip UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52423/jikuho.v8i3.94

Abstract

Pendekatan komunikasi partisipatif dalam proses pembangunan dapat dijadikan salah satu rujukan untuk memaksimalkan partisipasi masyarakat. Masyarakat harus dilibatkan dan diikutsertakan dalam perencanaan program pembangunan desa. Partisipasi masyarakat menjadi penting sebab, masyarakat dalam pembangunan ditempatkan sebagai “objek pembangunan” bukan sebagai “subjek pembangunan”. Penelitian ini berfokus pada bentuk komunikasi partisipatif masyarakat Mola Raya dalam pengembangan desa dan faktor pendukung partisipasi masyarakat  Mola Raya dalam pengembangan desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komunikasi partisipasi masyarakat Mola Raya dalam pengembangan Desa dilakukan dalam berbagai kegiatan. Bentuk partisipasi berupa keterlibatan masyarakat Mola Raya dalam perencanaan, pelaksaanan dan evaluasi program pengembangan desa. Selain itu, keterlibatan masyarakat juga nampak dalam pemberdayaan masyarakat Mola Raya seperti pelatihan kapasitas ibu-ibu penjahit, ibu-ibu PKK, edukasi dan promosi kesehatan stunting dan pendampingan pengolahan hasil laut seperti produksi abon ikan.  Faktor pendukung komuniksi partisipasi masyarakat Mola Raya dalam pengembangan desa meliputi faktor ekonomi (upaya meningkatkan pendapatan keluarga), tersedianya akses informasi pengembangan desa.
Ragam Bahasa Lelang Ikan Cupang di Komunitas Facebook: Etnografi Virtual pada Komunitas Facebook Lelang Cupang Indonesia Rizky Apririyanto Anwar; Wa Ode Sitti Nurhaliza
Jurnal PIKMA : Publikasi Ilmu Komunikasi Media Dan Cinema Vol. 6 No. 1 (2023): September
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas AMIKOM Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24076/pikma.v6i1.1177

Abstract

Ikan cupang menjadi salah satu hobi yang ditekuni orang, bahkan selama pandemi COVID-19 peminat ikan dengan nama Latin Betta sp  terus meningkat dan menjadi primadona. Para penggemar ikan cupang ini kemudian membuat suatu perkumpulan atau komunitas berdasarkan persamaan kesukaan atau hobi. Salah satu Group Facebook penggemar ikan cupang, yakni Komunitas Lelang Cupang Indonesia (KLCI). Penulis mengamati salah satu bentuk norma dan identitas penggemar ikan cupang, yakni adanya bahasa atau istilah tertentu yang dipahami dan dimaknai sama oleh semua anggota KLCI dalam proses lelang di  KLCI. Etnografi virtual dilakukan untuk mengidentifikasikan pola perilaku, pola kehidupan dan hubungan sosial dalam kehidupan virtual di media sosial atau dunia maya. Untuk menganalisa data yang diperoleh, peneliti akan menggunakan teknik yang dapat membantu menganalisis etnografi virtual yaitu Teknik Analisis Media Siber (AMS). Pada proses lelang yang terjadi, menggunakan ragam bahasa serapan. Kata serapan yang digunakan merupakan jenis adopsi, dimana penyerapan dari bahasa asing ke bahasa Indonesia tanpa mengubah pelafalan, ejaan maupun tulisan. Selain itu terdapat juga kata dalam bahasa inggris yang digunakan pada group KLCI, penggunaan bahasa asing pada group KLCI karena masuknya pengaruh bahasa Inggris dalam kehidupan mereka, hal ini disebut code mixing. Para anggota group KLCI juga menggunakan kata akronim. Untuk bahasa formal pada group KLCI digunakan pada aturan grup dari admin. Hasil yang ditemukan pada komunikasi virtual komunitas KLCI terjadi pada ruang publik, sehingga semua anggota bisa melihat pesan yang dikirim oleh anggota lainnya yang berupa teks, simbol, gambar maupun video yang digunakan pada interaksi antar anggota komunitas KLCI di ruang virtual. Hal tersebut juga terbentuk dari analisis media siber yang diterapkan seperti ruang media, dokumen media, objek media, dan pengalaman.
Inter-Institutional Communication Model for Online Learning for Elementary School Students Aan Widodo; Moh. Rifaldi Akbar; Wa Ode Sitti Nurhaliza; Zahara Tussoleha Rony
Mediator: Jurnal Komunikasi Vol. 16 No. 2 (2023): Mediator: Jurnal Komunikasi
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah UNISBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v16i2.2165

Abstract

This study seeks to understand various communication events in the learning process holistically. The communication events in this paper include communication from the interpersonal level, computer-mediated communication, to organizational communication. This study explains the communication process from the human aspect (non-technical) and human relations with learning media technology (technical). This study seeks to answer how daily communication and communication media technology is vital in implementing online education for elementary school students. This study aims to offer an inter-institutional communication model that can be used to provide online education for students in elementary schools during disaster emergencies such as the Covid-19 pandemic. This study uses a focus group discussion (FGD) methodology with data collection techniques in interviews, field observations, and literature studies. This study uses data analysis in three-stage coding: open, axial, and selective. The subjects in this study were providers of elementary school (Sekolah Dasar) in Subdistrict (Kelurahan) Teluk Pucung, Kota Bekasi. This study finds that there is a need for intensification of communication from the daily level involving local stakeholders to resolve non-technical problems. The government needs to improve the communication media technology infrastructure and innovation in learning media technology for students who take online learning at the elementary level.
Virtual Court Communication Implementation: Studies on the Implementation of Online Criminal Trials in Courts Aan Widodo; Slamet Pribadi; Wa Ode Sitti Nurhaliza; Moh. Rifaldi Akbar
Pena Justisia: Media Komunikasi dan Kajian Hukum Vol 23, No 1 (2024): PENA JUSTISIA
Publisher : Faculty of Law, Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/pj.v22i2.3516

Abstract

Communication in law enforcement that was previously conducted face-to-face is now transformed into electronic-based trials through the support of technology and the internet. Various problems arose during this trial process, specifically regarding infrastructure support, digital literacy, and user technology which are still unequal. This study aims to describe Virtual Trials in Courts from a communication perspective through queries on: (1) how virtual trials are carried out in court, and (2) what are the law enforcement’s challenges in implementing online trials in the Bekasi regency. Researchers conducted interviews with 6 informants, carried out online data searches, and made observations. The results of this study show that the implementation of virtual trials at the Bekasi Regency District Court is a form of supporting an affordable, fast, and simple justice system for the community through media conferences. For the law enforcers, virtual trials have advantages and disadvantages in implementation. The advantages of virtual trials are a form of innovation in the justice system that allows the parties involved in trials without having to be physically present in the courtroom, so there is no need for additional costs. While the weaknesses of virtual trials are related to (1) the validity of examining material or evidence in court, which could not be conducted directly, and(2) the inability of thorough information interpretation due to network constraints. Trial implementation has several limitations as challenges to effective trial implementation, including technology and infrastructure limitations, accessibility limitations, limited interaction between the parties involved, data security limitations, and limited supervision.
Virtual Court Communication Implementation: Studies on the Implementation of Online Criminal Trials in Courts Aan Widodo; Slamet Pribadi; Wa Ode Sitti Nurhaliza; Moh. Rifaldi Akbar
Pena Justisia: Media Komunikasi dan Kajian Hukum Vol 23, No 1 (2024): PENA JUSTISIA
Publisher : Faculty of Law, Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/pj.v22i2.3516

Abstract

Communication in law enforcement that was previously conducted face-to-face is now transformed into electronic-based trials through the support of technology and the internet. Various problems arose during this trial process, specifically regarding infrastructure support, digital literacy, and user technology which are still unequal. This study aims to describe Virtual Trials in Courts from a communication perspective through queries on: (1) how virtual trials are carried out in court, and (2) what are the law enforcement’s challenges in implementing online trials in the Bekasi regency. Researchers conducted interviews with 6 informants, carried out online data searches, and made observations. The results of this study show that the implementation of virtual trials at the Bekasi Regency District Court is a form of supporting an affordable, fast, and simple justice system for the community through media conferences. For the law enforcers, virtual trials have advantages and disadvantages in implementation. The advantages of virtual trials are a form of innovation in the justice system that allows the parties involved in trials without having to be physically present in the courtroom, so there is no need for additional costs. While the weaknesses of virtual trials are related to (1) the validity of examining material or evidence in court, which could not be conducted directly, and(2) the inability of thorough information interpretation due to network constraints. Trial implementation has several limitations as challenges to effective trial implementation, including technology and infrastructure limitations, accessibility limitations, limited interaction between the parties involved, data security limitations, and limited supervision.