Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kajian Jenis dan Bentuk Insentif serta Kemudahan Penanaman Modal Pada Sasaran Wilayah Investasi (Studi Kasus: Kabupaten Banyumas) Titin Andini; Samsul Ma’rif
Jurnal Penataan Ruang Vol 16, No 1 (2021): Jurnal Penataan Ruang 2021
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v16i1.8270

Abstract

Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dalam jangka waktu panjang menjadi salah satu tujuan dari pembangunan di Kabupaten Banyumas, salah satu bagian dari berbagai aspek krusial dalam pembangunan daerah diantaranya merupakan dengan meningkatkan iklim investasi. Akan tetapi pada proses pelaksanaannya, pembangunan antar daerah satu dengan yang lainnya di Kabupaten Banyumas memiliki progres yang berbeda serta dapat menimbulkan ketimpangan dalam pembangunan. Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah Banyumas dalam mempromosikan daerahnya dengan tujuan untuk menarik minat investor, menaikan pendapatan daerah, dan pemerataan pembangunan. Sehingga dari fenomena ini diperlukannya instrumen untuk mendorong iklim investasi yaitu kajian pemberian insentif serta dipermudahnya penanaman modal di Kabupaten Banyumas. Tujuan dari studi ini adalah untuk menetapkan prioritas kriteria dan alternatif dalam peningkatan iklim investasi dan pemerataan pembangunan Kabupaten Banyumas. Pada riset ini digunakan metode Tipologi Wilayah dan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mencari prioritas jenis dan bentuk insentif yang akan pada sasaran wilayah investasi Banyumas. Data diperoleh dari form kuesioner dengan 25 responden yang mendalami bidang penelitian ini. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa setiap tipologi wilayah investasi akan memiliki karakteristik jenis serta bentuk insentif dan kemudahan penanaman modal yang berbeda, sebagai strategi penanganan wilayah investasi. Kemudahan akses pelayanan merupakan prioritas utama pada wilayah maju pesat. Wilayah potensial memiliki prioritas utama yaitu bantuan keuangan, bantuan keuangan disini lebih mengarah pada bantuan kepada pemberian keringanan, pengurangan, atau pembebasan pajak maupun retribusi daerah. Bantuan dalam menyediakan fasilitas dan utilitas merupakan bagian dari insentif dan kemudahan yang cocok diterapkan di wilayah berkembang. Sedangkan pada wilayah terbelakang bentuk insentif yang tepat adalah bantuan keuangan. Bantuan keuangan disini  mengarah kepada bunga pinjaman rendah, pemberian kompensasi, dan bantuan fasilitas untuk kegiatan pelatihan usaha mikro, kecil, atau koperasi. Hal ini dikarenakan wilayah terbelakang memiliki bidang usaha dominan adalah pertanian, peternakan dan UMKM pengolahan makanan.
SOSIALISASI PENATAAN RUANG SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA DI RW XVII KELURAHAN SRONDOL WETAN, KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG Wiwandari Handayani; Prihadi Nugroho; Samsul Ma’rif; Agung Sugiri; Fadjar Hari Mardiansjah; Reny Yesiana; Bintang Septiarani
Jurnal Pasopati : Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Pengembangan Teknologi Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Semarang merupakan salah satu kota yang memiliki tingkat risiko banjir tinggi. Tingginya perubahan penggunaan lahan dari waktu ke waktu menimbulkan semakin meningkatnya risiko bencana banjir di Kota Semarang pada masa mendatang. Berkurangnya tutupan lahan akan mengakibatkan semakin sedikitnya infiltrasi air ke dalam tanah dan mengakibatkan kekeringan panjang di musim kemarau. Sebaliknya, berkurangnya tutupan lahan juga akan berdampak pada semakin besarnya limpasan air hujan ke permukaan yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya bencana banjir besar di musim penghujan.Salah satu wilayah yang terdapak banjir di Kota Semarang adalah wilayah RW XVII Kelurahan Srondol Wetan. Wilayah RW XVII Srondol Wetan terdampak banjir akibat dari luapan sungai yang berada di wilayah tersebut yang terjadi di musim penghujan. Kondisi drainase yang buruk dan kurangnya resapan air menjadi salah satu penyebab meluapnya sungai di wilayah tersebut. Untuk melakukan mitigasi melalui kegiatan pembangunan fisik dan perbaikan di wilayah tersebut, diperlukan proses dan waktu yang cukup lama, namun dalam musim hujan ini kejadian banjir sudah terjadi setidaknya dua kali selama awal tahun 2019.Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak serta kerugian pasca banjir, diperlukan mitigasi dengan melakukan penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana oleh masyarakat melalui sosialisai penataan ruang sehingga masyarakat dapat mengantisipasi kerugian serta kerusakan yang ditimbulkan apabila terjadi bencana di wilayahnya.Tujuan pengabdian ini adalah untuk memberikan sosialisasi/ penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya tata ruang serta pengurangan risiko bencana banjir di wilayahnya. Target dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah tersosialisasinya pengurangan risiko banjir bagi masyarakat, memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya manajemen kebencanaan, mengurangi risiko dari kejadian banjir dimasa datang.Kata Kunci: Sosialisasi, Penataan Ruang, Banjir
KELITBANGAN DALAM PEMBANGUNAN BIDANG EKONOMI KOTA SEMARANG Prihadi Nugroho; Samsul Ma’rif; Novita Rohmana Putri
Jurnal Riptek Vol 15, No 2 (2021)
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.001 KB) | DOI: 10.35475/riptek.v15i2.133

Abstract

Misi pembangunan bidang ekonomi Kota Semarang menyebutkan bahwa pembangunan ekonomi dilakukan berdasarkan riset dan inovasi. Hal ini selaras dengan paradigma pembangunan ekonomi yang saat ini telah berorientasi pada knowledge- based economy yaitu pengetahuan dan budaya inovasi menjadi motor penggerak perekonomian. Dalam pencapaian misi pembangunan bidang ekonomi, Kota Semarang menghadapi berbagai permasalahan di antaranya berupa penurunan laju pertumbuhan ekonomi (LPE) dari 6,89% pada tahun 2019 menjadi minus 1,61% pada tahun 2020 dan pencapaian indeks daya saing daerah (IDSD) yang tidak signifikan. Selain itu, akibat pandemi Covid-19, perekonomian daerah mengalami perlambatan akibat terganggunya aktivitas-aktivitas ekonomi sejumlah sektor usaha. Kesenjangan (gap) antara hasil kinerja pada aspek ekonomi dan apa yang telah direncanakan sebelumnya oleh pemerintah lewat berbagai standar capaian yang ditetapkan menyebabkan munculnya permasalahan dalam mencapai misi pembangunan bidang ekonomi. Kegiatan kelitbangan dibutuhkan untuk mendukung pencapaian indikator-indikator kinerja pembangunan ekonomi Kota Semarang ini. Oleh karena itu, diperlukan kajian strategis kelitbangan yang diharapkan dapat menjadi jembatan antara penelitian menuju kebijakan (bridging research to policy) serta menjadi upaya implementasi kebijakan berbasisi bukti evidence based policy dalam pemerintahan Kota Semarang. Secara spesifik, kajian ini disusun dengan tujuan untuk menyusun arahan kegiatan kelitbangan di bidang ekonomi yang mendorong pencapaian visi dan misi RPJMD Kota Semarang 2021-2026. Kajian ini menggunakan metode penelitian campuran (mixed method) yaitu menggabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif. Kajian menghasilkan 49 usulan tema kelitbangan dengan jenis kegiatan berupa penelitian, pengembangan, dan evaluasi kebijakan. Kajian ini memiliki temuan bahwa dalam penyusunan usulan judul tema kelitbangan perlu memerhatikan indikator kinerja dan prioritas program yang mendukung tiap sasaran rencana pembangunan. Hal ini berkaitan dengan upaya agar tema kelitbangan yang diusulkan tepat sasaran dalam pencapaian indikator kinerja dalam misi bidang ekonomi.