Wiwin Lismidiati
Departemen Keperawatan Anak Dan Maternitas Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, Dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada

Published : 37 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas (Clinical and Community Nursing Journal)

Gambaran Pengetahuan tentang Pencegahan Kanker Serviks dengan Vaksin HPV pada Mahasiswi S1 Keperawatan di Daerah Istimewa Yogyakarta Rafita Ramdan Nurul Fuadah; Wenny Artanty Nisman; Wiwin Lismidiati
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas (Clinical and Community Nursing Journal) Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : PSIK FKKMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.762 KB) | DOI: 10.22146/jkkk.44248

Abstract

Background: Lack of knowledge is one of the factors that may lead to an increase risk of cervical cancer. Lack of the knowledge can also affect the attitude of a health worker to the patient. Therefore, it is important to find out the knowledge about cervical cancer prevention with HPV vaccine among undergraduate nursing students. Moreover, the research around this topic is underexplored.Objective: To know the level of knowledge of cervical cancer prevention with HPV vaccine among undergraduate nursing students.Method: This research is a descriptive qualitative research. The sample taken consists of 95 female students from two universities, recruited by simple random sampling and consecutive sampling. The instrument used in this study was a cervical cancer prevention knowledge questionnaire with HPV vaccine compiled by researchers. Validity test result was r >0,174 and reliability test result was 0,460. The data analisys was conducted through univariat technique.Result: The results show that total of 49 (52%) respondents have general knowledge regarding cervical cancer and the HPV vaccine. For details per domain, most respondents had good knowledge of cervical cancer risk factors (94,7%), signs and symptoms of cervical cancer (56,8%), and causes of cervical cancer (51,6%), and HPV vaccine administration (44,2%). While in the domain of understanding and administering vaccines the majority of respondents still have less knowledge (81,1% and 55,8%).Conclusion: Nursing undergraduate students have good knowledge about cervical cancer prevention with HPV vaccine, but knowledge on some indicators is still lacking. Knowledge about cervical cancer prevention with HPV vaccine in nursing undergraduate students still needs to be improved especially in indicators of understanding cervical cancer, causes, signs and symptoms of cervical cancer and the administration of HPV vaccine. ABSTRAKLatar Belakang: Rendahnya pengetahuan merupakan salah satu faktor penyebab  tingginya kejadian kanker serviks. Pengetahuan yang rendah juga dapat memengaruhi sikap seorang tenaga kesehatan terhadap pasien. Sementara, penelitian terkait tingkat pengetahuan pencegahan kanker serviks dengan vaksin HPV pada mahasiswi keperawatan, masih sedikit. Oleh karena itu penelitian terkait pengetahuan pencegahan kanker serviks dengan vaksin HPV pada mahasiswi keperawatan perlu dilakukan.Tujuan: Mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswi S1 Keperawatan tentang pencegahan kanker serviks dengan vaksin HPV.Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Responden penelitian adalah mahasiswi di 2 universitas. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 95 mahasiswi dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling dan consecutive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner pengetahuan yang disusun oleh peneliti dengan hasil uji validitas (r > 0,174) dan reliabilitas sebesar 0,460. Analisis data dilakukan secara univariat.Hasil: Sebanyak 49 (52%) responden mempunyai pengetahuan baik. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik terkait faktor risiko kanker serviks (94,7%), penyebab kanker serviks (51,6%), tanda dan gejala kanker serviks (56,8%) dan pemberian vaksin HPV (44,2%). Namun, responden masih memiliki pengetahuan yang kurang tentang pengertian kanker serviks dan pemberian vaksin HPV (81,1 % dan 55,8%).Kesimpulan: Secara umum mahasiswi S1 keperawatan memiliki pengetahuan baik mengenai pencegahan kanker serviks dengan vaksin HPV, namun pada beberapa indikator pengetahuan mahasiswa masih kurang. Pengetahuan tentang pencegahan kanker serviks dengan vaksin HPV pada mahasiswi S1 Keperawatan masih perlu ditingkatkan terutama pada indikator pengertian kanker serviks, penyebab, tanda dan gejala kanker serviks dan pemberian vaksin HPV.
Hubungan Pelaksanaan Discharge Planning dengan Tingkat Kecemasan dan Kesiapan Pulang pada Pasien Post Sectio Caesarea Arif Annurrahman; Retno Koeswandari; Wiwin Lismidiati
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas (Clinical and Community Nursing Journal) Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : PSIK FKKMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.081 KB) | DOI: 10.22146/jkkk.44271

Abstract

Background: Fear of of post caesarean section (CS) pain and complication can be the sources of fear and anxiety for the mother during the puerperium period. Moreover, the relatively short length of stay for post-CS mothers cannot cover the entire length of care until the mother is cured. Discharge planning can improve patients and their families confidence in performing proper treatment independently after home arrival.Objective: To identify the correlation between discharge planning, anxiety level, and readiness for discharge among post-CS patients in Yogyakarta hospital.Methods: This quantitative research was a descriptive correlational study with cross sectional design. Respondents of this research were both, post elective and emergency CS patients who were hospitalized in a postpartum ward in a hospital in Yogyakarta. Thirty patients participated in this study. Readiness for Hospital Discharge Scale (RHDS), Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), and discharge planning overview questionnaire were used as research instruments in this research. Data were analyzed by Spearman Rank non-parametric correlation test.Results: More than half (70%) of total respondents had low discharge planning quality. Furthermore, most of the respondents (90%) had normal anxiety, and half of total respondents (53,3%) had moderate readiness for discharge. The correlation test showed there was no correlation between discharge planning and anxiety level (r=-0,008; p value = 0,967). However, there was a statistically significant correlation between discharge planning and readiness for discharge (r=0,434; p value = 0,017).Conclusion: There was a statistically significant correlation between discharge planning and readiness for discharge. In contrast, there was not any correlation between discharge planning and anxiety level of post CS patients. ABSTRAKLatar Belakang: Selama periode nifas, rasa takut akan nyeri dan komplikasi post-SC dapat menjadi sumber ketakutan dan kecemasan bagi ibu. Lama rawat inap ibu post SC yang relatif singkat tidak mampu mencakup keseluruhan perawatan sampai ibu sembuh. Pemberian discharge planning dapat meningkatkan kepercayaan diri pasien dan keluarga dalam perawatan mandiri setelah pulang ke rumah.Tujuan penelitian: Mengetahui hubungan gambaran discharge planning pada pasien post SC dengan tingkat kecemasan dan kesiapan pulang pasien di salah satu rumah sakit di Yogyakarta.Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah semua pasien post SC baik elektif maupun emergensi yang dirawat inap di ruang post partum di salah satu rumah sakit di Yogyakarta. Jumlah responden penelitian adalah 30 orang dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan antara lain Readiness for Hospital Discharge Scale (RHDS), Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), dan kuesioner gambaran discharge planning. Data dianalisis menggunakan uji korelasi non-parametrik Spearman Rank. Hasil: Lebih dari setengah responden (70%) memiliki kualitas discharge planning kurang, mayoritas responden (90%) memiliki kecemasan normal, dan mayoritas responden (53,3%) memiliki kesiapan pulang sedang. Uji korelasi menunjukkan tidak ada hubungan antara discharge planning dengan tingkat kecemasan (r=-0,008; p=0,967), namun ada hubungan discharge planning dengan tingkat kesiapan pulang (r=0,434; p=0,017).Kesimpulan: Terdapat hubungan antara discharge planning dengan tingkat kesiapan pulang namun tidak terdapat hubungan antara discharge planning dengan tingkat kecemasan pasien post SC.
Gambaran Pengetahuan Pencegahan Kanker Serviks dengan Vaksin Human Papillomavirus pada Siswi SMP di Yogyakarta Apriyati Dwi Rahayu; Widyawati Widyawati; Wiwin Lismidiati
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas (Clinical and Community Nursing Journal) Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : PSIK FKKMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.36 KB) | DOI: 10.22146/jkkk.44282

Abstract

Background: Lack of knowledge is one of the factors that can lead to an increase in the incidence of cervical cancer. Adolescents knowledge on Human Papillomavirus (HPV) vaccine can improve their attitude towards cervical cancer prevention. Therefore, it is necessary to do research related to knowledge about cervical cancer prevention with the HPV vaccine.Objective: To know the overview of knowledge of cervical cancer prevention with HPV vaccine among female junior high school students in Yogyakarta.Method: This research is a descriptive qualitative research. The respondents were female students of two Junior High School in Yogyakarta. The sample were consisting of 97 students by applying simple random and consecutive sampling techniques. The instrument used in this research was a modified questionnaire from previous research, with the result of the validity and reliability test was 0,463. Data was analyzed using univariate analysis.Results: The results showed that 57 of the respondents (59%) have good knowledge. As many as 33 of total respondents (34%) had good knowledge about the definition of cervical cancer, 67 of the respondents (69%) had good knowledge about the cause of cervical cancer, and 83 of the respondents (86%) had good knowledge of cervical cancer signs and symptoms. In addition, as many as 65 of the respondents (67%) had good knowledge of cervical cancer risk factors and 55 of the respondents (55%) had good knowledge of the HPV vaccine.Conclusion: There are several aspects of cervical knowledge which are in high levels, i.e. cervical cancer causes, risk factors, and symptoms. On the other hand, low levels are gained for knowledge on cervical cancer definition and HPV vaccine delivery. ABSTRAKLatar Belakang: Pengetahuan yang rendah merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kejadian kanker serviks. Pengetahuan remaja tentang vaksin Human Papillomavirus (HPV) dapat meningkatkan perilaku dalam mencegah kanker serviks. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian terkait pengetahuan tentang pencegahan kanker serviks dengan vaksin HPV.Tujuan: Mengetahui gambaran pengetahuan tentang pencegahan kanker serviks dengan vaksin HPV pada siswi SMP di Kota Yogyakarta.Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Responden dalam penelitian ini adalah siswi pada dua SMP di Kota Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 97 siswi dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling dan consecutive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dimodifikasi dari penelitian sebelumnya, dengan hasil uji validitas dan reliabilitas sebesar 0,463. Analisis data dilakukan secara univariat.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum 57 responden (59%) mempunyai pengetahuan yang baik. Sebanyak 33 responden (34%) mempunyai pengetahuan yang kurang terkait definisi kanker serviks, 67 responden (69%) mempunyai pengetahuan yang baik terkait penyebab kanker serviks, dan 83 responden (86%) mempunyai pengetahuan cukup baik terkait tanda dan gejala kanker serviks. Selain itu, sebanyak 65 responden (67%) mempunyai pengetahuan baik terkait faktor risiko kanker serviks dan 55 responden (55%) mempunyai pengetahuan yang baik terkait pemberian vaksin HPV.Kesimpulan: Pengetahuan responden terkait penyebab kanker serviks, faktor risiko kanker serviks, dan tanda gejala kanker serviks sebagian besar berada pada tingkat baik. Sementara pengetahuan responden terkait definisi kanker serviks dan pemberian vaksin HPV berada pada tingkat kurang.
Hubungan Nyeri Menstruasi dengan Konsentrasi Belajar pada Siswi SMA Negeri di Wilayah Cangkringan Rina Dewi Anggraeni; Wiwin Lismidiati; Totok Harjanto
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas (Clinical and Community Nursing Journal) Vol 1, No 3 (2017)
Publisher : PSIK FKKMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.435 KB) | DOI: 10.22146/jkkk.56586

Abstract

Background: Menstruation marks an important process in the life of adolescent girl because it shows that the adolescent is mature sexually. One of the occurring menstrual disorders is menstrual pain. Menstrual pain might hinder learning activities such as decreasing learning concentration, reducing sports activities, and skipping class, school, or social activities.Objective: To determine the relationship between menstrual pain and students’ learning concentration in a public high school in Cangkringan District.Method: This research used analytic survey with cross sectional research design. The sample was 37 female students at class X (Tenth) in a public high school in Cangkringan District. The data were obtained using two instruments, i.e. Visual Analog Scale (VAS) to measure the level of menstrual pain and Wechsler Adult Intelligance Scale (WAIS) to measure the respondents’ learning concentration. Data were analysed using Pearson Correlation Test.Result: The data analysis showed that most of the respondents had mild menstrual pain, 28 (75,7%) in their first cycle and 22 (59,5%) in second cycle. During luteal period (the last 14 days of menstrual cycle), most of the respondents (68% in first cycle and 78% in second cycle) had good learning concentration. On the other hand, during menstruation period, most of them (76% in the first cycle and 78% respondents in the second cycle) had less learning concentration. The result of Pearson Correlation Test showed significant relationship (p≤0,05) between menstrual pain and students learning concentration (p=0,000*, r = -0,663).Conclusion: There was a significant relationship between menstrual pain and students learning concentration in a public high school in Cangkringan District. ABSTRAKLatar belakang: Menstruasi menandai proses penting dalam kehidupan remaja putri karena menunjukkan kematangan seseorang secara seksual. Salah satu gangguan menstruasi yang dapat terjadi adalah nyeri menstruasi. Dampak nyeri menstruasi antara lain siswa dapat mengalami penurunan konsentrasi belajar, kurangnya aktivitas olahraga dan aktivitas sosial, serta absen pada saat jam pelajaran.Tujuan: Mengetahui  hubungan  nyeri  menstruasi  dengan  konsentrasi  belajar  siswi  di  salah  satu  SMA Negeri di Kecamatan Cangkringan.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel penelitian yang digunakan adalah siswi kelas X di sebuah SMA Negeri di Kecamatan Cangkringan sebanyak  37  responden.  Data  diperoleh  dengan  2  instrumen  yakni  Skala  Analog  Visual  (SAV)  untuk mengukur  tingkat  nyeri  menstruasi  dan Wechsler  Adult  Intelegence  Scale (WAIS)  untuk  mengukur konsentrasi belajar responden. Analisis penelitian menggunakan uji korelasi Pearson.Hasil: Sebagian  besar  responden  mengalami  nyeri  menstruasi  ringan (75,7%  pada  siklus  pertama dan pada 59,5%siklus kedua). Pada masa luteal (14 hari terakhir masa menstruasi) sebagian besar responden memilikikonsentrasi belajar yang baik (68%pada siklus pertama dan 78%pada siklus kedua). Pada fase menstruasi, sebagian besar responden mengalami kurang konsentrasi (76%pada siklus pertama dan 78%pada  siklus  kedua).  Hasil  uji  korelasi Pearsonmemperlihatkan  hubungan  yang  signifikan  antara  nyeri menstruasi dengan konsentrasi belajar siswi (p= 0,000,r = -0,663).Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara nyeri menstruasi dan konsentrasi belajar siswi di salah satu SMA Negeri di Kecamatan Cangkringan.
Gambaran Dukungan Suami Terhadap Istri yang Menjalani Persalinan di Usia Remaja Nika Susanti; Wiwin Lismidiati
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas (Clinical and Community Nursing Journal) Vol 1, No 3 (2017)
Publisher : PSIK FKKMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.654 KB) | DOI: 10.22146/jkkk.56594

Abstract

Background: Adolescent pregnancy is a pregnancy that occurs at age under 20 years old. Adolescent pregnancy can cause both physical and psychological complications, especially during labor because adolescent doesn’t have mature reproductive organs. Adolescent facing labor will also experience fear and anxiety. It is necessary to know the role of the husband towards his wife having labor in adolescence age.Objective: This study was aimed to describe the husband support toward wife laboring at the stage of adolescence.Methods: This research was a quantitative descriptive cross-sectional design. As many as 46 husbands were recruited for samples using total sampling method. The instruments used in this study was a questionnaire of husband support in labor modified by the researcher based on literature study results. The data analysis used univariate using descriptive analysis and bivariate analysis using chi-square.Results: In general, the husband’s support given to his wife during labor in adolescence was in the high support category (60,9%). More than 50% of respondents gave emotional, informational, and instrumental support in the high category. Value support has the highest category (73,9%). External factors affecting the husband support were education (p-value = 0,004) and salary (p-value = 0,029).Conclusion: Support given by the husbands is high toward wife laboring at the stage of adolescence is in the high category. ABSTRAK Latar  belakang: Kehamilan  remaja  adalah  kehamilan  yang  terjadi  pada  usia  di  bawah  20  tahun. Kehamilan remaja dapat menimbulkan komplikasi baik fisik maupun psikologis terutama saat persalinan. Remaja  yang  menghadapi  persalinan  juga  akan  mengalami  ketakutan  dan  kecemasan. Untuk  itu  perlu diketahui peran suami pada istri yang menjalani persalinan di usia remaja.Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dukungan suami terhadap istri yang menjalani persalinan diusia remaja.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak46 orang suami dengan menggunakan tekniktotal sampling. Alat ukur menggunakan kuesioner dukungan suami dalam persalinan yang telah dimodifikasi peneliti dari hasil studi pustaka. Analisa univariat menggunakan analisis deskriptif, analisis bivariate menggunakan chi-square.Hasil: Dukungan suami secara umum yang diberikan kepada istri saat menjalani persalinan di usia remaja termasuk kategori dukungan tinggi (60,9%). Dukungan penilaian mendapat kategori tinggi terbanyak yaitu sebesar 73,9%, sementara jenis dukungan instrumental paling sedikit (58,71%). Faktor yangberhubungan dengandukungan suami adalah pendidikan (p-value= 0,004) dan penghasilan (p-value = 0,029).Kesimpulan: Dukungan persalinan yang diberikan oleh suami terhadap istri usia remaja termasuk dalam kategori tinggi.
Kecemasan dan Persepsi Pasien Kanker Ovarium dengan Kemoterapi setelah Terapi Smartphone-Based Virtual Reality (S-VR): Studi Kasus Made Satya Nugraha Gautama; Wiwin Lismidiati; Farida Widayati
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas (Clinical and Community Nursing Journal) Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : PSIK FKKMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.748 KB) | DOI: 10.22146/jkkk.67529

Abstract

Background: Chemotherapy is a systemic modality for cancer patients and has physical and psychological side effects. Psychological problems usually arise most often when undergoing chemotherapy. Not a few patients feel anxiety and negative perceptions when diagnosed with cancer, undergo surgery, or have an IV inserted to get chemotherapy drugs. Virtual Reality (VR) is a technology-based non-complementary therapy that has the potential to be involved as an alternative in the management of symptoms of cancer patients.Objective: To describe the effects of using Smartphone-Based Virtual Reality (S-VR) on the level of anxiety and perceptions of cancer patients during chemotherapy.Methods: A case study of ovarian cancer patient undergoing chemotherapy and were given Smartphone -Based Virtual Reality (S-VR) treatment.Results: The results obtained were a decrease in situational anxiety facing chemotherapy from a score of 40 (moderate anxiety) to a score of 21 (mild anxiety), decreased in pulse rate, and a significant increase in the perception score (28.6%) (less perception) to 94.3% ( good perception) after getting S-VR intervention during chemotherapy.Conclusion: S-VR can be a technology-based and non-invasive non-pharmacological intervention in reducing anxiety and providing positive experiences for patients during chemotherapy. ABSTRAKLatar Belakang: Tidak sedikit pasien merasakan kecemasan dan persepsi negatif saat didiagnosa kanker, menjalankan pembedahan, atau dipasang infus kemoterapi. Virtual Reality (VR) menjadi salah satu terapi non-komplementer berbasis teknologi yang potensial dilibatkan sebagai alternatif dalam manajemen gejala pasien kanker.Tujuan: Untuk mengetahui efek penggunaan Smartphone-Based Virtual Reality (S-VR) terhadap tingkat kecemasan dan persepsi pasien kanker selama menjalani kemoterapi.Metode: Studi kasus dilakukan pada pasien dengan kanker ovarium yang mendapatkan kemoterapi dan diberikan terapi S-VR. Kecemasan diukur dengan instrument S-AI, pengukuran nadi dan RR. Pengukuran persepsi menggunakan instrument dari Scates.Hasil: Terjadi penurunan kecemasan saat kemoterapi dari skor 40 (kecemasan sedang) ke skor 21 (kecemasan ringan), penurunan frekuensi nadi dan adanya peningkatan secara signifikan skor persepsi (65,7%) (persepsi cukup) menjadi 94,3% (persepsi baik) setelah mendapatkan intervensi S-VR selama  kemoterapi.Kesimpulan: S-VR dapat menjadi intervensi non-farmakologis berbasis teknologi dan non-invasif dalam menurunkan kecemasan dan memberikan pengalaman positif pada pasien selama menjalani kemoterapi.Kata Kunci: 
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Kesehatan Reproduksi dengan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja Dias Putri Kusumastuti; Wiwin Lismidiati
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas (Clinical and Community Nursing Journal) Vol 2, No 3 (2018)
Publisher : PSIK FKKMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkkk.44246

Abstract

Background: Adolescents are vulnerable to reproductive health problems. National Family Planning Coordinating Board (or Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional/BKKBN in Bahasa Indonesia’s term), as government agency, has implemented reproductive health services program called Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) in certain schools. The problem was there are differences in the utilization of PIK-KRR in some areas in Indonesia. Knowledge about reproductive health and attitude on the program were some factors that may cause the differences in utilization of PIK-KRR.Objective: To identify the correlation between knowledge and attitude on reproductive health with the utilization of  the PIK-KRR.Methods: It was a non-experimental study using cross sectional approach. Sample of the research were 157 students among XI and XII grader of public high school 1 Srandakan. The research variables were knowledge about reproductive health, attitude on reproductive health, and PIK-KRR utilization. This research used total sampling technique and data were analysed using univariate and bivariate analysis. Fisher and Chi-Square test were used for bivariate analysis.Results: Respondents in this study were 143 of 157 students in XI and XII (91,07%). The result of the analysis showed that there were 95,1% of the respondents with a high level of knowledge about reproductive health, 53,1% of  respondents had the positive attitude to the reproductive health, and the utilization of PIK-KRR was in a high category (48,2%). There was a significant correlation between reproductive health knowledge and the utilization of PIK-KRR (p= 0,002) and between the attitude of reproductive health with PIK-KRR (p= 0,006).Conclusion: There was a correlation between knowledge about reproductive health and attitude on it with the utilization of PIK-KRR. ABSTRAKLatar Belakang: Masa remaja memerlukan perhatian serius karena rentan terjadi permasalahan kesehatan reproduksi. Pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah melaksanakan program kesehatan reproduksi bernama Pusat Informasi Kesehatan Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) di sekolah. Masalah yang dihadapi yaitu adanya perbedaan pemanfaatan PIK-KRR di beberapa wilayah Indonesia. Banyak faktor yang memengaruhi pemanfaatan PIK-KRR, antara lain pengetahuan dan sikap tentang kesehatan reproduksi.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan reproduksi dengan pemanfaatan PIK-KRR.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan studi cross sectional. Teknik pengumpulan data menggunakan total sampling. Sampel penelitian sebanyak 157 siswa SMA kelas XI dan XII. Variabel yang diteliti adalah pengetahuan, sikap tentang kesehatan reproduksi, dan pemanfaatan PIK-KRR. Analisis data terdiri dari analisis univariat dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan Uji Fisher dan Uji Chi-Square.Hasil: Responden dalam penelitian ini adalah 143 responden dari 157 siswa kelas XI dan XII (91,07%). Hasil analisis menunjukkan bahwa remaja dengan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dalam kategori tinggi sebanyak 136 orang (95,1%), remaja yang memiliki sikap positif terhadap kesehatan reproduksi sebanyak 76 orang (53,1%), tingkat pemanfaataan PIK-KRR dalam kategori tinggi sebanyak 69 orang (48,2%). Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan pemanfaatan PIK-KRR (p=0,002) dan sikap tentang kesehatan repoduksi dengan pemanfaatan PIK-KRR (p=0,006).Kesimpulan: Pengetahuan dan sikap tentang kesehatan reproduksi berhubungan dengan pemanfaatan PIK-KRR.
Pengaruh Mobile Application for Mother’s Adaptation (MAMA) terhadap Pengetahuan dan Stres Ibu Hamil Sarah Nikki Najah; Wiwin Lismidiati; Widyawati Widyawati
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas (Clinical and Community Nursing Journal) Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : PSIK FKKMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkkk.73654

Abstract

Background: Pregnancy stress can occur if mother fails to adapt to changes during pregnancy. Stress can occur in individuals with low levels of knowledge due to lack of information acquisition, hence health education creates opportunities to increase knowledge. Mobile Application for Mother’s Adaptation (MAMA) is expected to deliver health education to avoid stress of pregnancy among mothers.Objective: To determine the effect of health education through the use of MAMA application toward knowledge and stress during pregnancy.Method: The study used a quasi-pretest-posttest nonequivalent control group experimental design. The study was conducted on 78 pregnant women at the Puskesmas Sleman and Ngaglik I. Inclusion criteria included pregnant mother in third trimester, had android phone, and agreed to be respondent. Knowledge questionnaire and pregnancy stress scale were distributed among respondents. Data was analysed using Independent t-test, Unpaired t-test, Wilcoxon, and Mann Whitney test.Result: For knowledge mesurement, comparison test scores for pretest and posttest in the intervention group were 0,000 (p<0,5) and in the control group were 0,056 (p>0,05). For stress measurement, comparison test scores for pretest and posttest in the intervention group were 0,039 (p<0,05) and in the control group were 0.033 (p<0,05). The comparison test results of the knowledge scores between the intervention and control groups showed a significant difference (p=0,029). The comparison test results of the stress scores between two groups showed no significant difference (p=0,791).Conclusion: MAMA application, as health education mean, affects knowledge score improvement. While, for stress score, the use of MAMA application has not contributed toward stress reduction of pregnant woman. ABSTRAKLatar belakang: Stres kehamilan dapat terjadi apabila ibu gagal beradaptasi terhadap perubahan selama kehamilan. Stres dapat terjadi pada individu dengan tingkat pengetahuan rendah karena kurangnya memperoleh informasi. Pendidikan kesehatan menciptakan peluang untuk meningkatkan pengetahuan. Aplikasi Mobile Application for Mother’s Adaptation (MAMA) diharapkan dapat menjadi media pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan, sehingga ibu terhindar dari stres kehamilan.Tujuan: Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan melalui penggunaan aplikasi MAMA terhadap pengetahuan dan stres kehamilan.Metode: Penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan rancangan pre-test – post-test nonequivalent control group. Penelitian dilakukan pada 78 ibu hamil di Puskesmas Sleman dan Ngaglik I. Kriteria inklusi: ibu hamil trimester 3, memiliki handphone android, bersedia menjadi responden. Instrumen menggunakan kuesioner pengetahuan dan skala stres kehamilan. Analisis data menggunakan uji statistik Independent T-Test, Unpaired T-Test, Wilcoxon, dan Mann Whitney Test.Hasil: Untuk pengukuran pengetahuan, nilai uji beda untuk pre-test dan post-test pada kelompok intervensi adalah 0,000 (p<0,5) dan pada kelompok kontrol adalah 0,056 (p>0,05). Untuk pengukuran stres, nilai uji beda pre-test dan post-test pada kelompok intervensi 0,039 (p<0,05) dan pada kelompok kontrol 0,033 (p<0,05). Hasil uji beda skor pengetahuan antara kelompok intervensi dan kontrol menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0,029). Hasil uji beda skor stres kedua kelompok menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (p=0,791).Simpulan: Penerapan MAMA sebagai sarana pendidikan kesehatan, berpengaruh terhadap peningkatan skor pengetahuan. Sedangkan untuk skor stres, penggunaan aplikasi MAMA belum memberikan kontribusi terhadap penurunan stres ibu hamil.
Gambaran Kepuasan Pengguna Mobile Application Cancer Cervix Caution (Cavixaution) Untuk Pengetahuan Tentang Pencegahan Kanker Serviks Rusyda Anshari; Wiwin Lismidiati; Ayyu Sandhi
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas (Clinical and Community Nursing Journal) Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : PSIK FKKMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkkk.80902

Abstract

Background: Mobile application Cavixaution is a health education media to improve knowledge about cervical cancer prevention. End User Computing Satisfaction (EUCS) which consists of content, format, accuracy, ease of use, and timeliness as its dimensions, becomes a measurement to determine the success of the implementation of an information system.Objective: To evaluate the user satisfaction in using mobile application Cancer Cervix Caution (Cavixaution) as health education media for knowledge about cancer cervix prevention.Method: The study was held in November – December 2019 in the Jagalan Village Bantul. The design of this study was descriptive and cross sectional approach. The data were collected using propotional and purposive sampling that involved 76 women aged 30 – 49 years who were using the mobile application Cavixaution and never done Visual Inspection of Acetic Acid (IVA).Result: Overall users were satisfied with the mobile application Cavixaution with an average rate of 3,16. The average rate for each EUCS dimensions were as follow: ease of use dimension 3,24 (satisfied), content dimension 3,14 (satisfied), format dimension 3,15 (satisfied), timeliness dimension 3,19 (satisfied) and accuracy dimension 3,10 (satisfied).Conclusion: Users are satisfied using mobile application Cavixaution. All dimensions have reached satisfaction level, with ease of use dimension had the highest value, while the accuracy dimension had the lowest satisfaction. This study shows that the mobile application Cavixaution can be used as health education media for knowledge about cervical cancer prevention and the application has fulfilled respondent expectation.ABSTRAKLatar belakang: Mobile application Cavixaution merupakan media pendidikan kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pencegahan kanker serviks. Kepuasan pengguna menjadi suatu pengukuran untuk mengetahui keberhasilan dalam penerapan suatu sistem informasi. End User Computing Satisfaction (EUCS) yang terdiri dari lima dimensi, yaitu substansi, tampilan, akurasi, kemudahan dalam penggunaan, dan ketepatan waktu, menjadi salah satu metode untuk mengukur kepuasan pengguna terhadap produk yang berhubungan dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).Tujuan: Mengetahui gambaran kepuasan pengguna dalam menggunakan aplikasi mobile application Cancer Cervix Caution (Cavixaution) sebagai media pendidikan untuk pengetahuan tentang pencegahan kanker serviks.Metode: Penelitian dilaksanakan pada bulan November – Desember 2019 di Kelurahan Jagalan, Bantul. Jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan rancangan cross sectional. Pemilihan sampel dengan teknik proportional dan purposive sampling dengan melibatkan subjek 76 wanita usia subur, berusia 30 – 49 tahun, yang telah menggunakan mobile application Cavixaution, serta belum pernah melakukan tes Inspeksi Visual Asetat (IVA).Hasil: Secara keseluruhan pengguna merasa puas terhadap penggunaan mobile application Cavixaution dengan nilai rata-rata 3,16. Nilai kepuasan untuk setiap dimensi adalah dimensi ease of use 3,24 (puas), dimensi content 3,14 (puas), dimensi format 3,15 (puas), dimensi timeliness 3,19 (puas), dan dimensi accuracy 3,10 (puas).Simpulan: Pengguna merasa puas dalam menggunakan mobile application Cavixaution. Pada dimensi kemudahan dalam penggunaan, memiliki nilai rata-rata kepuasan tertinggi, sedangkan dimensi akurasi mendapatkan nilai kepuasan paling rendah. Penelitian ini menunjukkan bahwa Mobile Application Cavixaution dapat digunakan sebagai media pendidikan kesehatan tentang kanker serviks, dengan rancangan aplikasi yang telah memenuhi harapan atau keinginan para pengguna.
Faktor yang Memengaruhi Peran Suami dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Alat Kontrasepsi pada Pernikahan Usia Muda Dwi Marlinawati; Wiwin Lismidiati; Sinta Khrisnamurti
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas (Clinical and Community Nursing Journal) Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : PSIK FKKMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkkk.44252

Abstract

Background: The use of contraceptive aims for controlling excessive labor and overcoming maternal mortality rate among early marriage. The role of husband as motivator, facilitator, and educator is associated with contraceptive use in wife.Objective: To scrutinize influencing factors for husband’s role in contraceptive decision making among early marriage in Sukoharjo Community Health Center’s working area.Method: This study was a quantitative study, with a cross-sectional design. This research was conducted on March-April 2017 and involved by 50 respondents who were husbands of early marriages which was taken using purposive sampling. This study used questionnaire on husband’s role and knowledge about contraception. Data analysis was using chi square test.Result: Percentage of husband’s role as motivator and facilitator was high (64% and 86%), and as educator was low (44%). Chi square test showed that there was significant correlation between family income (p=0,033), husband’s knowledge (p=0,015), and media exposure (p=0,013) with husband’s role in contraceptive use decision making.Conclusion: Factors that influence the husband’s role in making decisions on the choice of contraceptives are family income and husband’s knowledge. Knowledge also affects the husband’s role as a motivator, while media exposure affects the husband’s role as an educator.ABSTRAKLatar belakang: Penggunaan alat kontrasepsi merupakan salah satu upaya untuk mengatasi tingginya angka kelahiran dan kematian ibu pada pasangan yang menikah di usia muda. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi pada istri adalah peran suami, baik peran sebagai motivator, fasilitator, dan edukator.Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi peran suami dalam pengambilan keputusan pemilihan alat kontrasepsi pada pasangan yang menikah muda, di wilayah kerja Pusksmas I Sukoharjo, Wonosobo.Metode: Jenis penelitian kuantitatif non eksperimen, survei analitik, dengan rancangan cross-sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2017, dengan sampel sebanyak 50 orang suami yang menikah di usia muda sebagai responden. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner peran suami dan pengetahuan suami tentang kontrasepsi. Analisis data menggunakan chi square.Hasil: Peran suami sebagai motivator dan fasilitator berada dalam kategori baik (64% dan 86%). Sementara peran suami sebagai edukator berada dalam kategori kurang (44%). Terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan keluarga (p=0,033), pengetahuan suami (p=0,015), dan paparan media (p=0,013) dengan peran suami dalam pengambilan keputusan pemilihan alat kontrasepsi.Kesimpulan: Faktor yang memengaruhi peran suami dalam pengambilan keputusan pemilihan alat kontrasepsi adalah pendapatan keluarga dan pengetahuan suami. Pengetahuan juga memengaruhi peran suami sebagai motivator, sedangkan paparan media memengaruhi peran suami sebagai edukator.