Hidayat Pujisiswanto
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

UJI EFIKASI HERBISIDA NATRIUM BISPIRIBAK TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA, PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Elizabeth Hardini P; Hidayat Pujisiswanto; Niar Nurmauli; Herry Susanto
Agros Journal of Agriculture Science Vol 22, No 2 (2020): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produksi padi mengalami penurunan akibat keberadaan gulma. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara kimiawi menggunakan herbisida berbahan aktif natrium bispiribak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) dosis herbisida natrium bispiribak yang dapat mengendalikan gulma padi sawah, (2) apakah terjadi perubahan komposisi jenis gulma setelah aplikasi herbisida, (3) apakah terjadi fitotoksisitas dan penghambatan pertumbuhan serta hasil padi sawah akibat aplikasi herbisida natrium bispiribak. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah dan Laboratorium Ilmu Gulma, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung bulan Juli sampai Oktober 2018. Hasil penelitian menunjukkan herbisida natrium bispiribak dosis 30 hingga 60 g ha-1 dan penyiangan manual mampu mengendalikan gulma total, gulma golongan daun lebar, golongan rumput, dan golongan teki. Aplikasi herbisida natrium bispiribak dosis 30 hingga 60 g ha-1 dan penyiangan manual menyebabkan terjadinya perubahan komposisi gulma. Aplikasi herbisida natrium bispiribak tidak meracuni dan tidak menghambat pertumbuhan dan hasil padi sawah
PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK (16:16:16) DAN KLON TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASILTANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) Winson Hotmawan Saragih; Rusdi Evizal; Hidayat Pujisiswanto; Sugiatno Sugiatno
Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, Januari 2020
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1616.28 KB) | DOI: 10.23960/jat.v8i1.3686

Abstract

Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil biji kakao rakyat terbesar ketiga di Pulau Sumatera setelah Sumatera Barat dan Aceh dengan produksi dan produktivitas masing-masing sebanyak 22.067 ton dan 897 kg/ha pada tahun 2013. Hampir keseluruhan (94%) perkebunan kakao di daerah Lampung merupakan milik rakyat dan  berproduksi rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan interaksi klon dan dosis terhadap pertumbuhan dan hasil kakao. Penelitian dilakukan di Desa Sinar Dua, Kecamatan Way Ratai Pesawaran dan dilaksanakan bulan Desember 2018 sampai Mei 2019. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi yang terdiri dari dua faktor.  Faktor pertama klon kakao yang diletakkan pada Petak Utama, yaitu klon Sul 1, Sul 2, ICCRI 3, dan MCC 1. Faktor kedua dosis pupuk NPK yang diletakkan pada Anak Petak, yaitu 400, 800, dan 1200 g/pohon. Penelitian terdiri dari 12 perlakuan dan 3 ulangan, diperoleh total 36 satuan percobaan. Homogenitas data di uji menggunakan uji barltlett kemudian dilanjutkan sidik ragam dan uji beda nyata terkecil pada taraf kepercayaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan klon Sul1, ICCRI 3, dan MCC 1 memiliki pertumbuhan persen flush daun tertinggi. Klon MCC 1 memiliki hasil buah masak tertinggi, yaitu 4,33 buah/pohon. Dosis pupuk majemuk NPK 1200 g/pohon memiliki persen flus daun tertinggi, yaitu 62,5% dan 800 g/pohon memiliki hasil buah masak tertinggi 4,33 buah/pohon.  Klon Sul 1 dengan dosis pupuk majemuk NPK 800 g/pohon memiliki jumlah daun tertinggi mencapai 37,3 helai daun. Klon MCC 1 dengan dosis pupuk majemuk NPK 1200 g/pohon menghasilkan bobot biji kering per buah tertinggi mencapai 77,5 g/buah.
PENGUJIAN EFEKTIVITAS HERBISIDA BERBAHAN AKTIF GLIFOSAT, MESOTRION, S-METOLAKLOR DAN CAMPURAN KETIGANYA TERHADAP GULMA TEKI Ismawati Ismawati; Nanik Sriyani; Hidayat Pujisiswanto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.395 KB) | DOI: 10.23960/jat.v5i3.1827

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh herbisida glifosat, mesotrion, s-metolaklor serta campuran ketiganya terhadap kerusakan gulma teki dan mengetahui apakah herbisida berbahan aktif campuran (glifosat+mesotrion+ s-metolaklor) bersifat aditif, antagonis atau sinergis dalam mengendalikan gulma teki. Penelitian disusun dalam Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design). Perlakuan terdiri dari glifosat dosis 1215, 2430, 4860 g/ha, mesotrion dosis 24, 48, 96 g/ha, s-metolaklor dosis 249,6, 499,2, 998,4 g/ha, dan glifosat+mesotrion+s-metolaklor dosis 525, 1050, 2100 g/ha. Gulma sasaran merupakan gulma teki (Cyperus kyllingia, Cyperus rotundus, dan Cyperus compressus). Analisis data dilakukan menggunakan metode Multiplicative Survival Model (MSM). Data bobot kering yang diperoleh dikonversi menjadi persen kerusakan. Data persen kerusakan ditransformasi kedalam bentuk logaritmik untuk mendapat nilai persamaan regesi linear. Persamaan regresi digunakan untuk menentukan nilai LD 50 perlakuan dan LD 50 harapan dan nilai ko-toksisitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa herbisida glifosat pada dosis 1215, 2430, 4860 g/ha menyebabkan kerusakan gulma, menurunkan bobot kering, dan menyebabkan gejala klorosis. Herbisida mesotrion pada dosis 24, 48, 96 g/ha menyebabkan kerusakan gulma dan menyebabkan gejala bleaching. Herbisida s-metolaklor pada dosis 249,6, 499,2, 998,4 g/ha tidak menyebabkan kerusakan gulma. Herbisida berbahan aktif campuran (glifosat+mesotrion+s-metolaklor) pada dosis 525, 1050, 2100 g/ha menyebabkan kerusakan pada gulma Cyperus rotundus dan Cyperus compressus. Gulma yang diaplikasi herbisida glifosat memiliki nilai kehijauan daun, jumlah stomata, dan bobot kering terendah pada seluruh taraf dosis aplikasi. Herbisida berbahan aktif campuran (glifosat+mesotrion+s- metolaklor) memiliki nilai LD 50 harapan 55,8 g/ha dan LD 50 perlakuan sebesar 139,67 g/ha dengan nilai ko-toksisitas sebesar 0,39 (ko-toksisitas<1) sehingga campuran bersifat antagonis.
PENGGUNAAN MULSA ALANG - ALANG PADA TUMPANGSARI CABAI DENGAN KUBIS BUNGA UNTUK MENINGKATKAN PENGENDALIAN GULMA, PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN Hidayat Pujisiswanto
Agrin Vol 15, No 2 (2011): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2011.15.2.122

Abstract

Percobaan lapangan untuk mengetahui pengaruh ketebalan mulsa alang-alang dan pola tanamtumpangsari terhadap pertumbuhan gulma dan produksi tanaman. Waktu pelaksanaan percobaan dimulai daribulan Juli sampai dengan November 2010. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Petak Jalur dengandua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah mulsa alang-alang, yaitu M0: Tanpa mulsa ; M1: Mulsaketebalan 5 cm M2: Mulsa ketebalan 10 cm, Faktor kedua adalah pola tanam tumpangsari yaitu: P1: 100% cabai+ 25% kubis bunga ; P2: 100% cabai + 50% kubis bunga ; P2: 100% cabai + 75% kubis bunga. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa (1) Penggunaan mulsa alang-alang 5 dan 10 cm dengan tumpangsari cabai 100% + kubisbunga 50% dan 75% mampu menekan pertumbuhan gulma dan menghasilkan pertumbuhan tanaman tertinggi.(2) Perlakuan ketebalan mulsa alang-alang 10 cm dan tumpangsari cabai 100% + kubis bunga 50%menghasilkan produksi buah cabai dan kubis bunga tertinggi.Kata kunci: cabai, gulma, kubis bunga, mulsa alang-alang, tumpangsari.ABSTRACTThe field experiment to find out the effect thickness of reed mulch and the planting pattern intercroppingon the growth of weed and crop production. The experiment was conducted from July until November 2010. TheStrip Plot Design was used with two factors and three replications. The first factor was reed mulch, i.e : withoutmulch, mulch thickness of 5 cm and mulch thickness of 10 cm. The second factor was Intercropping croppingpattern, i.e.: chili 100% + Cabbage Flowers 25%, chili 100% + Cabbage Flowers 50%, chili 100% + CabbageFlowers 75%. Experimental results showed that; (1 ) treatment reed thickness mulch treatment 5 and 10 cm withintercropping 100% chili + 50% and 75% Cabbage Flowers able to suppressed of total weeds growth andproduce the highest crop growth . (2) treatment reed thickness mulch of the 10 cm with intercropping 100%chili + 50% Cabbage Flowers yield of chili and cabbage Flowers production of highest interest.Key words: chili, weed, cabbage flowers, reed mulch, intercropping.
KAJIAN DAYA RACUN CUKA (ASAM ASETAT) TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA PADA PERSIAPAN LAHAN Hidayat Pujisiswanto
Agrin Vol 16, No 1 (2012): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2012.16.1.126

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi cuka (asam asetat) terhadap pertumbuhangulma pada persiapan lahan. Penelitian dilakukan di Politeknik Lampung, Lampung dari bulan Juli sampaidengan September 2011. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkapsatu faktor, yaitu : konsentrasi cuka dengan empat taraf : 0%, 5%, 10% dan 20% dengan empat ulangan. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa (1) konsentrasi cuka 10% - 20% mampu mengendalikan pertumbuhan gulmasampai dengan 4 MSA, terlihat dari tertekannya bobot kering dan persentase penutupan gulma total. (2)konsentrasi cuka 10% - 20 % mampu mengendalikan pertumbuhan gulma daun lebar Asystasia gangética,sedangkan gulma daun lebar lain yaitu kacangan (LCC) dan Mikania micrantha mampu dikendalikan dengankonsentrasi 20% sampai dengan 4 MSA. (3) Gulma golongan rumput yaitu Digitaria longiflora tidak mampudikendalikan oleh cuka sampai 8 MSA.Kata kunci : Cuka (asam asetat), Konsentrasi, gulmaABSTRACTThe objective of this research was to think the effect concentrations of vinegar (acetic acid) on growth ofweeds at land preparation. The experiments conducted in Politeknik Lampung, Lampung from July toSeptember 2011. The research design was used Completely Randomized Design (CRD) with one factor, i.e :concentration of vinegar with four levels : 0, 5%, 10%, and 20% with four replications. The results showed that:(1) vinegar concentration of 10% - 20% are able to control weed growth to 4 MSA, seen from the suppression ofthe dry weight and percentage of total weeds. (2) vinegar concentration of 10% - 20% are able to control thegrowth of broad leaf weeds Asystasia gangética, while the other broad leaf weeds are nuts (LCC) and Mikaniamicrantha able to be controlled by the concentration of 20% up to 4 MSA. (3) Type of grass weed i.e Digitarialongiflora is not able to be controlled of vinegar to 8 MSA.Key words : Vinegar (Acetic acid), concentration, weeds
Uji Sifat Campuran Herbisida Berbahan Aktif 2,4-D Dimetil Amina+Isopropilamina Glifosat terhadap Gulma Ottochloa nodosa, Cyperus rotundus, dan Praxelis clematidea Ardan Maulana; Herry Susanto; Hidayat Pujisiswanto; Nanik Sriyani
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 23 No 1 (2023)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jppt.v23i1.2294

Abstract

Chemical weed control in cultivated plants generally uses one herbicide active ingredient, but its effectiveness in controlling weeds can be increased by mixing herbicides. Mixing of more than 1 active ingredient can be additive, synergistic, and antagonistic with other active ingredients. Therefore, it is necessary to study the combination of herbicide active ingredients that will be used. The aim of the study was to determine the herbicide properties of a mixed 2,4-D dimethyl amine + Isopropylamine Glyphosate applied to the weeds Ottochloa nodosa, Cyperus rotundus, and Praxelis clematidea whether additive, synergistic, or antagonistic. The research was carried out from December 2020 to February 2021, at the Integrated Field Greenhouse and Weed Science Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Lampung. Using a Randomized Block Experiment Design (RAK) with treatment consisting of the herbicide Goldenstar with a single active ingredient 2,4- D dimethyl amine 100g/l with doses of active ingredients consisting of 25, 50, 100, and 200 g/ha, Isopropylamine Glyphosate 300 g/l with doses of active ingredients consisting of 75, 150, 300, and 600, g/ha and herbicides Goldenstar active ingredient mixture of 2,4-D dimethyl Amine + Isopropylamine Glyphosate 100/300 g/l with a dose of active ingredients consisting of 50, 100, 200, and 400 g/ha and control treatment (without herbicides). The target weeds included Otthocloa nososa, Cyperus rotundus, and Praxelis clematidea. Analysis to test the nature of herbicide mixture using the MSM (Multiplicative Survival Model) test. Furthermore, the co-toxicity value was calculated by comparing the expected LD50 and treatment LD50 values. The results showed that mixing herbicide with the active ingredient 2,4-D dimethyl Amine + Isopropylamine Glyphosate 100/300 g/l on the dry weight accumulation of the weeds Ottochloa nodosa, Cyperus rotundus, and Praxelis clematidea had an LD50 of 1.8424 g/ha and an LD50 of treatment. The expectation is 4.8270 g/ha with a co-toxicity value of 2.6 (co-toxicity value > 1) so that the herbicide mixture with the active ingredient 2,4-D dimethyl Amine + Isopropylamine Glyphosate 100/300 g/l is synergistic. . Keywords : 2,4-D dimethyl amine, Isopropylamine glyphosate, LD50, MSM (Multiplicative Survival Model)
Potensi Alelopati Ekstrak Daun Clidemia hirta sebagai Herbisida Nabati pada Perkecambahan Gulma Cyperus kyllingia, Eleusine indica, dan Praxelis clematidea Herry Susanto; Hidayat Pujisiswanto
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 6, No 1 (2023): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 6 Nomor 1 Agustus 2023
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.6.1.2023.11681.15-20

Abstract

v>Keberadaan gulma menimbulkan kerugian berupa penurunan kuantitas dan kualitas hasil pertanian, peningkatan biaya produksi,dan menjadi inang hama. Pengendalian gulma secara kimiawi dengan herbisida menjadi pilihan utama dibandingkan cara lain karenalebih efektif dan efisien mengendalikan gulma. Namun penggunaan herbisida secara terus-menerus dapat menimbulkan dampak negatifterhadap lingkungan akibat residu herbisida dan munculnya resistensi gulma. Salah satu upaya mendukung program PHT adalahmenggunakan Bioherbisida untuk mengendalikan gulma karena senyawa tumbuhan mudah terurai dan aman bagi lingkungan.Bioherbisida belum banyak digunakan di pertanian dan baru sedikit menjadi produk komersial. Beberapa herbisida organik komersialdigunakan dengan ekstrak tumbuhan yang mengandung alelokimia. Senyawa dalam daun Clidemia hirta mengandung tanin,steroid/triterpenoid, flavonoid. Senyawa terpenoid, flavonoid dan fenol merupakan alelokimia bersifat menghambat pembelahan sel.Untuk mengetahui potensi alelopati daun Clidemia maka perlu dilakukan pengujian pengaruhnya terhadap gulma. Tujuan jangka panjangpenelitian mengembangkan bioherbisida sebagai pengendali gulma dengan memanfaatkan alelokimia daun Clidemia. Sedangkan tujuankhusus: (1) Mengetahui efek alelopati ekstrak daun Clidemia terhadap perkecambahan Cyperus kyllingia, Eleusine indica, dan Praxelisclematidea. (2) Mendapatkan konsentrasi ekstrak daun Clidemia yang mampu menghambat perkecambahan gulma Cyperus kyllingia,Eleusine indica, dan Praxelis clematidea. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), perlakuan konsentrasi ekstrakdaun Clidemia hirta L: 0,0; 1,5; 3,0; 4,5; 6,0; dan 7,5% dengan 4 ulangan. Data dianalisis ragam dengan terlebih dahulu diujihomogenitasnya dengan uji Barlett dan dilanjutkan Uji Beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian ekstrak daun Clidemia
Efficacy of atrazine 500 g/l Herbicide against Various Types of Weeds and Its Impact on Maize Plants (Zea mays Linnaeus) Ibrohim Ibrohim; Hidayat Pujisiswanto; Niar Nurmauli; Herry Susanto
Jurnal Proteksi Tanaman Vol 7 No 1 (2023): June 2023
Publisher : Plant Protection Departement, Faculty of Agriculture, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpt.7.1.22-33.2023

Abstract

Atrazine 500 g/l is a selective herbicide that can be applied during pre- or post-growth of corn. This study aimed to determine the effective level of dosage in controlling weeds in the corn planting area and its impact on growth and corn yields. The study was conducted at the Experimental Garden of Universitas Lampung, South Lampung, and the Weed Laboratory of the Faculty of Agriculture, Universitas Lampung, from August to November 2022. The study used a Randomized Block Design (RBD) with seven treatments and four replications. The treatment consisted of 5 herbicide doses (Atrazine 500 g/l (500, 750, 1,000, 1,250, and 1,500 g/ha), manual weeding, and control. The results showed that Atrazine 500 g/l at doses of 750 - 1,500 g/ha effectively controlled the growth of total weeds, broadleaf and grass weeds, Digitaria ciliaris, and Richardia brasiliensis. While at doses of 500–1,500 g/ha, it effectively controlled Eleusine indica, Cleome rutidosperma, and Commelina benghalensis. Those doses did not poison, and did not inhibit growth, and the yield of maize.