Hidayat Pujisiswanto
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Agrotek Tropika

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK (16:16:16) DAN KLON TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASILTANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) Winson Hotmawan Saragih; Rusdi Evizal; Hidayat Pujisiswanto; Sugiatno Sugiatno
Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Agrotek Tropika Vol 8, Januari 2020
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1616.28 KB) | DOI: 10.23960/jat.v8i1.3686

Abstract

Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil biji kakao rakyat terbesar ketiga di Pulau Sumatera setelah Sumatera Barat dan Aceh dengan produksi dan produktivitas masing-masing sebanyak 22.067 ton dan 897 kg/ha pada tahun 2013. Hampir keseluruhan (94%) perkebunan kakao di daerah Lampung merupakan milik rakyat dan  berproduksi rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan interaksi klon dan dosis terhadap pertumbuhan dan hasil kakao. Penelitian dilakukan di Desa Sinar Dua, Kecamatan Way Ratai Pesawaran dan dilaksanakan bulan Desember 2018 sampai Mei 2019. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi yang terdiri dari dua faktor.  Faktor pertama klon kakao yang diletakkan pada Petak Utama, yaitu klon Sul 1, Sul 2, ICCRI 3, dan MCC 1. Faktor kedua dosis pupuk NPK yang diletakkan pada Anak Petak, yaitu 400, 800, dan 1200 g/pohon. Penelitian terdiri dari 12 perlakuan dan 3 ulangan, diperoleh total 36 satuan percobaan. Homogenitas data di uji menggunakan uji barltlett kemudian dilanjutkan sidik ragam dan uji beda nyata terkecil pada taraf kepercayaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan klon Sul1, ICCRI 3, dan MCC 1 memiliki pertumbuhan persen flush daun tertinggi. Klon MCC 1 memiliki hasil buah masak tertinggi, yaitu 4,33 buah/pohon. Dosis pupuk majemuk NPK 1200 g/pohon memiliki persen flus daun tertinggi, yaitu 62,5% dan 800 g/pohon memiliki hasil buah masak tertinggi 4,33 buah/pohon.  Klon Sul 1 dengan dosis pupuk majemuk NPK 800 g/pohon memiliki jumlah daun tertinggi mencapai 37,3 helai daun. Klon MCC 1 dengan dosis pupuk majemuk NPK 1200 g/pohon menghasilkan bobot biji kering per buah tertinggi mencapai 77,5 g/buah.
PENGUJIAN EFEKTIVITAS HERBISIDA BERBAHAN AKTIF GLIFOSAT, MESOTRION, S-METOLAKLOR DAN CAMPURAN KETIGANYA TERHADAP GULMA TEKI Ismawati Ismawati; Nanik Sriyani; Hidayat Pujisiswanto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.395 KB) | DOI: 10.23960/jat.v5i3.1827

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh herbisida glifosat, mesotrion, s-metolaklor serta campuran ketiganya terhadap kerusakan gulma teki dan mengetahui apakah herbisida berbahan aktif campuran (glifosat+mesotrion+ s-metolaklor) bersifat aditif, antagonis atau sinergis dalam mengendalikan gulma teki. Penelitian disusun dalam Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design). Perlakuan terdiri dari glifosat dosis 1215, 2430, 4860 g/ha, mesotrion dosis 24, 48, 96 g/ha, s-metolaklor dosis 249,6, 499,2, 998,4 g/ha, dan glifosat+mesotrion+s-metolaklor dosis 525, 1050, 2100 g/ha. Gulma sasaran merupakan gulma teki (Cyperus kyllingia, Cyperus rotundus, dan Cyperus compressus). Analisis data dilakukan menggunakan metode Multiplicative Survival Model (MSM). Data bobot kering yang diperoleh dikonversi menjadi persen kerusakan. Data persen kerusakan ditransformasi kedalam bentuk logaritmik untuk mendapat nilai persamaan regesi linear. Persamaan regresi digunakan untuk menentukan nilai LD 50 perlakuan dan LD 50 harapan dan nilai ko-toksisitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa herbisida glifosat pada dosis 1215, 2430, 4860 g/ha menyebabkan kerusakan gulma, menurunkan bobot kering, dan menyebabkan gejala klorosis. Herbisida mesotrion pada dosis 24, 48, 96 g/ha menyebabkan kerusakan gulma dan menyebabkan gejala bleaching. Herbisida s-metolaklor pada dosis 249,6, 499,2, 998,4 g/ha tidak menyebabkan kerusakan gulma. Herbisida berbahan aktif campuran (glifosat+mesotrion+s-metolaklor) pada dosis 525, 1050, 2100 g/ha menyebabkan kerusakan pada gulma Cyperus rotundus dan Cyperus compressus. Gulma yang diaplikasi herbisida glifosat memiliki nilai kehijauan daun, jumlah stomata, dan bobot kering terendah pada seluruh taraf dosis aplikasi. Herbisida berbahan aktif campuran (glifosat+mesotrion+s- metolaklor) memiliki nilai LD 50 harapan 55,8 g/ha dan LD 50 perlakuan sebesar 139,67 g/ha dengan nilai ko-toksisitas sebesar 0,39 (ko-toksisitas<1) sehingga campuran bersifat antagonis.