Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Journals of Ners Community

ANALISIS FAKTOR KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KB SUNTIK Imam Munif; Zahid Fikri
Journals of Ners Community Vol 3 No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/j ners community.v3i2.17

Abstract

ABSTRAK Kepatuhan ibu sangat penting untuk menciptakan keluarga berencana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu untuk rutin KB injeksi di wilayah kerja Puskesmas, Suberaji, Lamongan.Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Sampel diambil dengan menggunakan purposive sampling, terdiri dari 30 responden. Variabel bebas adalah pengetahuan, sikap, pendidikan, dan jarak dari pusat kesehatan masyarakat. Variabel terikat adalah kepatuhan ibu dalam menjalankan KB injeksi berulang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan memiliki korelasi dengan pengetahuan (ρ = 0,000), sikap (ρ = 0,001), pendidikan (ρ = 0,000), dan jarak dari pusat kesehatan masyarakat (ρ = 0,193).Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, dan pendidikan memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan. Ditemukan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan kepatuhan adalah pengetahuan dan pendidikan. Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Pendidikan, Jarak dari Puskesmas, Kepatuhan, Kontrasepsi Suntik. ABSTRACT Mother’s compliance is very important in having repeated family planning injection. The objective of this study was to analyze factors related to mother’s compliance to have repeated injection in the working area of Community Health Center, Suberaji, Lamongan.The design of this study was cross-sectional. Samples were recruited using purposive sampling, consisted of 30 respondents. The independent variables were knowledge, attitude, education, and the distance of community health center. The dependent variable was mother’s compliance in having repeated injection.The results showed that compliance had correlations with knowledge (ρ = 0.000), attitude (ρ = 0.001), education (ρ = 0.000), and the distance of community health center (ρ = 0.193).This indicated that knowledge, attitude, and education had significant correlation with compliance. It was found that the predominant factors related to compliance were knowledge and education. Keywords: Knowledge, Attitude, Education, Distance Of Community Health Center, Compliance, Injected Contraceptive.
Strategi Keberhasilan Mahasiswa D3 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang Dalam Menghadapi OSCE (Objective Structured Clinical Examination): Studi Kualitatif zahid fikri
Journals of Ners Community Vol 9 No 2 (2018): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.221 KB) | DOI: 10.5281/j ners community.v9i2.678

Abstract

Metode OSCE memberikan harapan yang baik bagi institusi penyelenggara  pendidikan karena mendekatkan situasi seriel mungkin dengan kondisi pasien dirumah sakit, bagi mahasiswa yang siap tentunya akan merasa tertantang. Kesiapan diantara mahasiswa tentunya berbeda antara satu dengan yang lain disisi lain ada anggapan bahwa OSCE adalah hal yang menakutkan dalam sebuah pendidikan keperawatan. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan eksplorasi strategi keberhasilan mahasiswa D3 keperawatan Fikes UMM dalam menghadapi OSCE pada mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan FIKES UMM. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu suatu proses penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat diukur. Penelitian kualitatif memiliki karakteristik bahwa keadaan yang sealamiah mungkin sebagai sumber data, menganalisis data secara induktif, dan berfokus kepada pemahaman partisipan dalam memandang pengalaman hidupnya. Jumlah responden pada penelitian ini sejumlah 15 mahasiswa D3 Keperawatan yang sudah pernah melakukan OSCE. Hasil penelitian didapatkan bahwa strategi mahasiswa dalam menghadapi OSCE sebagian besar mahasiswa melakukan kegiatan belajar, praktik kembali dengan teman, dan melihat video dari internet. Kegiatan OSCE sangat penting untuk dilakukan karena bisa mengasah skill dan kemampuan praktik mahasiswa dalam menghadapi praktik di rumah sakit. Hambata mahasiswa saat menghadapi OSCE seringkali lupa materi akibat gugup dan takut dengan dosen penguji. Sebagian besar mahasiswa berusaha optimal dalam OSCE dengan melakukan tindakan tarik napas dalam dan berdoa. DOI: 10.5281/zenodo.2629489
PENERAPAN MODEL SELF-CARE: BATHING AND GROOMING TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS SOSIAL Muhammad Rosyidul 'Ibad; Zahid Fikri; Zaqqi Ubaidillah
Journals of Ners Community Vol 10 No 2 (2019): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.959 KB) | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v10i2.900

Abstract

ABSTRAKPermasalahan yang selalu muncul pada seseorang dengan gangguan kesehatan jiwa adalah self care deficit, hal ini dikarenakan pada pasien gangguan kesehatan jiwa terjadi penurunan dan perubahan fungsi kesadaran secara kualitatif dimana pasien tidak mampu untuk menjalin relasi dengan orang disekitarnya, kurang memiliki limitasi atau batasan diri, dan perubahan penilaian terhadap realita. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan bahwa gangguan kesehatan jiwa di Indonesia semakin meningkat dari 2,2% per mil sekarang menjadi 6% permil. Jumlah klien gangguan jiwa yang berada di UPT Bina Laras Pasuruan berjumlah 200 orang dengan jumlah perawat sebanyak 3 orang akibatnya beban kerja menjadi tinggi sehingga untuk mengawasi kebersihan diri klien gangguan jiwa relative kurang, selain itu juga tidak adanya feedback pada klien tentang bagaimana yang seharusnya dilakukan mereka terutama ketepatan tata cara menjaga kebersihan badan dan berdandan. Tujuan penelitian ini untuk melakukan pendampingan model self care : bathing and grooming dengan merujuk pada Standart Operasional Prosedur yang sesuai pada Evidence Based Psychiatric Nursing.Kata Kunci: Self-care Deficit, Bathing, Grooming, Gangguan Kesehatan JiwaDOI: 10.5281/zenodo.3561944
HUBUNGAN BEBAN KERJA MENTAL PERAWAT DENGAN KEPATUHAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN Zahid Fikri
Journals of Ners Community Vol 11 No 2 (2020): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v11i2.1089

Abstract

Dokumentasi perawat menjadi acuan dalam proses asuhan keperawatan. Kelengkapan dokumentasi keperawatan menunjang tingkat pelayanan perawat terhadap pasien. Kelengkapan dokumentasi juga menjadi beban kerja perawat baik secara fisik maupun mental. Beban kerja mental yang dimaksud adalah tuntutan mental pada perawat dalam menyelesaikan pekerjaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beban kerja mental perawat dengan kepatuhan perawat dalam melakukan dokumentasi keperawatan. Metode penelitian menggunakan cross sectional. Instrumen penelitian menggunakan NASA TLX untuk mengukur beban kerja mental perawat dan lembar observasi dokumentasi keperawatan. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat di RSU UMM Malang dengan jumlah 104 perawat dengan kriteria inklusi adalaha perawat yang bekerja di ruang rawat inap non intensif. Teknik sampling menggunakan simple random sampling. Jumlah Responden merupakan perawat di rumah sakit dengan jumlah 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara beban kerja mental perawat dengan kepatuhan dokumentasi keperawatan, dibuktikan dengan uji pearson correlation dengan nilai signifikansi p< 0.05. Hasil uji pearson correlation didapatkan nilai -0.144 dan hasil p-value 0.448 yang berarti tidak ada hubungan beban kerja mental perawat dengan kepatuhan dokumentasi keperawatan. Kesimpulan dari penelitian ini menyebutkan bahwa meskipun beban kerja mental meningkat kelengkapan dokumentasi tetap terpenuhi. Hal tersebut terjadi karena rata – rata responden berada di usia dewasa dan dokumentasi juga merupakan tanggung jawab utama perawat yang harus diselesaikan. Kata kunci: Beban Kerja Mental, Dokumentasi, Perawat DOI: 10.5281/zenodo.4774788