Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN ACCELERATED LEARNING INCLUDED BY DISCOVERY (ALID) PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA NEGERI 7 SURAKARTA Priyayi, Desy Fajar; -, Sajidan -; Prayitno, Baskoro Adi
Jurnal Inkuiri Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Inkuiri
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.496 KB)

Abstract

Model pembelajaran accelerated learning included by discovery (ALID) adalah model pembelajaran yang dikembangkan dengan mengintegrasikan model pembelajaran accelerated learning dan discovery menjadi satu keterpaduan saling melengkapi kelebihan dan kelemahan masing-masing. Penelitian pengembangan model bertujuan untuk: 1) mengembangkan model pembelajaran ALID untuk meningkatkan hasil belajar, 2) mengetahui kelayakan model pembelajaran ALID dalam meningkatkan hasil belajar, dan 3) menguji keefektifan produk model dalam meningkatkan hasil belajar. Penelitian pengembangan model menggunakan prosedur menurut Borg&Gall yang telah dimodifikasi menjadi sembilan tahapan yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan informasi, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk model awal, 4) uji coba permulaan, 5) revisi produk pertama, 6) uji lapangan terbatas, 7) revisi produk kedua, 8) uji lapangan operasional dan 9) revisi produk ketiga. Analisis data yang digunakan selama pengembangan adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif serta uji T. Hasil penelitian menunjukkan: 1) pengembangan model pembelajaran  ALID dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dari model yaitu adanya sintak, sistem sosial, sistem pendukung, peran siswa, peran guru, dampak instruksional, dan dampak pengiring, 2) hasil pengembangan model pembelajaran ALID layak untuk diterapkan pada materi jaringan tumbuhan. Kelayakan model pembelajaran ALID berdasarkan penilaian dari ahli dan praktisi memperoleh kategori sangat baik sedangkan penilaian siswa memperoleh kategori baik, 3) model pembelajaran ALID mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Kelas yang menerapkan model ALID memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan kelas baseline yang menggunakan model ceramah bervariasi baik pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik.. Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan yang signifikan dari rerata hasil belajar kognitif antara kelas baseline dengan kelas uji coba (sig 0,00 < 0,05).
MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENURUT PERSPEKTIF GURU BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI SALATIGA DAN KABUPATEN SEMARANG Priyayi, Desy Fajar; Keliat, Natalia Rosa; Hastuti, Susanti Pudji
Didaktika Biologi: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi Vol 2, No 2 (2018): DIDAKTIKA BIOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/dikbio.v2i2.1243

Abstract

Guru sebagai salah satu unsur dalam pembelajaran diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas pembelajaran. Evaluasi, refleksi dan perbaikan proses pembelajaran perlu dilakukan sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Perbaikan pembelajaran dilakukan berdasarkan masalah-masalah yang ditemui guru. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis masalah-masalah dalam pembelajaran menurut perspektif guru biologi di Salatiga dan Kabupaten Semarang. Responden adalah 23 guru biologi yang tersebar di SMA Salatiga dan Kabupaten Semarang. Teknik pengumpulan data adalah melalui  kuesioner dan wawancara. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan dideskripsikan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan masalah pembelajaran menurut guru biologi dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1) masalah berkaitan dari faktor siswa, 2) sarana dan prasarana, 3) materi pembelajaran, 4) faktor guru, 5) faktor kondisi keluarga siswa. Teachers as one of the elements in learning are expected to continue to improve the quality of learning. Evaluation, reflection, and improvement of the learning process need to be carried out so that learning objectives are achieved. Improvement of learning is done based on the problems encountered by the teacher. This study aimed to analyze problems in learning according to the perspective of biology teachers in Salatiga and Semarang Regency. Respondents were 23 biology teachers spread in Salatiga High School and Semarang Regency. Data collection techniques were through questionnaires and interviews. The data obtained were analyzed and described qualitatively. The results showed that learning problems according to biology teachers can be grouped as follows: 1) problems related to student factors, 2) facilities and infrastructure, 3) learning material, 4) teacher factors, 5) factors in the family condition of students.
ANALYSIS OF ACTIVE LEARNING IN SCHOOL (ALIS) ON BIOLOGY SUBJECT AT SENIOR HIGH SCHOOL IN SALATIGA Priyayi, Desy Fajar; Situmorang, Risya Pramana; Airlanda, Gamaliel Septian
EDUTECH Vol 15, No 2 (2016): METODE DAN PROGRAM PEMBELAJARAN
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edutech.v15i2.4068

Abstract

Abstract, Active learning in school (ALIS) is one of the learning models that can be applied by teachers to improve students’ achievement. This study aims to determine the implementation of ALIS indicator on biology subject at senior high school in Salatiga and to know the factors that influence it. This is a descriptive qualitative research and the data was collected using  questionnaires, observation, interview, and documentation technique. The objects of study were 156 students and 5 biology teachers at five senior high schools in Salatiga. The results showed the percentage of ALIS indicators from low level to high were: learning to encourage students to interact multidirectional (60.42%); using the environment as a medium and learning resources (64.94%); maintaining the learning environment (65.81%); learning encourages student to think at high level (66.11%); student-centered learning (66.91%); there are feedback on student work (70.47%); monitoring the learning process by teacher (71.04 %); contextual learning (73.63%); learning model accommodate different learning style (75.71%). Biology teachers in Salatiga have been implementing ALIS but there are some factors influence it which include lack of time to study with so many subject materials, inadequate facilities and infrastructure, and the students’ unfamiliarity with the application of active learning.Keywords: ALIS, active learning, biology teaching and learningAbstrak, Active learning in school (ALIS) merupakan salah satu pilihan model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dan memberikan dampak positif kepada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan indikator ALIS pada mata pelajaran biologi sekolah menengah atas (SMA) di Salatiga dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Obyek penelitian adalah 156 siswa dan 5 guru biologi yang tersebar di  lima Sekolah Menengah Atas (SMA) kota Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan persentase keterlaksanaan indikator ALIS dari tingkat rendah ke tinggi adalah: pembelajaran mendorong siswa untuk berinteraksi multiarah (60,42%), pembelajaran penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar (64,94%), adanya penataan lingkungan belajar (65,81%), pembelajaran mendorong anak untuk berpikir tingkat tinggi (66,11%), pembelajaran berpusat pada siswa (66,91%), adanya umpan balik terhadap hasil kerja siswa (70,47%), pemantauan proses belajar oleh guru (71,04%), pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata (73,63%), pembelajaran mengakomodasi gaya belajar yang berbeda-beda (75,71%).Guru biologi di Salatiga telah melaksanakan ALIS, namun terdapat beberapa hambatan antara lain: keterbatasan waktu dengan tuntutan banyaknya materi, terbatasnya sarana dan prasarana, dan belum terbiasanya siswa menerapkan pembelajaran aktif.
PENGARUH PENERAPAN AL TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA N I BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Priyayi, Desy Fajar; Santosa, Slamet; Maya P, Riezky
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 9, No 1 (2012): Prosiding Seminar Nasional IX Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan accelerated learning terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XII SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini termasuk dalam eksperimen semu dengan desain penelitian adalah posttest only control design. Penelitian ini menerapkan pendekatan accelerated learning pada kelompok eksperimen dan pendekatan deduktif dengan metode diskusi, ceramah dan tanya jawab pada kelompok kontrol. Populasi penelitian adalah seluruh siswa siswa kelas XII SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.  Teknik pengambilan sampel dengan cluster random sampling, sehingga diperoleh kelas XII IPA 1 sebagai kelompok eksperimen dan XII IPA 2 sebagai kelompok kontrol.  Teknik pengumpulan data menggunakan angket, tes pilihan ganda, lembar observasi, dan dokumen sekolah. Uji hipotesis menggunakan uji-t. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan accelerated learning berpengaruh nyata terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XII SMA Negeri 4 Surakarta baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.   Kata Kunci: pendekatan accelerated learning, hasil belajar biologi.
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) SWASTA SALATIGA Agus Ariyanto; Desy Fajar Priyayi; Lusiawati Dewi
Bioedukasi Jurnal Pendidikan Biologi Vol 9, No 1 (2018): BIOEDUKASI, MEI 2018
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/bioedukasi.v9i1.1377

Abstract

Students’ scientific attitude during the Implementation of innovative green garden-based education Desy Fajar Priyayi; Gamaliel Septian Airlanda; Dina Rotua V. Banjarnahor
JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia) Vol. 6 No. 2 (2020): JULY
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jpbi.v6i2.11402

Abstract

Scientific attitudes are considereble aspect to observe in science learning. This study aimed to analyze students' scientific attitudes. In accordance with this aim, the students’ and teachers’ perceptions were recorded. This study was conducted in Junior High School 8 Salatiga. The sample of this research was 33 students and four science teachers. Furthermore, the quantitative data of scientific attitudes were collected using a questionnaire which than were analyzed using mean score. Meanwhile, the qualitative data of students' scientific attitudes and perceptions were collected by interviewing students and teachers. The results of the study showed that the scientific attitudes were catagorized in the range of mean score from 3.2 to 4.7. In addition, the students and teachers showed positive perceptions. To sum up, the green garden-based education could be an alternative model in science learning.
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Learning Cycle 7E (LC 7E) pada Pembelajaran Biologi Kelas X IPA 4 SMA Negeri 1 Bringin Tahun Pelajaran 2016/2017 Mita Mirjanah; Susanti Pudji Hastuti; Desy Fajar Priyayi
Jurnal VARIDIKA Vol 29, No 1 (2017): Volume 29 No. 1, Juli 2017
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/varidika.v29i1.5146

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kognitif siswa melalui model pembelajaran Learning cycle 7E dalam materi komponen ekosistem. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bringin dengan menggunakan siswa kelas X IPA 4sebagai subyek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan instrumen pengumpulan datanya berupa angket, lembar observasi, wawancara dan tes. Berdasarkan hasil penelitian, pada siklus I siswa yang memiliki aktivitas belajar kategori baik sebesar 62,5%. Pada siklus II aktivitas belajar kategori baik meningkat menjadi 93,75% dan aktivtias belajar kategori sangat baik sebesar 6,25%. Berdasarkan hasil belajar kognitif siswa, persentase siswa yang memenuhi KKM 70 pada siklus I sebesar 43,75% meningkat menjadi 100%. Berdasarkan hasil analisis gain score, pada siklus I siswa yang termasuk dalam kategori tinggi sebesar 43,75%, kategori sedang sebesar 21,88% dan kategori rendah sebesar 34,38%. Pada siklus II siswa yang termasuk kategori tinggi sebesar 81,25%, kategori sedang sebesar 12,50% dan kategori rendah sebesar 6,25%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model LC 7E mampu membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Melalui aktivitas belajar yang dilakukan siswa lebih mudah untuk memahami dan mengingat konsep materi sehingga hasil belajar kognitif siswa meningkat.
HUBUNGAN ARGUMENTASI ILMIAH DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Paskariatama Marannu Sarira; Desy Fajar Priyayi; Susanti Puji Astuti
Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains & Matematika Vol 7, No 2 (2019): VOLUME 7 NOMOR 2 DESEMBER 2019
Publisher : IAIN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23971/eds.v7i2.1258

Abstract

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan danmengetahui hubungan kemampuan argumentasi ilmiah dan hasil belajar siswa kelas XI pada materi jaringan tumbuhan melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL).  Penelitian dilakukan di SMA Laboratorium Satya Wacana Salatiga dengan subyek penelitian siswa kelas XI MIPA 3 sebanyak 20 orang. Data yang diperoleh dianalisis melalui uji korelasi Spearman rho dengan bantuan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan argumentasi ilmiah siswa kelas XI termasuk dalam kategori sangat baik (24%), baik (19%), cukup (48%) dan kurang (10%) dengan pencapaian nilai masing-masing indikator secara berurutan dari tinggi ke rendah adalah rebuttal, claim, data dan warrant. Sedangkan rata-rata pencapaian hasil belajar kognitif siswa pada masing-masing indikator adalah: 1) mengingat (C1) sebesar 90,48; memahami (C2) sebesar 98,41; mengaplikasikan (C3) sebesar 88,10;  menganalisis (C4) sebesar 94,05;  mengevaluasi (C5) 71,43; dan mencipta(C6) sebesar 60,32 dengan nilai rata-rata keseluruhan sebesar 84,91. Lalu terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan argumentasi ilmiah dan hasil belajar kognitif (nilai signifikansi 0,00<0,05) dengan koofisien korelasi (r) sebesar 0, 786 menunjukkan adanya arah hubungan yang positif dan kuat.
Perbandingan keterampilan berpikir kritis peserta didik melalui penerapan model problem based learning (PBL) dan discovery Noviana Sari Astuti; Desy Fajar Priyayi; Santoso Sastrodiharjo
Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains & Matematika Vol 9, No 1 (2021): VOLUME 9 NOMOR 1 JUNI 2021
Publisher : IAIN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23971/eds.v9i1.1912

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan ketrampilan berpikir kritis peserta didik yang menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dengan Discovery. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi exsperimental research) dengan rancangan posttest only control grup design. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas X IPA 1 untuk penerapan PBL dan kelas X IPA 2 untuk penerapan Discovery di SMA N 1 Pabelan. Data di peroleh melalui tehnik tes, angket, dan observasi. Ketrampilan berfikir kritis peserta didik diukur dan dianalisis dengan menggunakan independet sample T-test. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai sig 0,013 (< 0,05) dan t hitung 2,573 (< t tabel 2,021). Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada perbedaan secara signifikan keterampilan berpikir kritis yang dimiliki peserta didik yang menerapkan model PBL dan Discovery. Keterampilan berpikir kritis peserta didik yang menerapkan model PBL memiliki rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan berpikir kritis peserta didik yang menerapkan model Discovery.
PEMAHAMAN GURU TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN IPA SMP DI SALATIGA Adriana Agustina Lonny Hamadi; Desy Fajar Priyayi; Susanti Puji Astuti
Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains & Matematika Vol 6, No 2 (2018): VOLUME 6 NOMOR 2 DESEMBER 2018
Publisher : IAIN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1048.09 KB) | DOI: 10.23971/eds.v6i2.935

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman guru IPA SMP di Salatiga mengenai keterampilan proses sains dan bagaimana penerapannya dalam pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan mengunakan pendekatan kuantitatif non eksperimen. Subjek penelitian adalah seluruh guru IPA di 6 SMP di Salatiga. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif berdasarkan tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 50% guru memiliki pemahaman tentang KPS  dalam kategori baik dan 50% guru memiliki tingkat pemahaman yang cukup. Guru telah melakukan kegiatan-kegiatan yang mengajak siswa ke arah pengembangan KPS. Dari aspek dengan nilai persentase tertinggi hingga terendah antara lain: menginterpretasi data (85%), mengamati (71%), mengklasifikasi (57%), merumuskan masalah (57%), menyimpulkan (50%), mengkomunikasi (50%), mengindentifikasi (50%), mengukur (42%), dan melakukan ekperimen (28%). Aspek KPS telah diterapkan namun belum maksimal karena kurangnya waktu belajar mengajar, belum juga memiliki laboratorium dan juga lembar kerja siswa (LKS) dan rendahnya motivasi siswa.