Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Kemitraan Pengawas Sekolah dan Guru dalam Pembentukan Karakter Siswa pada SMA Negeri di Kecamatan Wera Kabupaten Bima Syaifullah Syaifullah
JURNAL PENDIDIKAN IPS Vol 7 No 2 (2017): JURNAL PENDIDIKAN IPS
Publisher : STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyelenggaraan pengajaran di sekolah perlu adanya pengawasan atau supervisi sekolah yang professional dalam menjalankan tujuan sekolah, sehingga proses belajar dan mengajar berjalan dengan baik sebagaimana yang ditetapkan. Oleh karena itu kerjasama pengawas sekolah dan guru merupakan tugas professional dalam membentuk karakter siswa, hal ini disebabkan guru adalah pelaksana yang secara langsung tatap muka dengan siswa, sedangkan pengawas sekolah adalah memantau, membina dan mengevaluasi hasil kerja guru di sekolah. Sukses dan tidaknya kinerja guru dalam membentuk karakter siswa tergantung sungguh dari profesionalisme peran yang dimainkan pengawas sekolah. guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah sebagai pelaku pendidikan yang dalam melaksanakan tugas secara bersinergi, bermitra dan saling mendukung guna terlaksananya peran dan fungsi msing-masing. Diantara ketiga unsur tersebut, guru adalah tenaga pendidikan yang berinteraksi langsung dengan siswa di dalam kelas, maka guru adalah pelaku pendidikan paling utama disamping yang lainnya, karena gurulah yang mengelola kelas dalam proses pendidikan dan pembentukan karakter siswa. Apabila salah satu pihak tidak menjalankan fungsinya dengan benar, maka proses pembelajaran di sekolah tidak dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan sekolah tidak tercapai. Hal inilah yang dimaknai bahwa terkikisnya karakter siswa pada sekolah-sekolah yang terlihat bahwa siswa melawan guru, melanggar tata tertib sekolah, mengganggu ketenangan belajar teman-teman serta mengkonsumsi tramadol di sekolah-sekolah yang terjadi pada perkembangan siswa sekarang dikarenakan kelonggaran peran yang dimainkan pengawas dalam memantau dan membina serta mengevaluasi kinerja guru-guru di Sekolah. Dengan demikian pengawas sekolah perlu bermitra secara intens dalam menangani karakter siswa yang sangat memprihatinkan dalam perkembangan sekarang, sehingga siswa menjadi generasi sehat dalam melanjutkan bangsa Indonesia yang kita cintai ini.
Analisis Pengembangan Profesional Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SMAN 2 Wera Kabupaten Bima Syaifullah Syaifullah
Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol 1 No 1 (2018): EDU SOCIATA (Jurnal Pendidikan Sosiologi)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v1i2.19

Abstract

Didalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Kemudian tenaga kependsidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Pendidik profesional memiliki tanggungjawab dan komitmen dalam melakukan perubahan dalam dunia pendidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional senantiasa memiliki komitmen yang tinggi baik untuk diri pribadi maupun untuk masyarakat secara luas. Pembentukan, pengembangan dan peningkatan mutu profesionalitas guru menjadi keharusan, bagi semua pihak yang berkepentingan, bersangkutan, dan peduli dengan pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran. Secara pribadi guru bertanggung jawab atas mutu profesionalitasnya sehingga akan senantiasa membentuk, mengembangkan, membina, dan meningkatkan mutu dan kadar profesionalitasnya. Dengan berbagai cara, komunitas masyarakat juga perlu berpartisipasi aktif dalam berbagai upaya membentuk, mengembangkan, membina, dan meningkatkan mutu profesionalitas guru itu sendiri. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang berusaha menganalisis proses atau aktivitas dalam pengembangan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan di SMAN 2 Wera Kabupaten Bima. Data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti melalui wawancara. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui observasi seperti dokumen mengenai program pelatihan profesionalisme, workshop supervisi pendidik dan tenaga kependidikan. Sumber data dalam penelitian ini kepala sekolah, guru-guru dan tenaga kependidikan (staf sekolah). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display data, dan verifikasi data/kesimpulan. Hasil penelitian bahwa pendidik dan tenaga kependidikan sebagaimana yang tertuang didalam UU Nomor 2003/2003 merupakan bagian yang terintegrasi dalam satu pandangan bahwa guru harus memiliki kualifikasi, baik kualifikasi pedagogik, profesional, kepribadian maupun kualifikasi sosial. Ini berarti bahwa pendidik (guru) memiliki tanggungjawab besar dalam membina, membimbing, dan mengarahkan siswa kedalam suatu kemajuan yang memungkinkan para peserta didik lebih kreatif, inovatif dan kritis. Guru juga memiliki kekhasan dalam mendidik dan membimbing siswa akan tetapi itu semua tentu akan ditunjangi oleh keahlian dan kreativitas guru itu sendiri baik dalam hal mengelola pelajaran, melatih maupun berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pribadi guru yang profesional akan sangat nampak tanggungjawab atas mutu keprofesionalannya sehingga akan senantiasa membentuk, mengembangkan, membina, dan meningkatkan mutu pendidikan.
Peran Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di SMPN 2 Wera Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2017/ 2018 Syaifullah Syaifullah
Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol 1 No 2 (2018): EDU SOCIATA (Jurnal Pendidikan Sosiologi)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v2i1.63

Abstract

Guru adalah pendidik yang mengajarkan pengetahuannya kepada peserta didik. Guru memiliki peran penting dalam membangun pendidikan kearah yang lebih baik. Sebagaimana yang terdapat dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang kompetensi guru yakni: a) kompetensi pedagogis; b) kompetensi kepribadian; c) kompetensi profesional, dan d) kompetensi sosial. Guru dan siswa merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, dalam arti guru mengajar (memberikan pengajaran) kemudian siswa belajar (menerima pengajaran). Ini berimplikasi pada tindakan nyata dari seorang guru untuk mendidik siswanya. Proses belajar mengajar antara guru dan siswa merupakan hal penting dalam aspek pendidikan, sehingga akan terwujud suasana belajar yang dinamis. Peran guru dalam proses pengajaran yang salah satunya memberi motivasi terhadap siswa. Motivasi ini dalam rangka menumbuhkan kepercayaan diri siswa dalam menerima pelajaran. Motivasi berimplikasi pada kemajuan siswa dalam menerima pelajaran dari guru. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang berusaha menganalisis aktivitas guru dalam memotivasi belajar siswa di SMPN 2 Wera Kabupaten Bima. Data yang digunakan dalam penelitian ini; data primer. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti melalui wawancara. Sumber data dalam penelitian ini guru dan siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Teknik analisis data; reduksi data, display data, dan verifikasi data/kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa peran guru sebagai motivator yakni guru hendaknya dapat mendorong siswa agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi siswa malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Setiap saat guru harus bertindak sebagai motivator, karena dalam interaksi edukatif tidak mustahil ada diantara siswa yang malas belajar dan sebagainya. Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan siswa. Guru dapat memanipulasi empat kondisi umum dikelas yaitu siswa diberi tugas, menanggapi tugas-tugas siswa, hubungan guru dan siswa dan hadiah terstruktur yang diperkenalkan.
Wanita Bekerja dan Pengambilan Keputusan (Studi Kasus Pada 8 Guru Wanita SMPN di Desa Karumbu Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima) St. Nurbayan; Syaifullah Syaifullah
Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol 2 No 1 (2019): EDU SOCIATA: (Jurnal Pendidikan Sosiologi)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v2i2.200

Abstract

Sejak jaman purbakala perempuan telah mengenal berbagaimacam pekerjaan, baik bekerja dalam rumah tangga, maupun bekerja diluar rumah tangganya, namun sangat sedikit dilibatkan dalam pengabilan keputusan, begitupun juga dengan wanita bekerja sebagai guru PNS SLTP di Desa Karumbu Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima NTB. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kehidupan wanita bekerja dan pengambilan keputusan baik dalam rumah tangga maupun dalam instansi tempat mereka bekerja, informan penelitian 8 orang guru SLTP yang berada pada SMPN dan MTsN di Desa Karumbu yang ditentukan engan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam, lalu dianalisis dan membuat kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa (1) perempuan bekerja karena mencukupi kebutuhan keluarga dan memanfaatkan ilmu (ijazah) yang telah dimilikinya. Alokasi waktu wanita bekerja rata-rata mulaipukul 04.00-07.00 menyiapakan menu makan keluarga, memastikan kerapian pakaian kerja suami dan pakaian sekolah anak, memandikan anak lalu menyiapkan diri untuk bekerja, pukul 07.30-13.00 bekerja, sepulang di rumah rata-rata mengurus urusan rumah sampai pukul 21.00, diantaranya mencuci dan menyetrika, pembersihan rumah dan halamannya, menyiapkan menu makan siang dan makan malam, menemani anak belajar dan mengaji, melayani suami dengan makanan dan kopi siap saji, hal ini dilakukan bukan karena merasa ada kewajiban, tetapi karena tidak ada yang bisa melakukannya, sementara suami menganggap urusan rumah dan pengasuhan anak adalah tugas istri. Untuk penentuan keputusan wanita jarang dilibatkan dalam dunia kerjanya, karena semuanya kebijakan ada ditangan pimpinan, kemudian dalam rumah tangga rata-rata pengambilan keputusan hanya pada sekitar menu makan. namunhanya 3 wanita yang dilibatkan pada urusan perumahan, pendidikan dan kesehatan.
Analisis Permodalan Buruh Tenun Tradisional Bima pada Tenun Tembe Nggoli Nurnazmi Nurnazmi; Syaifullah Syaifullah
Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol 2 No 2 (2019): EDU SOCIATA (Jurnal Pendidikan Sosiologi)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v3i1.295

Abstract

Permodalan buruh tenun yakni sumber modal yang akan dijalankan untuk mengoperasionalkan hasil produksi untuk berdaya guna pada penenun yang memiliki modal kerja seperti tenaga dan peralatan produksi, sehingga tenaga yang dikeluarkan oleh penenun dapat diberikan upah berupa uang atau barang (benang) untuk modal awal menenun. Hasil produksi akan di jual kepada perusahaan kain tenun. Tembe Nggoli merupakan salah satu jenis bahan kain tenun yang memiliki ukuran lebih kecil dan lembut, dan bahannya setelah ditenun akan menyesuaikan cuasa suhu kainnya, bisa dalam keadaan dingin disaat cuaca panas dan kainnya akan hangat pada cuaca dingin. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan permodalam buruh tenun tradisional Bima pada buruh tembe nggoli. Analisis temuan penelitian menggunakan teori tindakan Sosial Max Weber. Hasil penelitian menunjukkan permodalan dapat bersumber pada modal sendiri penenun tersebut, modal tenun bersumber pada perusahaan/ UMKM, modal tenun bersumber dari koperasi dan modal tenun bersumber pada bank
Pengawas Sekolah dan Guru Profesional Sebagai Mitra dalam Pembentukan Karakter Siswa di SMAN 3 Wera M. Tahir; Syaifullah Syaifullah
Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol 3 No 1 (2020): EDU SOCIATA (Jurnal Pendidikan Sosiologi)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v3i2.358

Abstract

Penyelenggaraan pengajaran di sekolah perlu adanya pengawasan atau supervisi sekolah yang professional dalam menjalankan tujuan sekolah, sehingga proses belajar dan mengajar berjalan dengan baik sebagaimana yang ditetapkan. Oleh karena itu kerjasama pengawas sekolah dan guru profesioanl merupakan suatu cara yang sangat penting dalam membentuk karakter siswa, hal ini disebabkan guru adalah pelaksana yang secara langsung tatap muka dengan siswa, sedangkan pengawas sekolah adalah memantau, membina dan mengevaluasi hasil kerja guru di sekolah. Sukses dan tidaknya kinerja guru dalam membentuk karakter siswa tergantung sungguh dari profesionalisme peran yang dimainkan pengawas sekolah.guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah adalah pelaku pendidikan yang dalam melaksanakan tugas harus bersinergi, bermitra dan saling mendukung guna terlaksananya peran dan fungsi msing-masing. Diantara ketiga unsur tersebut, guru adalah tenaga pendidikan yang berinteraksi langsung dengan siswa di dalam kelas, maka guru adalah pelaku pendidikan paling utama disamping yang lainnya, karena gurulah yang mengelola kelas dalam proses pendidikan dan pembentukan karakter siswa. Apabila salah satu pihak tidak menjalankan fungsinya dengan benar, maka proses pembelajaran di sekolah tidak dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan sekolah tidak tercapai. Hal inilah yang dimaknai bahwa terkikisnya karakter siswa pada sekolah-sekolah yang terlihat bahwa siswa melawan guru, melanggar tata tertib sekolah, mengganggu ketenangan belajar teman-teman serta mengkonsumsi tramadol di sekolah-sekolah yang terjadi pada perkembangan siswa sekarang dikarenakan kelonggaran peran yang dimainkan pengawas dalam memantau dan membina serta mengevaluasi kinerja guru-guru di Sekolah. Dengan demikian pengawas sekolah perlu bermitra secara intens dalam menangani karakter siswa yang sangat memprihatinkan dalam perkembangan sekarang, sehingga siswa menjadi generasi sehat dalam melanjutkan bangsa Indonesia yang kita cintai ini.
Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Tenaga Kependidikan Berbasis Kearifan Lokal di SMAN 3 Wera Syaifullah Syaifullah; Nurnazmi Nurnazmi; Nikman Azmin
Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol 3 No 2 (2020): EDU SOCIATA (Jurnal Pendidikan Sosiologi)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v4i1.416

Abstract

Kepemimpinan kepala sekolah salah satu kunci keberhasilan pendidikan di sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan berperan dan bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan. Kepala sekolah sebagai pucuk pimpinan pendidikan dalam mengelola bawahannya tidak serta merta dalam menjalankan organisasi, tetapi ada seni atau ilmu yang mengatur tentang pengelolaan manusia yang ada dalam organisasi pendidikan tersebut. Namun permasalahannya adalah kepala sekolah belum sepenuhnya melakukan berbagai tindakan inovatif dalam meningkatkan kreativitas pendidik dan tenaga kependidikan seperti memotivasi dan menyemangati pendidik dan tenaga kependidikan di SMAN 3 Wera Kabupaten Bima. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang berusaha menganalisis dan mendeskripsikan kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan di SMAN 3 Wera Kabupaten Bima. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumenter. Kemudian pengecekan keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi dan teknik analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan verifikasi/kesimpulan.
Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar Syaifullah Syaifullah; Nur Syariful Amin; Nikman Azmin; Muh Nasir; Bakhtiar Bakhtiar
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) Vol 7, No 4 (2021): Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jime.v7i4.2399

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengaanalisis dampak terhadap proses pembelajaran dan kesiapan guru Sekolah Dasar (SD) Dalam menghadapi pembelajaran daring masa pandemi covid-19. Subjek penelitian 75 orang guru Sekolah Dasar di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data angket dan wawancara. Dalam penelitian ini, pengumpulan data diperoleh dari berita dan artikel-artikel pada jurnal online. Peneliti melakukan penelusuran artikel dengan menggunakan kata kunci Dampak Covid-19 dan Pembelajaran Daring. Teknik penelitian yang dilakukan dengan dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, makalah atau artikel, jurnal dan berita. Dalam uji validitas peneliti menggunakan triangulasi sumber data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa kendala yang dialami oleh murid, guru dan orang tua dalam kegiatan belajar mengajar online yaitu penguasaan teknologi masih kurang; penambahan biaya kuota internet; adanya pekerjaan tambahan bagi orang tua dalam mendampingi anak belajar; komunikasi dan sosialisasi antar siswa, guru dan orang tua menjadi berkurang; dan jam kerja yang menjadi tidak terbatas bagi guru karena harus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan orang tua, guru lain, dan kepala sekolah.
Pola Hubungan Antara Buruh Tenun (Tembe Nggoli) Dengan Pemilik Modal Di Kelurahan Rabadompu Barat Kecamatan Raba Kota Bima Nurnazmi Nurnazmi; Syaifullah Syaifullah; Ida Waluyati
Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam Vol 11 No 1 (2019): September 2019
Publisher : IAI Darussalam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30739/darussalam.v11i1.460

Abstract

The purpose of this research is to describe the pattern of relationships between Weaving Workers and capital owners. The research approach uses a qualitative approach, a phenomenological method. The main informants were 13 people and 3 supporting informants, the sampling technique used was purposive sampling. Data collection techniques using interview, observation and documentation. Data analysis techniques using data reduction, data display, and data verification. The results showed (1) the pattern of the weaver's relationship with the weaving capital, (2) the pattern of the relationship of the weaving laborer with their own capital and educational institutions, (3) the pattern of the relationship of the weaving laborer with the company / individual capital owner, (4) the pattern of the weaver's relationship with small family (nuclear family), (5) pattern of weaver relationship with extended family, (6) pattern of labor relations between weaving with KUBE, company and own capital, (7) pattern of relationship between weaving labor and small family (nuclear family) and extended family, (8) the pattern of relations between weaving workers and individual owners of capital, (9) the pattern of relations between laborers weaving with banks, and (10) the pattern of relations between workers weaving with savings and loan cooperatives, analyzed using the theory of alienation.
Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMA . Syaifullah; . Darwis; . Tahir
PEDAGOGOS : Jurnal Pendidikan Vol 3 No 2 (2021): Pedagogos : Jurnal Pendidikan
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/gg.v3i2.538

Abstract

Kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan tentunya berada lini terdepan senantiasa meningkatkan pembelajaran yang bermutu di sekolah. Kepala sekolah diangkat untuk menduduki jabatan dan bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan upaya bersama dalam mencapai tujuan pendidikan pada level sekolah. Kunci utama dalam peningkata mutu pendidikan adalah komitmen bersama dan siap melakukan perubahan. Semua pihak, baik guru dan staf sekolah telah memiliki komitmen tersebut, pimpinan dapat dengan mudah mendorong mereka menemukan cara baru untuk memperbaiki efisiensi, produktivitas dan kualitas layanan pendidikan. Kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan; 1) membantu para guru memahami, memilih, dan merumuskan tujuan pendidikan yang akan dicapai; 2) menggerakkan para guru, para karyawan, para siswa, dan anggota masyarakat untuk mensukseskan program-program pendidikan di sekolah; 3) menciptakan sekolah sebagai lingkungan kerja yang harmonis, sehat, dinamis, nyaman. sehingga segenap anggota dapat bekerja dengan penuh produktivitas dan memperoleh kepuasan kerja yang tinggi.