Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Acta Holistica Pharmaciana

KAJIAN SENYAWA AKTIF DAN KEAMANAN TANAMAN OBAT TRADISIONAL DI INDONESIA SEBAGAI ALTERNATIF PENGOBATAN MALARIA Elisabeth Oriana Jawa La; Putu Dian Marani Kurnianta
Acta Holistica Pharmaciana Vol 1 No 1 (2019): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malaria merupakan salah satu penyakit menular dengan tingkat prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia. Penyakit malaria menjadi semakin serius karena meningkatnya jumlah parasit malaria (Plasmodium) yang resisten terhadap obat-obat antimalaria. Banyaknya keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia memotivasi banyaknya penelitian dan pencarian bahan obat baru untuk berbagai terapi, terutama untuk penyakit malaria. Pemanfaatan tanaman obat sebagai agent antimalaria sudah banyak dilakukan dan dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian, banyak senyawa aktif terkandung dalam tanaman yang diklaim sebagai tanaman antimalaria, baik berupa tanaman utuh, simplisia, maupun ekstrak, dan senyawa isolasi. Artikel review ini menggunakan metode studi literatur dari berbagai referensi tentang pemanfaatan dan penggunaan obat tradisional. Beberapa tanaman obat telah diteliti memiliki efek farmakologi sebagai obat malaria. Tanaman-tanaman yang memiliki efek antimalaria antara lain, Sambiloto (Andrographis paniculata Nees), Mundu (Garcinia dulcis Kurz), Anting-anting (Acalypha indica L.), Johar (C. siamea Lamk), Pasak bumi (Eurycoma longifolia jack), Ketumpang (Tridax procumbens L), Cocor bebek (Kalanchoe blossfeldiana Poelln), dan Talikuning (Anamirta cocculus). Meskipun efek samping dari obat-obatan tradisional relatif kecil, tetapi keamanan obat-obatan tradisional dalam praktik klinis yang baik harus dipertimbangkan. Kata kunci : Tanaman Obat ,Malaria, Plasmodium, Antimalaria, Keamanan Abstract Malaria is one of the infectious diseases with high prevalence. This disease has become extremely serious because of the resistance of its parasites. The abundance of biodiversity in Indonesia spurs a lot of researches for new medicinal ingredients of various treatments, especially malaria. The use of medicinal plants as antimalaria agents has been widely carried out and developed. Based on the results of research about antimalaria agent in the form of whole plants, simplicia, extract and isolated compounds, many active compounds were found in the plants. This article is a literature study to review traditional medicines from various references. Some medicinal plants have been studied to demonstrate pharmacological effects as antimalaria. These plants are for example; Sambiloto (Andrographidis paniculata Nees), Mundu (Garcinia dulcis Kurz), Anting-anting (Acalypha indica L.), Johar (C. siamea), Pasak bumi (Eurycoma longifolia jack), Ketumpang (Tridax procumbens L), Cocor bebek (Kalanchoe blossfeldiana Poelln), and Talikuning (Anamirta cocculus). Although the side effects of the traditional medicines are relatively small, but safety of traditional medicines for their good clinical practice should be considered. Key words: Medicinal plants, Malaria, Plasmodium, Antimalaria, safety
TINJAUAN KOMPARATIF STUDI MENGENAI EFEKTIVITAS BIAYA ANTIDIABETES ORAL PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 Heny Dwi Arini; Putu Dian Marani Kurnianta
Acta Holistica Pharmaciana Vol 1 No 2 (2019): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang jumlah penderitanya terus meningkat. Terlebih lagi, diabetes mellitus merupakan penyakit yang tidak bisa sembuh total, bahkan butuh perawatan lama dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan efektivitas terapi diabetes melitus. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas terapi tersebut adalah dengan menganalisa obat antidiabetes dalam aspek farmakoekonomi, yaitu dengan analisis efektivitas biaya. Dari beberapa studi literatur, dapat diketahui bahwa tiap antidiabetes oral menghasilkan efektivitas dan biaya yang berbeda-beda. Untuk melihat antidiabetes oral mana yang paling cost effective adalah dengan melihat nilai ACER atau ICER. Semakin rendah nilai ACER, semakin cost effective obat tersebut. Golongan antidiabetes oral tunggal dengan efektivitas biaya terbaik berdasarkan perbandingan pada beberapa literatur adalah golongan biguanid (metformin). Sedangkan, golongan antidiabetes oral kombinasi dengan efektivitas biaya terbaik adalah kombinasi obat golongan biguanid (metformin) dengan obat golongan sulfonilurea (glimepirid atau glibenklamid).
POLA PEMBERIAN ANTIBIOTIK UNTUK INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS PADA PASIEN ANAK RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DI GIANYAR TAHUN 2018 Ni Putu Diah Wulandari; Putu Dian Marani Kurnianta; Mahadri Dhrik; Heny Dwi Arini
Acta Holistica Pharmaciana Vol 3 No 1 (2021): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan infeksi di saluran pernapasan yang menimbulkan gejala batuk, pilek, disertai dengan demam, dan mudah menular. Kejadian ISPA, khususnya bagian atas, sering menimpa populasi yang rentan, seperti anak-anak. Secara umum, tata laksana penyakit ISPA melibatkan penggunaan antibiotik serta obat-obat simtomatis yang mempertimbangkan diagnosis, gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan parameter penunjang lainnya. Oleh karena itu, pola pengobatan pasien anak yang mengalami ISPA cenderung bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan antibiotik dan obat simtomatis pada pasien anak rawat jalan yang mengalami ISPA di salah satu rumah sakit umum di Gianyar tahun 2018. Penelitian observasional dengan desain cross sectional secara retrospektif telah dilakukan. Sampel penelitian ini memenuhi kriteria inklusi yang diambil dengan teknik purposive sampling. Data penelitian bersumber pada rekam medik dan resep pasien anak yang terdiagnosis ISPA selama bulan Januari sampai Mei 2018 di salah satu rumah sakit umum di Gianyar. Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan bantuan software Microsoft Excel. Dari sebanyak 77 sampel, diagnosis golongan ISPA bagian atas tertinggi adalah rhino-faringitis (RFA) (82%) dengan frekuensi pemberian golongan antibiotik yang paling sering diresepkan, yaitu sirup azitromisin 200 mg/ 5 ml (47%). Rentan usia yang paling banyak terkena ISPA bagian atas, yaitu 1-5 tahun (76,6%), dan berat badan 10-17 kg (52%). Pola peresepan obat simtomatis tertinggi ditempati oleh golongan dekongestan (pseudoefedrin HCl) (41,5%). Penggunaan obat simtomatis lainnya adalah golongan antipiretik dan analgesik yaitu parasetamol sirup (36,66%). Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan untuk mengetahui efektivitas pengobatan antibiotik dan simtomatis pasien anak dengan ISPA secara lebih mendalam.
MANFAAT SUPLEMEN DALAM MENINGKATAN DAYA TAHAN TUBUH SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN COVID-19 Ketut Tia Pran Anggar Yani; Putu Dian Marani Kurnianta; Kadek Duwi Cahyadi; Ni Ketut Esati; Repining Tiyas Sawiji; Gede Agus Darmawan; I Gede Komang Aditya Pramana; Luh Gede Tina Sujayanti; Kadek Ria Dwitya Putra; I Gusti Ayu Putu Prima Purnamasari
Acta Holistica Pharmaciana Vol 3 No 1 (2021): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) yang bermula di Wuhan, Cina pada akhir tahun 2019 telah menyebar pesat sebagai pandemi global hingga ke Indonesia. Tingginya angka kejadian dan dampak mortalitas yang ditimbulkan mendorong dilakukannya berbagai upaya penanganan maupun pencegahan sesuai karakteristik perjalanan penyakit COVID-19. Salah satu upaya pencegahan infeksi maupun perburukan kondisi penderita COVID-19 adalah melalui penggunaan suplemen untuk peningkatan daya tahan tubuh. Diantara berbagai produk suplemen komersil di pasaran, beberapa komponen mikronutrien seperti vitamin B, C, D dan E, seng, dan selenium serta probiotik adalah komponen penting yang memberikan keuntungan dalam mencegah maupun menghadapi infeksi COVID-19. Bukti-bukti ilmiah melalui penelitian telah menunjukkan bahwa masing-masing kandungan suplemen tersebut berperan dalam peningkatan respon imun dan penyeimbang regulasi proses inflamasi dalam tubuh. Dengan demikian, aplikasi penggunaan suplemen adalah upaya rasional untuk menghadapi COVID-19 menuju era new normal, selama suplementasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.
Evaluasi Terhadap Pola Pengobatan Pada Pasien Covid-19 Rawat Inap Pengguna Antivirus Berdasarkan Tata Laksananya Putu Dian Marani Kurnianta; I Made Harry Prawira Nugraha; Orpa Massode; Powen Ester Jacqlien Fangidae
Acta Holistica Pharmaciana Vol 4 No 2 (2022): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62857/ahp.v4i2.101

Abstract

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Berdasarkan tatalaksana COVID-19 terapi farmakologi COVID-19 terdiri dari antivirus, terapi suportif (vitamin dan mineral), dan terapi simtomatis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kesesuaian terapi farmakologi pada pasien COVID-19 rawat inap yang memperoleh antivirus berdasarkan tata laksana yang disarankan oleh pemerintah. Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan data menggunakan metode retrospektif berdasarkan data rekam medik pasien rawat inap terkonfirmasi COVID-19 periode September 2020 hingga Mei 2022. Penelitian ini dilakukan di salah satu rumah sakit di Denpasar yang melayani rawat inap pasien COVID-19 selama bulan Oktober 2021 hingga Agustus 2022. Kriteria inklusi dalam penelitian ini terdiri dari pasien rawat inap terkonfirmasi COVID-19 yang mendapatkan antivirus, memiliki data rekam medik yang meliputi data karakteristik serta data klinis pasien seperti profil pengobatan dan gejala. Kriteria eksklusi pada penelitian ini meliputi pasien yang tidak menyelesaikan rawat inapnya. Pada sejumlah total 152 pasien, pola pengobatan COVID-19 telah sesuai (100%) dengan pedoman tatalaksana terapi COVID-19 berdasarkan jenis obat dan indikasi gejala yang meliputi antivirus (favipiravir), vitamin (C dan D), terapi simtomatis (parasetamol), dan antibiotik (azitromisin).
Profil Terapi Antihipertensi pada Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Tunggal Putu Dian Marani Kurnianta; Ni Komang Ari Darmiati; Mahadri Dhrik; Agustina Nila Yuliawati
Acta Holistica Pharmaciana Vol 6 No 1 (2024): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62857/ahp.v6i1.158

Abstract

Hipertensi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah sistolik dan/ atau diastolik yang membutuhkan upaya pengendalian untuk mencegah morbiditas dan mortalitas di tengah prevalensinya yang tinggi di Indonesia, termasuk di Bali. Kontrol hipertensi untuk memperlambat perburukan penyakit berupa komplikasi organ dilakukan berdasarkan algoritma tata laksana. Intervensi farmakologi berperan besar dalam terapi hipertensi, terlebih akibat keragaman pemilihan antihipertensi yang diberikan pada pasien hipertensi dengan komplikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil penggunaan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan komplikasi tunggal di salah satu rumah sakit umum swasta “X” Gianyar berdasarkan peresepan pada periode Januari-Desember 2019. Desain cross sectional diterapkan dengan pendekatan retrospektif non eksperimental terhadap data sekunder yang bersumber dari rekam medis sesuai kriteria inklusi. Data yang diikutsertakan dalam penelitian ini memenuhi persyaratan jika melibatkan pasien hipertensi rawat jalan dewasa dengan satu macam komplikasi yang menjalani pengobatan sama pada minimal dua kali peresepan secara berturut-turut. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan penyajian berupa tabel dan diagram. Dari sejumlah total 108 pasien hipertensi, kejadian komplikasi yang paling banyak dialami adalah diabetes melitus (50,00%). Kombinasi dua jenis antihipertensi berbeda paling sering ditemukan pada seluruh pasien (45,40%). Antihipertensi golongan angiotensin receptor blocker (ARB) dan calcium channel blocker (CCB) kelas dihidropiridin mendominasi profil penggunaan obat pada penelitian ini, baik pada monoterapi maupun terapi kombinasi (≥20%). Profil antihipertensi pada pasien yang diteliti menunjukkan pola yang cenderung taat pada algoritma terapi, sehingga kesesuaian obat ini perlu dievaluasi lebih lanjut terkait hasil kontrol tekanan darah pasien pada periode pengamatan yang lebih lama.