Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : REDUPLIKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia

Retorika Pembawa Acara Indonesia Lawyers Club di TV One Ainun Yakin M. Rizal; Dakia N. Djou; Rahmatan Idul
Reduplikasi: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia Vol 1, No 2 (2021): (Desember 2021)
Publisher : Pascasarjana, Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.988 KB) | DOI: 10.37905/rjppbi.v1i2.903

Abstract

 Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan retorika, diksi, dan gaya bahasa pembawa acara Indonesia lawyers club di TV One. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kata-kata dan kalimat yang memuat retorika, diksi, dan gaya bahasa yang digunakan oleh pembawa acara. Sumber data dalam penelitian ini ialah bahasa lisan Karni Ilyas yang diperoleh melalui rekaman video acara ILC. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, teknik rekam, simak dan catat. Hasil penelitian pertama, menunjukkan bahwa retorika yang paling dominan digunakan oleh pembawa acara ILC adalah retorika persuasif. Kedua, diksi yang digunakan oleh pembawa acara ILC terdiri dari diksi denotasi, diksi konotasi, diksi umum, diksi khusus, diksi populer dan diksi ilmiah. Ketiga, gaya bahasa yang digunakan oleh pembawa acara ILC terdiri dari gaya bahasa metafora, gaya bahasa klimaks, gaya bahasa anti-klimaks, gaya bahasa paralelisme, gaya bahasa antitesis, gaya bahasa hiperbola, gaya bahasa ironi, dan gaya bahasa repetisi. Penggunaan retorika persuasif oleh Karni Ilyas bertujuan menarik minat atau memengaruhi psikologis seseorang dengan memberikan bukti-bukti berdasarkan fakta dalam setiap konteks kalimatnya. 
KESANTUNAN BERBAHASA DI SMA NEGERI I DULUPI KABUPATEN BOALEMO DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN Sri Yulianti Lahabu; Dakia Djou; Muslimin Muslimin
Reduplikasi: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia Vol 1, No 1 (2021): (Juni 2021)
Publisher : Pascasarjana, Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.372 KB) | DOI: 10.37905/rjppbi.v1i1.540

Abstract

Tujuan penelitian adalah (1) mendeskripsikan bentuk kesantunan berbahasa di SMA Negeri I Dulupi Kabupaten Boalemo, (2) mendeskripsikan faktor-faktor yang mendukung kesantunan berbahasa di SMA Negeri I Dulupi Kabupaten Boalemo, (3) mendeskripsikan implementasi kesantunan berbahasa dalam pembelajaran di SMA Negeri I Dulupi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan sumber data berupa tuturan yang terjadi selama pembelajaran bahasa Indonesia serta tuturan di luar pembelajaran di SMA Negeri I Dulupi Kabupaten Boalemo.  Teknik sampling penelitian ini menggunakan teknik simak, teknik rekaman, teknik catat, wawancara, dan observasi. Teknik uji data yang digunakan yaitu triangulasi sumber data dan triangulasi teori. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat enam bentuk kesantunan berbahasa di SMA Negeri 1 Dulupi Kabupaten Boalemo berdasarkan prinsip maksim kesantunan, yaitu: (a) maksim kebijaksanaan, (b) maksim kedermawanan, (c) maksim penghargaan, (d) maksim kesederhanaan, (e) maksim pemufakatan, dan (f) maksim kesimpatian, dan terdapat tiga pelanggaran maksim menurut prinsip kesantunan berbahasa, yaitu: (a) maksim kebijaksanaan, (b) maksim kedermawanan, dan (c) maksim kesederhanaan; (2) Ditemukan faktor-faktor yang mendukung kesantunan, berupa: (a) meminta dan memohon kepada mitra tutur tanpa paksaan dan tidak menyinggung, (b) mempersilakan mitra tutur tanpa paksaan dan (c) tidak menyinggung; serta (d) memberikan tanggapan positif terhadap mitra tutur, dan ditemukan ketidaksantunan, berupa: (a) mengkritik dengan diksi dan intonasi negatif serta tidak bisa mengendalikan emosi; (b) berpendapat dengan menyinggung mitra tutur; dan (c) memotong pembicaraan mitra tutur; (3) Implementasi kesantunan berbahasa diterapkan pada proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan memperhatikan prinsip maksim kesantunan berbahasa di SMA Negeri 1 Dulupi, Kabupaten Boalemo
MAKNA SIMBOLIK TRADISI MATAMMA QORAANG DAN MODEL PELESTARIANNYA PADA MASYRAKAT SUKU BAJO DI DESA KOKUDANG Yani Yani; Moh. Karmin Baruadi; Dakia Djou
Reduplikasi: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia Vol 2, No 2 (2022): (Desember 2022)
Publisher : Pascasarjana, Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/rjppbi.v2i2.1187

Abstract

Objek penelitian ini adalah Makna Simbolik Tradisi Matamma Qoraang dan Model Pelestariannya Pada Masyarakat Suku Bajo di Desa Kokudang. Adapun permasalahan penelitian ini adalah (a) bagaimana prosesi pelaksanaan tradisi  Matamma Qoraang ? (b) apa saja makna simbolik  yang terdapat dalam pelaksanaan tradisi Matamma Qoraang ? (c) bagaimanakah model pelestarian tradisi Matamma Qoraang?. Penelitian ini bertujuan untuk (a) mendeskripsikan prosesi pelakasanaan tradisi Matamma Qoraang. (b) mendeskripsikan makna simbol yang terdapat dalam tradisi Matamma Qoraang. (c) mendeskripsikan model pelestarian tradisi Matamma Qoraang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan semiotika. Jenis penelitian yang digunakan yakni jenis kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini yaitu tradisi Matamma Qoraang. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi obsevasi, perekaman, dan wawancara. Analisis data yang digunakan meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan. Hasil penelitian pertama mendeskripsikan prosesi pelaksanaan tradisi Matamma Qoraang yang terdiri dari tiga prosesi meliputi prosesi awal, prosesi inti, dan prosesi akhir. Prosesi awal ada mamugei bahan ‘ Membuat atau mengumpulkan alat dan bahan. Prosesi kedua yaitu prosesi inti, kegiatan ini adalah setelah bahan dan peralatan selesai dipersiapkan, maka orang yang hatam akan diantar di masjid dan dipakaikan pakaian khusus, setelah itu akan menuju rumah tempat prosesi, dan keluarga ada yang menjemput didepan rumah dan membawa masuk ornag yang hatam Qur’an tersebut, serta didalam akan dimulai pembacaan surah dan pembacaan doa-doa pendek yang terdiri dari surah Ad-Duha sampai surah An-Nas. Setiap satu tokoh agama akan membacakan satu atau dua surah dan orang yang hatam akan mengikuti bacaan surah sampai selesai. Prosesi akhir yaitu Nginta Mememong ‘makan bersama’. Hasil penelitian kedua mengungkapakan Simbol dalam dalam tradisi Matamma Qoraang meliputi (1) simbol verbal, yaitu berupa bacaan dan doa-doa saat proses pembuatan dan persediaan bahan-bahan, serta surah Al-Qur’an dari surah Ad-Duha sampai An-Nas yang bermakna mewakili keseluruhan bacaan Al-Qur’an, dan (2) simbol nonverbal, yaitu berupa (a) kain putih, (b) pulut putih, (c) pulut kuning, (d) telur, (e) ayam, (f) ketupat Nabi, (g) cucur, (h) tusuk telur, (i) pisang. Sedangkan hasil penelitian ketiga mengungkapkan model pelestraian dalam tradisi Matamma Qoraang yaitu model berbasis keluarga dan model berbasis suku .Penelitian ini mengemukakan beberapa kesimpulan, yakni (1) tradisi Matamma Qoraang yang terdiri dari tiga prosesi meliputi prosesi awal, prosesi inti, dan prosesi akhir. (2) tradisi Matamma Qoraang terindikasi memiliki simbol verbal dan nonverbal, (3) mengungkapkan model pelestraian dalam tradisi Matamma Qoraang yaitu model berbasis keluarga dan model berbasis suku.