Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Journal of Environment and Management

Tingkat kekumuhan dan pola penanganan kawasan permukiman Murjani Bawah di Kota Palangka Raya Adi Saputra Arief; Herry Redin; Vera Amelia
Journal of Environment and Management Vol. 2 No. 1 (2021): Journal of Environment and Management
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Palangka Raya dan (and) Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/jem.v2i1.2661

Abstract

Kawasan Murjani Bawah merupakan kawasan permukiman kumuh yang ada di Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya dengan luas 31,77 hektar. Kawasan tersebut mempunyai tingkat kekumuhan yang belum tertangani dengan luasan cukup besar. Keputusan Walikota Palangka Raya nomor 188.45/564/2018 ditetapkan kawasan kumuh di Kota Palangka Raya tahun 2018, luas delineasi kumuh di Kelurahan Pahandut 39,48 hektar yang terdiri dari dua lokasi, yakni kawasan Murjani Bawah seluas 31,77 hektar dan Pesanggrahan seluas 7,71 hektar. Penelitian ini bertujuan menganalisis penyebab kekumuhan berdasarkan 7 kriteria dan 16 sub kriteria dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No 14/PRT/M/2018. Dilakukan pula analisis tipologi permukiman, karakteristik lahan dan legalitas tanah dan persepsi masyarakat dengan 28 responden yang terdiri dari para ketua RT. Status tingkat kekumuhan berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No 14/PRT/M/2018. Metode untuk analisis tipologi, karakteristik lahan dan status tanah menggunakan metode analisis spasial, untuk analisis kuesioner menggunakan metode pembobotan nilai skala Likert. Penelitian menunjukan status kekumuhan tahun 2016 seluruh wilayah RT dalam status kumuh ringan. Setelah dilakukan penanganan pada tahun 2018, 2019 dan 2020, terdapat 8 RT yang tidak kumuh dan sisanya tetap kumuh ringan. Penyebab paling tinggi dan menjadi prioritas penanganannya di kawasan Murjani Bawah adalah pengelolaan air limbah 97%, persampahan 88%, air minum 80%, drainase lingkungan 78%, jalan lingkungan 72%, bangunan 66% dan proteksi kebakaran 51%. Analisis spasial terhadap karakteristik lahan berupa rawa dan berpotensi banjir dan genangan cukup tinggi, tipologi permukiman sebagian besar di dataran rendah, dan tanah tidak bersertipikat. Penanganan di wilayah tersebut tidak memungkinkan untuk ditangani secara tuntas karena kondisi biofisik lahannya tidak memungkinkan terhadap pengelolaan air limbah, persampahan dan pembangunan drainase lingkungan.
Potensi daya tarik obyek ekowisata kawasan Punggualas di Taman Nasional Sebangau Purwo Aprianto; Vera Amelia; Firlianty Firlianty
Journal of Environment and Management Vol. 3 No. 3 (2022): Journal of Environment and Management
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Palangka Raya dan (and) Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/jem.v3i3.5524

Abstract

Perubahan tren pariwisata ke arah ekowisata membuka kesempatan pengembangan kawasan yang memiliki keindahan alam. Penilaian daya tarik ekowisata merupakan metode standar untuk menilai berbagai aspek yang relevan dalam pengembangan kawasan wisata alam. Penelitian ini bertujuan untuk menilai daya tarik objek wisata kawasan Punggualas di Taman Nasional Sebangau, Kabupaten Katingan menggunakan pedoman Analisis Daerah Operasi-Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) tahun 2003 yang dikeluarkan oleh Ditjen PHKA Kementrian Kehutanan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kawasan Punggualas mempunyai daya tarik yang tinggi untuk dapat terus dikembangkan sebagai kawasan ekowisata. Melimpahnya potensi biologi (flora, fauna dan ekosistem), fisik dan daya tarik sosial budaya menjadikan pengembangan ekowisata ini sangat potensial. Rekapitulasi penilaian potensi obyek dan daya tarik wisata alam di kawasan ini yang memiliki nilai 4.370 dengan indeks nilai potensi sebesar 72,88% dan memiliki kriteria layak untuk dikembangkan. Faktor yang memiliki nilai tinggi adalah daya tarik wisata alam, kondisi sekitar kawasan, faktor yang memiliki nilai sedang adalah pengelolaan dan pelayanan wisatawan, sarana penunjang, dan ketersediaan air bersih. Sedangkan faktor yang mendapat nilai rendah adalah aksesibilitas dan akomodasi.
Analisis penelusuran dan penanggulangan banjir sungai Seruyan di Kabupaten Seruyan Iwan Zulianto; Noor Syarifuddin Yusuf; Nomeritae Nomeritae; Herri Redin; Vera Amelia; Misrita Misrita
Journal of Environment and Management Vol. 3 No. 3 (2022): Journal of Environment and Management
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Palangka Raya dan (and) Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/jem.v3i3.7845

Abstract

Pada tahun 2020 dan 2021, Sungai Seruyan meluap hingga menyebabkan sebagian masyarakat mengungsi. Penelitian bertujuan menemukan cara yang efektif untuk mengendalikan banjir di Sungai Seruyan. Data primer diperoleh dari pengukuran lapangan, sedangkan data sekunder berupa data curah hujan, data topografi, peta tutupan lahan, dan data geometri sungai diperoleh dari instansi pemerintah. Penelitian dibagi menjadi dua tahap, yaitu analisis hidrologi menggunakan HEC-HMS 4.10 dan analisis hidrolik menggunakan HEC-RAS 6.2. Volume banjir puncak dihitung dengan mensintesis hidrograf satuan menggunakan metode SCS dan Snyder. Unit analisisnya adalah Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Tanggul Harapan di desa Pematang Limau di kabupaten Seruyan Hilir dan desa Mekar Indah di kabupaten Seruyan Hilir Timur. Simulasi dengan periode ulang curah hujan 50 tahun sebelum penanganan banjir menunjukkan bahwa wilayah UPT Tanggul Harapan tergenang 94,96% dan wilayah desa Mekar Indah tergenang 40,72%. Simulasi pengendalian banjir dengan membangun bendungan sepanjang 20.111 m, elevasi 5 m dpl, lebar 7 m dan 4 pintu air menunjukkan perubahan luasan banjir yang signifikan di dua wilayah tersebut, yaitu 1,23% di UPT Tanggul Harapan dan 0,80% di Mekar Indah. Desa. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penanganan banjir dengan membangun bendungan dapat mengurangi luasan banjir sebesar 93,19% di UPT Tanggul Harapan dan 39,92% di Desa Mekar Indah.