Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

The Effect of Beeswax Concentration on Characteristics of Biodegradable Foam from Starch Waste Cassava Peel Emmaria Eunike Rappitawati; Nanik Hendrawati
Jurnal Ilmiah Teknik Kimia Vol. 7 No. 1 (2023): JURNAL ILMIAH TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia, Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/jitk.v7i1.24096

Abstract

Biodegradable Foam is used as an alternative to environmentally friendly food packaging or containers. Starch is the main ingredient in making biodegradable foam because it is cheap, easy to find, low density, and has high biodegradability. However, biodegradable foam from starch has a high water absorption ability, therefore the addition of beeswax is expected as a coating agent to reduce water absorption. This study aims to see the results of the addition of beeswax concentration and the length of time of immersion of the coating to the characteristics of biodegradable foam. This study used starch from cassava skin. The concentration of beeswax used was 5%, and 6% w/t by weight, while the coating time was varied from 1.5; 2, 2,5 ; 3 to 3.5 minutes. The application of beeswax on biodegradable foam produced the best results at a beeswax concentration of 6% with a time of 3 minutes, with a water absorption test result of 3.33%, a biodegradability test of 57.142% and a tensile strength test of 9.14 MPa.
Penyuluhan Makanan Sehat dan Bimbingan Teknis Pengujian Formalin pada Makanan di Gapoktan Sumber Makmur Khalimatus Sa'diyah; Heny Dewajani; Nanik Hendrawati; Mutia Devi Hidayati
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 3 No 3 (2021): Jurnal Peduli Masyarakat, September 2021
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v3i3.584

Abstract

Salah satu upaya untuk memperpanjang umur makanan adalah dengan memberikan bahan tambahan pengawet. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 033 tahun 2012 menyebutkan tentang bahan aditif atau tambahan pangan yang dilarang digunakan dalam makanan, khususnya formalin. Penggunaan formalin sebagai zat aditif makanan memmberikan efek samping yang kurang baik bagi tubuh manusia. Sehingga diperlukan cara untuk mendeteksi atau mengidentifikasi makanan berfomalin dan mensosialisasikannya kepada masyarakat. Masyarakat daerah pesisir seperti di Desa Kedung Bandeng – Sumbermanjing Wetan berpotensi sebagai mitra karena akses geografis dan aksestibilitas yang sulit terjangkau informasi, tingkat pendidikan masyarakat yang rendah serta ekonomi yang masih lemah. Tujuan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat (PPM) ini adalah untuk memberikan penyuluhan terkait bahaya penggunaan formalin dan cara mendeteksi formalin pada makanan untuk kelompok tani (Gapoktan) Sumber Makmur – Desa Kedung Banteng. Kegiatan PPM ini dilakukan dalam bentuk pelatihan meliputi presentasi, diskusi dan simulasi penggunaan testkit formalin pada makanan. Pelatihan PPM ini diikuti oleh 30 peserta. Materi disampaikan oleh perwakilan Tim PPM dan simulasi pendeteksian formalin pada makanan dipandu oleh mahasiswa. Kegiatan PPM berjalan lancar dan peserta sangat antusias mengikutinya. Kegiatan PPM berjalan dengan lancar dan peserta sangat antusias mengikutinya. Respon peserta menunjukkan bahwa kegiatan PpM ini memberikan tambahan pengetahuan dan keterampilan mitra. Tim PpM memaparkan solusi terkait edukasi bahaya formalin dengan jelas sehingga peserta merasa pendampingan yang diberikan sudah sesuai dan memuaskan.
Karakterisasi Biodegradable Foam dari Pati Sagu Termodifikasi dengan Kitosan Sebagai Aditif Nanik Hendrawati; Ernia Novika Dewi; Sandra Santosa
Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan Vol. 3 No. 1 (2019): April 2019
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (837.704 KB) | DOI: 10.33795/jtkl.v3i1.100

Abstract

Biodegradable foam merupakan kemasan alternatif pengganti styrofoam yang menggunakan bahan baku utama berupa pati sehingga kemasan tersebut dapat terurai secara alami. Namun, produk biodegradable foam yang dihasilkan masih memiliki karakteristik sifat yang rendah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi kitosan terhadap karakteristik sifat biodegradable foam yang dihasilkan dari pati sagu alami dan termodifikasi menggunakan metode hidrolisis asam – alkohol. Jenis asam yang digunakan pada hidrolisis asam adalah HCl. Konsentrasi kitosan yang ditambahkan pada penelitian ini divariasikan mulai dari 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30 % w/w dari pati. Pembuatan biodegradable foam dilakukan menggunakan metode baking process yang dimulai dengan percampuran bahan selain pati sagu termodifikasi, dilakukannya pengadukan hingga campuran menjadi homogen dan mengembang, dan dipanggang didalam oven dengan suhu 125ºC. Analisa pada biodegradable foam adalah analisa daya serap air, analisa kemampuan daya urai dan uji tarik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modifikasi asam – alkohol pada pati sagu tidak mempengaruhi gugus fungsi. Sifat mekanis biodegradable foam yang terbaik pada penelitian ini diperoleh menggunakan pati sagu termodifikasi HCl dan penambahan kitosan sebesar 20% w/w yang memiliki daya serap 4,95 %, densitas sebesar 1.2 g/m3 kemampuan degradasi sebesar 25.12 % dan kekuatan tarik sebesar 1,27 Mpa Biodegradable foam is an alternative packaging for styrofoam which uses the main raw material in the form of starch so that the packaging can be decomposed naturally. However, the biodegradable foam products produced still have low characteristics. This research is conducted to determine the effect of the addition of chitosan concentration on the characteristics of biodegradable foam properties produced from natural sago and modified sago starch using acid-alcohol hydrolysis method. The type of acid used in acid hydrolysis is HCl. The concentrations of chitosan added in this study are varied from 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30% w / w of starch. Biodegradable foam production is carried out by using the baking process method which begins with the mixing of ingredients other than modified sago starch, stirring until the mixture becomes homogeneous and expands, and baked in an oven at 125ºC. The caracterisation of biodegradable foam are water absorption analysis, biodegradability analysis, and tensile test. The results show that modification of acid-alcohol on sago starch do not affect the functional group. The best mechanical properties of biodegradable foam in this research are obtained by using HCl-modified sago starch and addition of chitosan by 20% w / w which have an absorption capacity of 4.95%, density of 0.6 g / m3, degradation ability of 25.12% and tensile strength of 1.27 MPa.
Study Pembuatan Durable Cement dengan Penambahan Pozzolan Silica Fume Nanik Hendrawati; Endah Dwi Rahmayanti; Evi Dyah Priapnasar
Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan Vol. 2 No. 1 (2018): April 2018
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.072 KB) | DOI: 10.33795/jtkl.v2i1.68

Abstract

Selama ini silica fume dikenal sebagai bahan campuran pembuatan beton karena dapat meningkatkan kuat tekan beton, menurunkan permeabilitas beton dan memiliki ketahanan sulfat yang tinggi. Dalam penelitian ini mencoba mengaplikasikan silica fume pada pembuatan durable cement. Silica fume dijadikan sebagai bahan pozzolan karena didalamnya mengandung silica tinggi yang bersifat reaktif agar dapat meningkatkan ketahanan terhadap sulfat. Bahan pozzolan ini dapat bereaksi dengan Ca(OH)2 pada suhu biasa untuk membentuk senyawa bersifat semen. Pada penelitian ini silica fume divariasikan mulai dari 0; 7,5; 15; 22,5; 30; 37,5%. Durable cement ini akan diuji ketahanan sulfatnya dengan menggunakan metode pengujian kuat tekan. Hasil percobaan menunjukkan terjadinya penururan nilai kuat tekan sampel pada umur 7 dan 28 hari jika dibandingkan dengan blanko. Hal ini disebabkan lambatnya reaksi pozzolan (silica fume). Namun proses peningkatan kuat tekannya akan terus berlanjut hingga setelah umur 360 hari. Jika dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia (15-0302-2004) semen PPC tipe IP-K, hasil sampel durable cement masih memenuhi standar untuk variabel dengan penambahan silica fume antara 7,5% sampai 22,5%. Silica fume is known as a mixture of concrete manufacturing since it can increase the compressive strength of concrete, decrease the permeability of concrete and have a high resistance to sulfates. In this research, try applying silica fume to make durable cement. Silica fume is converted to pozzolan because it contains highly reactive silica to increase sulfate resistance. This pozzolan material can react with Ca (OH)2 at a room temperature to form a cement compound. In this study, silica fume was varied from 0; 7.5; 15; 22.5; 30; 37.5%. The durable cement will be tested for its resistance to sulfates by using a compression resistance test method. The results showed that the compressive strength of the sample was decreased at 7 and 28 days compared to the blanks. This is due to the slow reaction of pozzolan (silica fume). But the process of increasing the resistance to compression will continue until after 360 days. Compared with Indonesia cement national standard (15-0302-2004) of PPC type IP-K, the durable cement sample still meets the standard for variables with the addition of silica fume between 7.5% and 22.5%.
Biodegradable Foam dari Pati Sagu Terasitilasi dengan Penambahan Blowing Agent NaHCO3 Nanik Hendrawati; Agung Ari Wibowo; Rosita Dwi Chrisnandari
Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan Vol. 4 No. 2 (2020): October 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1349.995 KB) | DOI: 10.33795/jtkl.v4i2.168

Abstract

Biodegradable foam berbahan dasar pati merupakan kemasan alternatif pengganti Styrofoam. Namun foam berbahan pati mempunyai sifat rapuh, sensitive terhadap air dan membutuhkan tambahan perlakuan untuk meningkatan kekuatan, fleksibilitas dan ketahanan terhadap air untuk bisa diaplikasikan secara komersial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan NaHCO3 dan asam sitrat pada pembuatan biodegradable foam dari pati sagu alami dan terasetilasi. Proses modifikasi dilakukan dengan cara asetilasi yang bertujuan meningkatkan kemampuan termoplastis dan sifat hidrofobik. Proses pembuatan biodegradable foam menggunakan metode baking process. Variabel yang digunakan yaitu konsentrasi blowing agent dengan perbandingan NaHCO3 dan asam sitrat (1,3:1). Variabel yang digunakan mulai 0; 10; 12; 15; s/d 18 % w/w dari pati sagu. Hasil pengujian biodegradable foam dari pati sagu terasetilasi didapatkan nilai water absorbtion, kuat tarik, dan densitas lebih rendah dan sebaliknya pada uji biodegradability mempunyai nilai yang lebih tinggi dari pati sagu alami. Analisa SEM dilakukan pada biodegradable foam dengan penambahan blowing agent sebesar 12%, didapatkan bentuk morfologi closed cell dengan rata-rata ukuran partikel sebesar 32,02 μm pada biodegradable foam dari pati sagu alami dan 39,34 μm pada biodegradable foam dari pati sagu terasetilasi. Analisa FT-IR pada pati terasetilasi menghasilkan gugus C=O karbonil dengan bilangan gelombang sebesar 1650 cm-1. Biodegradable foam based on starch is an alternative packaging for styrofoam. However foams made from starch are brittle, sensitive to water and require further treatments to improve their strength, flexibility, and water resistance for commercial applications. The objective of this research to determine the effect of NaHCO3 and citric acid addition to produce biodegradable foam from natural and acetylated sago starch. The modification process is carried out by acetylation, the aim of modification to improve thermoplastic capabilities and hydrophobic properties. Biodegradable foam production is carried out by using the baking process method. The variables used were the concentration of blowing agent with a ratio of NaHCO3 and citric acid (1.3: 1). The various concentration were used 0; 10; 12; 15; 18% w / w of sago starch. The results showed that biodegradable foam based acetylated sago starch have lower of water absorption , tensile strength, density , however have higher biodegradability value than natural sago starch. SEM analysis was carried out on biodegradable foam with the addition of blowing agent by 12%, obtained closed cell morphology with an average particle size of 32.02 μm on biodegradable foam from native sago starch and 39.34 μm in biodegradable foam from acetylated sago starch. The FT-IR analysis of the acetylated starch produced a group C = O carbonyl with a wave number of 1650 cm-1.
PELATIHAN PEMBUATAN BRIKET BIOMASSA DI DESA SUKONOLO, KEC. BULULAWANG, KAB. MALANG Asalil Mustain; Nanik Hendrawati; M. Agung Indra Iswara; Khalimatus Sa’diyah; Sri Rulianah
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 11 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v%vi%i.%p

Abstract

Desa Sukonolo merupakan salah satu desa di Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang. Salah satu permasaahan di daerah tersebut adalah pengolahan limbah biomassa yang belum dilakukan secara baik. Sehingga, limbah tersebut menumpuk dalam jumlah yang cukup besar dan beresiko membawa dampak buruk bagi lingkungan sekitar. Sehingga, Tim Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) Jurusan Teknik Kimia – Politeknik Negeri Malang mengadakan pelatihan pembuatan briket biomassa bagi warga Desa Sukonolo. Program pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan keahlian warga dalam proses pembuatan briket dari limbah biomassa.