Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

An Electronic Traceability System for an Indonesian Fresh Fruit Supply Chain Vanany, Iwan; Andri, Kuntoro Boga; Mardiyanto, Ronny; Puspita, Niniek Fajar; Winarsih, Wiwik Heny
IPTEK Journal of Proceedings Series Vol 1, No 1 (2014): International Seminar on Applied Technology, Science, and Arts (APTECS) 2013
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2014i1.297

Abstract

Nowdays, traceability system for agriculture comodity is mandatory requirements in some countries such as Japan, United States, and all European countries. All export agricultural companies must applied traceability system to fulfill the mandates of goverments market requirements. Traceability system also has beneficials to reduce products return and improve efficiencies and effectiveness their inventory. Electronic traceability system is relatively new and is believed by many experts to have the advantages than paper-based traceability system such as: integration of data to multiple users, the accuracy of data input and control and monitoring easier and faster. Although the recent problems of traceability becomes the important issues in food and agriculture supply chain, but a few researchers to design and implement electronic traceability system especially to integrate multi-user and in supply chain contex. This paper develop the electronic traceability system products including software for electronic traceability system and barcode technology. Unified Modelling Language (UML) is used to design traceabilty system model that was described a usecase, state and sequence diagram. Based on these models, electronic traceability system was developed by adopting XAMPP control panel. Indonesian mangosteen and manggo fruits were chosen as a case study in order to validate electronic traceability system. The results showed that the electronic traceability system product is relatif support to helps members of supply chain to complete their traceability system capabilities for the benefit of mangosteen and mango exports
Pendampingan Menuju Sertifikasi Halal pada Produk "Socolat" UMKM Pondok Modern Sumber Daya At-Taqwa Puspita, Niniek Fajar; Hamzah, Afan; Zuchrillah, Daril Ridho; Karisma, Achmad Dwitama
JPP IPTEK (Jurnal Pengabdian dan Penerapan IPTEK) Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : LPPM ITATS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.jpp-iptek.2021.v5i1.1611

Abstract

Pemeluk agama Islam di Indonesia mencapai 87% dari total jumlah penduduk. Kebutuhan produk halal menjadi hal wajib bagi produsen maupun konsumen muslim, tetapi, kepedulian terhadap kehalalan suatu produk masih sangat rendah. Sertifikasi halal berfungsi tidak hanya sebagai perlindungan konsumen khususnya masyarakat muslim tetapi juga sebagai strategi perdagangan internasional. Pondok Modern Sumber Daya At-Taqwa memiliki Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menghasilkan produk salah satunya adalah Socolat. Namun, produk tersebut belum memiliki sertifikasi halal. Produk Socolat merupakan produk makanan berbahan dasar coklat putih dan daun kelor. Produk ini belum memiliki sertifikat halal. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan UMKM dari Pondok modern Sumber Daya At-Taqwa (POMOSDA), hingga mampu membawa produk Socolat menuju proses sertifikasi halal. Strategi yang dilakukan antara lain:Melakukan pelatihan kader halal, pemetaan produk, menetapkan titik kritis halal berdasarkan Sistem Jaminan Halal (SJH) dan melakukan pendampingan sampai produk Socolat disubmit seluruh dokumen untuk mendapat sertifikasi halal. Pada akhir kegiatan ini, produk Socolat resmi menjadi binaan Pusat Kajian Halal ITS dan seluruh dokumen ajuan sertifikasi halal beserta kelengkapannya berhasil dibuat dan diajukan kepada Majelis Ulama Indonesia melalui Pusat Kajian Halal ITS.
Modifikasi Biokomposit Kitosan dari Cangkang Rajungan (Portunus Pelagicus) dan Pektin untuk Aplikasi Edible Film Eva Oktavia Ningrum; Liana Ardiani; Nur Azizatur Rohmah; Niniek Fajar Puspita
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" 2019: PROSIDING SNTKK 2019
Publisher : Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karakteristik Biokomposit Edible Film dari Campuran Kitosan dan Pektin Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa acuminata) Daril Ridho Zuchrillah; Lily Pudjiastuti; Niniek Fajar Puspita; Afan Hamzah; Achmad Dwitama Karisma; Agus Surono; Saidah Altway; Liana Ardiani; Nur Azizatur Rohmah; Eva Oktavia Ningrum
CHEESA: Chemical Engineering Research Articles Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (859.628 KB) | DOI: 10.25273/cheesa.v3i1.6659

Abstract

Kemasan plastik banyak digunakan pada industri makanan dan minuman di Indonesia karena praktis dan mudah. Namun, disisi lain ini merupakan bencana bagi lingkungan karena plastik merupakan bahan yang sulit terurai (nondegradable). Edible film merupakan salah satu alternatif yang dapat dipertimbangkan untuk menggantikan kemasan plastik. Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan kitosan dari limbah cangkang rajungan dan pektin dari limbah kulit pisang kepok sebagai bahan baku pembuatan edible film. Kitosan diperoleh dari proses degreasing, deproteinasi, demineralisasi dan deasetilasi cangkang rajungan. Pektin diperoleh dari proses hidrolisis kulit pisang kepok. Edible film yang berbasis kitosan dan pektin dibuat melalui proses blending dengan ratio (K:P) 100:0; 60:40; 50:50: 40:60 dan 0:100. Analisis karakteristik yang dilakukan meliputi warna, transparan, ketebalan, kelarutan dalam air, laju transmisi uap air (WVTR), kadar air, swelling degree, biodegradabilitas, dan aktivitas antimikroba. Hasil penelitian menunjukkan edible film kitosan dan pektin yang paling optimal adalah ratio 50:50.
Pendampingan Menuju Sertifikasi Halal pada Produk "Socolat" UMKM Pondok Modern Sumber Daya At-Taqwa Niniek Fajar Puspita; Afan Hamzah; Daril Ridho Zuchrillah; Achmad Dwitama Karisma
JPP IPTEK (Jurnal Pengabdian dan Penerapan IPTEK) Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : LPPM ITATS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.jpp-iptek.2021.v5i1.1611

Abstract

Pemeluk agama Islam di Indonesia mencapai 87% dari total jumlah penduduk. Kebutuhan produk halal menjadi hal wajib bagi produsen maupun konsumen muslim, tetapi, kepedulian terhadap kehalalan suatu produk masih sangat rendah. Sertifikasi halal berfungsi tidak hanya sebagai perlindungan konsumen khususnya masyarakat muslim tetapi juga sebagai strategi perdagangan internasional. Pondok Modern Sumber Daya At-Taqwa memiliki Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menghasilkan produk salah satunya adalah Socolat. Namun, produk tersebut belum memiliki sertifikasi halal. Produk Socolat merupakan produk makanan berbahan dasar coklat putih dan daun kelor. Produk ini belum memiliki sertifikat halal. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan UMKM dari Pondok modern Sumber Daya At-Taqwa (POMOSDA), hingga mampu membawa produk Socolat menuju proses sertifikasi halal. Strategi yang dilakukan antara lain:Melakukan pelatihan kader halal, pemetaan produk, menetapkan titik kritis halal berdasarkan Sistem Jaminan Halal (SJH) dan melakukan pendampingan sampai produk Socolat disubmit seluruh dokumen untuk mendapat sertifikasi halal. Pada akhir kegiatan ini, produk Socolat resmi menjadi binaan Pusat Kajian Halal ITS dan seluruh dokumen ajuan sertifikasi halal beserta kelengkapannya berhasil dibuat dan diajukan kepada Majelis Ulama Indonesia melalui Pusat Kajian Halal ITS.
Developments on Synthesis and Applications of Sulfobetaine Derivatives: A Brief Review Eva Oktavia Ningrum; Eva Lestiana Pratiwi; Isyarah Labbaika Shaffitri; Suprapto Suprapto; Mentari Rachmatika Mukti; Ely Agustiani; Niniek Fajar Puspita; Achmad Dwitama Karisma
Indonesian Journal of Chemistry Vol 21, No 5 (2021)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijc.61128

Abstract

Zwitterionic polymers are material families characterized by high dipole moment and highly charged groups. Zwitterionic materials simultaneously possess an equimolar number of cationic and anionic moieties, maintaining overall electroneutrality and high hydrophilicity. Zwitterionic is categorized into three groups: phosphobetaine, carboxybetaine, and sulfobetaine that could form dense and stable hydration shells through the strong ion-dipole interaction among water molecules and zwitterions. As a result of their remarkable hydration capability, low interfacial energy, and marvelous antifouling capacities, these materials have been applied as adsorbing agents, biomedical applications, electronics, hydrogels, and antifouling for membrane separation and marine coatings. This review is focused on polysulfobetaine, which contains sulfonate as a negatively charged group, and quaternary ammonium as a positively charged group. Polysulfobetaine is the most promising one to be applied in the industry since it is commercially available and its monomers are easily prepared. The comparisons of several polysulfobetaine derivatives as antimicrobial, antifouling, surfactant and detergents, biomedical and electronic application, surface modification, and smart hydrogel are presented in this review.
Produksi Serat Kasar dari Limbah Daun Nanas Melalui Ekstraksi Mekanik di Desa Satak Kabupaten Kediri Soeprijanto Soeprijanto; Niniek Fajar Puspita; Eva Oktavia Ningrum; Afan Hamzah; Achmad Dwitama Karisma; Saidah Altway; Daril Ridho Zuchrillah
Sewagati Vol 5 No 3 (2021)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5357.513 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v5i3.80

Abstract

Desa Satak Kabupaten Kediri secara geografis terletak tidak jauh dari kawasan gunung Kelud. Karena letak desa Satak secara geografis berada disekitar kaki gunung kelud, maka daerah ini memiliki tanah pertanian yang potensial dan subur untuk pengembangan industri argo seperti tanaman pohon sengon, tanaman sayuran, buahbuahan seperti tanaman nanas. Tanaman nanas yang tumbuh di daerah kaki gunung kelud merupakan tanaman potensial bagi petani dari beberapa desa, karena tanaman nanas tersebut tumbuh dan berkembang tersebar luas di daerah kabupaten Kediri sampai perbatasan dengan kabupaten Kediri. Berdasarkan informasi dari petani setempat rata-rata 1 ha lahan ditanami pohon nanas antara 50 ribu sampai 70 ribu pohon dengan rata-rata jumlah daun setiap pohon antara 29-32 helai. Ketika masa panen tiba daun nanas sebagai limbah oleh petani hanya dibiarkan saja menumpuk disekitar lahan tanpa diolah, sehingga menjadi masalah bagi petani. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka limbah daun nanas dapat diolah menjadi produk yang bernilai ekonomi sehingga diharapkan menjadi mata pencaharian alternatif bagi masyarakat. Target pengolahan limbah daun nanas pasca panen adalah produk serat serat kasar sebagai bahan baku produksi tekstil dan material komposit melalui proses ekstraksi mekanik.
Pengolahan Serat Nanas Menjadi Material Komposit di Desa Satak Kabupaten Kediri Soeprijanto Soeprijanto; Niniek Fajar Puspita; Eva Oktavia Ningrum; Afan Hamzah; Achmad Dwitama Karisma; Saidah Altway; Agung Subyakto
Sewagati Vol 6 No 4 (2022)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1993.025 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v6i4.289

Abstract

Desa Satak, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri terletak di kaki Gunung Kelud di Provinsi Jawa Timur merupakan penghasil buah nanas yang memiliki rumpun tanaman nanas yang cukup banyak dan dijadikan sebagai sumber penghasilan utama. Setelah buah dipanen, limbah pohon nanas hanya dibiarkan menumpuk di sekitar lahan tanpa diolah, sehingga menjadi masalah bagi petani pasca panen. Selain itu, karena limbah daun nanas tidak dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak, masyarakat biasanya hanya membakar limbah daun nanas, sehingga dapat menimbulkan polusi udara. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dilakukan upaya nyata untuk mengolah limbah daun nanas menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi dan menjadi mata pencaharian alternatif bagi masyarakat. Pada kegiatan abmas TTG berbasis produk ini, Tim abmas telah merancang dan membuat mesin degumming dan mesin cutting sebagai alat pengolahan limbah daun nanas. Alat degumming berfungsi untuk menghilangkan gum atau getah yang terkandung dalam serat kasar dan menghasilkan serat yang lebih halus, sedangkan alat cutting berfungsi untuk menghasilkan potongan serat halus dengan ukuran tertentu. Potongan serat halus ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biokomposit. Pelaksanaan kegiatan abmas TTG ini melibatkan kegiatan KKN abmas mahasiswa dalam sosialisasi pengoperasian alat dan pemasaran produk yang dihasilkan. Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh Karang Taruna, Perangkat Desa Satak, Staf-staf KepalaKecamatan Puncu, dan Kepala Balitbangda Kabupaten Kediri. Setelah dilakukan sosialisasi, dilakukan penyerahan alat kepada masyarakat Desa Satak yang diwakili oleh perangkat Desa Satak dengan harapan dapat digunakan untuk mengatasi limbah daun nanas serta dapat mengembangkan dan memasarkan produk di masa depan.
Pembuatan Biogas dari Kotoran Sapi Menggunakan Biodigester di Desa Jumput Kabupaten Bojonegoro Soeprijanto; Suprapto; Danawati Hari; Niniek Fajar Puspita; Lily Pudjiastuti; Budi Setiawan; Warlinda Eka Triastuti; Achmad Ferdiansyah; Nurlaili Humaidah; Arino Anzip
Sewagati Vol 1 No 1 (2017)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.926 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v1i1.294

Abstract

Di desa Jumput Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur, kebanyakan masyarakatnya hidup bertani dan berternak sapi. Terutama pada masyarakat yang berternak sapi, mereka mempunyai kendala dalam pembuangan limbah kotoran sapi, karena banyak limbah yang dihasilkan, sehingga kebanyakan mereka membuang limbah ke sembarang tempat dan belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah banyak dibuang ke sungai, sehingga pada musim hujan akan menimbulkan banjir karena terjadi penumpukan padatan dan juga akan mencemari air sungai yang menjadi tidak baik pada kesehatan manusia dan hewan. Untuk mengatasi buangan limbah kotoran sapi tersebut, maka limbah dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan, salah satunya adalah biogas. Biogas yang dihasilkan nanti akan dimanfaatkan oleh masyarakat di desa Jumput untuk keperluan masak di dapur dan untuk penerangan. Biogas adalah merupakan salah satu bioenergi yang dihasilkan melalui proses fermentasi biomassa dengan bantuan aktifitas mikroorganisme. Proses fermentasi dalam pembentukan biogas dilakukan dalam biodigester dengan mengumpankan limbah kotoran sapi dan dicampur dengan air dengan komposisi tertentu. Proses fermentasi umumnya memerlukan waktu cukup lama sekitar 14-21 hari untuk menghasilkan biogas. Sebelum di implementasikan ke lapangan, kegiatan pembuataan biogas sering dilakukan di laboratorium Pengolahan Limbah Industri, Program Studi DIII Teknik Kimia FTI-ITS menggunakan berbagai bahan baku. Hasil luaran yang dihasilkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah berupa alat biodigester bekerja secara semi kontinyu
Sosialisasi Pemanfaatan Desinfektan Sebagai Tindakan Preventif Infeksi Covid-19 di Lingkungan Tempat Tinggal Achmad Dwitama Karisma; Saidah Altway; Eva Oktavia Ningrum; Niniek Fajar Puspita; Daril Ridho Zuchrillah; Afan Hamzah; Lily Pudjiastuti; Warlinda Eka Triastuti
Sewagati Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1560.684 KB)

Abstract

COVID-19 adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus-2), dimana COVID-19 ini merupakan virus corona jenis baru. Virus corona merupakan virus yang memiliki selubung atau sampul (enveloped virus) dengan pelindung lapisan lemak. Lapisan lemak tersebut dapat dirusak oleh desinfektan sehingga membuat virus corona cukup lemah, dibandingkan dengan norovirus yang merupakan virus tanpa selubung dan virus lainnya yang memiliki cangkang protein yang lebih kuat. Dengan tingginya kasus positif Covid-19 di Indonesia, pemerintah dan warga negara Indonesia telah berupaya untuk menurunkan penyebaran dari virus ini, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), bekerja dan bersekolah dari rumah masing-masing, serta membiasakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu, di tempat umum maupun di kawasan tempat tinggal warga banyak yang memanfaatkan desinfektan sebagai tindakan preventif penyebaran virus ini. Akan tetapi, masih banyak warga yang belum paham akan kegunaan dan standar keselamatan dan kesehatan dalam penggunaan desinfektan ini. Instansi pendidikan khususnya universitas/institut merupakan elemen yang tak terpisahkan dari masyarakat, sehingga wajib memberikan dampak yang baik terhadap masyarakat secara umum. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi dan edukasi terkait dengan pemanfaatan desinfektan sebagai tindakan preventif penyebaran Covid-19 di lingkungan tempat tinggal. Sosialisasi dilaksanakan di rumah masing-masing secara daring.