Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Viabilitas dan skrining benih kakao (Theobroma cacao L.) pada cekaman allelopati ekstrak alang-alang dan efeknya terhadap fase awal pertumbuhan bibit Kafrawi Kafrawi; Muh. Ikbal; Eka Wisdawati
Agrokompleks Vol 14 No 1 (2015): Agrokompleks
Publisher : PPPM Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v14i1.191

Abstract

Tumbuhan menghasilkan zat allelopati yang dapat menghambat pertumbuhan benih dan tanaman. Tujuan percobaan ini untuk mengetahui pengaruh zat allelopati ekstrak alang-alang terhadap penghambatan perkecambahan benih kakao. Percobaan dilaksanakan dalam bentuk Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk uji viabilitas dan Rancangan Acak Kelompok (RAK) untuk tahap skrining pertumbuhan kakao dengan perlakuan lama perendaman ekstrak alang-alang yang terdiri dari 4 taraf: perendaman selama 1,5 jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam. Penghambatan perkecambahan benih kakao terbaik diperoleh dari perlakuan lama perendaman 4 jam dengan daya kecambah terkecil sebesar 53,33% dan indeks vigor sebesar 4,32. Pertumbuhan bibit kakao hasil skrining terbaik dibawah tekanan allelopati ekstrak alang-alang diperoleh dari perlakuan perendaman selama 4 jam baik terhadap tinggi, jumlah daun dan diameter batang tanaman kakao.
Tingkat Produksi Lateks Tanaman Karet (Havea Brasiliensis L.) Pada Berbagai Umur Tanaman Kafrawi kafrawi; Zahraeni Kumalawati; Sufyan Sufyan; Arham Arham
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 8 No 1 (2019): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.836 KB) | DOI: 10.51978/agro.v8i1.12

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat produksi lateks tanaman karet pada berbagai tingkat umur tanaman. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan pengamatan panen lateks pada berbagai umur tanaman (tahun) yang terdiri atas : 9, 10, 23, dan 37. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat lateks sebelum dan setelah giling serta setelah pengasapan paling tinggi diperoleh pada tanaman berumur 37 tahun (tahun tanam 1979) yaitu masing-masing sebesar 238.48 kg, 221.05 kg, dan 218.58 g. Namun kadar kering karet (K3) terberat diperoleh pada tanaman berumur 23 tahun (tahun tanam 1983) yaitu 97%.
CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA PADA RIZOSFER TANAMAN KAKAO ( Theobroma cacao L. ) DI TIPE KEMIRINGAN LAHAN YANG BERBEDA Zahraeni Kumalawati; Andi Ridwan; Kafrawi Kafrawi
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 7 No 2 (2018): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.674 KB) | DOI: 10.51978/agro.v7i2.27

Abstract

The study aims to determine the potential diversity of arbuscular mycorrhizal fungi in cocoa plants in two different types of slope so that they can be used and developed as biological fertilizers to support cocoa productivity. The method used in this study was exploration method by randomly taking samples of mycorrhizal soil in two locations of community cocoa plantations with different types of land slopes in Polewali Mandar District, West Sulawesi. The wet filtering method was used to isolate mycorrhizal spores from soil samples to obtain mycorrhizal isolates as a source of inoculants. The mycorrhizal isolates obtained were identified based on morphological characters and their abundance in natural habitats was also calculated. The results of the study revealed that arbuscular mycorrhiza associated with cocoa plants in two types of land namely flat land and sloping land consisted of seven types of mycorrhizae belonging to 3 types of genera namely Glomeraceae, Gigasporaceae and Acaulosporaceae. Genus Glomeraceae showed higher dominance than genus Gigasporaceae, but genus Gigasporaceae can be found in both types of land. Arbuscular mycorrhiza whose spore count was limited to Sclerocytis sinousa, Scutellospora sp. and Acaulospora sp.
KARAKTER PERTUMBUHAN TANAMAN PISANG SEBAGAI PENAUNG PADA PERTANAMAN KAKAO LAHAN BUKAAN BARU Muhammad Yusuf; Zahraeni Kumalawati; Kafrawi Kafrawi
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 8 No 2 (2019): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.171 KB) | DOI: 10.51978/agro.v8i2.69

Abstract

Pemanfaatan pohon pisang petani juga mendapat keuntungan ganda, selain pohon pisang berfungsi sebagai pohon pelindung, pisang juga dapat menjadi sumber ekonomi selain produksi kakao. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik pertumbuhan beberapa jenis tanaman pisang sebagai penaung di lahan bukaan baru sehingga dapat ditentukan varietas yang tepat dikembangkan sebagai tanaman penaung pada pertanaman kakao di lahan bukaan baru. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Oktober. Lokasi penelitian dilaksanakan di Kebun Teaching Farm Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene kepulauan yang terletak di Bulu Dua Kabupaten Barru. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bibit tanaman kakao, bibit tanaman pisang, fungisida Dithane M-45, pupuk bokashi, pupuk NPK, pupuk cair, abu sekam, label, papan demplot, meter roll, dan alat tulis menulis. Alat yang digunakan meliputi eskavator, pompa air, sekop, cangkul, linggis, selang plastik, timbangan analitik, jangka sorong. Metode penelitian yang digunakan pada tahapan ini adalah metode Rancangan Acak Kelompok (Randomizes Block Design), dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan tersebut adalah varietas pisang cavendish (P1), ambon (P2), dan raja (P3). Setiap unit perlakuan diwakili 5 tanaman, sehingga terdapat total 45 unit tanaman percobaan. Hasil Penelitian diperoleh bahwa rerata pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, dan pertambahan diameter batang pisang Raja cenderung lebih tinggi, disusul oleh pisang Ambon kemudian jenis pisang Cavendish .
POPULASI KUMBANG PENYERBUK Elaeidobius kamerunicus Faust. PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) Asmawati Asmawati; Ahmad Ahmad; Kafrawi Kafrawi
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 8 No 2 (2019): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.314 KB) | DOI: 10.51978/agro.v8i2.85

Abstract

Elaeidobius kamerunicus Faust is a beetle that assist the pollination in oil palm flowers; therefore, the number of fruit sets of oil palm relates to the population of E. kamerunicus on a plantation. To determine a correlation between the population of E. kamerunicus Faust with age of oil palm and factors influencing the beetle population, a field study was conducted at PT Nusa Indah Kalimantan Plantations Estate Masalap. Samples were collected from each one block of the oil palm field grown (block) that planted in 2009, 2010 and 2011 using purposive sampling method. There were three anthesis and post-anthesis male flowers were collected from each block. The results of the investigate showed that the highest average of spikelet per plant (104.5) was found at the block of 2009 planting season, hence the population of the pollination insects was more abundant at this block compare to the other two blocks. Total population of the insects at the oldest oil palms was 3959.51 imago on anthesis male flowers and 7674.48 larva on post-anthesis flowers. To summarize the main findings, the population of E. kamerunicus Faust at the oil palm plantation was influenced by plant age, number of spikelet and bloom period of male flowers.
PEMANFAATAN KOMPOS BERBAGAI KOTORAN TERNAK DAN APLIKASINYA PADA MEDIA TANAM BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) Kafrawi kafrawi; Asmawati Asmawati; Zahraeni Kumalawati
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 7 No 2 (2018): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.272 KB) | DOI: 10.51978/agro.v7i2.93

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai kompos hewan ternak pada media tanam terhadap pertumbuhan bibit tanaman kakao Penelitian disusun menggunakan Rancangan Faktorial dengan dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan penggunaan kompos berbagai hewan ternak (K) yang terdiri dari 4 macam yaitu: kompos kotoran kuda (K1), kompos kotoran sapi (K2), kompos kotoran kambing (K3), dan kompos kotoran ayam (K4). Hasil penelitian memperlihatkan kompos ternak sapi dapat meningkatkan pertumbuhan bibit kakao utamanya dalam pertumbuhan tinggi tanaman (17,17 cm), jumlah daun (10,17 helai), dan luas daun (64,43 cm2) yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan kompos dari kotoran ternak kuda, kambing dan ayam. Sedangkan untuk kontrol dapat digunakan sebagai media tanam bibit kakao untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman utamanya dalam pertumbuhan diameter batang (4,50 mm) dan kompos kotoran ayam lebih diutamakan untuk mendapatkan volume akar (9,48 mL) terbesar.
PENYIRAMAN MEDIA TANAM SAMBUNG PUCUK KOPI (Coffea sp) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PGPR Kafrawi kafrawi; Raihan Arif; Andi Muh Siddiq A Kahrir; Nildayanti Nildayanti; Zahraeni Kumalawati; Suriansyah Suriansyah
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 9 No 2 (2020): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/agro.v9i2.227

Abstract

The aim of this experiment was to determine the best PGPR concentration to support coffee shoot grafting. The experiment was carried out in the form of a completely randomized design (CRD) consisting of 4 treatments, namely without PGPR or control K0 (concentration 0 ml L-1 water), K1: 10 ml, L-1 water, K2: 20 ml L-1 water, and K3: 30 ml. L-1 water is given to each polybag. Each treatment had 4 replications so that there were 16 experimental units. The results showed that giving PGPR with a concentration of 30 ml L-1 of water to shoot grafts gave the best results on shoot height and shoot diameter growth. Whereas at a concentration of 10 ml.L-1 water gave the best effect on the increase in the number of leaves of coffee shoot grafting seeds.
EFIKASI VARIASI KONSENTRASI PGPR UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum F.) DI BERBAGAI TAKARAN MEDIA KOMPOS Kafrawi kafrawi; Mu'minah Mu'minah; Nurhalisyah Nurhalisyah; Sri Muliani; Zahraeni Kumulawati
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 10 No 1 (2021): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian da
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/agro.v10i1.230

Abstract

Tujuan dari percobaan ini adalah mendapatkan data interaksi kosentrasi PGPR dengan takaran pupuk organik yang terbaik dalam memacu pertumbuhan tanaman bawang merah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Faktorial dengan dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan menggunakan 2 (dua) faktor perlakuan, perlakuan pertama adalah takaran kompos yang terdiri dari 4 level yaitu: tanpa pemberian kompos, tanah + kompos 1 : 1, tanah + kompos 1 : 2 dan tanah + kompos 2 : 1. Perlakuan kedua adalah konsentrasi mikroba PGPR dengan 3 taraf yaitu: Konsentrasi 10 mL.L-1 air, 20 mL.L-1 air, dan 30 mL.L-1 air. Terdapat 12 kombinasi perlakuan yang terdiri dari 2 unit penelitian dan diulang kedalam 3 kelompok, sehingga terdapat 72 unit tanaman penelitian. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tanaman tertinggi diperoleh dari kombinasi perlakuan media tanah berkompos (1:1) dengan konsentrasi PGPR 30 mL.L-1 (42,63 cm), jumlah daun per tanaman terbanyak diperoleh dari kombinasi perlakuan media tanah berkompos (2:1) dengan konsentrasi PGPR 10 mL.L-1 (29 helai). Bobot umbi brangkasan segar, bobot umbi brangkasan kering askip, dan bobot umbi protolan kering askip tertinggi semua diperoleh dari kombinasi perlakuan media tanah berkompos (1:1) dengan konsentrasi PGPR 10 mL.L-1 masing-masing sebesar 32,64 g, 19,95 g, dan 11,54 g, sedangkan susut bobot tanaman tertinggi diperoleh dari kombinasi perlakuan media tanah tanpa penambahan kompos dengan konsentrasi PGPR 20 mL.L-1 (18,42 g).
INFEKTIFITAS MIKORIZA ARBUSKULA ASAL RHIZOSFER TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA KULTUR TRAPPING MENGGUNAKAN INANG KACANG HIJAU Kafrawi kafrawi; Sri Muliani; Basri Baba; Syatrawati Syatrawati; Asmawati Asmawati; Rahmat Rahmat; Jumrawati Tahang; Imzakiyyah Ramadani; Nurul Magfirah Rusdi; Nurasia Nurasia; Zahraeni Kumalawati
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 11 No 1 (2022): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian da
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/agro.v11i1.338

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat infeksi mikoriza arbiskula yang berasal dari rizosfer tanaman kakao pada kultur trapping menggunakan inang kacang hijau. Penelitian dilakukan menggunakan metode observasi deskriptif dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap jenis mikoriza arbuskula yang ditemukan dan menghitung tingkat infeksinya pada bagian akar tanaman inang. Sampel tanah yang diamatai berasal dari rizosfer tanaman kakao di dua lokasi lahan yang berbeda, yaitu pada lahan datar dan lahan miring. Pengambilan sampel tanah dilakukan secara diagonal dengan menentukan lima buah titik sampel, lalu tanah di setiap titik sampel pada bagian rizosfer kakao diambil sebanyak 1 kg untuk digunakan dalam kultur trapping. Tanaman kacang hijau digunakan sebagai tanaman inang dalam kultur trapping yang dipelihara selama 3 bulan kemudian diambil akarnya untuk pengamatan tingkat infeksi mikoriza. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 4 jenis mikoriza yang bersimbiosis dengan tanaman kakao pada lahan datar yaitu Glomus cf. multicauli, Glomus sp., Sclerocystis sinuosa dan Scutellospora sp. tipe 1, sedangkan pada lahan miring terdapat 2 jenis mikoriza yaitu Acaulospora sp. dan Scutellospora sp. tipe 2. Rata-rata tingkat infeksi mikoriza arbuskula dalam kultur trapping bervariasi dari rendah (27%) hingga tinggi (67%). Tingkat persentase infeksi mikoriza arbuskula yang berasal dari rhizosfer tanaman kakao dalam kultur trapping dengan menggunakan tanaman inang kacang hijau tergolong tinggi pada lahan datar (52%) dan tergolong sedang pada lahan miring (40%). Komponen Fungi Mikoriza arbuskula yang ditemukan berupa hifa, spora, vesikel dan arbuskel.
TEKNIK BUDIDAYA DAN TINGKAT PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH PESERTA DAN NON PESERTA SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU DI KABUPATEN PINRANG Iradhatullah Rahim; Zulfikar Zulfikar; Kafrawi Kafrawi
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 6 No 2 (2017): AgroPlantae: Jurnal Ilmiah Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Perkebunan
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.183 KB) | DOI: 10.51978/agro.v6i2.36

Abstract

Padi adalah salah satu komoditi andalan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Kabupaten Pinrang yang merupakan sentra padi di Sulsel mempunyai produksi yang masih cukup rendah dibandingkan potensi hasil tanaman padi. Salah satu penyebab rendahnya produksi adalah teknik budidaya yang tidak tepat yang dilakukan oleh petani. Hal tersebut diatasi dengan memberi pengetahuan dan keterampilan kepada petani melalui Sekolah Lapang Pengendalian Hama Penyakit Terpadu (SLPHT). Percobaan ini dilaksanakan di Desa Mattunru-tunrue, Kecamatan Cempa, Kabupaten Pinrang pada kelompok tani Mappasitujue dengan membandingkan petani peserta SLPHT dan Non SLPHT. Hasil percobaan dianalisi secara deskriptif. Hasil percobaan menunjukkan adanya perbedaan teknik budidaya antara petani SLPHT dan Non SLPHT, terutama cara pengaturan air dan penanganan hama penyakit. Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan pertumbuhan, tingkat produksi, tingkat kerusakan oleh hama dan jumlah musuh alami. Anakan produktif tanaman padi lahan SLPHT lebih tinggi, dibanding lahan non SLPHT. Produksi tanaman padi pada lahan SLPHT lebih tinggi sekitar 2,6 ton gabah kering panen dibanding lahan non SLPHT. Tingkat kerusakan hama penggerek batang padi pada lahan non PHT lebih tinggi dibanding lahan PHT yaitu pada fase vegetatif sebesar 6% dan fase generatif berkisar 10%. Adanya perbedaan penurunan musuh alami pada kedua perlakuan karena perbedaan jenis dan dosis pestisida yang digunakan. Penurunan musuh alami tertinggi pada lahan non SLPHT setelah aplikasi pestisida mencapai 80 %.