HADI WARSITO WIRYOSUTOMO
Universitas Negeri Surabaya

Published : 32 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR : BERBEDA, BERMAKNA, MULIA

SUPERVISI BIMBINGAN DAN KONSELING DI INDONESIA: PROBLEMATIKA DAN ALTERNATIF SOLUSI Ach. Sudrajad Nurismawan; Budi Purwoko; Hadi Warsito Wiryosutomo
Jurnal Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda, Bermakna, Mulia Vol 8, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jmbkan.v8i3.7242

Abstract

Tujuan dari penyusunan artikel ini adalah menjabarkan problematika dan faktor penyebab ketidakefektifan supervisi konseling, serta memberikan sejumlah alternatif solusi bagi problematika tersebut. Artikel ini menggunakan metode studi literatur pada berbagai artikel jurnal dan buku terbaru yang dinilai paling relevan dalam menjawab tujuan tersebut. Hasil dari artikel ini memperlihatkan bahwa: 1) Pelaksanaan supervisi konseling lebih bersifat administratif dan belum mengarah pada ranah klinis, 2) banyak sekolah yang belum menjadwalkan secara sistematis terkait proses evaluasi dan supervisi pada layanan yang telah dilaksanakan, 3) banyak supervisor layanan BK yang tidak berlatar belakang BK, 4) keenganan pihak kepala sekolah atau pimpinan pendidikan untuk belajar dan memahami layanan BK di sekolah, 5) minimnya instrument supervisi konseling yang akurat sesuai dengan konteks di lapangan. Sedangkan untuk alternatif solusi meliputi: 1) menyelenggarakan pelatihan supervisi konseling dari praktisi dan akademisi BK khususnya bagi pengawas/supervisor dan kepala sekolah, 2) perlunya pengembangan model dan instrumen supervisi konseling yang kredibel, 3) forum Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) harus memberikan workshop berkaitan dengan paradigma supervisi konseling pada guru BK, 4) secara bertahap para pengawas/supervisor dan konselor perlu mengubah pola supervisi dari sebatas administrasi menjadi supervisi klinis, 5) melakukan pelatihan dan supervisi kelompok sebagai alternatif pelaksanaan supervisi terbimbing.