Claim Missing Document
Check
Articles

Aktivitas RolePlay (RP) Thailand Idol dan Pengaruhnya terhadap Pembentukan Kehidupan Baru di Dunia Maya Florentia Christina Monica; Ahmad Junaidi
Koneksi Vol 5, No 2 (2021): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v5i2.10326

Abstract

The development of times from time to time was so increasing. Communication technology is one of them who got increased rapidly. This development of communication technology was also certainly in line with the development of human intelligence who got more creative and innovative this day. Social media is a form of media development, that we know them as a “new media”. There is a feature from Line Chat App called Line Open Chat (OC). OC is a group chat feature that made for users to join and reliable with other users who had same interests with anonymously, and one of which is a fans club category. There’s a phenomenon this day that comes from this fan culture in OC, named “roleplay” (RP). RP is a role game in a social media using other’s people characters (usually using an idol’s character). The players usually adapt their activities and life from real life, but in the RP’s world, their entire activities is the life that humans imagine and create for themselves. This phenomenon will form into a virtual community or a network society in a cyberspace, then with times goes by time this phenomenon will referring to a concept of social simulation and create a formation of a new world. This research uses a qualitative case study method.Perkembangan jaman dari masa kemasa semakin meningkat pesat, seperti pada teknologi komunikasi. Perkembangan teknologi komunikasi ini tentunya beriringan dengan perkembangan kecerdasan manusia yang semakin kreatif dan inovatif memanfaatkan media dan teknologinya. Salah satu bentuk perkembangan media tersebut adalah media sosial, yang kini kita kenal dengan sebutan “new media”. Contohnya adalah sebuah fitur dalam aplikasi chating Line, yaitu Line Open Chat (OC). OC adalah salah satu fitur obrolan grup yang dibuat agar para pengguna dapat bergabung dan berinteraksi dengan pengguna lainnya yang memiliki ketertarikan yang sama secara anonim, salah satunya kategorinya adalah fans clubs. Terdapat sebuah fenomena baru yang datangnya dari budaya penggemar ini dalam OC, yaitu roleplay (RP). RP merupakan sebuah permainan peran di media sosial dengan menggunakan karakter orang lain yang biasanya adalah sosok yang diidolakan. Biasanya dalam RP para pemainnya akan mengadaptasi aktifitas dan kehidupannya dari dunia nyata, hanya saja kehidupan ini adalah kehidupan yang dikehendaki dan dibuat sendiri oleh manusia, khususnya dirinya sendiri sebagai pemainnya. Fenomena ini kemudian akan membentuk sebuah komunitas virtual atau network  society dalam cyberspace yang lama kelamaan akan membuat sebuah simulasi sosial yang mengacu pada terbentuknya dunia baru. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kasus.
Pengaruh Media Sosial Instagram #Covid-19 terhadap Tingkat Kepercayaan Masyarakat Milenial di Jakarta Boni Bryan Situmorang; Ahmad Junaidi
Koneksi Vol 5, No 2 (2021): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v5i2.10390

Abstract

The COVID-19 pandemic has plagued all parts of the world, including Indonesia. Since its first appearance in China, the spread of the COVID-19 virus has been very fast and the number of infected people has grown very significantly and rapidly. Various information related to COVID-19 is spread on social media, especially Instagram. Some are true, some are misleading. Some believe in fact-based information and data, but others don't. There are those who believe in hoaxes, but there are also those who don't. Therefore, it is very important to measure the level of public trust based on what they see and what they perceive. Here the writer uses communication theory, communication media theory, factors that influence trust, and mass communication theory as the theoretical basis. This study uses millennial Instagram users in Jakarta as the object of research. So that when viewed in terms of variables, there are 2 variables, namely the Instagram # COVID-19 variable and the level of trust of the millennial community in Jakarta. The approach of this research is quantitative with a survey method which is carried out by distributing questionnaires in the form of google form to respondents who meet the requirements. Data processing uses the help of SPSS Version 20, from the respondent's data tested valid and reliable. The data analysis technique used regression analysis and the results proved that variable X had an effect on variable Y, because the significance value was 0. According to Sahid Raharjo (2018) if the significance value was <0.05, it was certain that there was an influence of variable x on variable Y. That means Instagram # COVID-19 has an influence on the level of trust of millennials in Jakarta.Pandemi COVID-19 telah mewabah di seluruh belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Sejak kemunculan pertamanya di negara Tiongkok, penyebaran virus COVID-19 sangat cepat dan angka orang yang tertular pun bertumbuh dengan sangat signifikan dan pesat. Berbagai informasi terkait COVID-19 tersebar di media sosial khususnya Instagram. Ada beberapa yang benar, ada juga menyesatkan. Ada yang percaya pada informasi yang berbasis fakta dan data, namun ada juga yang tidak. Ada yang percaya pada hoax, tetapi ada juga yang tidak percaya. Oleh karena itu, penting sekali untuk mengukur tingkat kepercayaan masyarakat berdasarkan apa yang mereka lihat dan yang mereka serap. Disini penulis menggunakan sejumlah teori dan konsep mulai darikomunikasi, media sosial, faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan, dan komunikasi massa. Penelitian ini menggunakan pengguna Instagram masyarakat millennial di Jakarta sebagai populasi sehingga jika dilihat dari segi variabel terdapat duavariabel yaitu variabel Instagram #COVID-19 dan variabel tingkat kepercayaan masyarakat millennial di Jakarta. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode survei yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner dalam bentuk google form kepada responden yang memenuhi syarat. Pengolahan data menggunakan bantuan SPSS Versi 20, dari data responden teruji valid,dan reliabel. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi dan hasilnya terbukti bahwa variabel X berpengaruh terhadap variabel Y, karena nilai signifikansinya 0. Menurut Sahid Raharjo (2018) jika nilai signifikansi < 0,05 maka bisa dipastikan bahwa terdapat pengaruh dari variabel x terhadap variabel Y. Itu artinya Instagram #COVID-19 memiliki pengaruh terhadap tingkat kepercayaan milenial di Jakarta.
Kritik Sosial dalam Stand Up Comedy (Analisis Semiotika Show “Pragiwaksono World Tour”) Reynord Leonardo; Ahmad Junaidi
Koneksi Vol 4, No 2 (2020): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v4i2.8077

Abstract

This study discusses the stand up comedy that is popular among the people. Stand up comedy itself is a singular comedic art whose contents from ordinary jokes contain social criticism. Pandji Pragiwaksono is one example of a comic where he likes to bring stand up comedy material containing social criticism where there are some social problems that we are experiencing in the form of comedy. The theory used by researchers is the theory of mass communication, mass media, social criticism, stand up comedy. This study uses a qualitative approach with the semiotic analysis technique method Ferdinand De Saussure which divides the selected sign into two namely signifier and signified. In this study it was found that the show stand up comedy made by Pandji Pragiwaksono namely Pragiwaksono World Tour slipped a number of social criticisms in which social criticisms were presented including criticism of children's names, criticism of children 's Youtubers, critics of PSSI chairmen, critics of the profession of people, criticisms of humanity , criticism about fans, criticism about animals, and criticism of the attitude of Indonesian citizens. The result is stand up comedy is not just a tool to entertain the public but can also slip social criticism in the form of comedy criticism delivered by Pandji made with satire and comedy so that the message received can be captured easily by his listeners.Penelitian ini membahas tentang stand up comedy yang sedang populer dikalangan masyarakat. Stand up comedysendiri merupakan seni melawak secara tunggal di mana isi dari lawakan berupa kritik sosial. Pandji Pragiwaksono menjadi salah satu contoh komika di Indonesia yang membawakan materi  stand up comedyberisi kritik sosial terhadap beberapa masalah sosial. Teori dan konsep yang digunakan peneliti adalah komunikasi massa, media massa, kritik sosial, stand up comedy. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode teknik analisis semiotika Ferdinand De Saussure yang membagi tanda menjadi dua yaitu signifierdansignified. Penelitian ini menemukan bahwa pertunjukan stand up comedyPandji Pragiwaksono yaitu Pragiwaksono World Tourmenyelipkan beberapa kritik sosial antara lain kritik nama anak, kritik youtuberanak-anak, kritik ketua PSSI, kritik tentang profesi orang, kritik kemanusiaan, kritik tentang fans, kritik tentang satwa, dan kritik sikap warga Indonesia. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu stand up comedybukan menjadi alat untuk menghibur masyarakat namun juga menyelipkan kritik sosial dalam bentuk komedi kritik yang dibuat dengan satir dan komedi sehingga pesan yang diterima dapat ditangkap dengan mudah oleh pendengarnya.
Analisis Penerapan Kode Etik Jurnalistik Pada Pemberitaan Pemindahan Ibu Kota Indonesia di Liputan6.com Wiwin Fitriyani; Ahmad Junaidi
Koneksi Vol 4, No 2 (2020): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v4i2.8094

Abstract

Freedom of the Press is the right to express, disseminate ideas, organize, and so forth. Freedom of the Press is based on the provisions made by the Press Council called the Journalistic Code of Ethics. The Journalistic Code of Ethics is the professional ethics of journalists. As the party that disseminates information to the public, journalists need to practice the provisions of the Journalistic Code of Ethics which consists of 11 articles, because various news reports that journalists report should have an impact on society. Then, one of the news that received more attention from the public, namely regarding the relocation of the Indonesian capital. At that time, the news received various responses from various parties. Therefore, various media are aggressively producing news related to this, such as Liputan6.com. In this study, the Journalistic Code of Ethics analyzed with the news included article 1, 2, and 3. The purpose of this study was to determine the application of the Journalistic Code of Ethics in reporting the removal of the Indonesian Capital City on Liputan6.com. Theories used include news reporting and the Journalistic Code of Ethics. Then, for the research method used, namely quantitative content analysis using coding sheets to process, and analyze the data. The results of this study indicate Liputan6.com has implemented a Journalistic Code of Ethics, although of the 55 news samples there are still 19 news that do not meet the element of balance.Kebebasan pers merupakan hak untuk berekspresi, menyebarluaskan gagasan, dan berorganisasi. Kebebasan pers dilandasi oleh ketentuan yang dibuat Dewan Pers yang disebut Kode Etik Jurnalistik. Kode Etik Jurnalistik adalah etika profesi wartawan. Sebagai pihak yang menyebarkan informasi kepada khalayak, jurnalis perlu mempraktikan ketentuan Kode Etik Jurnalistik yang terdiri dari 11 pasal. Hal ini karena berbagai berita yang jurnalis laporkan akan memberi dampak pada masyarakat. Salah satu pemberitaan yang mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat, yaitu mengenai pemindahan ibu kota Indonesia. Pada saat itu, kabar tersebut mendapatkan berbagai respon dari berbagai pihak. Oleh karena itu, berbagai media gencar dalam memproduksi berita terkait hal tersebut, salahsatunya Liputan6.com. Pada penelitian ini, Kode Etik Jurnalistik yang dianalisis dengan pemberitaan tersebut, antara lain pasal 1, 2, dan 3. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui penerapan Kode Etik Jurnalistik pada pemberitaan pemindahan Ibu Kota Indonesia di Liputan6.com. Teori yang digunakan diantaranya pemberitaan, dan Kode Etik Jurnalistik. Metode penelitian yang dipakai yakni analisis isi kuantitatif dengan memakai lembar codinguntuk mengolah, dan menganalisis datanya. Hasil dari penelitian ini menunjukan Liputan6.com sudah menerapkan Kode Etik Jurnalistik, meskipun dari 55 sampel berita masih terdapat 19 berita yang tidak memenuhi unsur keberimbangan.
Fungsi Media Online di Komunitas LGBT (Analisis Wacana Berita Pada Media Online Suara Kita) Dewi Winu Wulan; Eko Harry Susanto; Ahmad Djunaidi
Koneksi Vol 1, No 1 (2017): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v1i1.1391

Abstract

Kehadiran  media  baru yang  begitu  pesat, tidak  membuat media baru seperti majalah, website, ataupun yang lainnya mati. Majalah  tetap  bertahan  bahkan  bermigrasi ke  majalah online. Segmentasinya  pun  beragam  mulai  dari  khusus  wanita, pria, remaja, anak-anak, keluarga, hingga LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender). Kehadiran  majalah, koran atau website khusus LGBT menuai  banyak   kontra daripada pro dari masyarakat umum termasuk di Indonesia. Lagi-lagi karena aktivitas kaum ini dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama. Terlepas dari pro  dan  website  khusus  LGBT tetap  eksis  dan  telah menjalankan fungsinya  sebagai  media  massa.  Karena  memiliki  kelebihan  yaitu  audiens yang  sangat  tersegmentasi sehingga isu-isu  yang  dimuat  dalam  website ini juga  sangat  spesifik dan tetap  akan  dicari karena menjadi  kebutuhan  bagi audiens  khusus.   Dengan  website,  tergambar juga bahwa  kaum  minoritas seperti  LGBT  semakin  mengukuhkan  keberadaan  mereka  meski  banyak mendapat  tentangan.  Justru  melalui  media  ini,  kaum LGBT  dapat  dengan bebas mengekspresikan  diri  dan  identitas gender  mereka  sekaligus memberikan pengaruh bagi pembacanya.
Interaksi Sosial Etnis Tionghoa dengan Etnis Dayak di Kota Pontianak Nico Abelio; Ahmad Junaidi
Koneksi Vol 5, No 1 (2021): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v5i1.10227

Abstract

This research entitled Social Interaction of Chinese Ethnicity with Ethnic Dayak in Pontianak City. The Dayak ethnic group in Pontianak is the first ethnic group to have previously inhabited the city of Pontianak. This study aims to determine the form of social interaction that occurs between ethnic Chinese and Dayak in the city of Pontianak. This research uses a case study method with a qualitative approach. Collecting data through interviews, observation, and literature study. The subjects of this research are Chinese and Dayak ethnic in Pontianak, and the object is social interaction. The theory used in this research is social interaction. Social interaction according to Gillin & Gillin is a mutual social relationship related to the relationship between individuals, between groups of individuals, and between individuals and groups of people. The results of this study indicate that the Chinese and Dayak ethnic groups in the city of Pontianak communicate between cultures and social interactions with mutual respect between ethnic groups. However, there are some obstacles that occur between ethnic Chinese and Dayak ethnic groups in Pontianak, namely language barriers that can lead to inter-ethnic prejudice.Penelitian ini mengangkat tentang interaksi sosial etnis Tionghoa dengan etnis Dayak di Kota Pontianak. Etnis Dayak di Pontianak merupakan etnis pertama yang telah terlebihi dahulu mendiami kota Pontianak. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bentuk interaksi sosial yang terjadi antar etnis Tionghoa dengan etnis Dayak di kota Pontianak. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi pustaka. Subjek penelitian ini adalah etnis Tionghoa dan etnis Dayak di Pontianak, dan objeknya adalah interaksi sosial. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial saling yang berkaitan dengan hubungan antara individu, antara kelompok individu, maupun antara individu dengan kelompok manusia. Dari hasil penelitian ini menunjukan etnis Tionghoa dengan etnis Dayak di kota Pontianak saling melakukan komunikasi antar budaya dan interaksi sosial dengan sikap saling menghargai antar etnis. Namun terdapat sedikit hambatan yang terjadi antar etnis Tionghoa dengan etnis Dayak di kota Pontianak yaitu kendala dalam bahasa yang dapat menimbulkan prasangka antar etnis.
Keterlibatan Alumni Universitas Tarumanagara dalam Pemilihan Presiden Melalui Media Sosial Instagram Maria Steffi Gunadi; Ahmad Junaidi
Koneksi Vol 3, No 1 (2019): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v3i1.6140

Abstract

Saat ini Instagram sebagai new media, kerap digunakan sebagai alat propaganda politik, baik di dunia maupun di Indonesia. Instagram sebagai media sosial digunakan untuk menggiring demokrasi, yang terkadang belum tentu serupa dengan kondisi sebenarnya. Namun demikian, masih banyak orang yang masih mempercayai informasi yang diperoleh melalui Instagram sehingga terbentuk komunikasi politik yang merupakan keterlibatan para masyarakat dalam hal politik, atau efikasi politik. Tulisan ini dibuat untuk menggugah masyarakat semakin bijak dalam mengeluarkan pendapat melalui media sosial, terutama dalam pilihan politik.
Representasi Feminisme dalam Video Klip ‘Nightmare’ oleh Halsey Faiz Zulia Maharany; Ahmad Junaidi
Koneksi Vol 4, No 2 (2020): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v4i2.8170

Abstract

'Nightmare' is the title of a video clip belonging to a singer and singer called Halsey, in which the video clip is explained about the figure of women who struggle against patriarchal culture which has been a barrier wall for women to get their rights, welfare and the equality needed they get. This research uses descriptive qualitative research methods. Data collection techniques are done through documentation, observation and study of literature. Then, analyzed using Charles Sanders Peirce's semiotics technique. The results of this study show the fact that signs, symbols or messages representing feminism in the video, 'Nightmare' clips are presented through scenes that present women's actions in opposing domination over men and sarcastic sentences contained in the lyrics of the song to discuss with patriarchy. Youtube as one of the social media platforms where the 'Nightmare' video clip is uploaded is very effective for mass communication and for conveying the message contained in the video clip to the viewing public.‘Nightmare’ adalah judul video klip milik musisi sekaligus penyanyi yang bernama Halsey, dimana pada Video klipnya tersebut menceritakan tentang figur perempuan-perempuan yang berusaha melawan budaya patriarki yang selama ini telah menjadi dinding penghalang bagi perempuan untuk mendapatkan hak-haknya, keadilan dan kesetaraan yang seharusnya mereka dapatkan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi, observasi dan studi kepustakaan. Kemudian, dianalisis menggunakan teknik semiotika milik Charles Sanders Peirce. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat tanda-tanda, simbol atau pesan yang merepresentasikan feminisme di dalam video klip ‘Nightmare’ yang dihadirkan melalui adegan-adegan yang menyajikan aksi perempuan dalam menolak dominasi atas laki-laki dan kalimat-kalimat sarkas yang terkandung dalam lirik lagunya untuk ditujukan kepada patriarki. Youtube sebagai salah satu platform media sosial dimana video klip ‘Nightmare’ diunggah sangat efektif untuk melakukan komunikasi massa dan untuk menyampaikan pesan yang terkandung di dalam video klip tersebut kepada masyarakat yang menonton.
Pemberitaan Kampanye Pemilihan Presiden 2019 Di Media Siber dan Penerapan Elemen Jurnalisme (Analisis Framing Pada Okezone.Com dan Suara.Com) Esti Sri Handayani; Ahmad Junaidi
Koneksi Vol 2, No 2 (2018): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v2i2.3902

Abstract

Proses kampanye Pemilu 2019 tidak luput dari mata media. Undang Undang No.40 Tahun 1999 tentang Pers, sistem komunikasi politik dan relasi antara pemerintah dengan pers dapat berlangsung seimbang. Berbagai media massa termasuk media daring di Indonesia, menyajikan berbagai informasi dan berita terkait dengan kampanye pemilihan umum. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana okezone.com dan suara.com merekonstruksikan sebuah realita untuk membingkai peristiwa menjadi berita serta mengetahui bagaimana aplikasi elemen jurnalisme dalam pembingkaian berita. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode penelitian Analisis Framing Model Zhongdan Pan & Kosicki. Data dalam kerangka framing dikaji menggunakan Elemen-Elemen Jurnalisme Bill Kovach. Pengumpulan data menggunakan observasi non-partisipan pada masing-masing media, studi kepustakaan, penelusuran data daring serta didukung wawancara informan. Kesimpulan penelitian ini adalah okezone.com berada di garis belakang kubu petahana. Sementara suara.com yang mengklaim sebagai media independen, beberapa pemberitaan mengindikasikan keberpihakan pada kubu Prabowo. Penerapan kaidah Elemen Jurnalisme cukup baik, karena selama pemberitaan tentang kampanye Pilpres 2019. Namun, pada poin ke-8 sering terindikasi adanya pengabaian dalam pemberitaan tentang kampanye Pilpres 2019.
Representasi Pendidikan Seks dalam Film Dua Garis Biru (Analisis Semiotika Roland Barthes) Eartha Beatricia Gunawan; Ahmad Junaidi
Koneksi Vol 4, No 1 (2020): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v4i1.6880

Abstract

This study aims to describe the representation of sex education in the film Dua Garis Biru by director Gina S. Noer. This study uses a descriptive qualitative approach. The research method uses Roland Barthes's semiotic analysis with two-way significance and the meaning of denotation, connotation, and myth. The subjects of this study are Dara and Bima, the object of this study is a sign of sex education represented in scenes, dialogues, and characters in films. Methods of data collection by observation, literature study, interviews, and documentation. The film Dua Garis Biru tells the story of how Dara and Bima, two teenagers, must be responsible for the consequences that they did not think of before due to free sex. This film also illustrates the important role of parents in communicating information about sex to children. The results of this study indicate that there is a picture of sex education in the film Two Blue Lines. It was concluded that the side or form of sex education is displayed in scenes, dialogues, or characters that insert the importance of knowing sex education and knowing the consequences of every action related to sex. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan representasi pendidikan seks  dalam Film Dua Garis Biru karya sutradara Gina S. Noer. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Metode penelitian menggunakan Analisis Semiotika Roland Barthes dengan signifikan dua arah dan pemaknaan denotasi, konotasi, dan mitos. Subjek penelitian ini adalah Dara dan Bima, objek penelitian ini adalah tanda pendidikan seks yang direpresentasikan dalam adegan, dialog, dan karakter dalam film. Metode pengumpulan data dengan observasi, studi pustaka, wawancara, dan dokumentasi. Film Dua Garis Biru bercerita tentang bagaimana Dara dan Bima, dua remaja harus bertanggung jawab atas konsekuensi yang tidak mereka pikirkan sebelumnya karena melakukan seks pranikah. Film ini juga menggambarkan pentingnya peran orang tua dalam mengkomunikasikan informasi tentang seks kepada anak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat gambaran tentang pendidikan seks dalam film. Sisi atau bentuk pendidikan seks ditampilkan dalam cuplikan adegan, dialog, atau karakter tokoh yang menyisipkan pentingnya mengenal pendidikan seks dan mengetahui konsekuensi dari setiap perbuatan yang berhubungan dengan seks.