Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH TOPOGRAFI TERHADAP DIVERGENSI FENOTIP KATAK FEJERVARIA CANRIVORA DI KABUPATEN TANAH DATAR Fauzan Fauzan; Nurul Widya
Menara Ilmu Vol 16, No 1 (2022): VOL. XVI NO.1 JANUARI 2022
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v16i1.3108

Abstract

Tanah Datar merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Barat, secara geografis merupakan daerah pegunungan yang menjadi bagian dari gugus bukit barisan yang dikelilingi oleh daerah persawahan yang luas. Kabupaten Tanah Datar memiliki ketinggian yang sangat bervariasi mulai dari 200-1.500 mdpl. Sehingga akan mengakibatkan terjadinya pola adaptasi yang berbeda pada setiap wilayah tersebut. Hal ini tentu akan mengakibatkan tingginya keanekaragaman spesies salah satunya katak sawah Fejervarya canrivora. Berdasarkan landasan substansial tersebut maka dilakukan penelitian tentang bagaimanakah pengaruh topografi terhadap divergensi fenotip katak sawah (F. canrivora) di Kabupaten Tanah Datar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh topografi terhadap divergensi fenotip katak sawah (F. canrivora) di Kabupaten Tanah Datar dan karakter fenotip apa saja  yang memperlihatkan perbedaan. Sampel dikoleksi pada 4 lokasi yaitu Tabek Patah, Ampalu Gadang Sungai Tarab, Padang Ganting dan Singgalang Sepuluh Koto dan dilanjutkan di Laboratorium Alam Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat banyak perbedaan karakter morfometri antar populasi. Populasi F. canrivora Padang Ganting memiliki perbedaan signifikan dibandingkan dengan 3 populasi lainnya. Populasi F. canrivora Padang Ganting memiliki badan lebih besar, kaki belakang, femur dan tibia lebih pendek, jarak dari hidung sampai moncong lebih pendek dibandingkan populasi lain.Kata Kunci : Morfometri, sawah, ukuran tubuh, barrier, populasi
POTENSI DAN PEMANFAATAN TUMBUHAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) DI HUTAN NAGARI PASIR TALANG TIMUR KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN Fauzan Fauzan; Desyanti Desyanti; Yulia Saputri
Menara Ilmu Vol 16, No 2 (2022): VOL. XVI NO. 2 JULI 2022
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v16i2.3428

Abstract

Hasil hutan bukan kayu (HHBK) adalah hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu sebagai segala sesuatu yang bersifat material (bukan kayu) yang di manfaatkan bagi kegitan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Di Hutan Nagari Pasir Talang Timur Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan terdapat potensi dan pemanfaatan tumbuhan hasil hutan bukan kayu yang dapat membantu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar hutan, penelitian dilakukan pada bulan November sampai Desember 2021, bertujuan untuk mengetahui potensi dan pemanfaatan tumbuhan hasil hutan bukan kay. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi langsung dilapangan dengan membuat 10 plot pengamatan dengan ukuran 20 m x 20 m untuk pohon, 10 m x 10 m untuk tiang, 5x5 untuk pancang, 2x2 untuk semai, serta kuisioner/wawancara untuk mencari pemanfaatan HHBK. Hasil pengamatan yang didapat di lokasi penelitian terdapat 10 famili yaitu: Anacardiaceae, Arecaceae, Bombaceae, Euphorbiaceae, Fabaceae, Lauraceae, Myrtaceae, Poaceae, Rubiaceae, Zingberaceae yang terdiri dari 15 jenis. Jenis hasil hutan bukan kayu yang berpotensi berdasarkan pemanfaatannya dikelompokan menjadi 4 yaitu: sebagai bahan obat, sebagai bahan pangan, sebagai bahan pewarna, dan sebagai bahan aromatika. Kata Kunci: HHBK, Hutan Nagari, Potensi, Pemanfaatan.
KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (ORDO ANURA) DI HUTAN NAGARI SUNGAI BATUANG KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG(STUDI KASUS JORONG KOTO) Fauzan Fauzan; Gusmardi Indra; Jeki Saputra
Menara Ilmu Vol 16, No 1 (2022): Vol. 1 No. 1 OKTOBER 2022
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v16i1.3621

Abstract

Amfibi merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem, baik secara ekologis maupun ekonomis. Penelitian mengenai amfibi di Indonesia masih sangat terbatas. Pulau Sumatera sebagai salah satu pulau besar, tetapi belum banyak dilakukan penelitian mengenai amfibi. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui keanekaragaman jenis amfibi (Ordo Anura) di Hutan Nagari Sungai Batuang Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung. Metode yang digunakan dalam pengambilan data amfibi adalah Visual Encounter Survey (VES) dengan metode transek. Analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi jenis amfibi (Ordo Anura) yang ditemukan untuk menghitung indeks keanekaragaman, indeks kemerataan, dan indeks kesamaan jenis. Ditemukan sebanyak 91 individu terdiri dari 10 jenis amfibi yang tergabung dalam 3 famili. Pada habitat akuatik ditemukan 9 jenis, dan habitat terestrial 4 jenis. Nilai keanekaragaman total dikategorikan sedang yaitu H’=2,00 pada habitat akuatik H’=1,86 dan terrestrial H’=1,25. Nilai kemerataan didapatkan E>0.6 yang artinya di lokasi tersebut kemerataannya tinggi dengan nilai total yaitu E=0,87, pada habitat akuatik E=0,85 dan terrestrial=0,90 dan tingkat kesamaan jenis pada kedua habitat yaitu 46 % yang dikategorikan sedang. Kata kunci : Amfibi, Anura, Keanekaragaman, Hutan Nagari
Keanekaragaman Jenis Amfibi (Ordo Anura) Di Hutan Lindung Nagari Batu Bajanjang Kecamatan Tigo Lurah Kabupaten Solok fauzan fauzan; Susilastri Susilastri; Renfil Afzian
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 17, No 1 (2023): Vol 17 No. 01 JULI 2023
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v17i1.4525

Abstract

Hutan menurut Undang-Undang Repuplik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan merupakan sumberdaya alam yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat, hutan juga berfungsi sebagai habitat bagi beragam flora dan fauna termasuk amfibi. Amfibi merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem yang berfungsi sebagai bioindikator lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis amfibi (ordo anura) di Hutan Lindung Nagari Batu Bajanjang Kecamatan Tigo Lurah Kabupaten Solok Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Visual Encounter Survey (VES) dan linetransek, kemudian setiap individu yang ditemukan diidentifikasi dan dilakukan analisis indeks keanekaragaman, indeks kemerataan, dan indeks kesamaan jenis. Hasil penelitian ditemukan sebanyak 107 individu amfibi yang terdiri dari 9 jenis, 3 famili yaitu bufonidae 2 jenis, Dicroglossidae 2 jenis, dan Ranidae 5 jenis. Pada habitat akuatik ditemukan 89 individu, dan habitat terestrial 18 individu. Nilai keanekaragaman total dikategorikan sedang yaitu H’=1,83 pada habitat akuatik H’=1,86 dan terestrial H’=1,72. Nilai kemerataan didapatkan E>0,6 yang artinya di lokasi tersebut kemerataannya tinggi dengan nilai total yaitu E=0,83 pada habitat akuatik E=0,81 dan terrestrial=0,96 dan tingkat kesamaan jenis amfibi (ordo anura) pada kedua habitat yaitu 71% yang dikategorikan tinggi. Kata kunci : Amfibi, Anura, Keanekaragaman, Hutan Lindung, Kabupaten Solok.
KARAKTERISASI BAKTERIOSIN PADA BAKTERI ASAM LAKTAT Lactobacillus paracasei DARI VIRGIN COCONUT OIL Fauzan Fauzan; Suryani Suryani; Marganof Marganof; Yuliesi Purnawati
Jurnal Katalisator Vol 5, No 1 (2020): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jk.v5i1.5300

Abstract

Virgin Coconut Oil (VCO), so far known for its many uses due to its high lauric acid content. But apparently not only that but the presence of lactic acid bacteria that contain bacteriocin. Where bacteriocin is a peptide that has the ability to inhibit the growth of bacteria and fungi that are pathogenic, can even kill the virus. The purpose of this study was to characterize the bacteriocin present in the Lactobacillus paracasei lactic acid bacteria found in the VCO oil layer. Characterization was carried out in 4 types, namely the ability to grow LAB on the medium carried out by varying a certain pH; The ability of bacteriocin is produced in a medium with a certain pH variation, then analyzes the antimicrobials; The resistance of the bacteriocin to heating with certain temperature variations; Determination of Molecular Weight with SDS-PAGE. The best partial purification results are precipitation with 40% and 60% ammonium sulfate. For the ability to grow LAB, it was able to grow at pH 2-9, the ability of bacteriocin microbial activity at pH 2-6 for E Coli, pH 2-9 for B Sbtillis and pH 2-10 for the test bacteria Listeria monocytogenes and S aureus. This bacteriocin is resistant to 121 0C heating. So it can be concluded that this bacteriocin can live in humansVirgin Coconut Oil (VCO), selama  ini  dikenal  banyak sekali kegunaan nya disebabkan  kandungan asam lauratnya yang tinggi. Tetapi ternyata tidak hanya itu melainkan  adanya bakteri asam laktat yang mengandung bakteriosin. Dimana bakteriosin adalah peptide yang mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur yang berisifat patogen, bahkan dapat membunuh virus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi bakteriosin yang ada pada bakteri asam laktat  Lactobacillus paracasei yang terdapat pada lapisan minyak VCO.Adapun penelitian ini dimulai dengan mengisolasi bakteriosin menggunakan media MRSB (Merck), pemurnian bakteriosin nya dengan purifikasi parsial  menggunakan  metoda pengendapan  Ammium Sulfat. Karakterisasi dilakukan 4 macam, yaitu Kemampuan tumbuhnya  BAL pada medium dilakukan dengan memvariasikan pH tertentu; Kemampuan bakteriosin dihasilkan pada medium dengan variasi pH tertentu, kemudian menganalisa antimikrobanya; Ketahanan bakteriosin tersebut pada pemanasan dengan variasi temperatur tertentu; Penentuan Berat Molekul dengan SDS-PAGE. Hasil purifikasi parsial yang paling bagus adalah pada pengendapan dengan 40% dan 60% ammonium sulfat . Untuk kemampuan tumbuh BAL, ternyata mampu tumbuh pada pH 2-9, Kemampuan aktivitas mikroba bakteriosin pada pH 2-6 untuk E Coli, pH 2-9 untuk B Sbtillis dan pH 2-10 untuk bakteri uji Listeria monocytogenes dan S aureus.  Bakteriosin ini tahan sampai pemanasan 121 0C. Sehingga dapat disimpulkan bakteriosin ini bisa  hidup pada manusia
Keanekaragaman Jenis Amfibi Ordo Anura Di Hutan Kemasyarakatan Harapan Jaya Batu Ampar Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman Fauzan Fauzan; Eko Subrata; Rahmi Ummi Kalsum
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 18, No 1 (2024): Vol 18 No. 01 APRIL 2024
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v18i1.5238

Abstract

ABSTRAK : Hutan memiliki fungsi sebagai habitat bagi keanekaragaman flora dan fauna. Salah satu keanekaragaman fauna tersebut adalah amfibi. Amfibi merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem, baik secara ekologis maupun ekonomis. Pulau Sumatera sebagai salah satu pulau besar, tetapi belum banyak dilakukan penelitian mengenai Amfibi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis ordo Anura dan untuk mengetahui indeks keanekaragaman, indeks kemerataan serta indeks kesamaan di Hutan Kemasyarakatan Harapan Jaya Batu Ampar Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman pada habitat akuatik (air) dan terestrial (darat). Metode yang digunakan dalam pengambilan data amfibi adalah Visual Encounter Survey (VES) dengan metode jalur transek. Setiap individu amfibi yang ditemukan diindentifikasi, kemudian dilakukan analisis data untuk menghitung Indeks Keanekragaman, Indeks Kemerataan, dan Indeks Kesamaan Jenis. Ditemukan sebanyak 116 individu terdiri dari 10 jenis amfibi yang tergabung dalam 3 famili: Bufonidae 2 jenis, Dicroglossidae 2 jenis, Ranidae 6 jenis. Pada habitat akuatik ditemukan 90 individu dan habitat terestrial 26 individu. Nilai Keanekaragaman total dikategorikan sedang yaitu H`=2.16, pada habitat akuatik H`=1.90 dan terestrial H`=1.58. Nilai Kemerataan total yaitu J =0.94, pada habitat akuatik J =0.83 dan terestrial J =0.68 dan tingkat kesamaan jenis Amfibi pada kedua habitat yaitu 82% yang dikategorikan tinggi.Kata kunci: Keanekaragaman, Amfibi, Anura, Hutan Kemasyarakatan
Dampak Aktivitas Antropogenik Terhadap Keanekaragaman Amfibi Di Daerah Aliran Sungai Batang Kuranji Kota Padang Fauzan Fauzan; Noril Milantara
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 18, No 1 (2024): Vol 18 No. 01 JANUARI 2024
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v18i1.4867

Abstract

Sungai Batang Kuranji adalah salah satu sungai utama yang ada di kota padang dengan panjang 32,4 km. Sungai ini dimanfaatkan sebagai sumber air bersih, rekreasi dan sebagai sumber mata pencarian bagi masyarakat sekitar seperti menangkap ikan, menambang batu dan pasir. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan efek gempa yang menguncang kota padang pada tahun 2009 yang menyebabkan penduduk kota padang bermigrasi ke daerah yang lebih tinggi, sehingga mengakibatkan alih fungsi lahan semakin pesat termasuk di daerah aliran sungai batang kuranji. Pembukaan lahan/hutan tidak hanya terjadi dibagian tengah daerah aliran sungai bahkan sampai kearah hulu, sehingga mengakibatkan pencemaran pada sungai. Hal ini tentu mengancam keberlangsungan hidup flora dan fauna termasuk amfibi. Maka perlu dilakukan penelitian terhadap dampak aktivitas antropogenik terhadap keaneragaman amfibi di sungai batang kuranji kota padang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja jenis amfibi dan dampak aktivitas antropogenik terhadap tingkat keanekaragaman amfibi di Daerah Aliran Sungai Batang Kuranji Kota Padang.  Sampel dikoleksi di tiga lokasi yaitu daerah hulu, tengah dan hilir Sungai Batang Kuranji, kemudian dilakukan analisis indeks keaneragaman dan indeks keseragaman. Hasil penelitian ditemukan 12 jenis amfibi di sungai batang kuranji dengan nilai indeks keanekaragaman kategori sedang. Kata Kunci : antropogenik, keanekaragaman, amfibi