Dyah Mahendrasari Sukendra
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229 Jawa Tengah-Indonesia Telp. (024) 8058007

Published : 44 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

EPIDEMIOLOGI DAN REGULASI VIRUS [H1N1] PADA BABI DAN PENULARANNYA KE MANUSIA Sukendra, Dyah Mahendrasari
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 5, No 1 (2009)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan cuaca mempengaruhi alam dan aktivitas agen patogen, baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa dekade, agen patogen mulai berkembang dan bermutasi secara variasi serta lebih ganas.  Salah satu kejadian zoonosis yaitu penyebaran virus influenza A. Virus influenza A [H1N1] berpotensi berkembang  di Indonesia. Penyebaran influenza A [H1N1] di Indonesia antar manusia sudah terjadi. Etiologi influenza babi (swine flu) virus influenza A H1N1, famili Orthomyxoviridae. H1N1 mempunyai NeuAc 2,3Gal dan NeuAc 2,6Gal, merupakan gen linkage reseptor spesifik. NeuAc 2,6Gal babi dapat meniru reseptor spesifik pada manusia. Virus influenza A [H1N1] dapat bertransmisi melintasi “barier species”, sehingga bisa terjadi penularan secara timbal balik, antara babi dan manusia. Peran sistem imun tubuh penting dalam mendeteksi dan memusnahkan serangan virus ini, namun seringkali antibodi tubuh tidak mampu mengenali antigen yang bermutasi sangat variasi. Tindakan pencegahan harus diambil secara cepat untuk mengurangi risiko penularan  serta mengantisipasi  outbreak secepat mungkin. AbstractWeather changes affect the nature and activity of pathogenic agents, either directly or indirectly. Several decades, the agent started evolving and mutating its variations and more violent. One incident that is the spread of zoonotic influenza virus A. Influenza virus A [H1N1] is potential to grow in Indonesia. The spread of influenza A [H1N1] in Indonesia between humans has occurred. The etiology of swine influenza (swine flu) A H1N1 virus, Orthomyxoviridae family. H1N1 has a 2.3 Gal and NeuAc NeuAc 2.6Gal, a specific receptor gene linkage. NeuAc 2.6Gal pigs can mimic a specific receptor in humans. Influenza virus A [H1N1] may transmit traffic “species barrier”, so that transmission can occur on a reciprocal basis, between pigs and humans. The role of the body’s immune system is important in detecting and destroying these virus attacks, but often the body’s antibodies are not able to recognize antigens that mutate very varied. Prevention must be taken quickly to reduce the risk of transmission and to anticipate the outbreak as quickly as possible.Keywords: Zoonotic; Influenza A virus [H1N1]; Swine influenza; Human influenza
Efek Olahraga Ringan Pada Fungsi Imunitas Terhadap Mikroba Patogen : Infeksi Virus Dengue Sukendra, Dyah Mahendrasari
Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Vol 5, No 2 (2015): December 2015
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Imunitas atau kekebalan pada tubuh manusia merupakan kemampuan tubuh untuk melawan berbagai mikroba patogen, misalnya virus dengue penyebab penyakit DBD. Kecenderungan anak-anak terhadap gadget  yang terkoneksi internet, membuat anak-anak lebih suka bermain dengan gadget. Sehingga muncul kecenderungan anak hanya diam dan kurang beraktivitas. Tubuh yang cenderung diam dan kurang beraktivitas dapat berpengaruh pada fungsi kekebalan tubuh. Aktivitas latihan fisik ringan lebih bermanfaat pada fungsi imunitas bila dibanding hanya melakukan aktivitas berupa duduk/tidak melakukan kegiatan apapun. Kekebalan tubuh dapat mudah ditingkatkan dengan melakukan latihan fisik/olahraga juga istirahat serta tidur cukup. Peningkatan jumlah leukosit dalam sirkulasi darah (utamanya limposit dan neutrofil) serta trombosit, dengan melakukan latihan fisik/olahraga ringan dipengaruh oleh intensitas dan durasi latihan. Terjadi pula peningkatan konsentrasi plasma dari berbagai substansi yang dikenal dengan efek fungsi leukosit, termasuk sitokin pada peradangan, seperti TNF-α, makrofag inflamatori protein-1, IL-1β; anti-inflamator sitokin IL-6, IL-10, dan IL-1-reseptor antagonist (IL-1ra); serta peningkatan kadar protein, termasuk C-reaktif protein (CRP). Mekanisme kenaikan atau penurunan imun saat latihan fisik/olahraga dapat memberikan manfaat positif bagi kesehatan dalam jangka panjang, hal ini berkaitan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi penyakit. Sehingga jika terjadi  infeksi mikroba patogen yaitu virus dengue, maka tubuh mampu melakukan pencegahan  infeksi virus dengue ke dalam tubuh.
Perbedaan Pengetahuan Ibu Terkait Demam Berdarah Dengue dan Praktik Pencegahan dengan Suna Trap Sukendra, Dyah Mahendrasari; Indrawati, Fitri; Hermawati, Bertakalswa
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 1 No 4 (2017): HIGEIA
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Berdasarkan data laporan DBD nasional, Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 menempati urutan urutan kedua tertinggi untuk kasus penderita meninggal di Indonesia. Kota Semarang menempati urutan pertama kasus tertinggi di Jawa Tengah pada tahun 2014 berdasarkan IR DBD yaitu 92,43/100.000 penduduk dan mengalami peningkatan pada Tahun 2015 dengan IR DBD sebesar 92,71/100.000 penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan ibu mengenai demam berdarah dengue dan praktik pencegahannya di Kelurahan Patemon Kota Semarang melalui pelatihan kader jumantik pada kelompok dasawisma RW 07 Kelurahan Patemon.Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen dengan menggunakan desain one-group before-after study dan instrumen menggunakan kuesioner. Terdapat perbedaan skor pengetahuan ibu tentang DBD sebelum dan sesudah diberikan pelatihan (p 0,014) dengan peningkatan skor pengetahuan sesudah intervensi pada 6 dari 7 peserta pelatihan (85,7%).Kesimpulannya, intervensi berupa pelatihan kader jumantik dapat meningkatkan pengetahuan ibu-ibu kelompok dasawisma RW 07 Kelurahan Patemon. Kata Kunci: Pelatihan, Kader Jumantik, DBD, Pengetahuan.   ABSTRACT Based on national dengue data report, Central Java Province was the second highest death cases in 2015  on Indonesia. Semarang city ranks the highest case in Central Java in 2014 based on DHF IR which is 92,43 / 100.000 population and increase in Year 2015 with DHF IR equal to 92,71 / 100.000 population. This study aims to determine the difference of mother knowledge about dengue hemorrhagic fever and prevention practice in Patemon urban village of Semarang through training of jumantik cadres in daws group RW 07 Patemon urban village. This study used experimental design using one-group design before-after study and instrument using questionnaire. There was a difference of mothers knowledge score about DHF before and after training (p 0,014) with improvement of knowledge score after intervention in 6 of 7 trainees (85,7%). In conclusion, the intervention in the form of training of jumantik cadres can improve the knowledge of mothers of the RW 07 community group of Patemon urban village. Keywords: Training, Jumantik Cadres, DHF, Knowledgement.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPARAHAN PENYAKIT, AKTIVITAS FISIK DAN KUALITAS TIDUR TERHADAP KELELAHAN PADA PASIEN SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE) Fandika, Rizky Ayu; Sukendra, Dyah Mahendrasari
Unnes Journal of Public Health Vol 5 No 3 (2016): Unnes Journal Of Public Health
Publisher : Universitas Negeri Semarang in cooperation with Association of Indonesian Public Health Experts (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.631 KB) | DOI: 10.15294/ujph.v5i3.5854

Abstract

ABSTRAK Systemic Lupus Erythematosus (SLE) merupakan penyakit autoimun yang prevalensinya tiap tahun meningkat di dunia maupun di Indonesia. Kelelahan yang parah dapat menyebabkan kekambuhan pada pasien SLE. Kelelahan merupakan gejala yang paling melemahkan dan mengganggu fungsi fisik, sosial dan emosional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan pada pasien SLE di Yayasan Lupus Indonesia Panggon Kupu Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel penelitian adalah 30 pasien SLE yang diperoleh dengan menggunakan teknik Total Sampling. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil analisis bivariat menunjukan faktor yang berhubungan dengan kelelahan yaitu: tingkat keparahan penyakit (r value = 0,853, sig = 0,00) dan kualitas tidur (r value = 0,796, sig = 0,00), dan faktor yang tidak berhubungan yaitu aktivitas fisik (r value = -0,79). Hasil analisis multivariat menunjukan faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kelelahan yaitu kualitas tidur (p value = 0,043, exp (OR) = 16,500) memiliki probabilitas terhadap terjadinya kelelahan sebesar 61,89%. Kata Kunci: Kelelahan, SLE. Systemic Lupus Erythematosus ( SLE ) was an autoimmune disease whose prevalence was increasing every year in the world as well as in Indonesia. Severe fatigue can lead to relapse in patients with SLE. Fatigue was a symptom of the most debilitating and interfere with the functioning of physical, social and emotional. The objective of the study to know factors associated with fatigue in patients SLE at Indonesian Lupus Panggon Kupu Foundation in Semarang City. This research was descriptive analytic research with Cross Sectional design. The samples were 30 patients with SLE were obtained using total sampling technique. Data analysis was performed using univariate and bivariate. Bivariate analysis results showed that factors associated with fatigue were: the severity of disease (r value = 0,853, sig = 0,00) and sleep quality (r value = 0,796, sig = 0,00), while the factors that was not associated were: physical activity (r value = -0,79). Multivariate analysis showed that the most dominant factor associated to the fatigue was the quality of sleep (p value = 0,043, exp (OR) = 16,500) have the probability of the occurrence of fatigue by 61.89 %.  
ANALISIS SPASIAL KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE BERDASARKAN KEPADATAN PENDUDUK Kusuma, Agcrista Permata; Sukendra, Dyah Mahendrasari
Unnes Journal of Public Health Vol 5 No 1 (2016): Unnes Journal Of Public Health
Publisher : Universitas Negeri Semarang in cooperation with Association of Indonesian Public Health Experts (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.509 KB) | DOI: 10.15294/ujph.v5i1.9703

Abstract

Abstrak Puskesmas Kedungmundu merupakan wilayah endemis DBD dengan kasus yang tinggi. Diperlukan upaya dalam menentukan kebijakan strategi pengendalian vektor secara efektif dan efisien. Analisis spasial dalam SIG dapat digunakan untuk mengetahui pola penyebaran dan daerah potensi penularan DBD. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel wilayah memperhatikan proporsi sampel dengan jumlah sampel 146 responden. Pengambilan titik koordinat menggunakan GPS. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis spasial. Hasil perhitungan statistik spasial ANN diperoleh nilai Z-score = -11,054 terdapat pola spasial kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu. Nilai ANN = 0,52 < 1, artinya pola penyebaran kejadian DBD yang terjadi adalah berkerumun. Kesimpulan dalam penelitian ini sebaran kasus DBD memiliki keterkaitan secara spasial dengan kepadatan penduduk. Abstract Kedungmundu PHC is an endemich region with a high case. Be required to determine policy of vector control strategies effectively and efficiently. Spatial analsys in GIS can be used to determine the pattern of distribution and areas of DHF potential transmission. The type this research was analysis descriptive with cross sectional approach. The sampling technique used a sample area of attention to the proportion of the sample with 146 respondents of total sample. Capturing the coordinates used GPS. Data analisys used univariat and spatial analisys. Result of ANN obtained a Z-score= -11,054, there was a spatial pattern of dengue cases in Kedungmundu PHC. ANN value = 0,52 < 1, it meant that the pattern of DHF distribution was clustered. The conclution of this research was DHF distribution cases has spatial correlation with density population.
PENURUNAN CONTAINER INDEX (CI) MELALUI PENERAPAN OVITRAP DI SEKOLAH DASAR KOTA SEMARANG Cahyati, Widya Hary; Sukendra, Dyah Mahendrasari; PS, Yunita Dyah
Unnes Journal of Public Health Vol 5 No 4 (2016): Unnes Journal Of Public Health
Publisher : Universitas Negeri Semarang in cooperation with Association of Indonesian Public Health Experts (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.3 KB) | DOI: 10.15294/ujph.v5i4.13965

Abstract

Abstrak Penggunaan ovitrap terbuat dari botol plastik bekas dan diisi atraktan merupakan salah satu upaya sederhana serta mampu menurunkan populasi nyamuk. Angka Bebas Jentik (ABJ) merupakan salah satu indikator untuk mengetahui tingginya atau rendahnya populasi nyamuk pada suatu lingkungan. ABJ Kota Semarang tahun 2015 yaitu 59%, masih di bawah target (<95%). Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui kemampuan penerapan ovitrap berbasis sekolah dalam menurunkan container index (CI). Jenis penelitian yaitu eksperimen semu, dengan populasi seluruh sekolah dasar di Kota Semarang dan sampelnya yaitu 4 sekolah dasar : SDN Sekaran 01, SDN Pedurungan Tengah 02, SDN Petompon 01, dan SD Tugurejo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan ovitrap mampu menurunkan CI. CI sebelum dan setelah penerapan ovitrap di sekolah menunjukkan penurunan sebesar 40% untuk SDN Sekaran 01, 43% untuk SD Pedurungan Tengah, 57% untuk SDN Petompon 01, dan 25% untuk SDN Tugurejo. Simpulan dalam penelitian ini penerapan ovitrap berbasis sekolah mampu menurunkan CI.   Abstract Aplication of ovitrap made from plastic bottle and filled attractan is one of the ways to reduce mosquitoes population. LFI Semarang in 2015 is 59 %, still under the target (<95%). The purpose of research to determine the effectiveness of  implementation of school-based ovitrap to reduce the population of Aedes. Design research was a quasi experiment, and the population are elementary schools in Semarang City also the sample are SDN Sekaran 01, SDN Pedurungan Tengah 02, SDN Petompon 01, and SDN Tugurejo. The results showed that the application of ovitrap effective to reduce the container index (CI). Before and after the application of ovitrap in schools, the CI showed a decrease :  40% in SDN Sekaran 01, 43% in SD Central Pedurungan, 57% in SDN Petompon 01, and 25% in SDN Tugurejo. The conclusion in this study is ovitrap school-based application is capable to reduce the CI.
Hubungan Perilaku Merokok dengan Kejadian Gagal Konversi Pasien Tuberkulosis Paru di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Wilayah Semarang Riza, Luluk Listiarini; Sukendra, Dyah Mahendrasari
Public Health Perspective Journal Vol 2, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.862 KB)

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Salah satu indikator untuk mengevaluasi keberhasilan pengobatan TB paru adalah dengan melihat konversi. Perilaku merokok dapat merusak makrofag paru-paru, sehingga kuman TB Paru resisten terhadap pengobatan yang dilakukan oleh pasien.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku merokok dengan keja diangagal konversipasi entuberkulosis paru di BKPM Wilayah Semarang. Penelitianini menggunakan desain penelitian case control. Sampel penelitian sebanyak 62 orang yang ditentukan dengan metode simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku merokok, lama riwayat merokok,dan jumlah rokok yang dihisap perhari dengan kejadian gagal konversi nilaip-value< 0,05 sedangkan usia mulai merokok dan jenis rokok tidak berhubungan nilaip-value> 0,05. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar menghindari dan tidak melakukan aktivitas merokok,khususnya pada pasien yang menjalani pengobatan.Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis.One of the indicators for monitoring treatment success by looking at the incidence of pulmonary TB smear conversion in patients. Smoking behavior can damage lung macrophages, so the germs of TB resistant to treatment performed by the patient.This study aims to determine the relationship of smoking behavior with the incidence of pulmonary tuberculosis patients failed conversion in Semarang Regional BKPM. This study uses a case control study design. The research sample of 62 people who were determined by simple random sampling method. The results showed there is a significant relationship between smoking behavior, a long history of smoking, and the number of cigarettes smoked per day by the failed conversion events p-value <0.05 while the age start smoking and cigarette types not associated p-value> 0.05. Based on the results of this study are advised to avoid smoking and not doing activities , particularly in patients undergoing treatment. Based on the results of this study are advised to avoid smoking andnot doing activities, particularly in patients undergoing treatment.
The Influence of Digestive Tract Length of Larvivorous Fish Related to Predation Potential on Aedes aegypti Larvae Satoto, Tri Baskoro Tunggul; Sukendra, Dyah Mahendrasari; Hardaningsih, Ignatius; Diptyanusa, Ajib
Unnes Journal of Public Health Vol 8 No 2 (2019): Unnes Journal of Public Health
Publisher : Universitas Negeri Semarang in cooperation with Association of Indonesian Public Health Experts (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ujph.v0i0.30734

Abstract

Biological vector control by using larvivorous fish will be beneficial in reducing&nbsp;Aedes aegypti&nbsp;population, hence reducing risk of dengue virus transmission. It is important to select the larvivorous fish according to its digestive organ.Current study aimed to investigate the predation potential among the fish species and to identify the influence of the digestive tract length of the fish related to their predation potential. The research was an analytical observational study with post-test only design. Third stage larvae of&nbsp;Aedes aegypti&nbsp;were used as preys for tilapia (Oreochromis niloticus), common carper (Cyprinus carpio), and guppy (Poecillia reticulata). In association with their digestive tract length, predation potential of tilapia, common carper, and guppy showed statistical differences (P&lt;0.05). Tilapia demonstrated highest predation of the larvae, followed by common carper and guppy. There are associations between difference in shapes of mouth and intestines, mouth width, intestinal length, and predation potential of these fish species. Current study results showed possible associations between digestive tract length of tilapia, common carper and guppy and predation potential on&nbsp;Aedes aegypti&nbsp;larvae, allowing these fish species to be used inbiological control of&nbsp;Aedes aegypti. &nbsp;
ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP NARAPIDANA KASUS NARKOBA TERHADAP PERILAKU BERISIKO PENULARAN HIV/AIDS Nuzzilah, Nur Arifatun; Sukendra, Dyah Mahendrasari
Journal of Health Education Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Semarang cooperate with Association of Indonesian Public Health Experts (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jhe.v2i1.18816

Abstract

Latar Belakang: Perilaku berisiko HIV/AIDS adalah perilaku yang menyebabkan orang menularkan atau tertular penyakit HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang HIV/AIDS dan sikap terhadap pencegahan HIV/AIDS dengan perilaku berisiko HIV/AIDS pada narapidana kasus narkoba di Lembaga Pemasyarakatan kelas I Semarang.Metode: Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan September 2015. Sampel penelitian adalah narapidana yang diambil secara random Sampling. Hasil penelitian ini adalah Perilaku berisiko tinggi HIV/AIDS ditemukan pada 21 responden (32,3%).Hasil: Ada hubungan antara pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan perilaku berisiko penularan HIV/AIDS dengan p=0,013 (&lt;0,05), dan tidak ada hubungan antara sikap terhadap pencegahan HIV/AIDS dengan perilaku berisiko penularan HIV/AIDS dengan p=0,256 (&gt;0,05).Simpulan: Kesimpulan yaitu ada hubungan antara pengetahuan dan tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku berisiko penularan HIV/AIDS.
Penerapan Lampu Ultraviolet pada Alat Perangkap Lalat Terhadap Jumlah Lalat Rumah Terperangkap Puspitarani, Fitriana; Sukendra, Dyah Mahendrasari; Siwiendrayanti, Arum
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 1 No 3 (2017): HIGEIA
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepadatan lalat rumah di RPA tradisional Desa Bojongsana berjumlah 16,4 ekor/blok grill di dalam ruangan pemotongan ayam dan 7,8 ekor/blok grill di luar ruangan pemotongan ayam. Hal ini menandakan bahwa populasi lalat rumah yang padat dan perlu pengamanan terhadap tempattempat berbiaknya lalat serta bila mungkin direncanakan upaya pengendaliannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan lampu ultraviolet pada alat perangkap lalat yaitu bagaimana tipe perangkap, jarak penempatan perangkap, dan lokasi perangkapan yang mampu memerangkap lalat rumah dalam jumlah paling banyak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain post only with control group. Jumlah lalat rumah yang terperangkap menggunakan perangkap lampu UV tipe terbuka adalah 26,05%, perangkap lampu UV tipe tertutup mampu memerangkap lalat rumah sebanyak 63,02%, sedangkan perangkap tanpa lampu UV memerangkap sebanyak 10,93%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa lalat rumah paling banyak terperangkap menggunakan perangkap lampu UV daripada perangkap tanpa lampu UV, dengan perangkap tipe tertutup paling banyak memerangkap lalat rumah jika ditempatkan pada jarak &lt;1 m dari target di dalam ruangan. Kata kunci: Lampu ultraviolet, Houseflies, Traps The density of housefly on Bojongsana traditional slaughterhousewere 16,4 flies/blockgrill of indoor and 7,8 flies/blockgrill of outdoor. It is indicate that the density of houseflies is high and it is needed an effort to protect the breeding place of flies and manage the population itself. This research conducted to know implementation of ultraviolet lamp on trap houseflies (type of traps, distance from targets, and sites of traps) that trap the large number of houselfy. Methods used in this research was quasy experiment and post-test only with control group design. Flies trapped with open-light trap were 31 flies or 26,05%, the larger amount was closed-light trap with 75 flies or 63,02% of flies trapped, and the lowest was sticky trap only that trapped 13 flies or 10,93%. In conclusion, many houseflies trapped with light trap than with sticky trap only, and closed-trap trapped the higher numbers of flies if located on distance &lt;1 m from targets on indoor conditions. Keywords: Ultraviolet lamp, Houseflies, Traps