Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

ANALYSIS ON AMOUNT OF CARGO AND FIHERS’S INCOME IN 3 GT FRP FISHING BOAT WITH DIFERENT LIGHT WEIGHT TON (LWT) IN CILACAP Riana Citra Dewi; Budhi Hascaryo Iskandar; Yopi Novita; Didin Komarudin; Tri Nanda Citra Bangun
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 12 No. 2 (2021): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jmf.v12i2.39818

Abstract

ABSTRACT The Ministry of Maritime Affairs and Fisheries (KKP) through the Directorate General of Capture Fisheries (DJPT) provides assistance in the form of fishing vessels to fishermen. However, the aid vessels intended for Cilacap had an empty weight that was heavier when compared to other vessels that had the same main dimensions of the vessel. The vessel that have heavier empty weights will cause poor motion when operating and reduced capacity to accommodate the vessel. The purpose of this research are to calculate the difference in the weights of aid vessel and fishing vessel, formulate the maximum weight of cargo that can be accommodated by aid vessel and fishing vessel through TPC calculations, and estimate the level of income of fishermen per trip with the maximum weight set. The research was conducted on aid vessel and 3 GT sized fishermen vessel made of fiberglass which have different vessel weights. Based on the results of the research, it was found that the empty weight of the aid vessel was 277,1847 kg and the fishermen vessel was 95,4165 kg with the difference between the two vessels 181,7682 kg. The maximum cargo weight that can be accommodated by the aid vessel at the highest draft is 3.98 tons. The maximum cargo weight that can be accommodated by fishing vessel at the highest draft is 5.98 tons. The estimated revenue of the aid vessel in the condition of a maximum load of Rp. 29,371,620 and the estimated income of fishing vessel in the condition of a maximum load of Rp. 46,081,620. Keywords: draft, fiberglass, income, main dimensions, weight
KARAKTERISTIK ALAT TANGKAP JARING INSANG (GILL NET) DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) MUARA ANGKE JAKARTA UTARA Muhammad Natsir Kholis; Made Mahendra Jaya; Roma Yuli Hutapea; Tri Nanda Citra Bangun; Kedswin Gerson Hehanussa
SEMAH Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Perairan Vol 2, No 2: Agustus 2018
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/semahjpsp.v2i2.237

Abstract

Karakteristi k alat tangkap sangat penting untuk  pengelolaan dan pengembangan perikanan tangkap yang berkelanjutan, dengan mengamati kontruksi, manajemen operasi penangkapan dan keramah lingkungan dari alat tangkap yang digunakan nelayan.Salah satu alat tangkap yang ada di PPI Muara Angke yaitu jaring insang (gill net).Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik alat tangkap jaring insang (gill net) dan menguji tingkat keramah lingkungan alat tangkap jaring insang (gill net). Metode analisis yang digunakan yaitu deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik alat tangkap jaring insang (gill net) di PPI Muara Angke yaitu: webbing memiliki mesh size 2 inci, webbing menggunakan pelampung mini purse seine, tidak memiliki ikan target tangkapan yang spesifik, nelayan gill net rata-rata telah mencapai usia produktif dalam bekerja, kapal yang digunakan berkisar 8-30 GTdan kualitas hasil tangkapan rata-rata dalam kondisi segar. Hasil analisis alat tangkap ramah lingkungan gill net di PPI MuaraAngke dapat dikategorikan alat tangkap yang ramah lingkungan dengan skor 30,5. KataKunci: Karakteristik, Gill net, Ramah lingkungan, MuaraAngke
STABILITAS KAPAL IKAN KATAMARAN SEBAGAI PENGGANTI KAPAL PURSE SEINE DI KABUPATEN PAMEKASAN MADURA JAWA TIMUR Tri Nanda Citra Bangun; Ali Muntaha; Sunardi .
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 1 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.133 KB) | DOI: 10.29244/core.1.1.11-19

Abstract

Kapal yang berada di pamekasan sering mengalami kecelakaan kapal dilaut, yang disebabkanoleh cuaca yang ekstrim dan muatan yang berlebih. Kecelakaan tersebut terjadi karena kapal memilikistabilitas yang kurang baik. Salah satu cara untuk memperbaiki stabilitas kapal yaitu dengan mengubahbentuk kapal monohull menjadi katamaran. Kelebihan kapal katamaran yaitu memiliki stabilitas lebihbaik, daya jelajah yang lebih jauh, dan tahanan serta gesekan kapal lebih kecil dibandingkan kapalberbentuk monohull. Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu simulasi dan uji model dengankomputer melalui tahapan desain kapal, uji tahanan kapal, desain bangun dan tata ruang, serta analisastabilitas kapal. Kapal purse seine yang diteliti bernama KM.Sampoerna, dengan ukuran utama kapalyaitu: panjang 17m, lebar 4,15m, kedalaman 1,5m, dan sarat air 1m. Berdasarkan hasil uji stabilitas padakapal katamaran dengan menggunakan kriteria IMO (International Maritime Organization ),didapatkan nilai GZ maksimum pada kondisi 1 sebesar 1,119m di sudut 310, kondisi 2 sebesar 1,11m disudut 320, dan kondisi 2 sebesar 1,104m di sudut 330. Sedangkan pada kapal monohull didapatkan nilaiGZ maksimum pada kondisi 1 sebesar 0,257m di sudut 640, kondisi 2 sebesar 0.289m di sudut 660, dankondisi 3 sebesar 0,245m di sudut 660. Hal ini membuktikan bahwa kapal katamaran memiliki stabilitasyang lebih baik, sehingga dapat membantu mengurangi masalah kecelakaan di laut.Kata kunci: desain, kapal katamaran, tahanan, stabilitas
BENTUK LINGGI HALUAN KAPAL PENANGKAP IKAN (KURANG DARI 30 GT) Tri Nanda Citra Bangun; Yopi Novita; Budhi Hascaryo Iskandar
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 2 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.653 KB) | DOI: 10.29244/core.1.2.127-137

Abstract

Haluan kapal merupakan bagian terdepan yang terkena dampak secara langsung terhadap gelombang laut. Di Indonesia, haluan kapal ikan memiliki keragaman dan ciri khusus yang disesuaikan dengan karakteristik setiap daerahnya. Bentuk haluan kapal ikan diduga disesuaikan dengan unit alat tangkap, daerah penangkapan ikan, dan daerah pembuatan kapal. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi bentuk linggi haluan kapal berdasarkan jenis alat tangkap, daerah penangkapan, dan daerah pembuatan kapal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dan studi pustaka. Analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan parameter alat tangkap yang digunakan, daerah penangkapan ikan, dan daerah pembuatan kapal. Melalui proses survei dan studi pustaka, diperoleh tiga puluh kapal sampel. Kapal sampel teridentifikasi menjadi dua bentuk linggi haluan, yaitu bentuk haluan miring (raked bow) dan bentuk haluan sendok (spoon bow). Berdasarkan hasil analisa, bentuk linggi haluan dibuat masyarakat nelayan di galangan kapal dengan mempertimbangkan suatu kebiasaan suatu daerah dalam membuat kapal.Kata kunci: bentuk haluan kapal, kapal ikan, raked bow, spoon bow.
PENGGUNAAN WARNA LAMPU BAWAH AIR YANG BERBEDA PADA BUBU LIPAT MODIFIKASI SATU PINTU TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus spp) Khairil Ibaad; Zulkarnain; Sulaeman Martasuganda; Tri Nanda Citra Bangun
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 4 No. 3 (2020): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.4.3.271-282

Abstract

Bubu merupakan alat tangkap yang umum dikenal nelayan sebagai alat tangkap yang biasa dioperasikan pada dasar perairan menggunakan sistem rawai serta memiliki karakteristik pasif, selektif, dan ramah lingkungan. Lampu bawah air untuk alat tangkap bubu belum pernah dipraktekkan oleh nelayan khususnya pada pengoperasian bubu lipat rajungan. Penelitian ini bertujuan menentukan komposisi hasil tangkapan dan pengaruh penggunaan lampu bawah air yang berbeda pada bubu lipat penelitian terhadap hasil tangkapan serta menghitung produktivitas bubu lipat penelitian terhadap hasil tangkapan dan persentase kelayakan hasil tangkapan bubu lipat penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah experimental fishing dengan total bubu yang digunakan adalah 30 buah (masing-masing 10 unit bubu setiap perlakuan) dan dilakukan sebanyak 20 kali ulangan (trip). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji normalitas, uji T dan uji Wilcoxon. Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh pada bubu kontrol (bubu nelayan) 9 jenis dengan total 248 ekor seberat 23,39 kg, bubu modifikasi lampu putih mendapatkan 10 jenis dengan total 224 ekor seberat 25,94 kg, bubu modifikasi lampu biru juga mendapatkan 10 jenis hasil tangkapan dengan total 167 ekor seberat 17,42 kg. Penggunaan lampu LED berwarna putih dinyatakan berpengaruh nyata dalam hasil tangkapan bernilai ekonomis baik dilihat dari jumlah (ekor) dan berat (kg) apabila dibandingkan dengan bubu kontrol dan bubu modifikasi lampu biru. Kata kunci: bubu lipat, lampu LED, rajungan, warna lampu
TAHANAN GERAK DAN GERAK PITCHING KAPAL PENANGKAP IKAN BERDASARKAN BENTUK LINGGI HALUAN Tri Nanda Citra Bangun; Yopi Novita; Budhi Hascaryo Iskandar
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 4 No. 3 (2020): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.4.3.306-314

Abstract

Desain kapal penangkap ikan di Indonesia sangat beragam, salah satu keragamannya terletak pada bentuk linggi haluan kapal. Bentuk linggi yang sesuai dapat meningkatkan performa kinerja kapal. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi kemampuan kapal berdasarkan bentuk linggi haluannya terhadap tahanan dan performa gerak pitching kapal. Tiga bentuk linggi haluan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Raked Bow Tegak (RBT), Raked Bow Landai (RBL), dan Spoon Bow (SB) yang dikombinasikan dengan bentuk kasko u-bottom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan tahanan kasko, bentuk linggi haluan RBT cenderung menghasilkan tahanan yang lebih tinggi, diikuti oleh RBL, dan SB. Berdasarkan performa gerak pitching kapal, bentuk linggi haluan SB cenderung menghasilkan gerak pitching yang lebih tinggi, diikuti oleh RBL dan RBT. Kata kunci: bentuk linggi, kapal perikanan, gerak pitching, tahanan kapal.
Desain Media Pengangkut Ikan Hias Untuk Skala Kecil (Studi Kasus Di Padang Panjang) Yopi Novita; Annisa Luklu Nadira; Dwi Putra Yuwandana; Tri Nanda Citra Bangun
Akuatika Indonesia Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v7i1.38417

Abstract

Transportasi ikan hias di Kota Padang Panjang Sumatera Barat menggunakan kendaraan bermotor, dimana wadah transportasi berupa anyaman bambu berbentuk silinder dengan ketinggian 30 cm diletakkan di sisi kiri dan kanan motor. Ikan hias dan air yang melengkapinya, ditempatkan dalam wadah transportasi. Muatan berupa ikan dan air termasuk jenis muatan liquid.  Muatan liquid akan menimbulkan efek free surface yang membahayakan ikan dan pengendara, dikarenakan muatan liquid akan bergerak selama wadah yang ditempatinya bergerak. Penelitian ini bertujuan untuk meredesain wadah pengangkut ikan hidup dan membandingkannya dengan wadah pengangkut sebelumnya terkait dengan kemampuannya untuk meredam pergerakan muatan liquid.  Selain itu, redesain wadah dimaksudkan untuk meningkatkan survival rate ikan.  Penelitian dilakukan secara eksperimental untuk mendapatkan karakteristik pergerakan free surface, kondisi kualitas air di dalam wadah, dan survival rate ikan. Analisis data dilakukan dengan cara komparatif numerik dan uji statistik menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Redesain wadah transportasi dilakukan dengan menambahkan sirip peredam di bagian dalam wadah, dan dipasang tepat pada garis air, serta dilengkapi dengan penutup di bagian atas wadah.  Sirip peredam digunakan untuk meredam pergerakan free surface, sedangkan penutup di bagian atas wadah didesain agar air hujan atau sinar matahari tidak langsung masuk ke dalam wadah.  Selain itu, desain penutup wadah didesain agar aliran udara tetap bisa keluar masuk ke dalam wadah.  Hasil eksperimen menunjukkan wadah hasil redesain mampu mengurangi kemiringan permukaan air di dalam wadah transportasi hingga 50% lebih rendah dibandingkan dengan wadah sebelum diredesain.  Selain itu, wadah hasil redesain mampu menghasillkan nilai survival rate ikan mencapai 99,83% atau kematian ikan 0-1 ekor per perjalanan.
PERFORMA STABILITAS KAPAL PURSE SEINE SAMPOERNA 02 KABUPATEN PAMEKASAN, JAWA TIMUR Tri Nanda Citra Bangun; Dwi Putra Yuwandana; Didin Komarudin; Retno Muninggar
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 6 No. 2 (2022): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.6.2.155-163

Abstract

Kapal purse seine merupakan armada penangkapan ikan yang tergolong sebagai encircling gear dan umumnya menangkap ikan yang bergerombol. Kapal purse seine Sampoerna 02 termasuk salah satu armada yang berlokasi di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur dan pernah mengalami risiko kecelakaan kapal. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan menganalisis kapal Sampoerna 02, terhadap 4 kondisi kapal, yaitu kondisi kapal kosong, kapal berangkat menuju ke fishing ground, kapal berada di fishing ground, dan pada saat kapal pulang. Perhitungan rasio dimensi utama kapal, diperoleh nilai L/B sebesar 4,15, nilai L/D sebesar 9,44, dan nilai B/D sebesar 2,28. Perhitungan dan analisis stabilitas kapal menggunakan kriteria dari standar International Maritime Organization (IMO). Berdasarkan perhitungan stabilitas diperoleh nilai GZ maksimum pada sudut 30° pada kondisi 1 sebesar 0,531 m, kondisi 2 sebesar 0,322 m, kondisi 3 sebesar 0,362 m, dan kondisi 4 sebesar 0,391. Berdasarkan hasil analisis stabilitas, kapal Sampoerna 02 pada kondisi 1 dan kondisi 4 memiliki stabilitas yang baik, berbeda dengan stabilitas yang dihasilkan pada kondisi 2 dan 3. Hal ini diakibatkan oleh adanya perubahan muatan serta tata letak yang dipindahkan ke atas kapal. Sehingga untuk memperoleh hasil stabilitas yang baik perlu dilakukan kajian lanjutan terkait manajemen tata letak dan muatan di atas kapal. Kata kunci: stabilitas kapal, kapal purse seine, kapal perikanan
PERSEPSI SUPPLIER DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK IKAN LAYUR DI PT PIB, PPN MUARA ANGKE Retno Muninggar; Muhamad Irfan; Iin Solihin; Tri Nanda Citra Bangun; Dwi Putra Yuwandana; Didin Komarudin
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 5 No. 1 (2021): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.5.1.103-115

Abstract

Permasalahan yang dihadapi industri pengolahan ikan layur di PPN Muara Angke adalah ketidakpastian pasokan bahan baku. Ketersediaan bahan baku yang tidak pasti dapat menyebabkan ketidaklancaran pada proses produksi dan rendahnya utilitas industri perikanan. Untuk menilai efektivitas rantai pasok perlu menilai kelancaran informasi dan bahan baku serta nilai tambah produk. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan persepsi supplier terhadap kelancaran pasokan dari ikan layur, dan menghitung nilai tambah pengolahan ikan layur. Penelitian ini menggunakan metode case study dengan metode pengumpulan data dilakukan dengan accidental sampling. Analisis data menggunakan pendekatan skoring untuk menghitung persepsi dan metode Hayami untuk analisis nilai tambah. Persepsi supplier terhadap aliran informasi dan bahan baku menunjukkan hasil yang beragam, untuk supplier nelayan dari dalam PPN Muara Angke menunjukkan persepsi yang lebih baik karena adanya kemitraan dengan pihak PT PIB dan dukungan PPN Muara Angke berupa fasilitas pelabuhan. Nilai tambah pengolahan produk layur beku adalah Rp136.891,37/kg, hal ini menunjukkan bahwa usaha ikan layur beku menguntungkan. Faktor konversi memiliki nilai 1,58 yaitu setiap satu kg bahan baku ikan layur yang digunakan akan menghasilkan 1,58 kg output atau produk. Kata kunci: ikan layur, persepsi, PPN Muara Angke, PT PIB, rantai pasok
PERSEPSI SUPPLIER DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK IKAN LAYUR DI PT PIB, PPN MUARA ANGKE Retno Muninggar; Muhamad Irfan; Iin Solihin; Tri Nanda Citra Bangun; Dwi Putra Yuwandana; Didin Komarudin
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 5 No. 1 (2021): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.5.1.103-115

Abstract

Permasalahan yang dihadapi industri pengolahan ikan layur di PPN Muara Angke adalah ketidakpastian pasokan bahan baku. Ketersediaan bahan baku yang tidak pasti dapat menyebabkan ketidaklancaran pada proses produksi dan rendahnya utilitas industri perikanan. Untuk menilai efektivitas rantai pasok perlu menilai kelancaran informasi dan bahan baku serta nilai tambah produk. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan persepsi supplier terhadap kelancaran pasokan dari ikan layur, dan menghitung nilai tambah pengolahan ikan layur. Penelitian ini menggunakan metode case study dengan metode pengumpulan data dilakukan dengan accidental sampling. Analisis data menggunakan pendekatan skoring untuk menghitung persepsi dan metode Hayami untuk analisis nilai tambah. Persepsi supplier terhadap aliran informasi dan bahan baku menunjukkan hasil yang beragam, untuk supplier nelayan dari dalam PPN Muara Angke menunjukkan persepsi yang lebih baik karena adanya kemitraan dengan pihak PT PIB dan dukungan PPN Muara Angke berupa fasilitas pelabuhan. Nilai tambah pengolahan produk layur beku adalah Rp136.891,37/kg, hal ini menunjukkan bahwa usaha ikan layur beku menguntungkan. Faktor konversi memiliki nilai 1,58 yaitu setiap satu kg bahan baku ikan layur yang digunakan akan menghasilkan 1,58 kg output atau produk. Kata kunci: ikan layur, persepsi, PPN Muara Angke, PT PIB, rantai pasok