Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

The Fermentation Study on Polyhydroxyalkanoates Produced by Ralstonia eutropha from Hydrolized Sago Starch as The Carbon Source Atifah, Nur; Syamsu, Khaswar; Suryani, Ani
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 8, No 3 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.987 KB)

Abstract

Polyhydroxyalkanoates (PHAs), microbial bioplastics, not only were similar in properties with those made of petrochemical products, they were also completely biodegradable. At the moment, the price of PHAs was still high. This research was conducted to investigate the ability of Ralstonia eutropha to produce PHAs on a sago starch-based substrate, one of the cheap and abundantly renewable resources in Indonesia, and to characterize the PHAs produced. The microorganism was grown on the hydrolyzed sago starch with an initial sugar concentration of 30 g/lIt was found that the best value of the maximum specific growth rate (µmax) was  0,188 h-1. Kinetic parameters at 96 hour-batch fermentation showed the respective final cell and PHA concentrations of 4,41 g/L and 1,44 g/L. The yields of cell biomass (Yx/s), PHAs per gram of cells (Yp/x), PHAs per gram of substrate (Yp/s) and the percentage of substrate consumption  (∆S/So) were, 0.15 g cell/g sugar; 0.35 g PHA/g cells; 0.06 g PHA/g sugar and 99%, respectively.  The PHAs produced were predominantly composed of poly(3-hydroxybutyrate) (PHB) as the functional groups with a melting point of 163,96 oC.Keywords : hydrolyzed sago starch, PHA, Ralstonia eutropha
ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI BARANG JADI KARET DI SUMATERA SELATAN ., Suharman; ., Sukardi; Honggokusumo, Soeharto; Suryani, Ani
Jurnal Riset Industri Vol 7, No 3 (2013): Pengembangan Subtitusi Impor Mendukung Kemandirian Bangsa
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6303.295 KB)

Abstract

Sumatera Selatan adalah salah satu penghasil karet terbesar di Indonesia.  Karet yang dihasilkan diekspor dalam bentuk bahan mentah atau bahan setengah jadi berupa lateks, sheet, crepe, dan crumb rubber, padahal jika bahan tersebut diolah menjadi barang jadi maka akan menghasilkan manfaat yang lebih besar seperti terciptanya nilai tambah dan kesempatan kerja serta berkembangnya perekonomian wilayah. Oleh karena itu dalam tulisan ini dikaji Analisa Pengembangan Industri Barang Jadi Karet di Sumatera Selatan.  Publikasi ini adalah bagian dari penelitian dengan judul Strategi Pengembangan Industri Barang Jadi Karet di Sumatera Selatan  menggunakan metode SWOT, ISM (interpretative Structural Model) dan  IDEFo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan industri barang jadi karet di Sumatera Selatan menghadapi berbagai kelemahan dan ancaman meliputi ; 1) penguasaan teknologi yang masih minim, 2) tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk yang masih rendah, 3) insentif yang masih sulit diperoleh, 4) sulit mendapatkan bahan penolong untuk input produksi, 5) kurang tenaga kerja terampil, 6) masuknya produk dari luar negeri, 7) bisnis perkaretan yang didominasi jaringan bisnis luar negeri, dan 8) konversi tanaman karet yang digantikan dengan tanaman lain. Kekuatan dan peluang yang merupakan potensi pengembangan industri barang jadi karet di Sumatera Selatan meliputi ; 1) tersedianya bahan baku karet alam, 2) tersedianya tenaga kerja yang banyak,3) peluang untuk pemasaran produk, 4) dukungan pemerintah, 5) penguasaan teknik produksi, 6) kebutuhan produk yang terus meningkat, 7) terbukanya pasar ekspor dan substitusi impor, 8) semakin berkembangnya jenis/  ragam  produk,  4)  dukungan  teknologi  oleh  lembaga  riset,  dan  9)  komitmen  pemerintah  terhadap pengembangan industri ini. Kata kunci:   potensi, industri barang jadi karet, SWOT.
ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI BARANG JADI KARET DI SUMATERA SELATAN ., Suharman; ., Sukardi; Honggokusumo, Soeharto; Suryani, Ani
Jurnal Riset Industri Vol 7, No 3 (2013): Pengembangan Subtitusi Impor Mendukung Kemandirian Bangsa
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6303.295 KB)

Abstract

Sumatera Selatan adalah salah satu penghasil karet terbesar di Indonesia.  Karet yang dihasilkan diekspor dalam bentuk bahan mentah atau bahan setengah jadi berupa lateks, sheet, crepe, dan crumb rubber, padahal jika bahan tersebut diolah menjadi barang jadi maka akan menghasilkan manfaat yang lebih besar seperti terciptanya nilai tambah dan kesempatan kerja serta berkembangnya perekonomian wilayah. Oleh karena itu dalam tulisan ini dikaji Analisa Pengembangan Industri Barang Jadi Karet di Sumatera Selatan.  Publikasi ini adalah bagian dari penelitian dengan judul Strategi Pengembangan Industri Barang Jadi Karet di Sumatera Selatan  menggunakan metode SWOT, ISM (interpretative Structural Model) dan  IDEFo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan industri barang jadi karet di Sumatera Selatan menghadapi berbagai kelemahan dan ancaman meliputi ; 1) penguasaan teknologi yang masih minim, 2) tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk yang masih rendah, 3) insentif yang masih sulit diperoleh, 4) sulit mendapatkan bahan penolong untuk input produksi, 5) kurang tenaga kerja terampil, 6) masuknya produk dari luar negeri, 7) bisnis perkaretan yang didominasi jaringan bisnis luar negeri, dan 8) konversi tanaman karet yang digantikan dengan tanaman lain. Kekuatan dan peluang yang merupakan potensi pengembangan industri barang jadi karet di Sumatera Selatan meliputi ; 1) tersedianya bahan baku karet alam, 2) tersedianya tenaga kerja yang banyak,3) peluang untuk pemasaran produk, 4) dukungan pemerintah, 5) penguasaan teknik produksi, 6) kebutuhan produk yang terus meningkat, 7) terbukanya pasar ekspor dan substitusi impor, 8) semakin berkembangnya jenis/  ragam  produk,  4)  dukungan  teknologi  oleh  lembaga  riset,  dan  9)  komitmen  pemerintah  terhadap pengembangan industri ini. Kata kunci:   potensi, industri barang jadi karet, SWOT.
Degradation of Polycyclic Aromatic Hydrocarbon Pyrene by Biosurfactant-Producing Bacteria Gordonia cholesterolivorans AMP 10 Kurniati, Tri Handayani; Rusmana, Iman; Suryani, Ani; Mubarik, Nisa Rachmania
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 8, No 3 (2016): December 2016
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v8i3.6448

Abstract

Pyrene degradation and biosurfactant activity by a new strain identified as Gordonia cholesterolivorans AMP 10 were studied. The strain grew well and produced effective biosurfactants in the presence of glucose, sucrose, and crude oil. The biosurfactants production was detected by the decreased surface tension of the medium and emulsification activity. Analysis of microbial growth parameters showed that AMP10 grew best at 50gmL-1pyrene concentration, leading to 96% degradation of pyrene within 7days. The result of nested PCR analysis revealed that this isolate possessed the nahAc gene which encodes dioxygenase enzyme for initial degradation of Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH). Observation of both tensio-active and emulsifying activities indicated that biosurfactants which produced by AMP 10 when grown on glucose could lower the surface tension of medium from 71.3 mN/m to 24.7 mN/m and formed a stable emulsion in used lubricant oil with an emulsificationindex (E24) of 74%. According to the results, it is suggested that the bacterial isolates G. cholesterolivorans AMP10 are suitable candidates for bioremediation of PAH-contaminated environments.How to CiteKurniati, T. H., Rusmana, I. Suryani, A. & Mubarik, N. R. (2016). Degradation of Polycyclic Aromatic Hydrocarbon Pyrene by Biosurfactant-Producing Bacteria Gordonia cholesterolivorans AMP 10. Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education, 8(3), 336-343.
KINERJA FASILITATOR PADA PENGEMBANGAN PROGRAM RUMAH PANGAN LESTARI DI KABUPATEN KUNINGAN Suryani, Ani; Ruswandi, Agus
Creative Research Journal Vol 4, No 02 (2018)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP2D) Provinsi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.99 KB)

Abstract

Kinerja adalah kondisi tentang individu melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Penilaian tidak hanya ditujukan untuk menilai dan memperbaiki kinerja yang buruk, namun juga untuk mendorong bekerja lebih baik. Tujuan penelitian adalah untuk mengukur tingkat kinerja fasilitator program Rumah Pangan Lestari (RPL) terhadap kepuasan pelaku utama (ibu rumah tangga). Pendekatan dalam penelitian ini didesain secara kuantitatif dan kualitatif (mixed method), dengan menggunakan metode survey, studi literatur dan wawancara. Penelitian dilaksanakan pada satu populasi ibu rumah tangga yang tergabung dalam KWT yang telah menerapkan dan masih menerapkan inovasi teknologi pengelolaan pekarangan, di Desa Sindangsari Kecamatan Sindangagung dan Desa Babakanmulya Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan pada bulan April sampai Juli 2016. Data primer didapat dari persepsi ibu rumah tangga peserta program terhadap kinerja fasilitator dilihat dari: (1) frekuensi kunjungan; (2) kualitas layanan; (3) tingkat pengetahuan; (4) tingkat kreativitas; dan (5) tingkat kerjasama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitator yang berperan dalam kegiatan pengelolaan pekarangan secara berurutan adalah fasilitator KWT, gapoktan, dinas setempat dan fasilitator BPTP. Umumnya jenis kinerja fasilitator yang dapat memuaskan ibu rumah tangga di kedua lokasi penelitian adalah tingkat kepuasan ibu rumah tangga pada jasa kinerja fasilitator pada aspek kunjungan, kualitas layanan, tingkat pengetahuan dan tingkat kreativitas. Namun pada aspek kerja sama dengan khalayak pengguna khususnya fasilitasi kemitraan bidang pemasaran dinilai antara rendah-sedang.
STUDI PENGARUH PERBANDINGAN REAKTAN LIGNIN NaHSO3 DAN pH TERHADAP NATRIUM LIGNOSULFONAT (NaLS) Syahbirin, Gustini; Suryani, Ani; Dzikrulloh, Tesar
Jurnal Riset Kimia Vol 1, No 2 (2008): March
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrk.v1i2.43

Abstract

 ABSTRACT Lignin was isolated from waste black liquor of soda pulping process. Sulfonation of soda lignin produced Sodium Lignosulfonate (NaLS) which can be used as dispersants, and concrete admixtures. In this research, sulfonation was carried out towards lignin with ratio of lignin-NaHSO3 of 1.0:0.4; 1.0:0.5; and 1.0:0.6, and initial pH of 5.00; 6.00; 7.00. Parameters observed were purity, final pH, and yield of NaLS. The upsurge of initial pH increased the final pH and NaLS yield, but decreased its purity. The upsurge of ratio of lignin-NaHSO3 increased NaLS yield and decreased its purity, but did not affect the final pH of NaLS. The chosen optimum condition was on pH of 6.00 and ratio of lignin-NaHSO3 of 1.0:0.6. Characterization of functional group using FTIR, and purity of NaLS using UV-Visible Absorption Spectrophotometer. Keywords: soda lignin, sulfonation of lignin, sodium lignosulfonate 
PELUANG PENERAPAN BERBAGAI INOVASI TEKNOLOGI DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PERTANIAN DI JAWA BARAT Suryani, Ani
Creative Research Journal Vol 5, No 01 (2019)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP2D) Provinsi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (876.174 KB) | DOI: 10.34147/crj.v5i01.198

Abstract

Saat ini inovasi teknologi pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan produksi pertanian di Jawa Barat. Lahan yang semakin terbatas dan jumlah penduduk Jawa Barat yang semakin meningkat merupakan kenyataan yang penting untuk dicari jalan keluarnya. Inovasi teknologi adalah suatu cara mengatasi kesenjangan antara produksi dan permintaan hasil produksi. Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah mengembangkan beberapa inovasi teknologi yang layak untuk diterapkan ditingkat pengguna/petani di Jawa Barat. Dalam penerapannya BPTP Jawa Barat mengenalkan beberapa inovasi teknologi produk Badan Litbang Pertanian kepada para pengguna teknologi di daerah diantaranya budidaya varietas kedelai tahan naungan tanaman tahunan, budidaya bawang merah ramah lingkungan, budidaya jagung dengan penggunaan biochar dan budidaya ternak ayam KUB. Pengenalan teknologi disampaikan melalui pelatihan teori, pertemuan kelompok, dan demplot kajian teknologi (kaji terap). Salah satu faktor yang mempengaruhi percepatan penyebaran adopsi adalah sifat atau karakter inovasinya itu sendiri. Tulisan ini bertujuan mereview karakteristik inovasi teknologi yang diujicobakan dan mengukur peluang adopsi inovasi teknologi tersebut. Hasil menunjukkan bahwa keempat inovasi teknologi dipersepsi positif oleh pelaksana kaji terap dan keempat teknologi mempunyai peluang yang tinggi untuk dikembangkan di Jawa Barat dengan nilai peluang adopsi masing adalah 75,25 persen inovasi budidaya bawang merah ramah lingkungan; 82,24% pengembangan biochar pada tanaman jagung; 81,07 pengembangan varietas kedelai tahan naungan dan 87,84% pengembangan ayam KUB.
SISTEM AGRIBISNIS JAGUNG DI KECAMATAN ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU Virgiana, Sita; Arifin, Bustanul; Suryani, Ani
Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis Vol 7, No 4 (2019)
Publisher : Lampung University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.457 KB) | DOI: 10.23960/jiia.v7i4.3860

Abstract

This research  aimed to know the procurement of corn production facilities, farm performance, corn marketing, supporting institutions and index of agribusiness system.  This research was conducted in Adiluwih Subdistrict of Pringsewu Regency.  The data were collected on March - April 2018 by survey method. The result of this research showed that the procurement of production facilities that did not accord to the criteria were price and quantity. The average income from the corn agribusiness system was Rp9,973,527.8/ha and it was profitable because the R/C ratio was higher than one.  Marketing of agribusiness systems was inefficient because its market was oligopsonic structure, farmers did not have the power to determine the price of corn and the profit margin ratio did not spread evenly.  The supporting institutions in Adiluwih Subdistrict were farmer groups, extension agents, financial institutions, government policies, transportation and markets.  All supporting institutions were available but not fully utilized by farmers.  The supporting institutions which related to the agribusiness system were farmer groups, government policies and extension institutions.  The agribusiness index in terms of production facilities has been good, while the agribusiness index in terms of farming and marketing performance has not been good.  In general, the corn agribusiness index has notbeen good. Key words:  agribusiness index, agribusiness system, corn
PATOGENESIS HAWAR DAUN BIBIT PINUS MERKUSII YANG DISEBABKAN OLEH PESTALOTIA THEAE DI PESEMAIAN ., Sutarman; Hadi, Soetrisno; Suryani, Ani; ., Achmad; Saefuddin, Asep
JURNAL HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN TROPIKA Vol 4, No 1 (2004): Maret, Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2078.719 KB) | DOI: 10.23960/j.hptt.1432-41

Abstract

Pathogenesis of Needle Blight of Pinus merkusii Seedlings Incited by Pestalotia theae in The Nunery. The objectives of theiudy were to clarify the mechanism by which Pestalotia theae  incites the disease and the defense mechanism of the pine seedling  against the attack by the pathogen. The germination tube,2.9 µm in diameter, produced by the germinating conidiospore penetrated the leaf cells via the stomata, which were wider in diameter. The pathogen was able to produce pectinolytic and cellulolytic enzymes required for the degrading of the host cell wall components. The epidermis was covered-by a thick cuticulae layer. The activity of the peroxidase reduced in the cotyledon, the primary leaf and in the secondary leaf decreased, when the seedlings were 1-2,2-3, and >3 month old.
ANALISIS PREFERENSI, KEPUASAAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP KERIPIK PISANG DAN SINGKONG DI SENTRA AGROINDUSTRI KERIPIK DI KOTA BANDAR LAMPUNG Agatha, Grace Virginie; Endaryanto, Teguh; Suryani, Ani
Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Lampung University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jiia.v8i1.136-143

Abstract

The aims of this research are to analyze consumer?s preferences, satisfaction, and loyalty of banana and cassava chips at chips agroindustry centers in Bandar Lampung. The agro industries were chosen purposively. There were 70 respondents taken by using accidental sampling. Data were collected in May-June 2018 and analyzed descriptively by using Customer Satisfaction Index (CSI) and loyalty pyramid method (switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand buyer, and committed buyer). The results of this research showed that the attributes of banana and cassava chips which become the consumers preferences were low prices, good taste, crispy texture, pleasant scent, harder to get, and attractive packaging. The satisfaction levels of the consumers of banana and cassava chips were both classified as satisfying and loyal consumers.Keywords: banana, cassava, chips, consumers, satisfaction