Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan

SOSIALISASI DAN PENDAMPINGAN PENCEGAHAN KERUSAKAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN SUNGAI PINANG, SAMARINDA Vita Pramaningsih; Rosana Rosana; Yudi Sulistiyanto; Ratna Yuliawati
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No 1 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v5i1.6083

Abstract

ABSTRAKKerusakan lingkungan hidup Kota Samarinda menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dan dinas terkait, terutama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda. Permasalahan yang sering terjadi pada musim hujan adalah banjir dan tanah longsor. Masyarakat kurang informasi tentang penyebab, upaya pencegahan dan perlindungan diri dari bencana. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah melakukan sosialisasi dan pendampingan pencegahan kerusakan lingkungan di Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda. Metode yang digunakan adalah pengarahan untuk memberi informasi daerah Kecamatan Sungai Pinang yang rawan bencana longsor dan banjir. Pelaksanaan diskusi dengan memaparkan laporan per kelurahan di Kecamatan Sungai Pinang. Permasalahan yang disampaikan setiap kelurahan menjadi bahan pertimbangan pihak DLH Kota Samarinda bersama pihak terkait untuk mengatasinya. Kegiatan ini bermitra dengan Dosen Prodi D3 Kesehatan Lingkungan, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur. Hasil kegiatan yaitu Kelurahan Mugirejo rawan longsor karena daerah bertebing, padat pemukiman rumah dan banjir saat musim hujan, masyarakat belum memahami kondisi lahan yang cocok untuk membangun rumah. Kelurahan Sungai Pinang Dalam, masyarakat maupun pengusaha melakukan pembangunan kurang memperhatikan kondisi lahan. Kelurahan Bandara rawan banjir saat musim hujan karena gorong-gorong buntu penuh sampah, sedimen dan tertutup, begitu juga dengan Kelurahan Bandara dan Gunung lingai. Perlu adanya koordinasi di tingkat RT, Kelurahan, Kecamatan sampai ke Dinas terkait untuk mensosialisasikan lahan kritis, rawan longsor, pengelolaan sampah dan drainase bersih. Kata kunci: kerusakan lingkungan; longsor; banjir; pengelolaan sampah. ABSTRACTEnvironmental degradation in Samarinda is a special concern for the government and related agencies, especially Department of Environment Samarinda City. Problems that often occur in the rainy season are floods and landslides. The community lacks information of causes and prevention and self protection efforts from disasters. The purpose of this community service activity is to carry out socialization and assistance to prevent environmental degradation in Sungai Pinang District, Samarinda. Methode used is directives to provide information on areas of Sungai Pinang District which are prone to landslides and floods. Implementation of the discussion by presenting reports per Village in Sungai Pinang District. The problems presented by each Village are considered by Department of Environment Samarinda City together with related parties to solved the problems. This activity is partnership with a lecturer in Diploma Environmental Health, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur. Result of the activity are Mugirejo Village is prone to landslides because the are is rocky, densely populated with houses and floods during the rainy season, people do not understand the conditions of land suitable for building houses. Sungai Pinang Dalam Village, the community and businessman ignore land condition. Bandara Village is prone flooding during the rainy season because the culverts are clogged with garbage, sediment and clogged, as same as with Bandara and Gunung lingai. There needs coordination between official in district, subdistrict and Government to socialize critical land, prone landslides, waste management and clean drainage. Keywords: environmental degradation; landslide; flood; waste management. 
PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN PEMILAHAN SAMPAH DI KELURAHAN SELILI, KECAMATAN SAMARINDA ILIR Andira Apriliana; Nur Wahdini; Vita Pramaningsih; Reni Suhelmi; Andi Daramusseng
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i1.7315

Abstract

ABSTRAKSampah merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang memerlukan perhatian serius. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Tujuan pengabdian masyarakat adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan sampah. Secara umum jenis sampah dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu sampah organik/basah dan sampah anorganik/kering. Metode yang digunakan melalui beberapa tahap yaitu prakegiatan : survei dan penentuan lokasi, menentukan prioritas masalah ; tahap kegiatan meliputi wawancara, questioner, penyuluhan; tahap evaluasi : pengolahan data hasil questioner dan pelaporan. Berdasarkan hasil Pre-Test terkait pengetahuan pemilahan sampah, terdapat 4 (30,8%) responden yang memiliki pengetahuan kurang, 2 (15,4%) responden yang memiliki pengetahuan cukup, dan 7 (53,8%) responden yang memiliki pengetahuan baik. Selanjutnya hasil Post-test terkaitpengetahuanpemilahansampah, diperoleh 0 (0%) responden yang memiliki pengetahuan kurang, 3 (23,1%) responden yang memilikipengetahuancukup, dan 10 (76,9%) responden yang memiliki pengetahuan baik. Berdasarkan hasil pretest dan post-test dari data uji statistik terdapat peningkatan pengetahuan setelah diberikan intervensi berupa penyuluhan edukasi pemilahan sampah dengan topik Pemilahan Sampah di Kelurahan Selili RT.35 Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda. Penyuluhan memberikan pengaruh positif dalam peningkatan pengetahuan masyarakat. Kata kunci: pemilahan;pengetahuan; penyuluhan; sampah. ABSTRACTGarbage is one of the environmental problems that requires serious attention. Garbage is a material that is wasted or disposed of from sources resulting from human activities and natural processes that do not yet have economic value. The purpose of community service is to determine the level of community knowledge in waste management. In general, the types of waste can be divided into 2 (two), namely organic/wet waste and inorganic/dry waste. The method used is through several stages, namely pre-activity: survey and location determination, determining problem priorities; the activity stage includes interviews, questionnaires, counseling; evaluation stage: data processing of questionnaire results and reporting. Based on the results of the Pre-Test related to waste sorting knowledge, there are 4 (30.8%) respondents who have less knowledge, 2 (15.4%) respondents who have sufficient knowledge, and 7 (53.8%) respondents who have good knowledge. . Furthermore, the results of the Post-test related to knowledge of waste sorting, obtained 0 (0%) respondents who have less knowledge, 3 (23.1%) respondents who have sufficient knowledge, and 10 (76.9%) respondents who have good knowledge. Based on the results of the pretest and post-test of statistical test data, there was an increase in knowledge after being given an intervention in the form of education counseling on waste sorting with the topic of Waste Sorting in Selili Village, RT.35, Samarinda Ilir District, Samarinda City. Counseling has a positive influence in increasing public knowledge. Keywords: sorting; knowledge; counseling ;garbage. 
SOSIALISASI DAN PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR SERTA AKSI SOSIAL PEMBERSIHAN LINGKUNGAN Deny Kurniawan; Ratna Yuliawati; Vita Pramaningsih; Marjan Wahyuni; Muhammad Habibi; Muh. Teddy Ekarizky Ramadhan; Febby Suryati; Rabiatul Adawiyah
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i1.11580

Abstract

ABSTRAKLimbah rumah tangga seperti sisa sampah makanan buah-buahan dan sayur-sayuran pada umumnya langsung dibuang oleh warga ke tempat sampah sehingga hal ini menjadi permasalahan utama yang dihadapi oleh warga Kelurahan Mugirejo. Untuk menghindari tumpukan sampah, maka limbah tersebut dapat diolah kembali menjadi pupuk organik cair (POC) sehingga dapat dimanfaatkan oleh warga sebagai pengganti pupuk sintetis yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Pelatihan pembuatan pupuk ini dilaksanakan di RT. 39 Kelurahan Mugirejo, Kecamatan Sungai Pinang Luar,  Kota Samarinda pada hari Minggu, 3 Juli 2022 yang diikuti oleh 15 orang warga RT. 39. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengedukasi masyarakat mengenai pemanfaatan limbah rumah tangga dan memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik cair (POC) dari limbah rumah tangga serta aksi sosial pembersihan lingkungan RT. 39. Metode yang digunakan adalah dengan pelatihan atau workshop pembuatan pupuk organik cair serta kerja bakti membersihkan lingkungan. Berdasarkan hasil pengabdian ini terlihat antusiasme peserta untuk mencoba membuat sendiri dan menggunakan hasil pupuk organik cair pada tanaman warga. Kata kunci: sampah; POC; pupuk organik. ABSTRACTHousehold waste, such food waste, fruits and vegetables, are generally disposed of directly by the people in the trash, so this is the main problem faced by the residents of the Mugirejo Village. To avoid piles of garbage, this waste can be reprocessed into liquid organic fertilizer (POC) so that they can use it as a substitute for synthetic fertilizers which can increase plant growth. Fertilizer making training was held at RT. 39 Mugirejo Village, Sungai Pinang Luar District, Samarinda City on Sunday, 3 July 2022 which was attended by 15 of people in RT. 39. The purpose of this activity is to educate the public about the use of household waste and provide training in making liquid organic fertilizer (POC) from household waste as well as social actions to clean up the environment around RT. 39. The method used is training or workshops for making liquid organic fertilizer and community service to clean up the environment. Based on the results of this service, the enthusiasm of the participants to try to make their own and use the results of liquid organic fertilizer on residents' plants was evident. Keywords: waste; POC; organic fertilizer.
PENDAMPINGAN DONASI JELANTAH BAGI WARGA KAMPUS MELALUI PROGRAM JENGRINDA (JELANTAH MEMBANGUN SAMARINDA) Vita Pramaningsih; Sri Sunarti; Deny Kurniawan; Rabiatul Adawiyah; Muhammad Risky
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.15393

Abstract

ABSTRAKPenggunaan minyak goreng terus meningkat terutama dalam industri makanan. Minyak sisa hasil penggorengan disebut dengan minyak jelantah. Ibu-ibu biasanya akan membuang minyak jelantah ke selokan, wastafel cuci piring maupun ke tempat pembuangan sampah. Hal ini dapat menyumbat pipa buangan rumah tangga dan mencemari lingkungan. Pemerintah Kota Samarinda memiliki program Jengrinda dengan mengajak masyarakat berdonasi jelantah untuk membangun kota Samarinda. Penelitian ini bertujuan untuk mengajak warga kampus mengumpulkan minyak jelantah dalam upaya mengendalikan pencemaran lingkungan dari hal kecil dan ikut berpartisipasi dalam program Pemerintah Kota Samarinda. Metode yang digunakan adalah melakukan sosialisasi dan pendampingan untuk mengumpulkan minyak jelantah melalui pengajian rutin mingguan kampus. Kemudian menyediakan derigen, mengkoordinir pengambilan jelantah melalui pick up atau pengambilan ke rumah maupun secara mandiri, koordinasi dengan PT. GSP sebagai pengelola minyak serta evaluasi dengan kuesioner. Kegiatan ini melibatkan seluruh warga kampus baik mahasiswa, dosen, tendik, klining servis, satpam. Hasil kuesioner setelah 4 minggu kegiatan menunjukkan bahwa 88,43% responden mengetahui tentang program jelantah membangun Samarinda, serta ikut mendonasikan minyak jelantah. Jelantah terkumpul sebanyak 2 derigen atau setara dengan 25 liter selama 4 minggu. Kesimpulannya warga kampus menyadari bahwa jelantah menyebabkan pencemaran lingkungan dan bersedia berpartisipasi dalam program donasi jengrinda. Kata kunci: minyak goreng; jelantah; program jengrinda. ABSTRACTThe cooking oil continues to increase, especially a food industry. The leftover oil from frying is called used cooking oil. Mothers will usually throw used cooking oil the gutter, dishwashing or landfill. This household waste pipes, pollute the environment. Samarinda City Government has Jengrinda program inviting people donate used cooking oil to build city of Samarinda. The study to invite campus residents to collect used cooking oil an effort to control environmental pollution from small things and participate the Samarinda City Government program. Method used is to conduct socialization and assistance to collect used cooking oil through weekly campus recitation. Then provide derigants, coordinate the collection of used cooking oil through pick up or to the house independently, coordinate with PT GSP the oil manager and evaluate a questionnaire. Activity all campus residents including students, lecturers, staff, clining service, and security. The results of questionnaire after 4 weeks of activity showed 88.43% respondents about used cooking oil program Samarinda, participated donating used cooking oil. Used cooking oil collected as 2 derigants the equivalent of 25 liters for 4 weeks. Conclusion, residents are used cooking oil environmental pollution and willing to participate the jengrinda donation program. Keywords:ABSTRAKPenggunaan minyak goreng terus meningkat terutama dalam industri makanan. Minyak sisa hasil penggorengan disebut dengan minyak jelantah. Ibu-ibu biasanya akan membuang minyak jelantah ke selokan, wastafel cuci piring maupun ke tempat pembuangan sampah. Hal ini dapat menyumbat pipa buangan rumah tangga dan mencemari lingkungan. Pemerintah Kota Samarinda memiliki program Jengrinda dengan mengajak masyarakat berdonasi jelantah untuk membangun kota Samarinda. Penelitian ini bertujuan untuk mengajak warga kampus mengumpulkan minyak jelantah dalam upaya mengendalikan pencemaran lingkungan dari hal kecil dan ikut berpartisipasi dalam program Pemerintah Kota Samarinda. Metode yang digunakan adalah melakukan sosialisasi dan pendampingan untuk mengumpulkan minyak jelantah melalui pengajian rutin mingguan kampus. Kemudian menyediakan derigen, mengkoordinir pengambilan jelantah melalui pick up atau pengambilan ke rumah maupun secara mandiri, koordinasi dengan PT. GSP sebagai pengelola minyak serta evaluasi dengan kuesioner. Kegiatan ini melibatkan seluruh warga kampus baik mahasiswa, dosen, tendik, klining servis, satpam. Hasil kuesioner setelah 4 minggu kegiatan menunjukkan bahwa 88,43% responden mengetahui tentang program jelantah membangun Samarinda, serta ikut mendonasikan minyak jelantah. Jelantah terkumpul sebanyak 2 derigen atau setara dengan 25 liter selama 4 minggu. Kesimpulannya warga kampus menyadari bahwa jelantah menyebabkan pencemaran lingkungan dan bersedia berpartisipasi dalam program donasi jengrinda. Kata kunci: minyak goreng; jelantah; program jengrinda. ABSTRACTThe cooking oil continues to increase, especially a food industry. The leftover oil from frying is called used cooking oil. Mothers will usually throw used cooking oil the gutter, dishwashing or landfill. This household waste pipes, pollute the environment. Samarinda City Government has Jengrinda program inviting people donate used cooking oil to build city of Samarinda. The study to invite campus residents to collect used cooking oil an effort to control environmental pollution from small things and participate the Samarinda City Government program. Method used is to conduct socialization and assistance to collect used cooking oil through weekly campus recitation. Then provide derigants, coordinate the collection of used cooking oil through pick up or to the house independently, coordinate with PT GSP the oil manager and evaluate a questionnaire. Activity all campus residents including students, lecturers, staff, clining service, and security. The results of questionnaire after 4 weeks of activity showed 88.43% respondents about used cooking oil program Samarinda, participated donating used cooking oil. Used cooking oil collected as 2 derigants the equivalent of 25 liters for 4 weeks. Conclusion, residents are used cooking oil environmental pollution and willing to participate the jengrinda donation program. Keywords: cooking oil; used cooking oil; jengrinda program.