Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Birokrasi dan Kebijakan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi: Konteks Sejarah dan Perkembangannya di Indonesia Suwarjo Suwarjo
JKAP (Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik) 2003: JKAP VOLUME 7 NOMOR 1, TAHUN 2003
Publisher : Magister Administrasi Publik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkap.8425

Abstract

in process
ANALISIS MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU TEKS KURIKULUM 2013 PEGANGAN GURU DAN PEGANGAN SISWA Sasi Mardikarini; Suwarjo Suwarjo
Jurnal Pendidikan Karakter Vol. 7, No. 2 (2016)
Publisher : LPPM Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.801 KB) | DOI: 10.21831/jpk.v6i2.12057

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai karakter pada buku pegangan guru, nilai-nilai karakter pada buku pegangan siswa, dan kesesuaian nilai-nilai karakter pada buku teks Kurikulum 2013 pegangan guru dan buku pegangan siswa. Penelitian ini merupakan penelitian analisis konten dengan pendekatan kualitatif melalui empat tahap, yaitu pengadaan data, reduksi data, inferensi, dan analisis data. Sumber data penelitian adalah buku teks Kurikulum 2013 pegangan guru dan pegangan siswa kelas I semester 1 yang terdiri atas empat tema, yaitu tema “Diriku”, “Kegemaranku”, “Kegiatanku”, dan “Keluargaku”. Unit analisis adalah nilai-nilai karakter yang terkandung dalam buku teks. Hasil penelitian yaitu: (1) buku pegangan guru mengembangkan semua nilai karakter yang dianalisis; (2) buku pegangan siswa pada tema diriku dan keluargaku tidak mengembangkan nilai kejujuran, pada tema “Kegemaranku” dan “Kegiatanku” tidak mengembangkan nilai tanggung jawab; (3) nilai karakter pada buku pegangan guru dan pegangan siswa tema “Diriku” dan “Kegemaranku” telah sesuai, sedangkan pada tema “Kegiatanku” dan “Keluargaku” masih terdapat nilai karakter yang belum sesuai. Kata kunci: nilai-nilai karakter, buku teks kurikulum 2013, sekolah dasar AN ANALYSIS OF CHARACTER VALUES CONTENT IN THE 2013 CURRICULUM COURSE-BOOK OF TEACHER HANDBOOK AND STUDENTS HANDBOOK Abstract: This research aims to describe (1) the caracter value in teacher handbook content; (2) the character value in student handbook content; (3) the suitability of the character value in course-bookcurriculum 2013 teacher handbook and student handbook. This research was a content analysis using the qualitative approach with four procedure (1) data collecting (unitizing, sampling, recording); (2) reducing; (3) inferring; 4) data analysis. The subject used in this study was course-book of curriculum 2013 teacher handbook and student handbook of the first grade of elementary school in the first semester, namely myself theme, my hobby theme, my activities theme, and my family theme. The unit analysis of this research is the character contained in the course-book. The result of this study are (1) teacher handbook within each theme has been developing all the character value; (2) handbook student on the theme of my self and my familiy did not develop the values of honesty, while the theme of my passion and my activities did not develop the values of responsibility; (3) character value of handbook teacher and handbook student on the my self and my hobby theme has been appropriate, while the my activities and my family theme still there character of value was not corresponding. Keyword: character value, textbook of curriculum 2013, elementary school
Identifikasi permasalahan perancangan program bimbingan dan konseling pada guru SMK di Kota Yogyakarta Muh Farozin; Suwarjo Suwarjo; Budi Astuti
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Vol 10, No 1 (2017): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.897 KB) | DOI: 10.21831/jpipfip.v10i1.16795

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan perancangan program bimbingan dan konseling pada guru bimbingan dan konseling SMK di kota Yogyakarta meliputi: rasional, dasar hukum, visi dan misi, deskripsi kebutuhan, tujuan, komponen program, bidang layanan, rencana operasional, pengembangan tema/topik, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut, anggaran biaya, sarana prasarana,dan ekuivalensi jam layanan bimbingan dan konseling dengan jam mata pelajaran. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian diketahui bahwa pada proses perancangan program bimbingan dan konseling, guru bimbingan dan konseling mengalami permasalahan pada aspek: (1) evaluasi pelaporan dan tindak lanjut; (2) anggaran biaya; (3) sarana prasarana; serta (4) ekuivalensi jam layanan bimbingan dan konseling dengan mata pelajaran. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian lanjutan yang terkait dengan perancangan program bimbingan dan konseling terutama pada kesulitan pada aspek evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut; anggaran biaya; sarana prasarana; dan ekuivalensi jam layanan bimbingan dan konseling dengan mata pelajaran.
Peningkatan keterampilan berbicara melalui metode bermain peran pada siswa SD Negeri 58 Kota Bima Sry Rahmawaty Rahmawaty; Suwarjo Suwarjo
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Vol 9, No 1 (2016): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1655.322 KB) | DOI: 10.21831/jpipfip.v9i1.10692

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa melalui penggunaan metode bermain peran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri 58 Kota Bima. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan desain penelitian Kemmis dan McTaggart. Penelitian tindakan kelas ini diimplementasikan pada siswa kelas V SD Negeri 58 Kota Bima, pada semester I tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dalam dua siklus, dengan masing-masing siklus terdiri dari tiga tindakan. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, implementasi dan observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan menggunakan instrumen tes unjuk kerja, dan pedoman observasi, kemudian dianalisis secara  kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada skor rata-rata siswa 78, 61 pada  siklus 1 dengan klasifikasi baik, dan skor rata-rata siswa siklus 2 menjadi 81,04 dengan klasifikasi sangat baik. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dari rata-rata 81,00 pada siklus 1 menjadi 92,00 pada siklus 2 dengan klasifikasi sangat baik. Jadi pelaksanaan tindakan menggunakan metode bermain peran telah mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian ini yakni skor perolehan rata-rata keterampilan berbicara siswa  ≥75,00 dan ketuntasan  belajar klassikal mencapai 75%. Peningkatan ini disebabkan karena adanya perubahan prosedur teknik, perubahan materi, dan perubahan anggota kelompok. 
Pendidikan Seks bagi Anak dan Remaja: Suatu Alternatif yang perlu Diperhitungkan Suwarjo Suwarjo
Dinamika Pendidikan Vol 2, No 2 (1995): Dinamika Pendidikan No. 2/TH. II/Desember 1995
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1192.841 KB)

Abstract

Pendidikan Seks bagi Anak dan Remaja: Suatu Alternatif yang perlu Diperhitungkan
Pembinaan Emosi: Sebuah Alternatif yang Perlu Dipertimbangkan dalam Pendidikan Anak Suwarjo Suwarjo
Dinamika Pendidikan Vol 6, No 1 (1999): Dinamika Pendidikan No. 1/TH. VI/Februari 1999
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2004.475 KB)

Abstract

Pembinaan Emosi: Sebuah Alternatif yang Perlu Dipertimbangkan dalam Pendidikan Anak
REDEFINISI DIAGNOSTIK DALAM KONSELING (Sebuah Isu Profesi Konseling) Suwarjo Suwarjo
Paradigma No. 08 Th. IV, Juli 2009
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.537 KB)

Abstract

Diagnostic as one of the strides in counseling has been such a great polemic for a long time. One of the activities in diagnostic is classifying the diseases and planning their treatments (in the beginning, it is applied in clinical setting). It can’t merely be applied in counseling for normal persons. That in one of the causes of appearing the controversy about the function of diagnostic in counseling. This paper attains to investigate deeply about something which relate to various arguments between the pros and contras toward the diagnostic activities in counseling. At the end of the investigation in this paper, it states the important of the redefinition of diagnostic in counseling. Therefore, the diagnostic can also cover various activities to find out some positive aspect from the clients that can be developed optimally (developmental diagnostic).Keywords : Diagnostic, psychological diagnostic.
PENDIDIKAN DAN KEKAYAAN MASA DEPAN (FUTURE WEALTH) DI ERA GLOBAL Suwarjo Suwarjo
Paradigma No. 02 Th. I, Juli 2006
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.533 KB)

Abstract

Individual behavior will never be detached from its cultural contexts. Most (if not all) of the behaviors carried out by an individual are formed through the long process of learning in the place or environment where he/she grows up and lives. Models of behavior shown by the members of a community will also influence an individual behavior in that community. Values, norms, and habits in a certain culture will also affect parenting style. Besides, individuals also do some contacts with their cultural environment. In its interaction, an individual will manage to fit him/herself with the culture by means of “assimilating and/or adapting” micro cultures to macro culture. For this reason, we can understand a client thoroughly, perform appropriate assessments, and give interventions correctly, if we are able to understand the client in accordance with his/her cultural context. Concerning with this, Pederson affirms that “Since all behaviors are learned and displayed in cultural context, accurate assessment, meaningful understanding and appropriate interventions are done from the perspective of client’s cultural context” . Implications of Pederson’s statement towards counseling processes are: (a) In a counseling process, counselor needs to be aware that there is a process of cultural contact between client’s culture and counselor’s culture, which will be potential for the emergence of cultural biases (even though the client and the counselor both come from the same ethnic and culture). Therefore, a counselor should not be “cultural blind”; a counselor must be “cultural aware”; (b) Cultural differences will cause different perceptions, mind-sets, attitudes and values, and different ways of expressions in overt behavior as well. Therefore, a counselor needs to be aware of the biases emerging from the theory, technique, and approach used in counseling; (c) The use of psychological measuring tools (tests) in counseling as one effort for counselor to comprehend the client also needs attention. Have the measuring tools been constructed in accordance with the surrounding culture of the client? Have the emergence of cultural biases been anticipated as a threat to the validity of measuring tools? Counselors need to be “critical and wise” towards the using and meaning of results of the measuring tools. Measuring tools (tests) can be placed as one way, not the only way to achieve the objectives. Counseling process as one form of counseling services to clients, naturally, constitutes an encounter of cultures, i.e. the client’s culture and the counselor’s culture. Effective counseling requires counselors to be aware and sensitive of cultural differences.Key words : cross cultural counseling, cultural sensitivity
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMAN 4 YOGYAKARTA Arusma Linda Simamora; Suwarjo Suwarjo
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Faculty of Education, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.489 KB) | DOI: 10.21831/amp.v1i2.2394

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap manajemen bimbingan dan konseling di SMAN 4 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian adalah studi kasus. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumen. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif dari Miles dan Huberman melalui kegiatan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: manajemen bimbingan dan konseling di SMAN 4 Yogyakarta terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan, belum semuanya dilakukan optimal. (1) Perencanaan program BK didasarkan pada analisis kebutuhan siswa, bersifat fleksibel, namun belum berdasarkan analisis lingkungan (2) Pengorganisasian BK, pembagian tugas sesuai dengan mekanisme namun terkendala waktu karena banyak tugas guru BK di luar BK, konselor dan konseli belum seimbang. (3) Pelaksanaan BK, belum menggunakan model BK komprehensif, beberapa layanan belum dilakukan optimal karena banyaknya tugas guru BK di luar kegiatan BK. (4) Pengawasan BK belum dilakukan optimal sebagaimana mestinya. Kata kunci: manajemen bimbingan dan konseling
PERAN BUMDes CIPTO DADI DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA BANYUADEM, SRUMBUNG, MAGELANG suwarjo suwarjo; Sugianta Sugianta
POPULIKA Vol. 10 No. 2 (2022): Populika
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/populika.v10i2.636

Abstract

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Cipto Dadi didirikan untuk menjadi penggerak perekonomian masyarakat Desa Banyuadem yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani salak pondoh, dan pelaku usaha kecil rumahan gula jawa. Unit usaha pemasaran menjadi pilihan BUMDes Cipto Dadi di tengah kebiasaan sebagian masyarakat petani salak pondoh dan pelaku usaha rumahan gula jawa yang masih melakukan transaksi sistem ijon dengan tengkulak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran dan daya dukung yang diperlukan BUMDes Cipto Dadi dalam pemberdayaan masyarakat di Desa Banyuadem. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran BUMDes Cipto Dadi dalam pemberdayaan masyarakat di Desa Banyuadem sudah sangat baik. Berdirinya BUMDes Cipto Dadi merupakan inisiasi dari masyarakat dengan unit usaha yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. BUMDes Cipto Dadi telah memiliki jalinan kerjasama yang erat dengan beberapa instansi untuk penyelenggaraan pelatihan dan pendampingan. Kerjasama saling menguntungkan dengan masyarakat melalui unit usaha pembibitan kelapa, penjualan pupuk dan jasa internet. Daya dukung internal maupun eksternal bagi operasionalisasi BUMDes Cipto Dadi telah memadai. Penyertaan modal bagi BUMDes Cipto Dadi didukung penuh oleh Pemerintah Desa Banyuadem melalui anggaran Dana Desa.