Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

UJI MUTU IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis-L) DAN IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) SEGAR DI TPI TUMUMPA SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Ekasari, Desta; Suwetja, I Ketut; Montolalu, Lita ADY
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.5.2.2017.14904

Abstract

The skipjack tuna (Katsuwonus pelamis-L) or the locally known as Cakalang and the mackerel tuna (Euthynnus affinis) or tongkol as it known locally are the types of fishes that have high economic value. The aim of this research is to observe the decrease in freshness quality of the skipjack tuna and the mackerel tuna that have been stored for 14 days in a cool box with the temperature of 0–5ºC, with the supporting data based on The TVB-N analysis, organoleptic analysis and Miogobin value analysis. The results using the three testing procedures which are consists of TVB-N value, organoleptic value and Mioglobin value, indicated that the meat of the mackarel tuna have more faster rate of degradation than the skipjack tuna. Data from the result of TVB-N anova calculation proved that the type of fish have no influence on the TVB-N value, while the storage duration are very influential the TVB-N value. In data of organoleptic value the general impression of skipjack tuna and the mackerel tuna obtained from the anova calculated imply that the type of fish influence the appearance and texture but not with the eyes gills and odour . While the treatment of storage time are impacted greatly on the appearance, texture as well as gills and odour. Keyword: TVB-N, Organoleptic, Mioglobin.   Ikan cakalang(Katsuwonus pelamis-L) dan ikan tongkol (Euthynnus affinis) merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Tujuan penelitian ini yakni untuk melihat kemunduran mutu kesegaran ikan cakalang dan ikan tongkol yang disimpan selama 14 hari dengan suhu 0–5ºC di cool box. Metode yang digunakan yaitu analisa TVB-N, analisa organoleptik dan analisa nilai Miogobin sebagai pendukung. Hasil analisa dengan tiga metode uji yaitu nilai TVB-N, nilai organoleptik dan nilai mioglobin, semuanya mengatakan bahwa daging ikan tongkol lebih cepat terdegradasi dibandingkan dengan ikan cakalang. Data hasil perhitungan anova TVB-N menyatakan bahwa jenis ikan tidak mempengaruhi kadar TVB-N sedangkan waktu lama penyimpanan sangat mempengaruhi tingkat kadar TVBN. Pada data nilai organoleptik kesan umum ikan cakalang dan ikan tongkol pada hasil perhitungan anova didapatkan jenis ikan mempengaruhi kenampakan dan tekstur tetapi tidak untuk mata, insang dan bau Sedangkan untuk perlakuan lama penyimpanan sangat mempengaruhi pada kenampakan, tekstur, insang, mata dan bau. Kata Kunci: TVB-N, Organoleptik, Mioglobin.
The effect of rinsing and storage period in low temperature on the quality of scad fish sausage (Decapterus sp.) fortified with Moringa leaves (Moringa olifera) Sahnita, Dewi; Suwetja, I Ketut; Onibala, Hens
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Edisi Khusus 1 (2013): Mei
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.0.0.2013.2283

Abstract

A research on sausage scad fish (Decapterus sp) using 4 treatments with 3 replications with complete randomized design. Washing is done 0 to 3 times and storage for 0 to 9 days. The results of the study addressed the interaction of storage time washing meat and kite fish sausage (Decapterus sp) are fortified with Moringa leaves an effect on levels of protein, fat and water content. Organoleptic quality sausages from the value in 9 days can still be accepted by the panelists. During storage protein value reduction from 0 days (16.38%) decreased (14.40%) on day 9. The water content increased from 0 days up to 61.22% 66.96% on day 9. Fat in fish sausage 0.64% down 0.19% on day 9. Good quality sausage was taken 9 days because of the old fish sausage stored beyond 9 days is not liked by the panelists, because the texture and taste was not good© Penelitian pembuatan sosis ikan layang (Decapterus sp) menggunakan 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan dengan metode rancangan acak lengkap (RAL). Pencucian dilakukan 0 sampai 3 kali dan penyimpanan selama 0 sampai 9 hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa interaksi pencucian daging dan lama penyimpanan sosis ikan layang (Decapterus sp) yang difortifikasi dengan daun kelor berpengaruh terhadap kadar protein, lemak dan kadar air. Mutu sosis dari nilai organoleptik dalam 9 hari masih bisa diterima oleh panelis. Selama penyimpanan nilai protein terjadi penurunan dari 0 hari (16,38%) menurun (14,40%) pada hari ke-9. Kadar air mengalami kenaikan dari 0 hari 61,22 % naik menjadi 66,96% pada hari ke-9. Lemak pada sosis ikan 0,64 % turun 0,19% pada hari ke-9. Sosis yang baik mutunya adalah dibawa 9 hari karena sosis ikan yang lama penyimpanannya melebihi dari 9 hari sudah tidak disukai oleh panelis, karena tekstur dan rasa sudah kurang baik©
Salmonella occurrence and myoglobin (mb) in frozen smoked tuna Korah, Herny; Ijong, Frans G.; Suwetja, I Ketut
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 3, No 2 (2015): Oktober
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.3.2.2015.14046

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Keberadaan salmonella dan tingkat kesegaran frozen smoked tuna This study aimed to quantify Salmonella, Total and Total Plate Count (TPC) in fresh tuna loin, frozen tuna loin, and frozen tuna loin filled with CO gas, to analyze the level of freshness of the fish through the test Mb, pH and appearance in fresh tuna loin, frozen tuna loin and frozen tuna loin filled with CO gas, and to describe the presence of Salmonella and the provision of value Mb with CO gas. Object of study in this research is the bacterium Salmonella and Myoglobin (Mb) in frozen smoked tuna, through the fish freshness analysis (Mb value test, pH, and organoleptic), TPC analysis, total Salmonella in fresh tuna (as a positive control), frozen tuna loin and frozen tuna loin frozen filled with CO gas. Results showed total Salmonella after incubation at 37 ° C for 24 and 48 hours fresh tuna loin, frozen tuna loin, and frozen tuna loin frozen filled with CO gas were 4.80 x 102 CFU/g and 5.43 x 102 CFU/g; 0.57 x 10 CFU/g and 1.55 x 102 CFU/g; 3.90 x 102 CFU/g; and 8.63 x 102 CFU/g, respectively. Total Salmonella tended to decline in frozen tuna, but increase in frozen tuna CO at 48 hours incubation. Mb value was 1.02 for fresh tuna loin, 0.86 for frozen tuna and 0,92 for frozen tuna filled with CO gas, respectively. The pH value was 5.23 in fresh tuna loin, 6.10 in frozen tuna loin, and 6.24 in frozen tuna loin filled with CO gas. Organoleptic value showed that fresh tuna loin was attractive to very attractive, frozen tuna loin was attractive and frozen tuna loin with CO gas was very attractive. TPC incubated at 37 ° C for 24 hours for fresh tuna loin was 11.75 x 103 CFU/g, for frozen tuna loin was 1.66 x 103 CFU/g, and frozen tuna loin with CO gas was 1.54x103 CFU/g. TPC incubated at 37 ° C for 48 hours for fresh tuna loin was 12,13x103 CFU/g, frozen tuna loin was 1.73 x 103 CFU/g, and frozen tuna loin with CO gas was CO 1.99 x 103 CFU/g. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesegaran ikan, menghitung Total Plate Count (TPC) dan total Salmonella pada tuna loin segar, tuna loin beku, dan tuna loin beku yang diberi gas CO, serta mendeskripsikan keberadaan Salmonella dan tingkat kesegaran frozen smoked tuna. Objek kajian dalam penelitian ini adalah isolat Salmonella dan Mioglobin (Mb) pada frozen smoked tuna, dengan menganalisis kesegaran ikan (uji nilai Mb, pH dan organoleptik), analisis TPC, total Salmonella pada tuna segar (sebagai control positif), tuna beku dan tuna beku yang diberi gas CO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Total Salmonella yang diinkubasi pada suhu 37OC selama 24 dan 48 jam untuk tuna loin segar, beku dan beku yang diberi CO berturut-turut : 4,80 x 102 CFU/g dan 5,43 x 102 CFU/g; 0,57 x 10 CFU/g dan 1,55 x 102 CFU/g; 3,90 x 102CFU/g; dan 8,63 x 102 CFU/g. Total Salmonella cenderung menurun pada tuna beku, tetapi naik pada tuna beku CO dengan lama inkubasi 48 jam. Nilai Mb masing-masing adalah: 1,02 untuk tuna segar, 0,86 untuk loin tuna beku dan 0,92 untuk loin tuna beku yang diberi gas CO. Nilai pH 5,23 untuk loin tuna segar, 6,10 untuk loin tuna beku dan sebesar 6,24 untuk loin tuna beku yang diberi gas CO. Nilai organoleptic 7,55 untuk loin tuna segar ( diantara menarik dan sangat menarik), 7,35 loin tuna beku (menarik) dan 7,75 loin tuna beku yang diberi gas CO (sangat menarik). TPC yang diinkubasi pada suhu 37OC selama 24 jam adalah 11,75 x 103 CFU/g untuk loin tuna segar, 1,66 x 103 CFU/g untuk loin tuna beku dan 1,54 x 103 CFU/g untuk loin tuna beku yang diberi gas CO sebesar. TPC yang diinkubasi pada suhu 37OC selama 48 jam 12,13 x 103 CFU/g untuk loin tuna segar, 1,73 x 103 CFU/g untuk loin tuna beku dan 1,99 x 103 CFU/g untuk loin tuna beku yang diberi gas CO.
NIRA LONTAR SEBAGAI KANDIDAT DALAM MEMPERTAHANKAN KANDUNGAN PROTEIN SILASE JEROAN IKAN CAKALANG Hege, Yandres Nelson; Suwetja, I Ketut; Ijong, Frans G
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol 8, No 3 (2012)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.128 KB) | DOI: 10.35800/jpkt.8.3.2012.407

Abstract

Jeroan ikan sebagai limbah dari pengelolaan ikan cakalang panggang di Kupang, Nusa Tenggara Timur dapat dimanfaatkan untuk membuat silase dengan menambahkan bahan nira lontar (Borassus flabellifer) yang telah mengalami fermentasi. Fermentasi dilakukan selama 0–15 hari dan pengujian terhadap total asam, pH, serta kadar protein kasar dilakukan secara teratur. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penambahan nira lontar yang telah difermentasi ke dalam jeroan ikan cakalang pada semua konsentrasi secara nyata memberi­kan pengaruh terhadap pertumbuhan bakteri asam laktat dan menekan pertumbuhan bakteri pembusuk, hal ini erat kaitannya dengan kandungan asam (total asam) nira lontar yang berkontribusi terhadap penurunan pH bahan fermentasi. Produk silase jeroan ikan cakalang terbaik, ditinjau dari aspek kadar protein kasar, adalah pada perlakuan konsentrasi nira lontar 10% dengan lama fermentasi 24 jam yang memiliki kandungan protein sebesar 15,46% dari berat basah bahan fermentasi (silase). Kata kunci: Silase, jeroan ikan cakalang, nira lontar, fermentasi   The innards from fresh tuna fish grill in Kupang, Nusa Tenggara Timur can be used to make silage with addition of fermented sap of lontar palm (Borassus flabellifer). Fermentation was carried out for 0–15 days and regularly tested for total acid, pH, as well as the crude protein content. The results showed that the addition of palm sap that has been fermented into the innards of tuna at all concentrations significantly impact the growth of lactic acid bacteria and suppress the growth of spoilage bacteria, it is closely related to the acid content (total acid) that contribute to the palm sap decrease in pH of fermentation ingredients. Tuna offal silage products best viewed from the aspect of the content of crude protein in the treatment of palm sap concentration of 10% with a 24-hour fermentation time which has a protein content of 15.46% by weight of the wet ingredients fermentation (silage). Keywords: Silage, tuna offal, lontar palm sap, fermentation
HILIRISASI TEKNIK HANDLING IKAN MAS HIDUP SISTEM KERING KEPADA MASYARAKAT PERIKANAN DI PEDESAAN Aplication Handling Technology of Life Carp with dry system to fisheries community in villages Suwetja, I Ketut; Pongoh, Jenki; Suwetja, I Gede Prabawa
JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyuluhan, pelatihan, pendampingan dan evaluasi teknik handling ikan mas hidup system kering kepada masyarakat perikanan di pedesaan telah dilakukan. Teknik pemingsanan yang diaplikasikan ialah dengan suhu 8°C dan 8°C + 0,02 % minyak cengkeh. Dilanjutkan dengan penyimpanan dilakukan pada media sekam padi dingin dengan suhu 10-15°C. Pekerjaan selanjutnya ialah penyadaran ikan. Ikan disadarkan pada air habitat  dilengkapi dengan aerator kapasitas 3 volt dan kemudian dilanjutkan dengan menghitung tingkat mortalitas ikan._____________________________________________________________________________Kata Kunci : Hilirisasi, teknik handling, system kering, aerator, sekam padi, mortalitas.
HILIRISASI TEKNIK HANDLING IKAN MAS HIDUP SISTEM KERING KEPADA MASYARAKAT PERIKANAN DI PEDESAAN Suwetja, I Ketut; Pongoh, Jenki; Suwetja, I Gede Prabawa
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.2.2018.19536

Abstract

Penyuluhan, pelatihan, pendampingan dan evaluasi teknik handling ikan mas hidup system kering kepada masyarakat perikanan di pedesaan telah dilakukan Teknik pemingsanan yang diaplikasikan ialah dengan suhu 8°C dan 8°C + 0,02 % minyak cengkeh. Dilanjutkan dengan penyimpanan dilakukan pada media sekam padi dingin dengan suhu 10-15°C. Pekerjaan selanjutnya ialah penyadaran ikan. Ikan disadarkan pada air habitat dilengkapi dengan aerator kapasitas 3 volt dan kemudian dilanjutkan dengan menghitung tingkat mortalitas ikan.