Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

REBRANDING PRODUK KERIPIK JAMUR TIRAM UNTUK PENINGKATAN PENJUALAN PADA UMKM SPORAMUSHROOM Mundiyah, Andi Iva; Septiadi, Dudi; Nabila, Sharfina; Sari, Ni Made Wirastika; Zeamita, Ni Made
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat MEMBANGUN NEGERI Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Membangun Negeri
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/pkm.v4i1.549

Abstract

ABSTRACT Small-Medium Enterprise (SME) ?Sporamushroom? which processes pearl-oyster mushrooms into pearl-oyster mushroom chips is located on Jalan Pelita, Makassar City. Pearl-oyster mushrooms are rich in nutrition and have savory taste and chicken-like texture, so that almost all people like it. The problem faced by SME ?Sporamushroom? lies in the packaging of the mushroom chips that are not attractive and are not able to preserve the quality of the products contained therein. In addition, the mushroom chips brand have not been determined. The results of the activities carried out indicate the need for assistance and information sharing about the types of packaging for processed chips, so that the packaging will be produced accordingly, which is aluminum plastic packaging that is suitable for processed chip products. From the brand aspect, the selection of the right and easy-to-remember brand has an effect on product sales. The JAMBUL brand was chosen as the brand of pearl-oyster mushroom chips because it is easy to be remembered and has appropriate philosophy behind it. Key words: brand, marketing, packaging, SME
Potensi dan Strategi Pengembangan Kawasan Minapolitan Kertasari Kabupaten Sumbawa Barat Nursan, Muhammad; Nabilah, Sharfina; Sari, Ni Made Wirastika
Jurnal Ilmiah Membangun Desa dan Pertanian Vol 5, No 6 (2020)
Publisher : Department of Agribusiness Halu Oleo University Kendari Southeast Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37149/jimdp.v5i6.14605

Abstract

The development of the fisheries and marine sector absolutely must be done to increase the production and competitiveness of fisheries and marine products. The Government of Indonesia has established several areas as minapolitan areas, one of which is West Sumbawa Regency as a minapolitan area for seaweed development. Besides seaweed, the minapolitan area has many other potentials that can be developed to improve the competitiveness and added value of the minapolitan area. Therefore, the purpose of this research is to find out the potential of the Minapolitan Area, analyze the internal and external factors of the Minapolitan Area, and formulating the development strategy of the West Sumbawa Regency Minapolitan Area. This research was conducted from October to December 2020, in Labuhan Kertasari Village, Taliwang District, West Sumbawa Regency, which was selected by purposive sampling. The data used include primary data from the interview results of respondents and secondary data from several related agencies. Analysis of the data used is descriptive analysis and SWOT analysis. The results showed that the West Sumbawa Regency minapolitan area apart from being a seaweed development area also has other potentials such as capture fisheries, marine and inland aquaculture, tourism (small islands, beaches, seaweed education), agricultural food crops, plantations, and animal husbandry. West Sumbawa Regency Minapolitan area development strategy, is a SO (Strengthness-Opportunity) strategy, which is a strategy that utilizes the strengths to seize opportunities or aggressive strategies which include Encouraging investment in the Minapolitan area, Diversifying fishery and agricultural processed products, Increasing development and optimizing use facilities and infrastructure of production, processing and marketing activities of agricultural products in a broad sense and tourism, increasing the potential of agriculture and fisheries and tourism in order to expand employment opportunities and facilitate and accelerate licensing and investment service rules.
FAKTOR INTERNAL EKSTERNAL DALAM BAURAN PEMASARAN PRODUK UKM KOPI DADONG Pande Komang Suparyana; Sharfina Nabilah; Ni Putu Sukanteri
dwijenAGRO Vol 10 No 2 (2020): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/dwijenagro.10.2.1030.109-116

Abstract

Lingkungan internal memberikan gambaran bahwa perusahaan memiliki kekuatan (strengths) atau kelemahan (weakness) di bidang manajemen produksi, operasi pemasaran dan distribusi, organisasi sumber daya manusia, keuangan dan akuntansi. Sedangkan lingkungan eksternal adalah analisis yang tersusun dari sekumpulan-sekumpulan kekuatan-kekuatan yang timbul dan berada di luar jangkauan serta biasanya terlepas dari situasi operasional perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal bauran pemasaran pada UKM Kopi Dadong di Desa Belantih. Responden dalam penelitian ini adalah bapak Dharma dan ibu Dewa Ayu sebagai pemilik usaha kopi dadong. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Rancangan penelitian ini di gunakan karena mampu menggambarkan analisis lingkungan internal dan eksternal dalam bauran pemasaran produk Kopi Dadong. Dari hasil penelitian diketahui faktor eksternal Bauran Pemasaran kopi Dadong adalah Adanya dukungan pemerintah dalam hal pameran produk pertanian dalam pengenalan produk kopi; Besarnya minat pemuda dengan lifestyle diperkotaan dalam mengkonsumsi kopi, terutama di coffee shop; Adanya kenaikan permintaan kopi; Munculnya UKM pengolahan kopi baru sebagai kompetitor utama; Adanya Negara penghasil kopi lainnya; Munculnya sektor usaha baru yang membuat karyawan lebih memilih profesi lain yang menguntungkan. Sedangkan faktor internal Bauran Pemasaran kopi Dadong adalah Produksi dari biji kopi pilihan; Kondisi keuangan stabil dan cenderung meningkat; Reputasi yang baik dalam pelayanan baik pemesanan, produksi dan kecepatan dalam pengiriman barang; Memiliki kebun kopi mitra disekitar area produksi; Inovasi dalam proses pengolahan kopi terfermentasi; Belum menggunakan tenaga mesin kapasitas besar; Perencanaan jadwal produksi belum maksimal, dimana perencanan ditentukan dari besar kebutuhan; Tidak adanya pelatihan secara khusus kepada para karyawan baru sehingga proses produksi terganggu; Jaringan pemasaran secara nasional maupun ke luar negeri belum terjangkau; Kurangnya promosi. Kata kunci: Lingkungan Internal, Lingkungan Ekternal, Bauran Pemasaran, Produk Kopi
Kombinasi ecopreneurship dan saemaul undong sebagai upaya pengurangan degradasi hutan Eni Hidayati; Ida Ansharyani; Fachry Abdul Razak Afifi; Mastawan Mastawan; Sharfina Nabilah
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 17 No. 1 (2021): Transformasi Juni
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v17i1.2883

Abstract

[Bahasa]: Kawasan hutan di Desa Kelungkung, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan wilayah tangkapan hujan yang penting untuk menjaga ketersediaan air minum penduduk Kota Sumbawa Besar. Namun tekanan terhadap hutan semakin tinggi akibat pembukaan lahan untuk pertanian lahan kering. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengurangi tekanan terhadap hutan. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah meningkatkan kapasitas komunitas lokal dalam memulai upaya ecopreneurship guna mendapatkan penghasilan tambahan dan mengurangi tekanan terhadap hutan. Studi pustaka dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor pendorong dan penghambat seseorang menjadi ecopreneur. Selanjutnya intervensi dirancang untuk mengatasi faktor penghambat dengan menggunakan nilai-nilai pada konsep Saemaul Undong. Ecopreneur yang dikembangkan dalam PKM ini adalah pengembangan produk bernilai tambah dari komoditas lokal yang dianggap tidak/kurang bernilai ekonomis. Kelompok mitra yang dilibatkan yaitu kelompok Sumbawa Premium. Pendekatan yang dilakukan yaitu fasilitasi proses izin P-IRT dan penyediaan dukungan in-kind berupa peralatan. Selain itu, kelompok juga didampingi dalam pembuatan kemasan dan media promosi dan pemasaran. Produk yang dibuat yaitu selai dari buah-buahan yang tersedia di Desa Kelungkung yaitu selai jambu biji dan selai duwet, serta pengolahan biji mete menjadi mete madu panggang. Pada kegiatan PKM ini, kombinasi ecopreneurship dan konsep Saemaul Undong 2.0 merupakan pendekatan yang potensial untuk digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat yang lebih berkelanjutan. Kata Kunci: degradasi hutan, ecopreneur, komoditi lokal, nilai tambah, saemaul undong [English]: Forest areas in Kelungkung Village, Sumbawa District, West Nusa Tenggara Province are important catchment teritories for freshwater and drinking water supply for the residents. However, threat toward forest is increasing due to conversion to dry land farming. Hence, efforts to reduce forest degradation is needed. This community service aimed at increasing local community’s capacity to initiate ecopreneurship effort to gain additional income and reduce dreadful impacts on the forest. A literature study was conducted to identify factors that support or hinder the people to be ecopreneur. Then interventions were designed to overcome the barriers by adopting the values of Saemaul Undong concept. The ecopreneurship developed in this program was the development of added-valued products from local products having low economic values. A partner group involved in this program is Sumbawa Premium Group. The approach used was by providing assistance to get the necessary license to disseminate their products to the market (P-IRT license) and key equipments to start the business. In addition, we facilitated the making of the product packaging, promotion materials, and marketing. The products made were guava jam, duwet jam, and roasted cashew nut with honey flavor. In this program, a combination of Ecopreneur and Saemaul Undong 2.0 concept is a potential approach in designing and implementing a more sustainable community service. Keywords: forest degradation, ecopreneur, local commodity, added value, saemaul undong
DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP UMKM (STUDI KASUS UMKM ZEA FOOD DI KOTA MATARAM) Sharfina Nabilah; Muhammad Nursan; Pande Komang Suparyana
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 1 No 12: Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v1i12.438

Abstract

Artikel ini difokuskan pada dampak Covid-19 terhadap UMKM serta strategi yang digunakan oleh pelaku usaha untuk meningkatkan omset penjualan dimasa pandemic Covid-19. Metode penelitian yang diguanakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif, dengan teknik pengambilan data berupa wawancara langsung kepada pemilik usaha Zea Food dan dari beberapa sumber jurnal lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak pandemic Covid-19 terhadap UMKM Zea Food cukup tinggi, yaitu terjadi peningkatan omset penjualan sebesar 60 persen dimasa pandemic Covid-19. Hal ini disebabkan karena Zea Food menggunakan digital marketing untuk melakukan promosi penjualan produknya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh UMKM untuk bertahan serta meningkatkan omset penjualannya dimasa pandemic, antara lain dengan e-commerce, digital marketing, peningkatan kualitas produk dan pelayanan, serta CRM.
REBRANDING PRODUK KERIPIK JAMUR TIRAM UNTUK PENINGKATAN PENJUALAN PADA UMKM SPORAMUSHROOM Andi Iva Mundiyah; Dudi Septiadi; Sharfina Nabila; Ni Made Wirastika Sari; Ni Made Zeamita
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat MEMBANGUN NEGERI Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Membangun Negeri
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/pkm.v4i1.549

Abstract

ABSTRACT Small-Medium Enterprise (SME) “Sporamushroom” which processes pearl-oyster mushrooms into pearl-oyster mushroom chips is located on Jalan Pelita, Makassar City. Pearl-oyster mushrooms are rich in nutrition and have savory taste and chicken-like texture, so that almost all people like it. The problem faced by SME “Sporamushroom” lies in the packaging of the mushroom chips that are not attractive and are not able to preserve the quality of the products contained therein. In addition, the mushroom chips brand have not been determined. The results of the activities carried out indicate the need for assistance and information sharing about the types of packaging for processed chips, so that the packaging will be produced accordingly, which is aluminum plastic packaging that is suitable for processed chip products. From the brand aspect, the selection of the right and easy-to-remember brand has an effect on product sales. The JAMBUL brand was chosen as the brand of pearl-oyster mushroom chips because it is easy to be remembered and has appropriate philosophy behind it. Key words: brand, marketing, packaging, SME
PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM DENGAN KONSEP URBAN FARMING UNTUK MASYARAKAT PERKOTAAN Andi Iva Mundiyah; Ni Made Wirastika Sari; Sharfina Nabilah; Pande Komang Suparyana
JURNAL PENGABDIAN AL-IKHLAS UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARY Vol 6, No 2 (2020): AL-IKHLAS JURNAL PENGABDIAN
Publisher : Universitas Islam kalimantan MAB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.101 KB) | DOI: 10.31602/jpaiuniska.v6i2.3890

Abstract

Budidaya jamur bukan merupakan hal yang baru bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Iklim negara kita yang panas dengan kelembaban yang cukup tinggi, merupakan kondisi yang ideal bagi tumbuhnya jamur tiram, namun ketersediaan jamur tiram dipasaran khususnya di Kota Makassar belum terlalu banyak dikarenakan masih kurangnya pembudidaya jamur tiram. Jamur tiram yang dijumpai di pusat perbelanjaan di Kota Makassar merupakan jamur yang berasal dari Pulau Jawa sehingga terkadang kondisinya sudah layu, menguning hingga berair. Kondisi ini menyebabkan harga jamur relatif lebih mahal, jika dibandingkan dengan harga jamur di daerah lain (pulau Jawa). Keterbatasan keterampilan dalam membudidayakan jamur menjadi salah satu penyebab terbatasnya persediaan stok jamur dipasar. Di pihak lain, pola pikir masyarakat tentang kegiatan bertani harus di lahan yang luas serta ketersediaan lahan untuk kegiatan budidaya di Kota Makassar mulai terbatas dengan maraknya pembangunan perumahan dan pusat perkantoran, padahal jamur tiram merupakan super food yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia. Tujuan dilakukannya kegiatan pelatihan ini untuk memberikan keterampilan kepada masyarakat khusus masyarakat Kota Makassar dalam berbudidaya jamur tiram dengan memanfaatkan keterbatasan lahan atau memanfaatkan pekarangan rumah. Kegiatan menggunakan motede Focus Disscusion group (FGD) berlangsung selama 3 (Tiga) hari dari tanggal 12-15 Januari 2020 bertempat di rumah salah satu anggota masyarakat. Pelatihan budidaya jamur tiram pada hari pertama yaitu persiapan dan pembuatan media tanam jamur tiram, hari kedua kegiatan inokulasi bibit jamur tiram ke media tanam yang telah siap dan hari ketiga evaluasi kegiatan dengan melihat kondisi media tanam jamur terdapat kontaminaasi atau tidak. Hasil kegiatan pelatihan ini sebagian peserta telah paham cara budidaya jamur tiram dengan menghasilkan media tanam jamur tiram yang tidak terkontaminasi oleh jamur lain. Media jamur tiram yang berhasil adalah media jamur tiram yang berwarna putih seperti kapas dan setelah 1 bulan akan keluar jamur tiram yang dikenal dengan pin head.
Consumer Behavior of Middle-Income Class Towards The Utilization of Medicinal Plants During The Covid-19 Pandemic Dudi Septiadi; Pande Komang Suparyana; Sharfina Nabilah
Jurnal Biologi Tropis Vol. 22 No. 2 (2022): April - June
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v22i2.3618

Abstract

Since the outbreak of Covid-19 in Indonesia, medicinal plants have become viral and are in great demand by the public. The application of healthy living behavior by consuming medicinal plants is one of the efforts for the community to maintain health and increase immunity. The objectives of th is research are to; 1) explain the development and role of the middle-income class in the Indonesian economy; 2) analyze middle-class behavior related to the literacy level of middle-income class society; 3) analyze the behavior of the middle-income class in consuming medicinal plants as an effort to increase immunity. The research method used in this research is a descriptive qualitative approach. The number of samples used in the study is 90 respondents. Based on the research results, it shows that the growth of the middle-income class from 2012 to 2020 has increased by 64% to 68.2 million people. A large number of middle-class people in Indonesia have played a role in supporting the domestic economy in terms of consumption expenditure. Based on this research, the highest number were middle-class people with moderate levels of literacy, which is 44 percent. Middle-class people who have a high literacy rate are as much as 25 percent. Meanwhile, the middle-class people with low literacy levels are quite a lot, namely 31 percent. The interest of the middle class in consuming medicinal plants is relatively high. There were 32 middle-class respondents who had a high interest in consuming medicinal plants during the Covid-19 Pandemic.
Peningkatan Peran Kelompok Wanita Tani dalam Pengemasan dan Pemasaran Online Produk Keripik di Desa Lantan Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah Sri Mulyawati; Idiatul Fitri Danasari; Sharfina Nabilah; Rifani Nur Sindy Setiawan; Baiq Rika Ayu Febrilia
Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek No. 4 Vol. 1 Oktober, 2022
Publisher : Denpasar Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52232/jasintek.v4i1.94

Abstract

KWT Nine Seru merupakan Kelompok Wanita Tani yang diketahui menghasilkan produk oleh-oleh sebagai penunjang pariwisata di Desa Lantan, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah. Salah satu produk yang dihasilkan berupa berbagai macam keripik seperti keripik pisang, keripik talas, dan keripik sinkong. Rendahnya kualitas pengemasan produk dan kemampuan dalam pemasaran menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh KWT Nine Seru. Sehingga pada kegiatan pengabdian masyarakat ini anggota KWT Nine Seru akan diberikan edukasi mengenai pengemasan dan pemasaran produk berbasis online dengan harapan dapat meningkatkan peran KWT dalam mendukung pariwisata desa melalui penyediaan produk oleh-oleh. Adapun tahapan dalam penelitian ini yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Luaran dari kegiatan ini masyarakat desa khususnya anggota KWT Nine Seru dapat meningkatkan pengetahuan mengenai peningkatan kualitas produk dari sisi varian rasa, kemasan produk, pelabelan, dan memiliki akun pemasaran melalui Instagram
PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TANAMAN GAMBAS DAN KACANG PANJANG DI DESA PAOK PAMPANG KEC. SUKAMULIA , LOMBOK TIMUR Anna Apriana Hidayanti; Muhammad Nursan; M. Yusuf; Anwar; Fadli; Dudi Septiadi; Ni Made Nike Zeamita Widiyanti; Eka Nurminda Dewi Mandalika; Rifani Nur Sindy Setiawan; Sharfina Nabilah
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.833 KB) | DOI: 10.31949/jb.v4i2.4922

Abstract

Secara umum kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan memberikan pengetahuan dasar tentang analisa potensi bisnis sayuran gambas dan kacang panjang dalam mendukung peningkatan ekonomi petani. di Desa Pok Pampang,  sedangkan tujuan khususnya adalah:(1) Menumbuhkembangkan minat dan memotivasi petani di desa paok pampamh  dalam meningkatkan komoditas sayuran gambas dan kacang panjang  (2) Menunjukkan kepada petani  mengenai aspek dan manfaat sayuran gambas dan kacang (3) petani dapat mengetahui produk apa saja yang bisa di buat dari sayuran gambas dan kacang panjang sehingga mengetahui tentang pemasaran dan mengenal aspek sosial ekonomi (peningkatan pendapatan berkelanjutan) dari sistem usahatani  sayuran gambas dan kacang panjang dan (4) Menjalin hubungan antara perguruan tinggi, khususnya Universitas Mataram dengan masyarakat. Pelaksanaan dilakukan dengan metode pendekatan pendidikan orang dewasa (andragogi) yang dilakukan melalui penyuluhan dan demontrasi kepada kelompok sasaran. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan bahwa: (1) Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini telah mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta terutama  yang berkaitan dengan:  (a) aspek teknik dan  aspek sosial ekonomi terutama terkait dengan peningkatan ekonomi masyarakat, khusunya tentang sayuran gambas dan kacang panjang dengan tabel Analisa potensi; (b)  kemampuan manajemen kelompok dalam  upaya memanfaatkan potensi yang ada; (2) Respon anggota kelompoktani  Bilasundung terhadap kegiatan penyuluhan cukup tinggi; (4) Kegiatan ini juga telah ikut mendorong semakin intensifnya komunikasi timbal balik antara, perguruan tinggi, UNRAM dengan masyarakat yang tergabung dalam kelompok  tani Bilasundung di Desa Paok Pampang Kecamatan Sukamulia.