Kegiatan “Seribu Desa Mandiri Benih” merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan dapat mendukung pencapaian produksi benih dalam upaya pemecahan masalah pertanian tanaman pangan dari aspek pembenihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan petani penangkar pada Program Desa Mandiri Benih di kelompok tani Mitra Tani di Desa Karehkel Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, dan mengetahui tingkat efektivitas program Seribu Desa Mandiri Benih tersebut, serta menghitung seberapa besar pendapatan para petani penangkar benihnya. Sampel penelitian ini diambil di lokasi sebanyak 25 orang, dengan menggunakan Sensus untuk seluruh populasi. Sedangkan metode analisis yang digunakan secara kualitatif dan kuantitatif, yakni analisis deskriptif, analisis usahatani dan analisis efektivitas program. Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umur petani berkisar 40 sampai 59 tahun dengan persentase 40 %, berpengalaman sebagai penangkar benih selama 10 tahun, dan pendidikan responden lulusan SD tetapi berstatus sebagai petani pemilik usaha. Program Seribu Desa Mandiri Benih di kelompok tani Mitra Tani menunjukan telah berjalan efektif dilihat dari beberapa indikator seperti: aspek pemahaman program 68 % (tergolong tinggi), aspek ketetapan sasaran program 96% (tergolong tinggi), dan aspek berdasarkan perencanaan program 100 % (tergolong sangat tinggi). Penerimaan yang diperoleh petani penangkar benih untuk benih padi rata-rata sebesar Rp 3.722.300 dengan pendapatan yang merugi Rp -4.658.270 dengan R-C Ratio sebesar 0,44. Sedangkan penerimaan yang diperoleh petani untuk padi konsumsi lebih kecil lagi sebesar Rp 192. 000 dengan pendapatan Rp -8.105.950 dan R-C ratio 0,39. Hal ini menunjukkan usaha penangkaran benih merupakan usaha sambilan, bukan meruakan penghasilan utama keluarganya.