Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Makna Komunikasi Interpersonal dalam Film Keluarga Cemara Donny Ibrahim Alsa; Ikeu Junita Triwardhani
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.082 KB) | DOI: 10.29313/bcscm.v2i1.1952

Abstract

Abstract. Films are a form of mass media that not only provide entertainment functions, but can also provide educational and information functions for the audience. This study uses a qualitative research method with a semiotic approach. The object of this research is the film "Keluarga Cemara". Film Keluarga Cemara is a family film that tells the story of the simple life of the four characters, Abah, Emak, Euis and also Ara. In this film there are many positive values that can be taken by the audience, such as how to be a good listener, learn to be grateful, and also be able to see how interpersonal communication in the family can be effectively established. This research will examine the interpersonal communication contained in the film Keluarga Cemara. This study uses the semiotic theory proposed by Roland Barthes. By using Roland Barthes' semiotic theory, this research will examine the denotative, connotative and mythical interpersonal communication contained in the film Keluarga Cemara. Based on the results of the observations that the researchers conducted on the film Keluarga Cemara, the researcher found that the denotative meaning of interpersonal communication in the Cemara family film was depicted using verbal and nonverbal communication, while the connotative meaning of interpersonal communication in the Cemara family film was depicted in the form of communication effectiveness, namely in the form of openness, empathy, attitude. supportive, positive attitude and equality. And on the meaning of the myth of interpersonal communication in the film family cemara which is tried to be lifted by showing how the situation of a harmonious family is even with the situation not wallowing in wealth. Abstrak. Film merupakan salah satu bentuk media massa yang tidak hanya memberikan fungsi hiburan, namun juga dapat memberikan fungsi edukasi dan informasi bagi para penontonnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan semiotika. Objek dalam penelitian ini adalah film “Keluarga Cemara”. Film Keluarga Cemara adalah sebuah film keluarga yang bercerita mengenai kehidupan sederhana keempat tokohnya, Abah, Emak, Euis dan juga Ara. Dalam film ini terdapat banyak nilai positif yang dapat diambil oleh penontonnya, seperti bagaimana menjadi pendengar yang baik, belajar bersyukur, dan juga dapat melihat bagaimana komunikasi antarpribadi dalam keluarga dapat terjalin dengan efektif. Penelitian ini akan meneliti mengenai komunikasi antarpribadi yang terkandung dalam film Keluarga Cemara. Penelitian ini menggunakan teori semiotika yang diusung oleh Roland Barthes. Dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes maka penelitian ini akan mengkaji mengenai denotatif, konotatif dan mitos komunikasi antarpribadi yang terkandung dalam film Keluarga Cemara. Berdasarkan hasil obervasi yang peneliti lakukan terhadap film Keluarga Cemara, peneliti menemukan bahwa makna denotative komunikasi interpersonal dalam film keluarga cemara digambarkan menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal, adapun makna konotatif komunikasi interpersonal dalam film keluarga cemara digambarkan dalam bentuk efektivitas komunikasinya yaitu berupa keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan. Dan pada makna mitos komunikasi interpersonal dalam film keluarga cemara yang coba diangkat dengan menunjukan bagaimana keadaan dari keluarga yang harmonis meski dengan keadaan tidak bergelimang harta.
Instagram Sebagai Media Komunikasi Content Creator dengan Followers Valya Shabilla; Ike Junita Triwardhani
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.328 KB) | DOI: 10.29313/bcscm.v2i2.3833

Abstract

Abstract. Cekhas.id is one of the many women's products produced locally in Bandung. Cekhas.id was created by young people who have used Instagram social media as their marketing communication medium. The thing that makes researchers interested is about the communication carried out by the Cekhas.id Content Creator in packaging messages to be conveyed to followers. The aims of this research are 1) to find out the messages used by content creators in communicating with followers, 2) to find out the obstacles that content creators face in Instagram social media, 3) to find out the reasons for using messages on Instagram Cekhas.id. In this study, researchers used the New Media theory with qualitative research methods and case study approaches. Data collection techniques used are interviews, observation and documentation. Then, the data analysis techniques used are data reduction techniques, data presentation, and drawing conclusions. In the last process in this research, namely testing the validity of the data or the validity of the data through triangulation of sources. The results of this study are the messages used by content creators in communicating with followers through Instagram, which are two-way, making followers curious, and direct through the Live Instagram feature. In addition, there are obstacles that occur, namely Copy rights and a decrease in engagement rates. The reason for using messages on Instagram is because it has a broad scope, creates customer trust, provides online shopping features, and is more effective. Abstrak. Cekhas.id adalah salah satu dari banyaknya produk wanita produksi lokal Bandung. Cekhas.id dibuat oleh anak muda yang telah menggunakan media sosial Instagram sebagai media komunikasi pemasarannya. Hal yang membuat peneliti tertarik yaitu mengenai komunikasi yang dilakukan oleh Content Creator Cekhas.id dalam mengemas pesan untuk disampaikan kepada followers. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) untuk mengetahui pesan yang digunakan oleh content creator dalam berkomunikasi dengan followers, 2) Untuk mengetahui hambatan yang tejadi oleh content creator dalam media sosial Instagram, 3) Untuk mengetahui alasan menggunakan pesan di Instagram Cekhas.id. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teori New Media dengan metode penelitian kualitatif dan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Lalu, teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pada proses terakhir dalam penelitian ini yaitu uji keabsahan data atau validitas data melalui triangulasi sumber. Hasil penelitian ini adalah pesan yang digunakan oleh content creator dalam berkomunikasi dengan followers melalui Instagram yaitu bersifat dua arah, membuat penasaran followers, dan bersifat langsung melalui fitur Live Instagram. Selain itu, ada hambatan yang terjadi yaitu Copy right dan penurunan engagement rate. Alasan menggunakan pesan dalam Instagram yaitu karena memiliki cakupan yang luas, menimbulkan kepercayaan customer, menyediakan fitur-fitur pembelanjaan online, dan lebih efektif.
Hubungan Antara Kampanye Program Desa Karyawangi Reduce, Reuse, Recycle dengan Sikap Masyarakat dalam Memilah Sampah Dendha Ocha Permana; Ike Junita Triwardhani
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.745 KB) | DOI: 10.29313/bcscm.v2i2.3911

Abstract

Abstract. The high amount of waste in Indonesia causes serious impacts, ranging from the depletion ofthe ozone layer to global warming. Indonesia as a tourist destination must also continue to take care ofthe surrounding environment, not only from state officials but all starting at home. One way that can bedone to foster public attitudes in waste management is by conducting campaigns. Waste managementwith the principle of Reduce, Reuse, Recycle can be used as a reference for reducing the quantity ofwaste. The purpose of this research is to determine the relationship between; (1) message content, (2)message structure, (3) campaign actors, and (4) Reduce, Reuse, Recycle campaign channels with theattitude of the village community in sorting garbage. The method used in this research is thecorrelational method which is included in the type of quantitative research. With data collectiontechniques using questionnaires or questionnaires, observations, and interviews as supporting data, thedata are analyzed using Spearman Rank Correlation. The number of samples in this study were 97respondents, with the determination of sampling using probability sampling with simple randomsampling, from the total population of Desa Karyawangi’s as many as 3,395 people. The results of thisstudy indicate that there is a relationship between Desa Karyawangi’s program campaign Reduce,Reuse, Recycle, and the attitude of the village community in sorting waste. This relationship is said tobe strong when you see the community starting with increased knowledge about waste management,then awareness arises to sort waste and feels guilty if you don't do it, as well as attitudes that tend tocarry out persuasive messages in the #pilahsampahdarurumah campaign, namely sorting garbage fromhome and doing it regularly. Abstrak. Tingginya jumlah sampah di Indonesia menyebabkan timbulnya dampak serius, mulai darimenipisnya lapisan ozon hingga global warming. Indonesia sebagai destinasi wisata juga harus terusmenjaga lingkungan sekitar, tidak hanya dari para pengurus Negara namun semua dimulai dari rumah.Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan sikap masyarakat dalam pengelolaan sampahyaitu dengan melakukan kampanye. Pengelolaan sampah dengan prinsip Reduce, Reuse, Recycle dapatdijadikan acuan untuk pengurangan kuantitas sampah. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini yaituuntuk mengetahui hubungan antara; (1) isi pesan, (2) struktur pesan, (3) aktor kampanye, dan (4)saluran kampanye program Reduce, Reuse, Recycle dengan sikap masyarakat desa dalam memilahsampah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode korelasional yang termasukkedalam jenis penelitian kuantitatif. Dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner atauangket, observasi, serta wawancara sebagai data pendukung, yang datanya dianalisis menggunakanKorelasi Rank Spearman. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 97 responden, denganpenentuan pengambilan sampel menggunakan Probability sampling dengan Simple random sampling,dari total penduduk Desa Karyawangi sebanyak 3.395 jiwa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaterdapat hubungan antara kampanye program Desa Karyawangi Reduce, Reuse, Recycle, dengan sikapmasyarakat desa dalam memilah sampah. Hubungan ini dikatakan kuat ketika melihat masyarakat yangdiawali dengan bertambahnya pengetahuan mengenai pengelolaan sampah, lalu timbul kesadaranuntuk memilah sampah dan merasa bersalah jika tidak melakukannya, serta sikap yang cenderungmelakukan pesan persuasi dalam kampanye #pilahsampahdarurumah yaitu memilah sampah darirumah dan melakukannya secara rutin.
Makna Diri dan Motif Selebgram Hijab Deasy Juliani; Anne Ratnasari; Ike Junita Triwardhani
Dialektika Vol 9 No 1 (2022): Maret
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32816/dialektika.v9i1.2114

Abstract

Selebriti instagram atau selebgram kini jadi profesi menarik seiring berkembangnya media sosial instagram, termasuk selebgram hijab. Mereka memiliki ratusan ribu hingga jutaan followers di instagram. Tujuan penelitian ini untuk menemukan dan menjelaskan makna diri selebgram hijab dan motif selebgram hijab memilih instagram sebagai media presentasi diri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dari Alfred Schutz. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan melakukan wawancara mendalam dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah selebgram hijab di Kota Bandung sebanyak lima orang dan informan pendukung sebanyak lima orang. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa istilah “selebgram” hijab tidak tepat disematkan kepada mereka. Meski pandangan umum menyatakan demikian, mereka meyakini diri mereka seorang content creator, influencer, dan Ibu rumah Tangga. Eksistensi selebgram hijab pun terungkap bahwa motif mempertahankan harga diri dan motif pemenuhan kebutuhan diri adalah motif yang paling dominan dalam menjadikan instagram sebagai media presentasi diri
Komunikasi Antar Pribadi Barista dengan Konsumen Pandu Kurnia Priyambada; Ike Junita Triwardhani
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcscm.v3i1.4814

Abstract

Abstract. The basic human activity is communication, whereby communication individuals can relate closely to other individuals wherever the individual is located. In dealing with family, relatives and consumers the most important thing in a relationship is good interpersonal communication that occurs. Therefore, there are demands for business actors, especially F&B businesses. Openness, Positive Attitude, Barriers & Efforts. This study used a qualitative case study approach with data collection techniques through interviews. A positive attitude in supporting effective interpersonal communication between baristas and consumers is a positive view of themselves, so that baristas and consumers can show a good attitude towards others to create a sense of comfort and can increase the barista's sense of trust with consumers. Abstrak. Aktivitas dasar manusia adalah komunikasi, dimana dengan komunikasi individu dapat berhubungan erat dengan individu lain dimanapun individu itu berada. Dalam berhubungan dengan keluarga, kerabat maupun konsumen hal yang paling utama dalam berhubungan adalah baiknya komunikasi interpersonal yang terjadi. Maka dari itu muncul tuntutan bagi para pelaku usaha, khususnya usaha F&B Sikap Keterbukaan Sikap Positif Hambatan & Upaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif pendekatan studi kasus dengan teknik pengumpulan data melalui interview. Sikap positif dalam menunjang komunikasi interpersonal yang efektif antar barista dengan konsumen yaitu adanya pandangan positif terhadap dirinya sendiri, dengan begitu barista dan konsumen dapat menunjukan sikap baik kepada sesama untuk menciptakan rasa nyaman dan bisa meningkatkan rasa kepercayaan barista dengan konsumen.
Hubungan Komunikasi Interpersonal Guru di Masa Pandemi dengan Minat Belajar Siswa Reza Yuda Prawira; Ike Junita Triwardhani
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcscm.v3i1.5247

Abstract

Abstract. The phenomenon of divorce in Indonesia is increasing and is even becoming a common thing. This of course is very bad for children. Children will be the victims who are most harmed. This phenomenon is commonly known as Broken Home, this term is often used nowadays to say how the atmosphere of the house is already "messy", meaning that the condition of the family is no longer harmonious and does not work like a harmonious family. This study aims to determine the communication behavior and delinquency behavior carried out by Unisba students as individuals who experience a broken home family, to determine the student's motives for doing this behavior and to determine the meaning of family communication and its relation to communication behavior and delinquency behavior. With qualitative research methods and phenomenological study approach with constructivism paradigm. The theory that becomes the reference in this research is Alfred Schutz's phenomenological theory and other supporting theories. Research data were collected through in- depth interviews, in addition to observation and literature study to complement the research data. The informants in this study consisted of 5 informants, namely Unisba students who had a broken home background. Data analysis was carried out according to the phenomenological study. The results showed that the broken home family background made the informants perform bad communication behavior. These communication behaviors include: quiet and closed, afraid to express their feelings to others, difficult to trust others, not confident, easily anxious and afraid, and easily angry. In addition, they also engage in delinquent behavior including fighting and behaving rudely to their parents, running away, hurting themselves, premarital sex, smoking, going to nightclubs, and alcoholic beverages. There are two motives behind them doing this behavior, namely the because motive (the motive for conditions and family life, a picture of a father figur), and in order to motive (as a place of escape). The research subjects interpret family communication as a form of affection, as a form of attention and care, as a form of emotional support and moral education, and can maintain family harmony. They interpret the family communication because some of the subjects did not get it because of poor communication that occurred in the family so that the family did not run harmoniously and experienced divisions. All research subjects admitted that if they get what they mean from family communication, it will prevent them from bad communication behavior and delinquency behavior. Abstrak. Fenomena perceraian di Indonesia semakin banyak dan meningkat bahkan menjadi hal yang biasa terjadi. Hal ini tentunya sangat berakibat buruk kepada anak. Anak akan menjadi korban yang paling dirugikan. Fenomena ini biasa dikenal dengan istilah Broken Home, istilah ini sering kali digunakan di zaman sekarang untuk mengatakan bagaimana suasana rumah yang sudah “berantakan”, maksudnya dimana kondisi keluarga sudah tidak lagi harmonis dan tidak berjalan seperti layaknya keluarga yang rukun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku komunikasi dan perilaku delinkuensi yang dilakukan mahasiswa Unisba sebagai individu yang mengalami keluarga broken home, untuk mengetahui motif mahasiswa melakukan perilaku tersebut serta untuk mengetahui makna komunikasi keluarga dan kaitannya terhadap perilaku komunikasi dan perilaku delinkuesi. Dengan metode penelitian kualitatif dan pendekatan studi fenomenologi dengan paradigma konstruktivisme. Teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah teori fenomenologi Alfred Schutz dan teori pendukung lainnya. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara mendalam, selain itu observasi dan studi kepustakaan menjadi pelengkap data penelitian. Informan pada penelitian ini terdiri dari 5 informan yaitu mahasiwa Unisba yang memiliki latar belakang broken home. Analisis data dilakukan sesuai dengan studi fenomenologi. Hasil penelitian menunjukan latar belakang keluarga broken home membuat informan melakukan perilaku komunikasi yang buruk. Perilaku komunikasi tersebut diantaranya: pendiam dan tertutup, takut mengekspresikan perasannya kepada orang lain, sulit percaya kepada orang lain, tidak percaya diri, mudah cemas dan takut, serta mudah marah. Selain itu mereka juga melakukan perilaku delinkuensi diantaranya suka melawan dan berperilaku kasar kepada orang tua, suka melarikan diri, menyakiti diri sendiri, seks pranikah, merokok, pergi ke kelab malam, dan minum-minuman beralkohol. Ada dua motif yang melatarbelakangi mereka melakukan perilaku tersebut, yaitu because of motive (motif kondisi dan kehidupan keluarga, gambaran figur seorang ayah), dan in order to motive (sebagai tempat pelarian). Para subjek penelitian memaknai komunikasi keluarga sebagai bentuk kasih sayang, sebagai bentuk perhatian dan kepedulian, sebagai bentuk dukungan emosional dan didikan moral, serta dapat menjaga keharmonisan keluarga. Mereka memaknai komunikasi keluarga tersebut karena beberapa dari subjek tidak mendapatkan hal tersebut karena buruknya komunikasi yang terjadi pada keluarga sehingga keluarga tersbut tidak berjalan harmonis dan mengalami perpecahan. Semua subjek penelitian mengaku jika mereka mendapatkan apa yang mereka maknai dari komunikasi keluarga tersebut akan mencegahnya untuk berperilaku komunikasi yang buruk dan melakukan perilaku delinkuensi.
Kampanye Pemasaran untuk Customer Switch Go-Life Islahuddin Ashari Amir; Ike Junita Triwardhani
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcscm.v3i1.5592

Abstract

Abstract. The closure of the Go-Life service due to the Covid-19 pandemic has left hundreds of its partners without jobs. This prompted one of their business partners to create a new application called Sembilan Kita. Even though it is a new hope for partners who need work, the Sembilan Kita Application has a big homework, namely creating a marketing campaign so that customers close from the previous application, namely Go Life, to the new application. The purpose of this study is to find out the process, strategy and evaluation of the success of the Marketing Campaign Management carried out by the Sembilan Kita application. In this case, the factors that are successful and unsuccessful in the customer locking process can be used as important evaluation material for the application of Sembilan Kita and campaign management practices, especially in the field of Service Marketing. This study used a qualitative method with a case study from the perspective of Robert K. Yin which emphasized more on type 1 research design, where there was only one case and one unit of analysis using interviews with research informants. This research focuses on the marketing campaign carried out by Sembilan Kita with the title “Bandung Don't Forget Us” with a period from the start of operations to the end of 2020. The campaign itself was carried out using various platforms on social media and direct campaigns to the field. This campaign aims to achieve customer separation from Go-Life customers to a new application, namely Sembilan Kita, so that the company's main goal is to introduce products to the wider community in the hope of gaining customers and becoming a growing company. Abstrak. Tutupnya layanan Go Life akibat Pandemi covid-19 membuat ratusan mitra nya tidak memiliki pekerjaan. Hal ini mendorong salah satu business partner mereka untuk membuat aplikasi baru bernama Sembilan Kita. Meskipun menjadi harapan baru bagi mitra yang butuh pekerjaan, Namun Aplikasi Sembilan Kita memiliki pekerjaan rumah yang besar yaitu membuat kampanye pemasaran sehingga terjadinya perpindahan pelanggan dari aplikasi sebelumnya yaitu Go Life ke Aplikasi baru. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses, strategi hingga evaluasi keberhasilan dari Manajemen Kampanye Pemasaran yang dilakukan aplikasi Sembilan Kita. Dalam hal ini faktor-faktor yang berhasil dan tidak berhasil dalam proses perpindahan pelanggan nya sehingga bisa menjadi bahan evaluasi penting bagi aplikasi Sembilan Kita dan praktek manajemen kampanye khusus nya di bidang Pemasaran Jasa. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dengan perspektif studi kasus Robert K. Yin yang lebih ditekankan kepada desain penelitian tipe 1, di mana hanya ada satu kasus dan satu unit analisis dengan menggunakan wawancara dengan narasumber penelitian. Penelitian ini berfokus pada kampanye pemasaran yang dilakukan Sembilan Kita dengan judul “Bandung Jangan Lupakan Kami” dengan periode sejak awal beroperasi hingga akhir tahun 2020. Kampanye sendiri dilakukan dengan berbagai platform di media sosial dan kampanye langsung ke lapangan. Kampanye ini bertujuan untuk mencapai perpindahan pelanggan dari pelanggan Go-Life ke aplikasi baru yaitu Sembilan Kita sehingga tujuan utama perusahaan untuk memperkenalkan produk ke masyarakat luas dengan harapan mendapatkan pelanggan dan menjadi perusahaan yang berkembang. Kata Kunci : Manajemen Kampanye, Pemasaran Jasa, Perpindahan Pelanggan
Komunikasi Guru dalam Pembelajaran Daring pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita Dinda Yanisya Tifankha; Ike Junita Triwardhani
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcscm.v3i1.5847

Abstract

Abstract. Every human being must communicate for life as well as groups of people who have limitations still do and need special communication. The existence of SLB as a place for children with special needs to develop themselves and get an education. The existence of an online learning system that has just been implemented since the emergence of the Covid-19 virus outbreak has become a new thing that has been implemented by many schools in Indonesia, one of which is SLB BC Nurani. This study aims to find out how teachers communicate in online learning to children with special needs (ABK) with intellectual limitations or are called mentally retarded. This research method is qualitative with a case study approach. Data collection techniques were carried out through interviews, observations, literature reviews and documentation by involving teachers as informants in this study. The results of this study, Interpersonal communication for SLB teachers is important and helps teachers to better understand feelings and in conducting online classes, interpersonal communication is more intensely applied by teachers compared to offline classes. By understanding the characteristics of their students, in online learning the SLB BC Nurani teacher provides support and empathy for mentally retarded students with appreciation, listening to students tell stories, helping students who have difficulties, both verbal and non-verbal. With the support and empathy given, the positive feeling that students receive makes students want to rely on their teacher. There are obstacles that are only encountered during online learning, sourced from communication channels, the environment, the limited distance between teachers and students and parental support. Abstrak. Setiap manusia pasti melakukan komunikasi untuk hidup begitupun golongan orang yang memiliki keterbatasan pun tetap melakukan dan membutuhkan komunikasi secara khusus. Adanya SLB sebagai tempat untuk anak berkebutuhan khusus mengembangkan diri dan mendapat pendidikan. Adanya sistem pembelajaran daring yang baru diterapkan sejak munculnya wabah virus Covid-19 menjadi hal baru yang diterapkan banyak sekolah di Indonesia, salah satunya SLB BC Nurani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi guru dalam pembelajaran daring pada anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan keterbatasan intelektual atau disebut tunagrahita. Metode penelitian ini yaitu kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui Wawancara, Observasi, Tinjauan Pustaka dan dokumentasi dengan melibatkan guru sebagai informan pada penelitian ini. Hasil dari penelitian ini, Komunikasi interpersonal bagi guru SLB merupakan hal yang penting dan membantu guru agar lebih memahami perasaan dan dalam pelaksanaan kelas secara daring, komunikasi interpersonal lebih intens diterapkan oleh guru dibandingkan ketika kelas luring. Dengan memahami karakteristik muridnya, dalam pembelajaran daring guru SLB BC Nurani memberi dukungan dan empati kepada murid tunagrahita dengan apresiasi, mendengarkan murid bercerita, membantu murid yang kesulitan, baik berbentuk verbal ataupun non verbal. Dengan dukungan dan empati yang diberikan, rasa positif yang diterima murid membuat murid mau mengandalkan gurunya. Adanya hambatan-hambatan yang hanya ditemui selama pembelajaran daring, bersumber dari saluran komunikasi, lingkungan, keterbatasan jarak guru dengan murid serta dukungan orang tua.
Pemanfaatan Instagram oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sebagai Media Edukasi dan Informasi bagi Masyarakat Salsabila Putri Khairunnisa; Ike Junita Triwardhani
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcscm.v3i1.6373

Abstract

Abstract. In this day and age, government agencies are greatly assisted by technological developments to meet information and communication needs. Now, a large number of government agencies in Indonesia utilize the use of social media as a public communication tool. Social media is a digital platform that facilitates its users to communicate with each other or share content in the form of photos or videos. Government agencies use their social media to build communication and interaction with the public. The West Java Provincial Education Office is one of the government agencies that utilizes the use of Instagram social media. The aims of this study were 1) to find out how Instagram social media at the West Java Provincial Education Office reached the wider community 2) to find out the benefits of Instagram social media at the West Java Provincial Education Office in conveying education and information 3) to find out why Instagram social media become an educational and information media at the West Java Province Education Office. The research method used is a qualitative method with a case study approach. Data collection techniques are carried out by means of: interviews, observation, documentation and literature study. The theory used in this study is the new media theory put forward by Martin Lister and friends. The results of this study indicate that the West Java Provincial Education Office uses social media Instagram as an educational and information medium to keep up with current digital developments by optimizing all features on Instagram in an effort to reach the wider community. Abstrak. Di zaman sekarang ini, instansi pemerintah sangat terbantu dengan perkembangan teknologi untuk memenuhi kebutuhan informasi dan komunikasi. Kini, sejumlah besar instansi pemerintah yang ada di Indonesia memanfaatkan penggunaan media sosial sebagai alat komunikasi publik. Media sosial adalah platform digital yang memfasilitasi para penggunanya untuk saling berkomunikasi atau membagikan konten berupa foto atau video. Instansi pemerintah menggunakan media sosial mereka untuk membangun komunikasi serta interaksi dengan masyarakat. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu instansi pemerintah yang memanfaatkan penggunaan media sosial instagram. Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui bagaimana media sosial instagram pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam menjangkau masyarakat luas 2) untuk mengetahui bagaimana manfaat media sosial instagram pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam menyampaikan edukasi dan informasi 3) untuk mengetahui mengapa media sosial instagram menjadi media edukasi dan informasi pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara : wawancara, observasi, dokumentasi dan studi pustaka. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori new media yang dikemukakan oleh Martin Lister dan kawan-kawan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menggunakan media sosial instagram sebagai media edukasi dan informasi mengikuti perkembangan digital pada saat ini dengan mengoptimalkan semua fitur yang ada di instagram dalam upaya menjangkau masyarakat luas.
Gaya Komunikasi Kepala Desa Perempuan dalam Manajemen Konflik di Pemerintahan Desa Soebagdja Salim; Ike Junita Triwardhani
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcscm.v3i1.6736

Abstract

Abstract. The Village Head is a government position that is rarely found by women. Whereas, the village has a more intensive interaction pattern that affects the welfare of the residents, especially mothers and children. This intensive pattern of interaction can lead to a higher chance of conflict. One strategy in overcoming conflict is to use communication as a management tool. But everyone has their own style of communication, women for example, have the instincts of a mother who is gentle, protects, and creates peace. Based on this phenomenon, the problems in this study are: (1) How is the conflict management process of the Ranca Kalapa Village Head who is a woman in the village environment? (2) How is the communication style of the Ranca Kalapa Village Head who is a woman in conflict management sought?, and (3). Why did the Ranca Kalapa Village Head who is a woman choose the communication style used in the conflict management process? The researcher uses a single case study method with a qualitative approach. The research subjects in this study were the village head of Ranca Kalapa, two village government officials, and one PKK cadre. Data collection techniques in this study were interviews, observation, and literature study. Data analysis technique in this research is descriptive analysis technique. From this study, it was found that the Village Head of Ranca Kalapa divided the conflict management process into three parts, (1) the observation process, (2) the settlement process, and (3) the evaluation process. In the process, research subjects can use one, alternately, or combine several communication styles depending on her needs. Abstrak. Kepala Desa ialah posisi pemerintahan yang jarang diduduki oleh perempuan. Padahal, desa memiliki pola interaksi yang lebih intensif yang berpengaruh pada kesejahteraan warga khususnya ibu dan anak. Pola interaksi yang intensif ini, dapat menimbulkan peluang konflik yang lebih tinggi. Salah satu strategi dalam mengatasi konflik ialah dengan menggunakan komunikasi sebagai alat manajemen. Namun tiap orang memiliki gaya komunikasinya tersendiri, perempuan misalnya, memiliki naluri seorang ibu yang lembut, menyayangi, melindungi, dan cenderung menciptakan kedamaian. Berdasarkan fenomena tersebut permasalahan dalam penelitian ini ialah: (1) Bagaimana proses manajemen konflik Kepala Desa Ranca Kalapa yang berstatus perempuan di lingkungan pemerintahan desa? (2) Bagaimana gaya komunikasi Kepala Desa Ranca Kalapa yang berstatus perempuan dalam manajemen konflik yang dilakukannya?, dan (3). Mengapa Kepala Desa Ranca Kalapa yang berstatus perempuan memilih gaya komunikasi yang ia gunakan dalam proses manajemen konfliknya? Peneliti menggunakan metode studi kasus tunggal dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian dalam penelitian ini ialah Kepala Desa Ranca Kalapa, dua aparatur Pemerintahan Desa, dan satu Kader PKK. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan studi pustaka. Teknik analisis data pada penelitian ini ialah teknik analisis deskriptif. Dari penelitian ini ditemukan bahwa Kepala Desa Ranca Kalapa membagi proses manajemen konfliknya menjadi tiga bagian, (1) proses observasi, (2) proses penyelesaian, (3) proses evaluasi. Dalam prosesnya subjek penelitian dapat menggunakan satu, bergantian, maupun mengkombinasikan beberapa gaya-gaya komunikasinya tergantung kebutuhan