Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional

EFEK PENGHAMBATAN ENZIM XANTIN OXIDASE OLEH EKSTRAK ETANOL BIJI PEPAYA (Carica papaya Linn.) SECARA IN VITRO Kusumaningtyas Siwi Artini; Danang Raharjo; Eny Wijayanti
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2021: SIKesNas 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.823 KB) | DOI: 10.47701/sikenas.v0i0.1249

Abstract

Penyakit metabolik seperti asam urat ditandai dengan tingginya kadar asam urat dikarenakan gangguan metabolisme purin. Peningkatan kadar asam urat didalam darah disebabkan karena adanya defisiensi enzim Hypoxanthine-Guanine Phosphoribosyl Transferase (HGPRT) yang mana enzim ini berfungsi untuk mengubah purin menjadi nukleotida purin sehingga dapat digunakan kembali sebagai penyusun DNA dan RNA sehingga kekurangan enzim ini bisa mengakibatkan kadar asam urat meningkat. Dalam biji buah pepaya (Carica papaya Linn.) terdapat kandungan zat fitokimia seperti flavonoid, saponin, dan tanin yang berkhasiat menormalkan kadar lipid dan kadar asam urat. Penelitian ini merupakan penelitian experimental yang bertujuan untuk mengehatui potensi ekstrak biji pepaya (Carica papaya Linn.) dalam menghambat enzim xantine oxidase. Uji penghambatan enzim xantine oksidase dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri UV – VIS. Penelitian ini menggunakan uji terhadap enzim xantine oxidase yang diberi allopurinol sebagai kontrol positif dengan konsentrasi 0,625ppm; 1,25ppm; 2,5ppm; 5ppm; dan 10ppm, dan enzim xantine oxidase yang diberi ekstrak biji pepaya dengan konsentrasi 5ppm; 50ppm;100ppm; 200ppm; dan 300ppm. Pada uji enzim xantine oksidase yang direaksikan dengan allopurinol diketahui bahwa daya hambat terbesar pada konsentrasi 10ppm yaitu sebesar 69,815% dan nilai IC50 0,28 sedangkan pada uji enzim xantine oxidase yang direaksikan dengan ekstrak biji pepaya diketahui daya hambat terbesar pada konsentrasi 300ppm yaitu 86,105% dan nilai IC50 101,80. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak biji pepaya dapat menghambat enzim xantine oksidase secara bermakna.Kata Kunci : asam urat, ekstrak biji pepaya (Carica papaya Linn.), enzim xantine oxidase
GAMBARAN PENGGUNAAN ANTIDIABETES ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 : LITERATURE REVIEW Kusumaningtyas Siwi Artini; Tiara Ajeng L; Cindy Septia Saifana
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2022 : SIKesNas 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.481 KB) | DOI: 10.47701/sikenas.vi.2079

Abstract

Latar belakang: Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit kronis karena gangguan metabolikyang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah atau hiperglikemi. Menurut dataInternational Diabetes Federation, pada tahun 2021 indonesia menduduki urutan ke 5 dari 10negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi dengan jumlah 19,5 juta orang yang apabilatidak diatasi dengan baik dikhawatirkan prevalensi semakin meningkat. Tujuan: literature reviewini bertujuan untuk membahas rasionalitas penggunaan antidiabetes oral pada pasien diabetesmellitus tipe 2 di Indonesia. Metode Penelitian: penelitian ini menggunakan metode literaturereview. Artikel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari google Scholar, Pubmed, Scientdirect. Hasil: obat antidiabetes oral yang paling banyak digunakan adalah metformin kemudianglimepiride yang digunakan secara tunggal, diikuti dengan kombinasi metformin dan glikazid.Kesimpulan: pada pengobatan diabetes mellitus tipe 2 obat antidiabetes tunggal paling banyakdigunakan adalah metformin. Hal ini telah sesuai dengan panduan pengobatan diabetes mellitustipe 2.
UJI AKTIFITAS TABIR SURYA DENGAN METODE SUN PROTEKTION FACTOR PADA SEDIAAN LOTION KOMBINASI EKSTRAK KAYU MANIS dan TEMULAWAK Istiara Subekti; Tatiana Siska Wardani; Kusumaningtyas Siwi Artini
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2022 : SIKesNas 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.136 KB) | DOI: 10.47701/sikenas.vi.2082

Abstract

Ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmanni (Nees & T.Nees) dan ekstrak temulawak(Curcuma zanthorrhiza Roxb.) memiliki aktivitas sun protektion factor (SPF) secara spektroskopi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tabir surya dengan pengukuran (SPF) sertamengetahui kategori tabir surya pada sediaan lotion kombinasi ekstrak kayu manis EKM danekstrak temulawak (ETM). Metode penelitian ini menggunakan metode observasi eksperimentaldengan 3 variasi kombinasi V1 EKM 0.25% ETM 0,75% V2 EKM 0,5% ETM 0,5% V3 EKM0,75% ETM 0,25%. Observasi meliputi uji fisik, uji nilai SPF, serta uji stabilitas dengan metodecycling test. Aktivitas tabir surya lotion di tentukan secara spektrofotometri dengan serikonsentrasi 1250ppm, 2500ppm, 3750ppm dan 5000ppm untuk menentukan nilai (SPF). Hasilpenelitian menunjukan V1 memiliki nilai SPF 5,03±15,60 V2 5,47±16,92 dan V3 6,92±18,39.Lotion dengan kombinasi ekstrak kayu manis dan ekstrak temulawak memiliki kategori tingkatkemampuan ultra dibuktikan dengan nilai SPF ≥15. Variasi konsentrasi terbaik adalah V3dibuktikan dengan nilai SPF paling tinggi.
ANALISIS MINIMAL BIAYA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE JANUARI- MARET 2023 Annisa Kusuma Wardhani; Kusumaningtyas Siwi Artini; Tatiana Siska Wardani
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2023 : SIKesNas 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/sikenas.vi.2821

Abstract

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kelainan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia karena sekresi insulin yang rusak. Diabetes melitus tipe 2 ditandai dengan resistensi insulin perifer dan penurunan produksi insulin. Data RISKESDAS 2018 menjelaskan prevalensi diabetes melitus nasional adalah sebesar 8,5 % atau sekitar 20,4 juta orang Indonesia terdiagnosis diabetes melitus tipe 2. Analisis farmakoekonomi dalam peningkatan efisiensi atau penggunaan biaya secara lebih rasional sangat diperlukan. Pasien diabetes melitus tipe 2 juga memerlukan terapi seumur hidupnya sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar untuk terapi pengobatannya. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai minimal biaya terapi kepada pasien diabetes melitus tipe 2 di instalasi rawat jalan RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada periode Januari – Maret 2023. Metode yang digunakan dalam analisis biaya penelitian ini adalah Cost Minimization Analysis (CMA). Hasil penelitian ini diketahui distribusi pengobatan hiperglikemik yang paling banyak digunakan untuk pasien diabetes melitus tipe 2 di instalasi rawat jalan RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah terapi kombinasi insulin analog basal dan insulin analog prandial/premixed sebanyak 30 pasien (33%) serta monoterapi insulin analog basal/prandial/premixed sebanyak 11 pasien (12%). Hasil analisis biaya dengan metode Cost Minimization Analysis (CMA) didapatkan hasil Rp 1.282.626,- dan Rp 1.173.120,-
ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP RSAU DR.SISWANTO LANUD ADI SOEMARMO TAHUN 2022 Angga Aulia Sahadatun; Kusumaningtyas Siwi Artini; Tatiana Siska Wardani
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2023 : SIKesNas 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/sikenas.vi.2827

Abstract

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik yang menyerang usus halus disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Terapi awal yang diberikan pada penderita yaitu antibiotik, pilihan antimikroba pilihan Kemenkes yaitu seftriakson, sefotaksim, thiamphenikol dan sefiksim. Ketidak tepatan terapi menyebabkan lama perawatan sehingga biaya pengobatan semakin mahal. Cost Effectiveness Analysis (CEA) merupakan salah satu langkah untuk memulai menilai perbandingan manfaat kesehatan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik, besar biaya penggunaan antibiotik dan antibiotik mana yang paling efektif digunakan dilihat dari lama rawat inap dan penurunan suhu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Cost Effectiveness Analysis (CEA) dengan metode noneksperimental. Hasil dari penelitian ini yaitu antibiotik yang paling banyak digunakan yaitu kombinasi antibiotik inj seftriakson + thiamphenikol 500mg, besar biaya penggunaan antibiotik Rp.924.800, dan antibiotik yang paling cost effectiveness yaitu kombinasi antibiotik inj seftriakson + sefiksim 100 mg.
EVALUASI RASIONALITAS ANTIDIABETIK PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSAU DR. SISWANTO TAHUN 2022 Amanda Anisawati; Kharisma Jayak Pratama; Kusumaningtyas Siwi Artini
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2023 : SIKesNas 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/sikenas.vi.2835

Abstract

Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit kronis akibat keabnormalan pada proses sekresi insulin, resistensi insulin ataupun akibat faktor pola hidup yang kurang sehat, sehingga perlu adanya terapi untuk menunjang kualitas hidup penderita. Terapi rasional antidiabetik menjadi salah satu parameter keberhasilan terapi optimal bagi pasien diabetes. Ketepatan terapi dapat dilihat berdasarkan kondisi pasien dan hasil tes gula darah HbA1c ≥6,5%. Penelitian ini dilaksanakan di RSAU dr. Siswanto terhadap pasien diabetes melitus tipe 2 di tahun 2022. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi profil pengobatan diabetik dan kerasionalitasan terapi antidiabetik yang meliputi 3 indikator ketepatan yaitu tepat indikasi, tepat obat, dan tepat dosis. Penelitian ini termasuk non eksperimental dengan pendekatan deskriptif menggunakan resep dan data rekam medis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 114 sampel yang terdiri dari 73 perempuan dan 41 laki-laki dimana seluruhnya memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, dan menunjukkan pravalensi umur yang mendominasi adalah sekitar 56-65 tahun (39,3%), tercatat memiliki ketepatan indikasi sebesar 81,74%, tepat obat 81,74%, dan tepat dosis 100% yang masing-masing diolah menggunakan Microsoft Excel.