Dedi Supriadi
Universitas Jenderal Achmad Yani

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KEJADIAN ANEMIA BERDASARKAN ASUPAN ENERGI, VITAMIN B6, VITAMIN B12, VITAMIN C DAN KERAGAMAN MAKANAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI MI PUI KOTA CIMAHI Dedi Supriadi; Teguh Akbar Budiana; Galih Jantika
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 13 No. 01 (2022): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v13i1.467

Abstract

Permasalahan gizi di Indonesia masih menjadi fokus perhatian dunia kesehatan, hal ini dikarenakan negara Indonesia mengalami beban ganda permasalahan gizi. Selain permasalahan gizi makro negara Indonesia masih mengalami permasalahan gizi mikro, penyebab anemia pada anak sekolah dasar adalah salah satunya kekurangan vitamin dan mineral. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, sampel penelitian anak sekolah dasar kelas 5 MI PUI Kota Cimahi berjumlah 44 orang, Pengumpulan data untuk asupan zat gizi menggunakan metode recall 24 jam. Pengukuran kadar Hb menggunakan cyanmethemoglobin, uji statistik untuk analisa data menggunakan uji Chi-square. Hasil analisis data menunjukan terdapat hubungan antara asupan energi dengan kejadian anemia (p=0.018), Tidak ada hubungan antara asupan vitamin B12 dengan kejadian anemia (p= 0.180), Tidak ada hubungan antara asupan vitamin B6 dengan kejadian anemia (p= 0.329), Terdapat ada antara asupan vitamin C dengan kejadian anemia (p= 0.007), Ada hubungan antara keragaman makanan dengan kejadian anemia (p= 0.004). Anak-anak merupakan masa tumbuh kembang ke 2 setelah balita, untuk pertumbuhan dan perkembangan dibutuhkan asupan nutrisi yang cukup. Keragaman makanan sudah terbukti menjadi salah satu faktor resiko terjadinya anemia, karena itu pendidikan gizi dan pemahaman kepada siswa maupun orang tua mengenai makanan beragam dan sesuai kebutuhan harus dilakukan.
Pelatihan Sikap Siaga pada Penanganan Kegawatdaruratan Dasar Dikomunitas Remaja Santri Pesantren Asep Badrujamaludin; Diki Ardiansyah; Siti Nurbayanti Awaliyah; Dwi Hastuti; Dedi Supriadi
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 10 (2022): Volume 5 No 10 Oktober 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i10.7675

Abstract

ABSTRAK  Kegawatdaruratan merupakan hal yang penting untuk dipahami dan juga diketahui oleh masyarakat umum. Pondok pesantren merupakan lembaga yang masih kurang tersentuh oleh kegiatan kesehatan, sehingga perlunya suatu pelatihan kesehatan  terutama terkait hal yang dasar yaitu pengukuran tanda tanda vital dan juga Bantuan Hidup Dasar (BHD). Pelatihan ini di fokuskan kepada pembuatan kader kesehatan remaja santri di Pondok Pesantren Al Istiqomah Bandung dengan memberikan pelatihan dan workshop pengukuran tanda tanda vital dan Bantuan Hidup Dasar Awam. Metode pelaksanaan kegiatan pelatihan ini dilakukan secara offline kepada santri dan santriwati ponpes Al Istiqomah sebanyak 55 orang selama 3 minggu dengan ahad pertama pemberian materi pengukuran tanda tanda vital (TTV) dan bantuan hidup dasar (BHD) awam, diminggu ke 2 yaitu workshop terkait aplikasi TTV dan BHD kepada kader santri dan santriwati kesehatan sebanyak 12 orang, kemudian di pekan ke 3 dilakukan pembuatan posko kesehatan santri laki laki dan juga santri perempuan. Setelah di lakukan pre test dan post test terkait aspek pengetahuan di dapat rata rata post test 41,73 dan rata rata post test 53,36. Adapun hasil Pelatihan sesuai prosedur SOP pre test dan post test di dapatkan 26,25 menjadi 83,75. Selain itu hasil pelatihan dan pendampingan langsung terkait Apliaksi BHD di dapatkan pre test 26,25 dan post test 83,75. Pengabdian masyarakat terkait dengan pelatihan dan workshop pengukuran tanda tanda vital; Tekanan Darah, Suhu, Nadi, Pernafasan dan juga Bantuan Hidup Dasar Awam sangat di perlukan untuk remaja santri pesantren untuk di jadikan sebagai kader kesehatan di pondok pesantren. Selain itu, pentingnya pendampingan dan observasi dalam pembuatan posko kesehatan yang berbasis pesantren ini. Di harapakan peran serta dari Institusi Pendidikan kesehatan/perguruan tinggi dan juga pemerintah khususnya puskesmas untuk melakukan pelatihan kepada pesantren dan pembuatan posko kesehatan santri di pondok pesantren.  Kata Kunci: Gawatdarurat, Bantuan Hidup Dasar, Tanda tanda vital, Santri Pesantren ABSTRACT  Emergency is an important thing to be understood and also known by the general public. Islamic boarding schools are institutions that are still not touched by health activities, therefore,  there is a need for health training, especially related to basic things, namely engraving vital signs and also Basic Life Support (BLS). The training focused on making adolescent health cadres at the AL Istiqomah Islamic Boarding School Bandung by providing training and workshops on measuring vital signs and basic life support for the layman. The method of implementing this training activity is carried out offline to 55 students and santriwati of Islamic boarding school Al Istiqomah, for 3 weeks, with the first week providing material for measuring vital signs and basic life support (BLS), in the 2nd week, namely workshops related to applications. TTV and BLS to cadres of students and health students as many as 12 people, then in the 3rd week the construction of a health post for male students and also female students was carried out. After the pre-test and post-test related to the knowledge aspect, the post-test average was 41.73 and the post-test average was 53.36. The results of the training according to the SOP pre-test and post-test procedures were obtained from 26.25 to 83.75. In addition, the results of training and direct assistance related to the BHD application were obtained for a pre-test of 26.25 and a post-test of 83.75. the results of community service related to training and workshops on vital sign engraving; Blood Pressure, Temperature, Pulse, Breathing, and also Basic Lay Support are very much needed for young Islamic boarding school students to be made health cadres in Islamic boarding schools. In addition, the importance of application, assistance, and observation as well as the creation of health posts requires assistance in order to maintain the activity the pesantren-based health post. It is hoped that the participation of health education institutions/universities as well as the government, especially the health center, is expected to conduct training for Islamic boarding schools to be used as health posts for students in Islamic boarding schools. Keywords: Emergency, Basic Life Support, Vital Signs, Islamic Boarding School Students
Pengalaman Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa tentang Self Care, Adaptasi Diet dan Cairan Hasan Hasan; Mulyati Mulyati; Dedi Supriadi; Iin Inayah; Susilawati Susilawati
Jurnal Keperawatan Silampari Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Keperawatan Silampari
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.782 KB) | DOI: 10.31539/jks.v6i1.4348

Abstract

This study aims to find meaning from the experience of chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis regarding their diet and fluid regimen so that a design for education is formed. The research method used is a qualitative research method with a phenomenological approach. The results of the study identified seven themes, namely; 1) Changes in the patient's physiological condition; 2) Expression of feelings about changes in health conditions; 3) Needs for support; 4) Changes in fulfilling dietary needs; 5) Changes in fulfilling fluid needs; 6) Needs to obtain information about treatment; 7) Barriers in following diet and fluids. In conclusion, this study recommends that patients increase their knowledge and information regarding adherence to diet and fluids. Keywords: Adaptation, Fluids, Diet, Hemodialysis Experience, Self Care
Komunikasi Efektif Sisbar dalam Handover Anatara Perawat dan Dokter di RS Dustira Cimahi Asep Badrujamaludin; Galih Jatnika; Siti Nurbayanti Awaliyah; Diki Ardiansyah; Dwi Hastuti; Dedi Supriadi; Tria Firza Kumala
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 12 (2023): Volume 6 No 12 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i12.12333

Abstract

ABSTRAK  Komunikasi Efektif merupakan komunikasi yang penting di tatanan Kesehatan. Komunikasi efektif di RS Dustira juga menggunakan komunikasi SBAR (Situation, Background, Asessments and Recommendation) antara perawat dan dokter. Namun dalam hal aplikasi di lapangan masih ditemukan komunikasi ini belum diaplikasikan secara maksimal. Hal yang terkait diantaranya saat handover masih ditemukan lupa mengemukakan nama dan ruangan saat menelpon atau handover dengan dokter. Pemebrian pelatihan terkait komunikasi efektif dengan metode komunikasi SISBAR, yang merupakan pengembangan dari komunikasi SBAR yang ada di RS Dustira. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pengabdian masyarakat dengan memebrikan  penegetahuan terkait komunikasi SISBAR dan pelatihan, role play dan juga workshop aplikasi dari komunikasi SISBAR yang bisa di lakukan dilapangan secara langsung. Pelatihan, workshop dan observasi komunikasi efektif SISBAR dilakukan di 10 Ruangan dan di ikuti oleh 51 orang terdiri dari Kepala Ruangan, CI dan KaTim tiap ruang rawat. Setelah di lakukan pre test dan post test terkait aspek pengetahuan di dapat rata rata pre test 63 dan rata rata post test 80. Selain itu hasil pelatihan dan pendampingan langsung terkait Apliaksi Observasi langsung di lapangan di dapatkan hasil 90. Hasil dari pengabdian masyarakat terkait dengan pelatihan dan workshop Komunikasi efektik SISBAR untuk handover perawat dan dokter lebih efektif dari pada komunikasi SBAR. Penambahan dan pemberian pelatihan terkait Salam dan memeprkenalkan disi saat melakukan handover efektif dengan pemebrian format handover dan juga pendampinganlansgung saat apliaksi di lapangan. Komunikasi SISBAR bisa djadikan dan diaplikasikan langsung dan memeberikan kepercayaan diri perawat saat melakukan handover dengan dokter. Di harapakan peran serta dari managemen Rumah Sakit dalam konsistensi komunikasi efektif SISBAR dan juga pelibatan profesi dokter dalam melihat efektifitas komunikasi SISBAR ini. Kata Kunci: Komunikasi Efektif, SISBAR, Handover, Perawat, Dokter   ABSTRACT  Effective communication is important communication in the health setting. Effective communication at Dustira Hospital uses SBAR (Situation, Background, Assessment, and Recommendation) communication between nurses and doctors. However, in terms of application in the field, it is still found that this communication has not been applied optimally including when handovers are still found forgetting to state the name and ward when calling or handing over with a doctor. Provide training related to effective communication using the SISBAR communication method, which is a development of SBAR communication at Dustira Hospital. The aim of this activity is to provide community service by providing knowledge related to SISBAR communication and training, role play, and workshops on the application of SISBAR communication which can be carried out directly in the field. SISBAR training, workshops, and effective communication observations were conducted in 10 wards and attended by 51 people consisting of the Nursing Unit Managers, Clinical Instructors (CI), and incharge nurse for each wards. After carrying out the pre-test and post-test related to the knowledge aspect, the pre-test and post-test average is 63 and 80 respectively. Furthermore, the results of direct training and mentoring related to direct observation applications in the field were obtained as a result of 90. Effective SISBAR communication for nurse and doctor handovers is more effective than SBAR communication. Addition and provision of training related to Greetings and introducing the elements when carrying out effective handovers by providing handover formats and direct assistance during field applications. SISBAR communication can be made and applied directly, giving nurses confidence when carrying out handovers with doctors. It is hoped that Hospital management has to apply SISBAR Communication consistency and has to participate in the medical profession's involvement in seeing the effectiveness of SISBAR communication. Keywords: Effective Communication, SISBAR, Handover, Nurse, Doctor