Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Perbandingan pengukuran luas daun kedelai dengan metode gravimetri, regresi dan scanner Irwan, Aep Wawan; Wicaksono, Fiky Yulianto
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (904.419 KB) | DOI: 10.24198/kltv.v16i3.14448

Abstract

Luas daun merupakan salah satu parameter penting yang diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine max L.), oleh karena itu diperlukan teknik pengukuran yang cepat dan tepat. Dengan mengetahui luas daun, maka akan diketahui indeks luas daunnya dengan cara membaginya dengan luas kanopi tanaman. Selain pengukuran dengan menggunakan Leaf Area Meter,  pengukuran dengan menggunakan metode dasar (gravimetri) masih sering dipergunakan. Penggunaan metode lainnya adalah dengan cara regresi dan penggunaan alat scanner, dimana metode tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk pelaksanaan pengukuran luas daun kedelai ini digunakan tanaman kedelai kultivar Anjasmoro yang ditanam di polybag di Kebun Percobaan Hidroponik Fakultas Pertanian UNPAD Jatinangor dari bulan September sampai dengan bulan November 2016.  Setelah dilakukan perhitungan, dapat disimpulkan bahwa metode regresi dan metode scanner mendapatkan hasil pengukuran luas daun kedelai yang lebih teliti dibandingkan dengan metode gravimetri. Perlu disarankan penggunaan leaf area meter untuk kalibrasi terhadap tingkat ketelitian dari ketiga metode yang diuji. Kata kunci : luas daun, kedelai, gravimetri, scanner
Respons jagung (Zea mays l.) akibat jarak tanam pada sistem tanam legowo (2:1) dan berbagai dosis pupuk nitrogen pada tanah inceptisol Jatinangor Wahyudin, Agus; Yuwariah, Yuyun Yuwariah; Wicaksono, Fiky Yulianto; Bajri, Reza Aed Galib
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.414 KB) | DOI: 10.24198/kltv.v16i3.14390

Abstract

Di Indonesia jagung menjadi sumber karbohidrat kedua setelah padi. Selain sebagai sumber kebutuhan pangan jagung juga dapat digunakan sebagai sumber pakan ternak dan bahan baku industri.Penelitian ini bertujuan untuk mengamatiinteraksi sistem tanam legowo (2:1) dengan pupuk N yang menghasilkan pertum-buhan dan hasil terbaik pada tanaman jagung (Zea mays L.) Hibrida Pertiwi 3, di Jatinangor mulai bulan November 2016 sampai Maret 2017. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial. Perlakuan terdiri dari dua faktor, masing-masing faktor terdiri dari tiga taraf dan diulang tiga kali. Faktor pertama adalah sistem tanam legowo (2:1)  dengan menggunakan jarak tanam yang terdiri dari tiga taraf yaitu 75 cm x 25 cm x 25 cm, 75 cm x 30 cm x 30 cm dan 75 cm x 35 cm x 35 cm. Faktor kedua adalah dosis pupuk N terdiri dari tiga taraf, yaitu 200 kg/ha (2,25 g/lubang), 300 kg/ha (3,75 g/lubang) dan 400 kg/ha (5 g/lubang).Hasil percobaan menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara jarak tanam legowo 2 : 1 denganpemberian pupuk N terhadap Indeks Luas Daun tanaman jagung. Jarak tanam legowo 2 : 1 memberikan hasil terbaik yaitu pada jarak tanam 75 cm x 25 cm x 25 cm dengan hasil (12264.00 g/petak atau 11,68 ton/ha) dan dosis pupuk N 400 kg/ha dengan hasil (11036.27 g/petak atau 10.05 ton/ha) terhadap bobot biji pipilan kering per petak dan per hektar. Kata kunci: Jagung, Sistem Tanam Legowo (2:1), Dosis Pupuk N
Pengaruh dosis pupuk hayati dan pupuk N, P, K, terhadap komponen hasil dan hasil jagung ( Zea mays L.) di dataran medium Jatinangor Wahyudin, Agus; Wicaksono, Fiky Yulianto; Maolana, Irfan
Kultivasi Vol 17, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.868 KB) | DOI: 10.24198/kltv.v17i2.17645

Abstract

Sari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi dan kombinasi yang terbaik antara pemberian dosis pupuk hayati dan dosis pupuk N, P, K terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung hibrida P-12. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jatinangor, dengan ketinggian 760 meter di atas permukaan laut, jenis tanah inseptisol dan tipe iklim C3 menurut Oldeman. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah dosis pupuk N, P, K yang terdiri dari tiga taraf yaitu k1 = 100% pupuk N, P, K, k2 = 75% pupuk N, P, K dan k3 = 50% pupuk N,P, K. Faktor kedua adalah dosis pupuk hayati Petrobio (H) yang terdiri dari tiga taraf, yaitu h1 = 60 kg/ha pupuk hayati Petrobio, h2 = 90 kg/ha pupuk hayati Petrobio, dan h3 = 120 kg/ha pupuk hayati Petrobio. Masing – masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara dosis pupuk hayati dan pupuk N, P, K terhadap setiap parameter pengamatan komponen hasil dan hasil tanaman jagung hibrida P-12 di dataran medium Jatinangor. Pengaruh mandiri perlakuan dosis pupuk hayati h2 (90 kg/ha) rata – rata memberikan pengaruh terbaik terhadap komponen hasil dan hasil tanaman jagung yaitu terhadap diameter tongkol, jumlah baris biji per tongkol, jumlah biji per tongkol, bobot biji pipilan kering per tanaman dan indeks panen, sedangkan pengaruh mandiri perlakuan dosis pupuk N, P, K k2 (75 % N,P,K) memberikan pengaruh terbaik terhadap komponen hasil dan hasil yaitu pada panjang tongkol, bobot 100 biji dan bobot biji pipilan kering per tanaman.Kata kunci : Jagung, Pupuk Hayati, Pupuk N,P,K Abstract The Aim of the research was to study the influence of interaction and combination exactly between  dosage of biofertilizer and N, P, K fertilizer on Growth and Yield Corn (Zea mays L.) P-12 Hibrid.  The experiment at The Experimental Station in Jatinangor, Faculty of Agriculture, University of Padjadjaran, with an altitude of about 760 meter above sea level, soil type incepticols and type of climate D3 based on Oldeman method. The experimental design used was Randomized Block Design (RBD), factorial pattern using two factors and three replications. The first factor was N, P, K fertilizer Dosage (K), consisted of three levels, K1 = 100% N, P, K fertilizer, K2 = 75% N, P, K fertilizer, and K3 = 50% N, P, K fertilizer. The second factor were biofertilizer dosage (H), consisted of three levels, h1 = 60 kg/ha biofertilizer Petrobio, h2 = 90 kg/ha biofertilizer Petrobio, and h3 = 120 kg/ha biofertilizer Petrobio. The result of this research indicates that there not were interaction between biofertilizer dosage with N, P, K fertilizer dosage to every observation parameter of growth and result of corn crop hibrida P-12 in medium plain Jatinangor.  Single influence of treatment of biofertilizer h2 (90kg/ha) average of giving best influence to yield component and result of corn crop that is to cob diameter, number of seed lines per cob, number of seeds per cob, seed wight seed drought per cob and harvest index. Single influence of treatment of N, P, K fertilizer dose gives best influence of k2 (75% N, P, K) to yield component and result att cob length, wight 100 seeds and wight seed drought per crop.Keywords : Maize, Biofertilizer, N,P,K Fertilizer
RESPONS MASYARAKAT TERHADAP PENGENALAN TANAMAN GANDUM DAN PRODUK-PRODUKNYA DI DESA ARJASARI KECAMATAN ARJASARI KABUPATEN BANDUNG Wicaksono, Fiky Yulianto; Maxiselly, Yudithia; Nurmala, Tati; Suherman, Putri Utami; Fauzan, Alfika; Nurdin, Andala Muhamad
Dharmakarya Vol 7, No 1 (2018): Maret
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.638 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v7i1.14740

Abstract

Desa Arjasari adalah sebuah desa yang berada di pegunungan yang terletak di kaki gunung Malabar, Kabupaten Bandung. Sebagian besar wilayah terdiri dari dari lahan pertanian. Sebagian besar mata pencaharian warga adalah buruh tani dan petani. Salah satu masalah usaha tani di desa Arjasari adalah diversifikasi tanaman yang diusahakan dan ketidakmampuan petani untuk menanam tanaman selama musim kemarau. Gandum dapat dijadikan salah satu komoditas untuk diversifikasi dan relatif tahan terhadap kekeringan di daerah dengan kelembaban tinggi sehingga dapat ditanam di musim kemarau. Pengenalan tanaman gandum dan produk-produknya di Desa Arjasari memiliki tujuan mensosialisasikan tanaman gandum di masyarakat sehingga masyarakat tertarik mengembangkannya, diantaranya dengan cara meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai kegunaan tanaman gandum, teknik budidayanya, serta produk-produknya. Kegiatan ini menggunakan metode penyuluhan tanaman gandum, produk gandum, serta teknik budidayanya, dan pembuatan demplot partisipatif. Kuesioner dibagikan pada peserta penyuluhan sebelum dan sesudah penyuluhan. Data yang diperoleh dari kuesioner kemudian dianalisis menggunakan uji statistik deskriptif. Waktu pelaksanaan dari bulan Juli hingga November 2017. Sasaran kegiatan ini adalah ibu-ibu PKK dan wanita tani. Respons masyarakat terhadap pengenalan tanaman gandum dan produk-produknya di Desa Arjasari sangat baik. Hal ini terlihat setelah penyuluhan bahwa masyarakat tertarik menanam gandum dan membuat produk-produk dari gandum. Variabel yang berhubungan dengan ketertarikan masyarakat mengembangkan gandum adalah umur, pengenalan produk sebelumnya, pernah tanam sebelumnya, dan minat menambah penghasilan. Kata kunci: gandum, arjasari, lahan kering
Respons tanaman gandum akibat pemberian sitokinin berbagai konsentrasi dan waktu aplikasi di dataran medium Jatinangor Fiky Yulianto Wicaksono; Asyifa Fiani Putri; Yuyun Yuwariah; Yudithia Maxiselly; Tati Nurmala
Kultivasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.86 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i2.13805

Abstract

SariPertumbuhan dan hasil gandum (Triticum aestivum L.) diketahui dapat ditingkatkan dengan pemberian sitokinin. Sitokinin berperan juga dalam menunda penuaan daun gandum dan mengurangi cekaman panas di dataran medium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi berbagai konsentrasi sitokinin dengan berbagai waktu aplikasinya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman gandum. Penelitian menggunakan metode percobaan yang dilakukan di kebun percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang mulai bulan November 2016 sampai dengan Februari 2017. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok, sementara rancangan perlakuan adalah faktorial. Perlakuan terdiri dari dua faktor, yaitu konsentrasi sitokinin (3 taraf) dan waktu aplikasi (5 taraf). Semua perlakuan diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi pada komponen panjang malai. Faktor konsentrasi sitokinin memberikan pengaruh mandiri pada jumlah gabah hampa, sementara waktu aplikasi memberikan pengaruh mandiri pada tinggi tanaman 6 minggu setelah tanam (MST), kandungan klorofil, dan jumlah gabah hampa. Panjang penyinaran yang pendek selama penelitian menyebabkan hasil tanaman tidak optimal. Penelitian lanjutan dapat dilakukan di panjang penyinaran ideal untuk memvalidasi penelitian ini. Kata kunci: gandum, sitokinin, konsentrasi, waktu aplikasi 
Pengaruh pemberian gibberellin dan sitokinin pada konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil gandum (Triticum aestivum L.) di dataran medium Jatinangor Fiky Yulianto Wicaksono; Tati Nurmala; Aep Wawan Irwan; Annisa Sarah Utami Putri
Kultivasi Vol 15, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.487 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v15i1.12004

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman gandum yang maksimum di dataran medium melalui pemberian giberelin dan sitokinin dengan konsentrasi yang berbeda. Percobaan dilakukan sejak Maret hingga Agustus 2015 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padja-djaran, Jatinangor, dengan ketinggian tempat yaitu ± 750 m di atas permukaan laut.Rancangan percobaan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan rancangan perlakuan faktorial. Perla-kuan terdiri dari dua faktor, masing-masing terdiri dari tiga taraf,yang diulang tiga kali. Faktor pertama adalah konsentrasi giberelin, terdiri dari taraf 150 ppm, 250 ppm, dan 350 ppm. Faktor kedua adalah konsentrasi sitokinin, terdiri dari taraf 20, 40, dan 60 ppm. Perbedaan nilai rata-rata tarafdiuji dengan Duncan Multiple Range Test pada taraf nyata 5%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi terha-dap komponen pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah anakan, dan indeks luas daun), dan komponen hasil (panjang malai) sehingga pem-berian konsentrasi sitokinin dapat menurunkan konsentrasi giberelin. Giberelin dan sitokinin mengurangi jumlah biji karena memicu biji steril. Kata kunci: Gandum ∙ Giberelin ∙ Sitokinin
Effectiveness of water hyacinth compost and N, P, K, S fertilizer on S-available, S uptake, protein content, and yield of shallot in Inceptisols from Jatinangor Emma Trinurani Sofyan; Fajar Akbar Gumelar; Anni Yuniarti; Benny Joy; Fiky Yulianto Wicaksono
Kultivasi Vol 22, No 1 (2023): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v22i1.38589

Abstract

. Water hyacinth (Eichhornia crassipes) is a source of organic matter that can be used as compost to improve the soil quality and productivity of shallots. Shallots are horticultural commodities that have various benefits. Inceptisol soils dominate Indonesia, with an area of 37.5% of Indonesia's land area but have low soil fertility. Soil fertility can be increased by optimal fertilization. This experiment aimed to determine the dose of water hyacinth compost and nitrogen (N), phosphor (P), potassium (K), sulfur (S) fertilizer which gave the best effect on increasing available S, S uptake, protein content, and yield of shallots. The experiment was conducted from July to October 2021 at the Experimental Garden of the Laboratory of Soil Chemistry and Plant Nutrition, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. The experiment used a Randomized Block Design, consisting of seven treatments repeated four times. The recommended fertilizer doses used are 200 kg Urea, 500 kg ZA, 300 kg SP-36, and 200 kg KCl. The compost used was water hyacinth compost at a 25 t/ha dose. The results of this experiment showed that the treatment of ¾ compost + ¾ doses of N, P, K, and S was the best in increasing available S (26.79 mg kg-1), S uptake (7.03 mg/plant), protein content (0.95%), colors and shallot yield (number of tubers, fresh weight, and dry weight) on Inceptisols from Jatinangor.
Pendugaan Parameter Genetik Karakter Komponen Hasil dan Hasil Hanjeli (Coix lacryma-jobi L.) di Jatinangor Warid Ali Qosim; Utarie Ayu Ningtias; Anas Zubair; Farida Damayanti; Fiky Yulianto Wicaksono; Meddy Rachmadi; Suseno Amien
Zuriat Vol 34, No 2 (2023): September, 2023
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v34i2.49820

Abstract

Hanjeli merupakan tanaman serealia yang potensial dikembangkan sebagai sumber pangan alternatif. Keberhasilan proses seleksi diperlukan untuk memperoleh varietas hanjeli berdaya hasil tinggi. Evaluasi karakter komponen hasil dan hasil pada tanaman hanjeli dapat diketahui melalui pendugaan parameter genetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai variabilitas genetik, heritabilitas, serta korelasi antar karakter komponen hasil dan hasil. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, pada bulan Maret sampai bulan Agustus tahun 2022. Perlakuan terdiri dari 21 genotipe hanjeli dan tiga genotipe cek yang disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai variabilitas genetik sempit pada karakter yang diamati kecuali jumlah biji pertanaman dan umur panen. Nilai heritabilitas menunjukkan kategori sedang dan rendah. Nilai heritabilitas sedang terdapat pada karakter tinggi tanaman, berat 100 biji, jumlah biji pertanaman, umur berbunga dan umur panen. Karakter bobot biji pertanaman berkorelasi positif nyata dengan jumlah biji pertanaman dan hasil panen perhektar. Karakter tinggi tanaman berkorelasi positif nyata dengan jumlah srisip, jumlah ruas, diameter batang dan umur berbunga. Karakter diameter batang berkorelasi positif nyata dengan jumlah daun. Korelasi negatif terdapat pada karakter jumlah biji per tanaman dengan bobot 100 biji. Karakter jumlah biji pertanaman dapat digunakan sebagai kriteria seleksi karena memiliki variabilitas genetik yang luas serta berkorelasi nyata positif dengan hasil panen.
Hasil dan Kualitas Rumput Gandum akibat Priming dan Pengaturan Suhu Penyimpanan Benih Wicaksono, Fiky Yulianto; Sausan, Nida Hanun; Kadapi, Muhamad
Agrikultura Vol 33, No 3 (2022): Desember, 2022
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v33i3.41683

Abstract

Rumput gandum atau wheatgrass (Triticum aestivum L.) merupakan tanaman gandum muda yang berasal dari benih gandum. Konsumen seringkali tidak dapat menghabiskan langsung benih gandum untuk dijadikan rumput gandum, sehingga benih gandum sisa harus disimpan yang akhirnya menyebabkan kemunduran kualitas rumput gandum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu  penyimpanan benih dan konsentrasi nutrisi terhadap hasil dan kualitas wheatgrass secara hidroponik yang diperoleh dari benih pada dua kondisi suhu  penyimpanan selama empat bulan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Produksi Tanaman Pangan, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang diberi enam perlakuan kombinasi suhu penyimpanan dengan konsentrasi nutrisi yang diulang lima kali. Perlakuan suhu penyimpanan terdiri dari suhu ruang (23-28°C) dan suhu rendah (5-6°C), sementara konsentrasi nutrisi AB mix yang digunakan sebagai perlakuan yaitu 0 ppm, 500 ppm, dan 1000 ppm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suhu penyimpanan dan penambahan nutrisi memberikan pengaruh terhadap  persentase daya kecambah, tinggi bibit, bobot segar pupus, bobot kering pupus, dan kandungan klorofil, namun tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Penyimpanan benih pada suhu rendah dan penambahan AB mix 500 ppm menunjukkan peningkatan daya kecambah, tinggi bibit, bobot segar pupus, dan bobot kering pupus, serta kandungan klorofil wheatgrass dari benih dibandingkan perlakuan lainnya.